Home » » Bagaimana cara Menjadi bahagia? (How to be happy?)

Bagaimana cara Menjadi bahagia? (How to be happy?)

Written By Regina Kim on Rabu, 13 Juli 2011 | 05.31


Seorang pemuda mendatangi orang tua bijak yang tinggal di sebuah desa yang begitu damai. Setelah
menyapa dengan santun, si pemuda menyampaikan maksud dan tujuannya. “Saya menempuh perjalanan jauh ini untuk menemukan cara membuat diri sendiri selalu bahagia, sekaligus membuat orang lain selalu gembira.”


Sambil tersenyum bijak, orang tua itu berkata, “Anak muda, orang seusiamu punya keinginan begitu, sungguh tidak biasa. Baiklah, untuk memenuhi keinginanmu, paman akan memberimu
empat kalimat. Perhatikan baik-baik ya…”


“Pertama, anggap dirimu sendiri seperti  orang lain!” Kemudian, orang tua itu bertanya,
“Anak muda, apakah kamu mengerti kalimat pertama ini? Coba pikir baik-baik dan beri tahu paman
apa pengertianmu tentang hal ini.'' Si pemuda menjawab, “Jika bisa menganggap diri saya seperti orang lain, maka saat saya menderita, sakit dan sebagainya, dengan sendirinya perasaan sakit itu akan jauh berkurang.  Begitu juga sebaliknya, jika saya mengalami kegembiraan yang luar  biasa, dengan menganggap diri sendiri seperti orang lain, maka kegembiraan tidak akan membuatku lupa diri. Apakah betul, Paman?” Dengan wajah senang, orang tua itu  mengangguk-anggukkan kepala dan melanjutkan kata-katanya.
 

“Kalimat kedua, anggap orang lain seperti dirimu sendiri!” Pemuda itu berkata, ” Dengan menganggap
orang lain seperti diri kita, maka saat orang lain sedang tidak  beruntung, kita bisa berempati, bahkan mengulurkan tangan untuk membantu. Kita juga bisa menyadari akan kebutuhan dan keinginan orang
lain. Berjiwa besar serta penuh toleransi. Betul, Paman?”

Dengan raut wajah makin cerah, orang tua itu kembali mengangguk-anggukkan kepala. Ia berkata,
 

“Lanjut ke kalimat ketiga. 
Perhatikan kalimat ini baik-baik, anggap orang lain seperti mereka sendiri!”
Si anak muda kembali mengutarakan pendapatnya, “Kalimat ketiga ini menunjukkan bahwa kita harus
menghargai privasi orang lain, menjaga hak asasi setiap manusia dengan sama dan sejajar. Sehingga, kita tidak perlu saling menyerang wilayah dan menyakiti orang lain. Tidak saling mengganggu. Setiap orang berhak menjadi dirinya sendiri. Bila terjadi ketidakcocokan atau perbedaan pendapat, masing-masing bisa saling menghargai.”Kata orang tua itu, “Bagus, bagus sekali! Nah, kalimat keempat: anggap dirimu sebagai dirimu sendiri! Paman telah menyelesaikan semua jawaban atas pertanyaanmu. Kalimat yang  terakhir memang sesuatu yang sepertinya tidak biasa. Karena itu, renungkan baik-baik.'' Pemuda itu tampak kebingungan. Katanya,  “Paman, setelah memikirkan keempat kalimat tadi, saya merasa ada ketidakcocokan, bahkan ada yang kontradiktif. 


Bagaimana caranya saya bisa merangkum keempat kalimat tersebut menjadi satu? Dan, perlu waktu berapa lama untuk mengerti semua kalimat Paman sehingga aku bisa selalu gembira dan sekaligus bisa membuat orang lain juga gembira?”

Spontan, orang tua itu menjawab, “Gampang. Renungkan dan gunakan waktumu seumur hidup untuk belajar dan  mengalaminya sendiri.” anak muda ! dengarkanlah baik baik,kata orang tua bijak tersebut ''Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk  belajar mencintai kehidupan dan berinteraksi dengan manusia lain di muka bumi ini. 


Selama kita mampu menempatkan diri, tahu dan mampu menghargai hak-hak orang lain, serta mengerti keberadaan jati diri sendiri di setiap jenjang proses kehidupan, maka kita akan menjadi manusia yang lentur. Dengan begitu, di mana pun kita bergaul dengan manusia lain, akan selalu timbuk kehangatan, kedamaian, dan kegembiraan. Sehingga, kebahagiaan hidup akan muncul secara alam"
maka dari itulah,orang tua bijak itu berpesan bahwa dalam hidup ini kita harus memilik empat rasa,yaitu
simpati empati etika & estetika..
Share this article :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger