Home » » ~Apakah anda seorang pembohong patologi ?~

~Apakah anda seorang pembohong patologi ?~

Written By Regina Kim on Selasa, 12 Juli 2011 | 02.12

Belakangan ini kita sering menyaksikan orang-orang yang dapat dikatakan sebagai orang-orang pilihan di negeri ini bersumpah dengan ringan menyebut nama Tuhan, keluarganya bahkan golongannya. 
Saya sering merinding ketika melihat atau mendengar mereka melakukan itu bahkan sebagian dari mereka bersumpah untuk mengakui bahwa yang diakui sebelumnya adalah kebohongan.
Logika bodohnya jika seseorang pernah berbohong untuk suatu masalah, apa yang dapat membuat kita percaya bahwa ini bukan kebohongannya yang lain dalam bentuk sumpah pada masalah yang sama.

Saya tidak mau sok suci mengatakan bahwa saya tidak pernah berbohong karena sampai saat ini menutupi sesuatu pun oleh sebagian orang dikatakan sebagai suatu kebohongan. Contoh : saya oleh beberapa teman sering dijadikan tempat curhat, nah ketika salah satu teman saya ingin curhat di saat saya sendiri memiliki masalah rumit tentu saya tidak bisa jujur mengatakan saya tidak bisa diganggu pada saat dia menanyakan apakah saya punya waktu untuk mendengar curhatnya apalagi jika mendengar isak tangisnya di seberang telephone.
Saya juga sering melakukan kebohongan terang-terangan seperti mengatakan keadaan saya baik-baik saja ketika orang tua menanyakan keadaan saya atau meyakinkan atasan saya bahwa situasi di kantor bisa saya atasi dengan mudah selama dia melakukan perjalanan dinas keluar kota padahal ada sesuatu yang memerlukan dia turun tangan sepulangnya nanti. 
Kebohongan saya yang paling nyata adalah saya membohongi ayah Wortel, anak saya bahwa saya tidak pernah berbohong dan masih banyak lagi yang saya tidak mungkin tulis disini semuanya.Bagaimana dengan sumpah? Syukurah, sampai saat ini saya masih bisa menghindari sumpah karena saya takutnya minta ampun jika sumpah saya langsung terbalas seperti pengalaman beberapa orang yang pernah bersumpah palsu.

Saya pernah membaca di salah satu jurnal psikologi berdasarkan suatu penelitian setiap manusia bisa berbohong 3 hingga 5 kali dalam sehari baik itu untuk basa basi, menghibur orang lain bahkan untuk menyelamatkan diri.Namun demikian, kebohongan itu apapun alasannya adalah salah! Paling menyedihkan adalah ketika kita berbohong untuk mengambil keuntungan buat diri sendiri. 
Menyedihkan karena si pembohong tidak menyadari bahwa keuntungan itu hanya membawa mudarat untuknya cepat atau lambat padahal untuk mendapatkannya dia sudah menyakiti orang lain bahkan bisa jadi juga dirinya sendiri.Berbohong itu pun ternyata bisa menjadi kebiasaan. Mengapa? Karena satu kebohongan membutuhkan kebohongan lain untuk menutupinya. Ada teman saya yang sudah demikian putus asa karena terlalu banyak berbohong sehingga jika mengaku, banyak sekali yang akan merasa tersakiti. Saya menyarankannya untuk mengaku meskipun resiko terbesarnya dia akan kehilangan semua yang sudah dimilikinya sekarang.
Hingga saat ini dia belum berani mengakui kebohongannya padahal itu hanya masalah waktu karena pasti akan terbuka meskipun dari orang lain. Saya hanya bisa berdo’a jika suatu saat kebohongannya terbuka dia tidak akan bersumpah bahwa dia tidak berbohong karena jika itu dilakukan dia sudah menjadi seorang pembohong patologis, seorang teman yang ternyata tidak saya kenal.

Apa sih yang dinamakan dengan pembohong patologis? Menurut Wikipedia, pembohong patologis atau mythomaniac adalah orang yang memiliki perilaku yang terbiasa atau selalu terdorong untuk berbohong. Sementara definisi lengkap dari kebohongan patologis adalah :“Pathological lying is falsification entirely disproportionate to any discernible end in view, may be extensive and very complicated, and may manifest over a period of years or even a lifetime.”Jadi kebohongan patologis itu merupakan suatu kebohongan yang dapat melebar dan menjadi sangat rumit untuk waktu yang sangat lama bahkan bisa sepanjang hidup si pembohong.

Ciri-ciri pembohong patologis adalah :
1. Suka membesar besarkan sesuatu
2. Selalu menimpali bahwa dirinya lebih baik dari apapun yang kita ceritakan
3. Menciptakan realitas sendiri untuk dirinya
4. Karena mereka tidak menghargai kejujuran, mereka juga tidak menghargai kepercayaan
5. Bisa jadi seorang hypochondriac juga yaitu orang yang selalu merasa sakit ingin diperhatikan
6. Sering kontradiktif dengan pernyataan sebelumnya
7. Bisa berbohong hanya untuk suatu hal sepele
8. Selalu membesar besarkan setiap kalimat
9. Bisa merubah rubah cerita setiap saat.
10. Sangat defensif ketika dipertanyakan pernyataanya
11. Sangat percaya apa yang dikatakannya benar padahal jelas tidak benar buat orang lain
12. Berbohong ketika sebenarnya sangat mudah untuk menceritakan kebenaran
13. Berbohong untuk mendapat simpati dan terlihat baik
14. Selalu mendapat nilai baik pada pandangan pertama tapi selanjutnya tidak dapat dipercaya
15. Memiliki gangguan kepribadian
16. Jago memanipulasi
17. Ketahuan bohong berkali kali
18. Tidak pernah mengakui kebohongan
19. Menganggap dirinya legenda

Menurut suatu penelitian ternyata pembohong patologis ini selain karena kondisi psikologisnya tidak normal, fisiknya yaitu susunan otaknya pun lebih kompleks karena memiliki nerve fibres lebih banyak, dimana semuanya saling menyambung lebih rumit. Jadi mereka sebetulnya lebih membutuhkan pertolongan dari professional seperti dari psikolog dan psikiater jika ingin sembuh.Selama kita hidup di dunia yang ini, kita tidak akan pernah bisa menghindari diri dari kebohongan dan dibohongi karena memang tindakan ini membutuhkan paling sedikit dua pihak untuk bisa ada.
Pengalaman saya pribadi untuk bisa memaafkan seorang pembohong tergantung dari alasan mengapa saya dibohongi. Jadi ada yang bisa saya maafkan dengan segera dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama untuk mencerna alasan si pembohong.Itulah sebabnya saya selalu bertanya mengapa seseorang minta maaf karena buat saya yang terpenting adalah apa yang membuatnya melakukan kesalahan. 
Jawaban dari pertanyaan itu kemudian kita bisa gunakan untuk menyamakan persepsi bahwa apa yang dilakukan adalah salah sehingga kita bisa belajar agar tidak terulang lagi. 
Kita? Ya termasuk saya karena saya bisa belajar untuk mencegah diri saya melakukan kebohongan yang dilakukan si pembohong itu di kemudian hari.Mungkin karena saya sudah berkali-kali dibohongi, saya bisa dengan mudah memaafkan orang yang membohongi saya namun saya sangat sulit melupakan perbuatannya. Buat saya lebih penting orang yang membohongi saya mengetahui bahwa perbuatannya itu salah.
Demikian juga dengan saya sendiri, saya berharap orang-orang yang pernah saya bohongi bisa memaafkan saya dan mengetahui bagaimana tersiksanya saya membohongi mereka, orang-orang yang saya cintai. Semoga saya dilindungi dan terhindar dari menjadi seorang pembohong patologis.

Share this article :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger