Home » » ~Kamu, Milikku Yang Paling Berharga~

~Kamu, Milikku Yang Paling Berharga~

Written By Regina Kim on Kamis, 05 Mei 2011 | 17.55

Aku  sangat menyukai ucapan mama: "Barang milikku  yang paling berharga adalah kamu!" Ucapan  yang  sangat  menyejukkan hati dan  sampai sekarang aku masih mengingatnya terus!
  
Papa  dan  mama  menikah karena dijodohkan  orang  tua,demikianlah  yang dialami  para muda-mudi di  jaman itu, tapi  hal  ini  sudah umum. Di  jaman sekarang peristiwa itu sudah  jarang  terjadi,kebanyakan  adalah  hasil pilihan sendiri.  Tapi   mama  sangat  mencintai  papa,demikian juga  dengan papa dan mereka tampak  selalu mesra,  akur bagaikan sejoli  yang   tak terpisahkan.  Sangat sulit dibayangkan bahwa   pernikahan  mereka pernah diterjang badai!

Badai  itu nyaris memisahkan mereka hanya  karena emosi sesaat saja! Papa dan   mama   bekerja  diinstansi   yang  sama, oleh  karena  itu setiap hari berangkat dan pulang bersama.Suatu hari mereka kerja lembur, mengadakan stock  opname di  gudang, hingga  pukul  2.00  dinihari  dan  baru pulang kerumah.


Papa  sangat  letih  dan  lapar,  sampai di  rumah  tidak  ada  makanan maupun minuman yang  siap disaji.  Papa yang  lapar minta  mama  untuk  menyiapkan makanan dan  minuman.  Beberapa  hari  belakangan ini emosi mama memang tidak stabil, ditambah lagi dengan  adanya  lembur,  badan  dan   pikiran sungguh  melelahkan, sehigga dengan kondisi  yang  labil  itu,  mama  spontan menjawab dengan  nada   keras, "Mau  makan   dan  minum, memangnya tidak bisa masak sendiri? Apa tidak punya  tangan dan  kaki lagi, ya?"

Karena  papa  juga  terlalu capek, langsung menjawab  dengan acuh  tak  acuh, "Kamu  ini  isteriku,  memasak adalah sudah  menjadi  kewajibanmu!"  Mama langsung  merespon,  "Tengah malam  begini mau  masak apa?  Sudah lewat waktunya makan, orang laki seharusnya lebih kuat dari pada perempuan!"

Mendengar  itu,  marahlah  papa,   beliau  langsung berteriak  dengan  emosi, "Kamu salah makan obat apa kemarin? Mau sengaja cari ribut ya? Istri memasak untuk suami adalah wajar, kenapa harus tergantung pada waktu?
Kamu tidak  senang, ya?  Kalau tidak senang, kamu  pergi saja sekarang dari rumah ini!!!"
  
Mama  tidak  menyangka akan  menerima  reaksi yang  begitu  keras. Setelah terdiam sesaat, mama kemudian berkata sambil menitikkan air mata, "kamu ingin aku pergi, baik  aku akan  pergi sekarang!" Mama  segera kembali ke kamar  untuk mengemasi barang-barangnya. Melihat mama  masuk kamar dan  berkemas-kemas, papa berkata kepada mama yang membelakanginya, "Bagus!  Pergi  sana!  Ambil  semua barang-barangmu  mu dan jangan kembali lagi!"

Beberapa  saat  kemudian suasana menjadi  sunyi senyap, tak  ada  kata-kata kebencian lagi yang  muncul,  menit demi menit berlalu, tapi mama  tetap tak kunjung keluar dari  kamar.Merasakan   keanehan  itu,   papa   kemudian menyusul masuk kamar  dan  melihat  mama  sedang  duduk diranjang penuh dengan  linangan air mata.  Sambil menatap  koper  kulit  besar yang  masih tergeletak di atas ranjang, melihat papa  datang, dengan terisak-isak mama berkata,  "duduklah  di  atas  koper  kulit  itu,  supaya aku  boleh mengenang masa-masa perpisahan kita yang terakhir."

Merasa aneh, maka  dengan sendu papa  akhirnya  tidak  tahan  juga  untuk tidak  bertanya, "Untuk  apa?" Sambil menangis dengan  terputus-putus mama  berkata,  "Emas dan  perak aku  tidak  memilikinya, "Tapi  milikku yang paling  berharga  adalah kamu!"  Kamu dan  anak-anakku, aku  tidak  memiliki apapun...."

Meskipun kejadian itu telah lewat lama sekali, tapi aku masih mengingatnya terus   sampai  sekarang.   Apalagi   ketika mama mengucapkan  kata-kata terakhir  itu,  papa   merasa sangat  tergoncang.  Sejak malam  itu,  papapun sadar  dan   kembali   menghormati   dan   menyayangi  mama.   Menggandeng tangan anak-anak, merangkul mama serta saling berpelukan. Kelak aku  juga bercita-cita ingin mendapatkan pasangan seperti papa.

Bagaimanapun kehidupan yang kita jalani dan  kita hadapi tidaklah penting. Namun  yang   terpenting  adalah bagaimana  sikap kita  dalam  menghadapi peristiwa dan kejadian dalam hidup ini, terutama di saat-saat  muncul 'badai' yang menguji kita.
Share this article :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger