Latest Post

~The wisdom of fact~

Written By Regina Kim on Minggu, 31 Juli 2011 | 20.56

 Bukan berat Beban yang membuat Kita Stress,
Tetapi lamanya Kita memikul beban tersebut. (By
Stephen Covey)

Pada saat memberikan kuliah tentang Manajemen
Stress, Stephen Covey mengangkat segelas air 
Dan bertanya kepada para siswanya: "Seberapa
Berat menurut anda kira segelas air ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 gr sampai
500 gr. "Ini bukanlah masalah berat absolutnya,
Tapi tergantung berapa lama anda memegangnya." 
Kata Covey.

"Jika saya memegangnya selama 1 menit, tidak
Ada masalah. Jika saya memegangnya selama 1
Jam, lengan kanan saya akan sakit. Dan jika saya
Memegangnya selama 1 Hari penuh, mungkin
Anda 
Harus memanggilkan ambulans untuk saya.
Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama
Saya memegangnya, maka bebannya akan
Semakin berat."

"Jika Kita membawa beban Kita terus menerus,
Lambat laun Kita tidak akan mampu membawanya 
Lagi. Beban itu akan meningkat beratnya." lanjut
Covey. "Apa yang harus Kita lakukan adalah
Meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak
Sebelum mengangkatnya lagi". Kita harus
Meninggalkan beban Kita secara periodik, agar Kita 
Dapat lebih segar & mampu membawanya lagi.

Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sore
Ini, tinggalkan beban pekerjaan. Jangan bawa
Pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok.
Apapun beban yang Ada dipundak anda Hari ini, 
Coba tinggalkan sejenak jika bisa. Setelah
Beristirahat nanti dapat diambil lagi.

Hidup ini singkat, jadi cobalah menikmatinya Dan
Memanfaatkannya...
Hal terindah Dan terbaik di dunia ini tak dapat
Dilihat, atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di
Relung hati Kita.

Start the day with smile and have a good day

Don't forget to pray before U start ur day 

~Jika kamu memancing ikan.~

 Setelah ikan itu terlekat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu....
Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja....
Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup. Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang... 
Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya....
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja....
Karena dia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat
melupakan segalanya selagi dia mengingatmu.... 
Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada
takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh.... cukuplah
sekadar keperluanmu....

Apabila sekali ia retak.... tentu sukar untuk kamu menambalnya semula....
Akhirnya ia dibuang....
Sedangkan jika kamu coba membaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan
lagi....

Begitu juga jika kamu memiliki seseorang, terimalah seadanya....
Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya
begitu istimewa....
Anggaplah dia manusia biasa.
Apabila sekali dia melakukan kesilapan bukan mudah bagi kamu untuk
menerimanya.... akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya. 
Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus
hingga ke akhirnya.... 

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi... yang kamu pasti baik untuk
dirimu.
Mengenyangkan. Berkhasiat.
Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain..
Terlalu ingin mengejar kelezatan.
Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya.
Kamu akan menyesal. 
Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan..... yang kamu
pasti membawa kebaikan kepada dirimu.
Menyayangimu. Mengasihimu.
Mengapa kamu berlengah, coba membandingkannya dengan yang lain.
Terlalu mengejar kesempurnaan.
Kelak, kamu akan kehilangannya apabila dia menjadi milik orang lain
Kamu juga yang akan menyesal. 

~Dont judge the book by its cover~

 Suatu sore, seorang pemuda datang ke sebuah restoran yang menjual ayam goreng dan membeli 9 potong ayam. Ia membawa ayam gorengnya ke taman, untuk dinikmati bersama kekasihnya di bawah sinar rembulan yang romantis.
Ketika membuka bungkusan ayam goreng itu, pemuda itu terkejut. Bukan ayam yang didapatinya, melainkan uang hasil penjualan restoran itu sebanyak 10jt rupiah. Pemuda itu kemudian mengembalikan uang itu dan meminta ayam goreng sebagai gantinya.

Pemilik restoran, merasa kagum atas kejujuran si pemuda, menanyakan namanya dan mengatakan hendak menelpon wartawan surat kabar dan stasiun televisi agar membuat cerita tentang si pemuda. Ia akan menjadi pahlawan, sebuah contoh nilai kejujuran dan moral yang akan mengilhami yang lain!

Namun pemuda yang sedang lapar itu menolaknya. "Kekasihku sedang menunggu. Aku hanya ingin ayam gorengku."
Pemilik restoran menjadi semakin kagum atas sikap si pemuda yang begitu rendah hati. Ia memohon agar diijinkan menceritakan kejadian itu kepada wartawan.
Pada saat itulah si pemuda jujur menjadi marah dan meminta ayam gorengnya.

"Aku tidak mengerti" kata pemilik restoran. "Anda adalah satu-satunya pemuda jujur di tengah dunia yang tidak jujur! Ini merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengatakan kepada dunia bahwa masih ada orang-orang jujur yang mau bertindak benar. Saya mohon, beritahukan nama Anda dan juga nama wanita itu. Apakah ia istrimu?"

"Itulah masalahnya," kata si pemuda. "Istriku ada di rumah. Wanita di dalam mobil itu adalah kekasihku. Sekarang berikan ayamku agar aku dapat pergi dari sini."

*Moral of the story :**
**Mudah untuk terlihat baik di depan orang-orang yang tidak mengenal kita.**
**Banyak di antara kita yang melakukan perbuatan baik di sana sini, ** 
**pergi ke tempat ibadah, berkata benar, dan semua orang mengira kita ** **adalah** **sosok ideal yang sebenarnya tidak demikian.**

Yang terpenting adalah apa yang ada di dalam hatimu. Tidaklah Penting** 
**berapa banyak hal yang kau perbuat atau apa yang orang lain kira tentang dirimu.**
**Yang penting adalah hal yang terdalam.** **Jangan lakukan sesuatu supaya orang lain menyukaimu atau supaya** **seseorang kagum padamu - lakukan sesuatu untuk dirimu sendiri, jadikan** **dirimu** **seseorang yang lebih baik. *

~Yang Cewek Inginkan Tapi Tidak Dia Katakan~

 Wanita atau cewek adalah makluk ciptaan Tuhan yang kadang sangat membingungkan. Pernahkah Anda mengalami saat-saat yang membingunkan dengan pasangan wanita Anda seperti dia yang ngambek atau marah tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Kadang Anda dibuat bingung seribu keliling karena wanita yang Anda sayangi berubah menjadi seseorang yang berbeda sama sekali.

Wanita banyak berpikir dengan menggunakan perasaan, kadang apa yang ia inginkan tidak ia katakan, karena ia ingin mengetahui seberapa besar perhatian dan cinta pasangannya kepada dirinya. Perlu perasaan yang peka dari Anda untuk mengetahui apa yang ia inginkan. Beberapa hal dibawah ini mungkin bisa membantu Anda memahami keinginan wanita

yang kadang tidak ia katakan. Dijamin akan membuat Anda dan dia makin mesra dan lengket seperti surat dan perangko.
 
1. pegang pinggangnya

2. ajak ngobrol (jangan diem-dieman)

3. berbagi rahasia dengannya

4. beri dia baju yang manis

5. cium dia perlahan (yang ini jangan gan)

6. peluk dia

7. dekap dia

8. tertawa bersamanya

9. undang dia ke suatu tempat

10. pergi bersama teman-teman atau geng mu bersamanya, dan jangan kacangin doi.

11. tersenyum bersamanya

12. foto bersamanya

13. tarik dia ke pangkuan anda

14. ketika ia mengatakan mencintai mu, sangkalah. bilang bahwa kau lebih mencintainya

15. ketika ada lelaki mengatakan cintanya kepada wanita mu. peluk wanita mu lembut, tatap matanya dan katakan kamu lebih mencintainya dari siapapun.

16. peluk dan katakan hai dimana pun kamu bertemu dengannya (di indonesia agak susah gan)

17. cium dia mendadak (agak susah)

18. peluk dia dari belakang, peluk pinggannya dengan hangat

19. katakan bahwa ia cantik

20. katakan apa yang kamu suka dari dia

21. bukakan pintu untuknya, antar dia sampai ke mobilnya, dia akan merasa terlindungi

22. katakan bahwa ialah segalanya bagimu

23. jika ada kesalah pahaman, langsung peluk dan katakan betapa kamu peduli padanya

24. buat dia merasa dicintai

25. cium dia didepan teman-teman perempuan yang kamu dan dia kenal

26. jangan berbohong kepadanya

27. jangan menipunya

28. ikut dia kemanapun dia mau

29. sms dia pagi atau malam dan katakan betapa kau rindu

30. ada saat kapanpun, ketika ia butuh atau tidak.

31. dekap dia ketika ia kedinginan sehingga ia dapat mendekapmu juga

32. ketika kamu sendiri peluk dan cium dia

33. cium pipinya dengan lembut, jangan dengan nafsu.

34. ketika di bioskop rangkul dia sehingga ia tertidur di bahumu

35. jangan pernah menyuruhnya pergi bahkan ketika kamu marah..

36. ketika orang mengabaikannya, berdirilah untuknya

37. tatap matanya dengan penuh cinta

38. berbaring bersamanya di bawah bintang sehingga kau dapat mendekapnya

39. ketika jalan berdua pegang tangannya

40. peluk dia dengan lembut dan hangat sampai ia minta dilepaskan

41. telepon dia dan katakan “have a nice dream”

42. hapus air matanya ketika ia menangis

43. jalan malam bersamanya, dan buat ia merasa aman

44. selalu ingatkan bahwa kau mencintainya

45. ketika kamu putus jangan kaya orang bodoh tapi lakukan sesuatu seperti lelaki sejati

46. ketika jalan berdua, petik bunga yang bagus, selipkan diantara telinganya, cium pipinya dengan lembut dan katakan bahwa ia manis (favorit ane gan)

47. beri ia waktu untuk bersama keluarga atau temannya. jangan marah ketika kamu diabaikan. karena semua orang butuh break.

~Ceritakan Pada Dunia Untukku~

 Sekitar 14 tahun yang lalu, saya berdiri menyaksikan para mahasiswaku berbaris memasuki kelas untuk mengikuti kuliah pertama tentang Teologi Iman. Pada hari itulah untuk pertama kalinya saya melihat Tommy. Dia sedang menyisir rambutnya yang terurai sampai sekitar 20 cm di bawah bahunya. Penilaian singkatku: dia seorang yang aneh – sangat aneh. Tommy ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Dia terus-menerus mengajukan keberatan. Dia juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa pamrih.

Ketika dia muncul untuk mengikuti ujian di akhir kuliah, dia bertanya dengan agak sinis, “Menurut Pastor apakah saya akan pernah menemukan Tuhan?”

“Tidak,” jawabku dengan sungguh-sungguh.

“Oh,” sahutnya. “Rasanya Anda memang tidak pernah mengajarkan bagaimana menemukan Tuhan.”

Kubiarkan dia berjalan sampai lima langkah lagi dari pintu, lalu kupanggil. “Saya rasa kamu tak akan pernah menemukan-Nya. Tapi saya yakin, Dialah yang akan menemukanmu.”

Tommy mengangkat bahu, lalu pergi. Aku merasa agak kecewa karena dia tidak bisa menangkap maksud kata-kataku.

Kemudian kudengar Tommy sudah lulus, dan saya bersyukur. Namun kemudian tiba berita yang menyedihkan: Tommy mengidap kanker yang sudah parah. Sebelum saya sempat mengunjunginya, dia yang lebih dulu menemui saya. Saat dia melangkah masuk ke kantor saya, tubuhnya sudah menyusut dan rambutnya yang panjang sudah rontok karena pengobatan dengan kemoterapi. Namun matanya tetap bercahaya dan suaranya, untuk pertama kalinya, terdengar tegas.

“Tommy! Saya sering memikirkanmu. Katanya kamu sakit keras?” tanyaku langsung.

“Oh ya, saya memang sakit keras. Saya menderita kanker. Waktu saya hanya tinggal beberapa minggu lagi.”

“Kamu mau membicarakan itu?”

“Boleh saja. Apa yang ingin Pastor ketahui?”

“Bagaimana rasanya baru berumur 24 tahun, tapi kematian sudah menjelang?”

Tommy menjawab, “Ini lebih baik ketimbang jadi lelaki berumur 50 tahun namun mengira bahwa minum minuman keras, bermain perempuan dan memburu harta adalah hal-hal yang ‘utama’ dalam hidup ini.”

Lalu dia mengatakan mengapa dia menemuiku. “Sesuatu yang Pastor pernah katakan pada saya pada hari terakhir kuliah Pastor. Saya bertanya waktu itu apakah saya akan pernah menemukan Tuhan, dan Pastor mengatakan ‘tidak’! Jawaban yang sungguh mengejutkan saya. Lalu, Pastor mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan menemukan saya. Saya sering memikirkan kata-kata Pastor itu, meskipun pencarian Tuhan yang saya lakukan pada masa itu tidaklah sungguh-sungguh. Tetapi, ketika dokter mengeluarkan segumpal daging dari pangkal paha saya,” Tommy melanjutkan “dan mengatakan bahwa gumpalan itu ganas, saya pun mulai serius melacak Tuhan. Dan ketika tumor ganas itu menyebar sampai ke organ-organ vital, saya benar-benar menggedor-gedor pintu surga. Tapi tak terjadi apa pun. Lalu, saya terbangun di suatu hari, dan saya tidak lagi berusaha keras mencari-cari pesan itu. Saya menghentikan segala usaha itu. Saya memutuskan untuk tidak peduli sama sekali pada Tuhan, kehidupan setelah kematian, atau hal-hal sejenis itu.”

“Saya memutuskan untuk melewatkan waktu yang tersisa melakukan hal-hal penting,” lanjut Tommy. “Saya teringat tentang Pastor dan kata-kata Pastor yang lain: Kesedihan yang paling utama adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan pada orang yang kaucintai bahwa kau mencintai mereka. Jadi saya memulai dengan orang yang tersulit: ayah saya.”
Ayah Tommy waktu itu sedang membaca koran saat anaknya menghampirinya.
“Pa, aku ingin bicara.”
“Bicara saja.”
“Pa, ini penting sekali.”
Korannya turun perlahan 8 cm. “Ada apa?”
“Pa, aku cinta Papa. Aku hanya ingin Papa tahu itu.”

Tommy tersenyum padaku saat mengenang saat itu. “Korannya jatuh ke lantai. Lalu ayah saya melakukan dua hal yang seingatku belum pernah dilakukannya. Ia menangis dan memelukku. Dan kami mengobrol semalaman, meskipun dia harus bekerja besok paginya.”

“Dengan ibu saya dan adik saya lebih mudah,” sambung Tommy. “Mereka menangis bersama saya, dan kami berpelukan, dan berbagi hal yang kami rahasiakan bertahun-tahun. Saya hanya menyesalkan mengapa saya harus menunggu sekian lama. Saya berada dalam bayang-bayang kematian, dan saya baru mulai terbuka pada semua orang yang sebenarnya dekat dengan saya.”

“Lalu suatu hari saya berbalik dan Tuhan ada di situ. Ia tidak datang saat saya memohon pada-Nya. Rupanya Dia bertindak menurut kehendak-Nya dan pada waktu-Nya. Yang penting adalah Pastor benar. Dia menemukan saya bahkan setelah saya berhenti mencari-Nya.”

“Tommy,” saya tersedak, “Menurut saya, kata-katamu lebih universal daripada yang kamu sadari. Kamu menunjukkan bahwa cara terpasti untuk menemukan Tuhan adalah bukan dengan membuatnya menjadi milik pribadi atau penghiburan instan saat membutuhkan, melainkan dengan membuka diri pada cinta kasih.”

“Tommy,” saya menambahkan, “boleh saya minta tolong? Maukah kamu datang ke kuliah Teologi Iman dan mengatakan kepada para mahasiswa saya apa yang baru kamu ceritakan?”

Meskipun kami menjadwalkannya, ia tak berhasil hadir hari itu. Tentu saja, karena ia harus berpulang. Ia melangkah jauh dari iman ke visi. Ia menemukan kehidupan yang jauh lebih indah daripada yang pernah dilihat mata kemanusiaan atau yang pernah dibayangkan. Sebelum ia meninggal, kami mengobrol terakhir kali.

“Saya tak akan mampu hadir di kuliah Bapak,” katanya.

“Saya tahu, Tommy.”

“Maukah Bapak menceritakannya untuk saya? Maukah Bapak menceritakannya pada dunia untuk saya?”

“Ya, Tommy. Saya akan melakukannya.”

~Sedikit Renungan~

 Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.

Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara.
Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.

Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal dirumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.

Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan iaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.

Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukan nya.

Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.

Tapi apa yang saya dapatkan ? setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.

Lalu saya tinggal dirumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita idalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya dimanakah hati nurani mereka?

Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.

Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengana kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.

Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat - sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.

Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang opa.

Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.

Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.

Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian ?

Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.

Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.

Jika kamu menerima e-mail ini berarti masih ada orang yang peduli kepadamu untuk mengingatkan jasa kedua orang tuamu.

When was the last time you chat to your parent?
THEY NEED YOU! 

KISS (Keep It Simple Stupid)

 Ini bagus , memang kadang2 kita disekolahin tinggi2 malah bikin kita jadi mikir yang susah2, padahal penyelesaiannya bisa jadi sangat mudah, naif, dan terkadang agak tolol. Heheheh........

Efisiensi adalah suatu hal yang penting di dalam dunia manajemen. Sebagai seorang anggota tim yang baik, kita memiliki tanggung jawab bukan hanya dalam membawa tim kita mencapai tujuan bersama, tetapi juga tanggung jawab dalam mencari cara terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang terjadi. Tetapi seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

~Bagaimana Kita Menyikapi Perbedaan~

 Bila kita berbicara tentang sebuah kata perbedaan rasanya takkan ada habis waktu. 
Perbedaan seringkali membuat kita mudah terjebak pada pergesekan, perselisihan, 
ketidaksalingpahaman, hingga permusuhan dan baku hantam di meja perundingan 
pun seakan begitu mudah terjadi. Tak heran sebagian dari kita lebih menyukai untuk 
memeras seluruh energi, pikiran, dan waktu dalam diskusi-diskusi dan pembicaraan 
untuk sebuah perbedaan yang sederhana saja hanya demi sebuah kepuasan hati yang 
tak perlu. 
Aha .. semestinya memang kita jangan berharap untuk mencapai sebuah kesepakatan 
dengan semua orang. Pahamilah oleh kita bahwa ketenangan hati tidaklah pasti tercipta 
karena semua orang mengganggukan kepala sebagai petanda setuju dengan apa yang 
kita sampaikan. Di sisi lainpun saat semua orang yang mendukung kita sekalipun tidak 
akan selalu menciptakan suatu keharmonisan yang kita damba, bukan! 
Nampaknya kita perlu menyadari bahwa setiap manusia pasti berbeda baik dengan ribuan 
alasan dan pendapat yang dimilikinya meski hidup dalam kondisi alam yang sama. Termasuk 
dalam isi kepala kita pun begitu banyak pikiran campur aduk menjadi satu tanpa harus merasa 
berdesakan satu sama lain. Masing-masing pikiran mengisi ruang-ruangnya yang ada dalam 
otak kepala kita. Itulah sebabnya setiap orang mempunyai dunia dan keunikannya masing- 
masing. Mungkin saja menurut seseorang yang kurang waras kitalah yang dianggap sebagai 
tidak waras, menurut teman saudara istri atau suami bahkan bawahan kita sekalipun kitalah 
yang kadang dianggap tidak mengerti dengan pemahamannya. 
Mulailah kita mencoba untuk belajar memahami, menerima dan menghargai segala bentuk 
perbedaan. Dan seharusnya pula kita menghormati ketidak setujuan orang lain atas 
pendapat kita. Ketidakmampuan kita menerima perbedaan mengakibatkan perilaku 
kita terhadap orang yang berbeda menjadi sangat berbeda. Bahkan yang lebih buruk kita 
menyeret orang lain untuk ikut serta dalam ketidak terimaan kita atas perbedaan orang lain. 
Pemaksaan kehendak bukanlah cara terpuji untuk mencapai kesepakatan. Keharmonisan 
diperoleh saat ketika kita bisa saling berjabatan tangan tanda sepakat untuk tidak sepakat. 
Seperti yang disampaikan oleh suhu Covey dengan istilah "win win or no deal" 
Kedamaian hati dicapai di kala kita tidak saling memaksakan kehendak menuju arah yang 
satu. Karena bumi bulat, kemana pun mata angin terarah, kelak tiba di tempat semula. Jadi, 
janganlah perbedaan membuat keharmonisan yang telah terbina menjadi lebur bercerai berai 
diterpa angin. Marilah memahami sebuah perbedaan dengan mencoba menyelami sejenak 
perbedaan dunia orang lain, dengan begitu akan memudahkan rasa simpati kita memandang 
sebuah perbedaan orang lain. Karena memang perbedaan bukan untuk dilenyapkan 
melainkan untuk dirayakan bukan. (Mohamad Yunus) 
Have a positive day! 

~Orang Bodoh Vs Orang Pintar ~

 1. Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya dia bisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus rekrut orang Pintar. 
Walhasil Bosnya orang pintar adalah orang bodoh.
2. Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia rekrut orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk keperluan orang bodoh.
3. Orang pintar belajar agar mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan kerja. 
Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar.
4. Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka disuruh orang pintar untuk membuatnya.
5. Orang Bodoh kayaknya susah untuk lulus sekolah hukum (SH), oleh karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undangnya orang bodoh.
6. Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu orang pintar percaya. Tapi selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada di atas.
7. Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar, walhasil orang orang pintar menjadi staffnya orang bodoh.
8. Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia PHK orang-orang pintar yang berkerja. Tapi orang-orang pintar demo, Walhasil orang-orang pintar 'meratap-ratap' kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.
9. Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.
10. Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa dijadikan duit. Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan.
11. Bill Gates (Microsoft), Dell, Henry (Ford), Thomas Alfa Edison, Liem Siu Liong (BCA Group), Ali Markus (Maspion) adalah orang-orang Bodoh (tidak pernah dapat S1) yang kaya. Ribuan orang-orang pintar bekerja untuk mereka. Dan puluhan ribu jiwa keluarga orang pintar bergantung pada 'orang bodoh'.
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger