Latest Post

APAKAH QTA BISA MERAMAL MASA DEPAN QTA SENDIRI?

Written By Regina Kim on Senin, 16 Juni 2014 | 22.30


Tak perlu paranormal atau dukun, Anda bisa kok meramal sendiri masa yang akan datang....

Pernahkah Anda bertanya, apa tujuan Tuhan menciptakan usus buntu? Ternyata usus inilah yang menjadi hunian aman bagi bakteri baik ketika seseorang terkena diare. Saat semua isi perut terkuras habis, maka dalam usus inilah, para bakteri tersebut bernaung agar tetap bisa bertahan dan tidak ikut keluar dari tubuh, semua itu demi menyelamatkan sistem cerna orang itu sendiri.

Jadi jika ada maksud khusus bagi usus buntu , yang sepele dan kerap disangka tak berguna, maka pasti ada tujuan untuk setiap hal yang kita alami di dunia ini.

Ada tujuan mengapa kita lahir...
Ada tujuan mengapa kita dibesarkan di keluarga A, dan bukan keluarga B...
Ada tujuan mengapa kita harus diolok-olok...
Ada tujuan mengapa kita mesti mengalami pedihnya diabaikan orang lain...
Ada tujuan mengapa kita harus bekerja keras hingga malam hari...
Ada tujuan mengapa kita sampai bisa ditipu oleh teman sendiri...
Ada tujuan mengapa kita harus patah hati dan putus dengan si dia...

Coba Anda lanjutkan sendiri kalimat-kalimat tadi, untuk setiap perkara yang terpikirkan oleh benak Anda. Sebab selalu ada tujuan untuk semua itu. Tak pernah sebuah keadaan terjadi tanpa ada tujuan di baliknya. Tak pernah ada kejadian yang tak memiliki hikmah di dalamnya. Hal ini dikarenakan Tuhan Sang Pencipta bukanlah Tuhan yang sembarangan dalam mencipta. Ia membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing.

Dengan mencari tahu dan memahami tujuan serta hikmah di balik setiap peristiwa, maka kita akan lebih mudah membaca lembar-lembar buku kisah kehidupan diri sendiri.

Siapa tahu olokan itu justru membuat kita lebih terpacu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi?
Siapa tahu putus dengan si A malah memberi kita kesempatan untuk bertemu dengan si B yang jauh lebih baik?
Siapa tahu keluarga C tak seharmonis kelihatannya?
Siapa tahu diabaikan membuat kita belajar untuk tidak turut mengabaikan orang lain?

....dan seterusnya.....

RENUNGAN :
Kini, setelah merenungkan itu semua, Anda hanya tinggal melihat hasilnya saja. Apa yang berhasil dibentuk oleh masa lalu Anda, itulah masa yang sekarang Anda jalani. Dan, masa depan akan lahir akibat keputusan masa kini. Mudah bukan, kini siapa coba yang berani bilang Anda bahwa butuh peramal?

SUMBER: KapanLagi.com

KISAH DEWA YUE LAO SEN (DEWA JODOH)


Alkisah pada masa Dinasti Tang, ada seorang pemuda berusia 35 tahun yang bernama Wei Gu. Pada suatu hari ketika Wei Gu sedang berjalan di kota Song Cheng, dia melihat seorang laki-laki tua berambut dan berjenggot putih yang membawa tas hijau dan sejilid buku. Laki-laki tua tersebut sedang sibuk membaca sebuah buku di bawah penerangan cahaya bulan.

Didera oleh rasa penasaran, Wei Gu menghampiri dan bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan, Pak Tua?

Laki-laki tua itu menjawab, “Saya sedang memeriksa daftar pernikahan manusia. Di tas saya ada benang merah untuk mengikat kaki pasangan yang saling berjodoh.”

Wei Gu yang ingin tahu siapa jodohnya, bertanya lagi, “Kalau begitu, maukah Anda menunjukkan kepada saya siapa calon istri saya kelak?”

Kemudian Wei Gu dan laki-laki tua itu pergi bersama-sama ke sebuah pasar. Mereka melihat seorang wanita tua yang buta sedang menggendong seorang anak perempuan kecil berusia tiga tahun. Wanita tua ini adalah seorang penjual sayur yang miskin.

Laki-laki tua berkata kepada Wei Gu, “Anak perempuan kecil ini akan menjadi istrimu di masa depan.”

Mendengar hal ini si pemuda tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Hai Pak Tua, Anda ini ngomong sembarangan dan ngawur, mana mungkin anak kecil itu merupakan jodohku? Bukankah ia hanya seorang anak kecil dan tidak memiliki hubungan apapun denganku!”

Laki-laki tua tadi yang sesungguhnya merupakan Yue Lao hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Wei Gu sendirian.

Wei Gu berpikir bahwa hal tersebut sungguh sulit dipercaya. Dia menyuruh pelayannya untuk membunuh anak perempuan itu dengan pisau. Akan tetapi, pelayannya gagal membunuh anak kecil itu. Anak kecil itu hanya terpeleset dan jatuh. Kepalanya membentur tepi selokan hingga terluka. Pada saat itu, pelayan Wei Gu mengira anak itu sudah mati.

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, empat belas tahun telah berlalu. Wei Gu telah berhasil menjadi seorang pejabat kota Xiang Zhou yang cukup terpandang. Pada suatu hari, dia mengumumkan bahwa dia akan mengadakan sebuah pesta pernikahan besar-besaran. Wang Tai, gubernur Xiang Zhou menjodohkan Wei Gu dengan putrinya dan mempersatukan mereka dalam sebuah ikatan pernikahan. Putrinya adalah seorang wanita yang sangat cantik.

Setelah pesta yang meriah itu usai, di dalam kamar pengantin sang mempelai pria perlahan-lahan membuka kerudung merah yang menutupi wajah rupawan sang mempelai wanita. Betapa heran dan terkejutnya Wei Gu setelah melihat ada tanda bekas luka di dahi sang istri. Tanda bekas luka ini sebelumnya belum pernah terlihat olehnya karena sang istri menutupi tanda bekas luka tersebut dengan rambutnya.

Dia bertanya kepada istrinya, “Dindaku sayang, bagaimana ceritanya sampai bisa ada bekas luka di dahimu? Siapa yang telah begitu kejam dan tega menyakitimu seperti ini? Coba utarakanlah padaku ! Aku akan membuat perhitungan dengan bajingan itu!”

Sang istri menjawab, “Kakanda sayang, belasan tahun yang lalu, ketika saya masih kanak-kanak, di pasar di kota Song ada seorang pemuda brengsek yang dengan sengaja ingin membunuhku. Aku terjatuh sehingga dahiku terluka dan meninggalkan bekas luka hingga kini!”

Karena penasaran, Wei Gu bertanya lagi, “Apakah Dinda sewaktu kecil bersama dengan seorang wanita penjual sayur di pasar?”

Sang istri mengakui, “Benar, Kakanda. Sesungguhnya saya adalah puteri Nyonya Chen, seorang pedagang sayur. Sepeninggal ibu saya, Gubernur Wang mengangkat saya sebagai anaknya.”
Seketika itu juga sang suami tersentak dan ingatannya kembali ke masa lalunya dan dia percaya bahwa kata-kata Yue Lao bukan sekedar isapan jempol belaka.

“Ah, ternyata apa dikatakan orang tua itu sungguh tepat. “Maafkan saya, Dinda. Ampuni saya! Sebenarnya saya lah yang menyuruh orang untuk membunuhmu sewaktu kamu masih kecil itu.”

Wei Gu kemudian menceritakan tentang pertemuannya dengan seorang laki- laki tua dan segala hal yang dia telah ketahui dan lakukan. Dia sama sekali tidak berbohong dan mengakui segala perbuatannya.

Sang istri menjadi terkejut mendengar hal ini. Namun, karena kebesaran hatinya, sang istri ternyata dapat memaafkan sang suami, mengingat hal tersebut terjadi belasan tahun yang lalu dan sekarang suaminya memiliki tabiat yang baik.

Magistrat kota mendengar perihal tersebut dan menamakan pondokan tempat Wei Gu menginap sebagai "Pondokan Perjodohan." Semenjak saat itu, orang tua tersebut dipuja sebagai Yue Xia Lao Ren (orang tua di bawah bulan).

RENUNGAN :
Demikianlah sebuah cerita rakyat Tiongkok yang disampaikan dari generasi ke generasi hingga kini. Cerita ini tersebar dan orang-orang berdoa kepada Yue Xia Lao Ren untuk memohon jodoh dan pernikahan. Hari kebesaran Dewa Yue Xia Lao Ren diperingati pada tanggal 15 bulan 8 Imlek.

KISAH DEWA LANGIT UTARA (HIAN THIAN SIANG TEE)

Written By Regina Kim on Selasa, 10 Juni 2014 | 23.14


Dikisahkan Yu Huang Da Di (Giok Hong Tay Tee – Hokkian) telah menyatakan keinginnya untuk turun ke dunia, maka satu diantara ketiga rohnya lalu lahir sebagai manusia pada keluarga Liu.
Ayahnya Liu Tian Jun, kemudian memberi nama Zhang Sheng yang berarti “Tumbuh Subur”. Liu Zhang Sheng tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas. Pada usia tiga tahun ia sudah dapat membawakan sajak dan membuat syair.

Di taman keluarga Liu (Law – Hokkian) itu terdapat pohon yang besar dan tinggi serta memancarkan cahaya yang berkilauan. Ternyata disitu bersemayam Duo BAo Fo (To Po Hud – Hokkian) atau Buddha Praburatna Tathagata. Sang Buddha melihat Liu Zhang Sheng begitu tekun bersembahyang di bawah pohon itu, begitu tulus memujanya, sehingga ia merasa kasihan dan meninggalkan pohon itu. Sepeninggal Duo Bao Fo maka pohon itu menjadi kering dan cahayanya lenyap. Liu Zhang Sheng sangat sedih melihat pohon kesayangannya layu.

Duo Bao Fo lalu muncul dihadapannya dan menjelaskan mengapa pohon itu bersinar berkilau-kilauan tapi sekarang layu. Zhang Sheng menyatakan ingin ikut sang Buddha pergi ke istana langit. Sang Buddha menyanggupi, tapi orang tuanya tidak mengijinkan. Liu Zhang Sheng memaksa. Diantara ratap tangis orang tuanya, dia ikut Duo Bao Fo terbang kelangit. Oleh sang Buddha dia diantar ke San Qing Tian (Sam Tjeng Tian – Hokkian yang berarti istana tiga kesucian) tempat kediaman Miao le Tian-zun seorang tokoh agama Dao(Tao). Setelah mengetahui keinginan Liu Zhang Sheng yaitu ingin menjadi Dewa, Miao Le mengatakan bahwa untuk menjadi dewa, ia harus lahir di dunia kembali, untuk bertapa dan mengalami berbagai kesukaran dan cobaan, serta tahan menderita. Lalu Miao Le menambahkan “sebagai manusia kau harus menghilangkan pikiran yang bukan-bukan, kalau ingin berhasil. Sekali berbuat kesalahan, kau akan gagal”.

Kembali Liu Zhang SHeng menitis ke dunia, kali ini menjadi seorang putra raja yang bernama Xuan Ming. Karena kegagahannya Xuan Ming akhirnya diangkat menggantikan ayahnya yang wafat dan menjadi raja di negeri itu. Pada suatu hari Miao Le Tian Zun datang dan mendidiknya memahami masalah kedewaan. Di bawah asuhan Miao Le, ia lalu meninggalkan segala kemewahan dunia sebagai raja dan mengikuti Miao Le pergi ke gunung untuk bertapa. Di gunung Feng Lai Shan (Hong Lay San – Hokkian) mereka mendirikan gubuk dan tinggal disana sambil mempelajari kitab-kitab suci dan ajaran-ajaran Dao.

Sudah bertahun-tahun Xuan Ming bertapa, maka suatu hari Miao Le Tian Zun (Biauw Lok Thian Cun – Hokkian) berniat mengujinya. Disuruhnya Xuan Ming turun gunung untuk membeli buah tao, Miao Le menyamar menjadi seorang wanita desa yang cantik dan mencegatnya sambil menawarkan buah persik dengan harga luar biasa mahalnya yaitu 1.000 tael emas sebuah. Tapi bila Xuan Ming mau memperistrikannya, maka buah persik tersebut diberikannya dengan gratis. Xuan Ming terpaksa mengabulkan permintaannya dengan syarat “Aku adalah seorang pertapa, dalam hidup ini memperistrimu adalah tidak mungkin, hanya pada penitisan yang akan datang aku bersedia mengawinimu”. Si wanita dengan tersenyum menjawab, “ Dalam penitisan yang akan datang tidaklah menjadi soal, yang penting adalah kesanggupanmu. Sekarang terimalah buah ini”. Tiba-tiba wanita itu lenyap dan Miao Le Tian Zun muncul di hadapannya dengan wajah gusar “Engkau menginginkan seorang wanita berarti kau masih terikat pada keduniawian, karena itu untuk mencapai kedewaan pada saat ini adalah mustahil, kau harus menitis kembali ke dunia”. Xuan Ming menangis menyesali perbuatan dan kecerobohannya.

Akhirnya dengan diantar oleh Miao Le, Xuan Ming menitis kembali lagi ke dunia negeri Jing Luo Guo (Ceng Lok Kok – Hokkian) sebagai putera raja yang bernama Xuan Yuan Tai Zi.

Ketika berusia 15 tahun, dalam suatu keramaian pada perayaan Yuan Xiao (Goan Siauw – Hokkian, Capgome), Xuan Yuan menjadi dingin hatinya melihat banyaknya kesengsaraan dan kekerasan di masyarakat. Dilihatnya orang berkelahi karena berebut wanita, seorang penjambret dihajar oleh massa sampai babak belur, orang kaya dengan segala kemewahannya berpesta pora, sedang di jalan-jalan orang miskin mati kelaparan. Ini semua menggugah keinginannya untuk menjadi dewa dengan meninggalkan keduniawian, seperti pada penitisan yang lalu. Mendengar keinginannya ini raja sangat marah. Xuan Yuan dijebloskan dalam penjara. Pada saat ia dalam penjara itulah Miao Le Tian Zun datang menolongnya dan membawanya ke gunung Wu Dang Shan (Bu Ton San – Hokkian).

Di sana ia melanjutkan tapanya untuk menjadi dewa. Berkali-kali ayahnya menyuruh orang untuk meminta dia pulang, tapi tekadnya tetap teguh, ayahnya tidak dapat berbuat apa-apa. Setelah 20 tahun bertapa, Miao Le diam-diam menyuruh malaikat penguasa gunung Wu Dang, untuk mengujinya. Sang malaikat menyaru sebagai seorang wanita cantik yang mencoba dengan berbagai cara untuk merayu Xuan Yuan. Xuan Yuan kehabisan akal untuk menolaknya, ia lalu bangkit dari meditasinya dan meninggalkan tempat itu. Di kaki gunung ia melihat seorang wanita tua mengasah sebatang besi di atas batu.

Ketika Xuan Yuan bertanya apa maksudnya mengasah besi, nenek itu menjawab dia sedang membuat jarum untuk cucunya. Xuan Yuan termenung mendengar ucapan nenek, ia sadar akan makna yang terkandung dalamnya. Dengan teguhnya hati, besi batangan pun dapat digosok menjadi jarum. Xuan Yuan lalu kembali menjalankan tapanya dengan tekun, setelah berhasil mengatasi berbagai godaan. 20 tahun kemudian Miao Le menjemputnya dan naik ke langit untuk bertemu dengan Yu Huang Shang Di (Giok Hong Sian Tee – Hokkian). Yu Huang lalu berfirman dan mengangkat Xuan Yuan menjadi dewa dengan gelar Xuan Tian Shang Di dan berkuasa di sebelah utara dan bertugas memerangi kejahatan serta menangkap siluman dan iblis yang mengacau dunia.

Selanjutnya dikisahkan Xuan Tian Shang Di turun ke bumi menaklukan berbagai siluman, antara lain siluman ular dan siluman kura-kura, yang kemudian menjadi pengikutnya. Disamping itu seorang tokoh dunia gelap Zhao Gong Ming (Tio Kong Bing – Hokkian) juga ditaklukkan dan menjadi pengawalnya, sebagai pembawa bendera berwarna hitam.

Dalam kisah ini, kura-kura dan ular yang merupakan lambang Dewa Utara (Xuan Wu) sengaja dipersonofikasikan sebagai manusia untuk lebih menonjolkan Zhen Wu. Akhirnya kisah ini dihubungkan dengan sejarah dinasti Ming dimana diceritakan bagaiman Zhen Wu atau Xuan Tian Shang Di membantu Zhu Yuang Zhang mengalahkan kerajaan Yuan (Mongol).

RENUNGAN:
Cerita ini memberikan masukan terhadap Qta bahwa Qta harus tekun dan sabar dalam menghadapi roda-roda kehidupan yang keras selalulah bersyukur apa yang telah Qta dapati hari ini.

KISAH DEWA DAPUR (CAO KUNG KONG/ZAO JUN)


Konon dikisahkan Zao Jun sebenarnya adalah seorang manusia yang hidup di bumi dengan nama Zhang Lang. Dalam kehidupannya itu, ia menikah dengan seorang wanita yang baik budi, namun karena gelap mata dan nafsu sesaat, Zhang Lang jatuh cinta kepada seorang wanita muda. Ia akhirnya meninggalkan isterinya untuk tinggal bersama kekasih barunya tersebut. Karena perbuatan yang amoral tersebut, Langit menghukum dirinya dengan sebuah ketidakberuntungan berupa mengambil penglihatan Zhang Lang.

Melihat Zhang Lang menjadi buta, wanita muda kekasih barunya tersebut meninggalkannya seorang diri. Dan Zhang Lang menjadi miskin dan ia pun menjadi pengemis untuk menyokong kehidupannya.

Suatu hari, saat Zhang Lang meminta-minta untuk sedekah, tanpa diketahuinya ia melewati rumah mantan isterinya dan bertemu dengan mantan isterinya. Namun Zhang Lang tidak mengenalinya karena ia telah buta. Meskipun telah memperlakukannya dengan tidak baik, sang isteri merasa iba kepadanya, dan mengundangnya untuk masuk ke dalam rumah.

Sang isteri memasak makanan yang lezat dan merawatnya dengan penuh kasih. Kemudian Zhang Lang menceritakan kisah hidupnya kepada mantan isteri yang tidak ia sadari berada di dekatnya, dan ia diliputi rasa kasihan pada dirinya sendiri dan merasa menderita atas perbuatan yang pernah ia lakukan, dan ia pun mulai menangis menyesalinya dan memohon maaf.

Setelah mendengar permohonan maaf Zhang Lang, mantan isterinya memintanya untuk membuka mata, dan pada saat itu juga penglihatan Zhang Lang menjadi pulih.

Pulihnya penglihatan Zhang Lang membuat ia mengenali wanita yang berada di hadapannya. Saat ia mengenali wanita di hadapannya adalah mantan isterinya, ia merasa sangat merasa malu dan melemparkan dirinya ke perapian dapur yang tanpa ia sadari ada api yang masih menyala di sana. Tubuh Zhang Lang pun terbakar. Mantan isterinya berusaha untuk menyelamatkannya, namun sayang ia hanya dapat menyelamatkan satu kakinya saja. Zhang Lang pun tewas.

Menurut kepercayaan, konon, mereka yang meninggal secara tidak wajar seperti bunuh diri, setelah mati mereka akan menjadi mayat hidup atau zombi yang melompat-lompat yang disebut dengan Jiang Shi. Namun, karena Langit merasa iba dengan kisah Zhang Lang, maka Langit mengangkatnya menjadi Dewa Dapur dan akhirnya dapat bersatu kembali dengan isterinya.

RENUNGAN:
Kisah ini memberikan pelajaran kepada kita mengenai pentingnya kesetiaan kepada pasangan hidup dan penyesalan akan selalu datang terlambat karena itu kita perlu berhati-hati dalam setiap tindakan kita agar kita tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang akan membawa penyesalan diri.

KISAH DEWA PINTU (MEN SHEN)


Sejarahnya berawal pada zaman Dinasti Tang, ketika itu Raja Tang Thai Zhong mengerahkan pasukannya untuk membasmi seekor monster ular raksasa yang selalu menyebabkan malapetaka di sungai Jing.

Setelah kejadian itu, Sang Raja merasa selalu dikejar-kejar setannya monster yang telah dibinasakan itu, sehingga menderita insomnia (sulit tidur). Beliau takut dan selalu khawatir kalau monster itu akan datang dalam wujud hantu untuk menuntut balas dendam kepadanya. Hampir setiap malam beliau selalu merasa ada suara-suara aneh didepan pintu kamar tidurnya.

Karena sudah tidak tahan lagi, maka Tang Thay Zhong menceritakan masalahnya kepada semua penasehatnya. Mendengar Sang Raja dalam kesulitan, seorang Jenderal bernama Qing Shu mengajukan diri sambil berucap lantang, “Paduka jangan kuatir, sebagai jenderal Perang, hamba bersama Jenderal Wei Chi Gong siap menjaga didepan kamar tidur paduka settap malamnya”.

Dan benar-benar sungguh ajaib, malam itu juga, Raja langsung bisa tidur nyenyak sepanjang malam. Setelah dijaga beberapa malam. raja merasa tidak perlu menyusahkan kedua jenderalnya lagi; beliau mendapat sebuah ide.

Raja menitahkan seorang pelukis untuk melukis gambar kedua jenderalnya itu diatas kertas merah sebanyak puluhan pasang. Kemudian setiap pintu kamar istana kerajaan ditempeli gambar sepasang jenderal kesayangannya itu. Dengan maksud untuk mengusir segala roh jahat dan segala kesialan.

Bertahun-tahun kemudian, hal ini menyebar sampai ke dalam kehidupan masyarakat diluar istana kerajaan. Akhirnya masyarakat pun menggambar kedua jenderal itu untuk dipuja sebagai Dewa Pintu (Men Shen) di masing-masing pintu besar rumah mereka. Tujuannya adalah untuk memohon keselamatan/perlindungan dan keharmonisan dalam rumah tangga.

RENUNGAN:
Terkadang dari sugesti bisa membuat diri Qta menjadi tenang dan niscaya terkabul. Kembangkan sugesti baik pada diri Qta masing2.

Kisah Dewa Rezeki Cai Shen


Kisah ini bermula dari seorang pengemis yang suka meminta-minta. Setelah mengemis, ia ke kuil namun tidak memberikan penghormatan kepada dewa-dewa yang ada di sana selain dewa Rezeki sambil berulang-ulang memohonrejeki. Cai Shen melihat pengemis itu selalu memohon orang lain untuk membantunya dengan memberikan sedikit uang, tetapi pengemis itu tidak pernah mau menggunakan kedua tangannya untuk bekerja keras dan menggapai kebahagiaan. Zhao Gong Ming berpikir jika semua orang diberi rezeki begitu saja pasti dunia ini akan dipenuhi orang pemalas dan tidak ada orang yang mau bekerja. Tetapi si pengemis ini beranggapan lain bahwa dewa Rezeki pasti banyak hartanya, karena itu tentunya akan mengasihani dirinya dan memberikan rejekinya.

Lalu istri Cai Shen tergerak hatinya untuk membantu memberi rezeki kepada sang pengemis itu, namun kekuasaan memberikan rezeki ada di tangan suami. Untuk itu sang istri meminta Cai Shen agar mau berbaik hati membantu si pengemis. Tapi Cai Shen tetap pada pendiriannya tidak ingin membantu si pengemis itu karena hal itu akan membuatnya menjadi semakin bertambah malas. Akhirnya istri Cai Shen memutuskan mengambil antingnya dan dilemparkannya kepada pengemis itu. Melihat ada anting emas yang jatuh di altar, pengemis itu merasa dewa rezeki mengabulkan permintaannya dan berterimakasih.

Kemudian terbelalaklah mata Cai Shen melihat anting pemberiannya ketika melamar istrinya dilempar begitu saja kepada pengemis pemalas itu. Sedangkan si pengemis itu langsung menjual anting itu bukan untuk modal usaha namun malah untuk berfoya-foya sampai uang hasil penjualan anting itu habis hingga akhirnya si pengemis pun kembali mengemis di jalanan dan mengulangi sembahyangnya di kuil memohon rezeki kembali kepada Cai Shen.

Mengetahui hal itu Cai Shen marah besar hingga akhirnya mengusir sang istri dari altar. Sejak itulah tidak ada lagi orang malas memohon kepada Cai Shen bisa menjadi kaya raya. Cai Shen hanya membantu mereka yang rajin berusaha.

RENUNGAN:
Ada pesan yang ingin saya sampaikan dari cerita tersebut. Meskipun sobat bukan orang Tionghoa atau tidak mempercayai kepercayaan orang Tionghoa, namun cerita seperti di atas sebenarnya juga terdapat dalam kepercayaan Islam, Hindu, Kristen, dan banyak lainnya. Intinya, jangan hanya meminta-minta apalagi bermalas-malasan selagi kita masih dapat berusaha. Berbahagialah sobat yang sudah memulai usaha meski usia masih muda, karena rezeki juga pasti akan mendatangi mereka yang rajin berusaha. (From StudentPreneur)
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger