Hidup bahagia tidak terikat dan melekat dengan sesuatu ! Keenakan menimbulkan rasa sayang, dan rasa sayang menumbuhkan ‘kemelekatan’ atau keterikatan. Sekali hatimu terikat atau melekat pada sesuatu, berarti engkau telah membebani dirimu sendiri dan duka mulai membayangi dirimu.
Sebenarnya tidak ada salahnya menyayang. Tapi menyayang di sini adalah menyayang tanpa melekat pada yang disayang, karena yang menimbulkan duka adalah kemelakatan itulah. Tak ada satu pun di dunia ini yang abadi. Perpisahan akan selalu terjadi menyusul kebersamaan, dan kalau tiba saatnya berpisah, kemelekatan dengan sesuatu yang terpisah dari kita akan melukai perasaan kita dan menimbulkan duka. Walaupun kita boleh mempunyai apapun juga dalam kehidupan ini, akan tetapi jangan memiliki apapun juga di dunia ini. Bahkan badan kita sendiri inipun bukan milik kita. Yang dimaksud memiliki di sini adalah apabila yang kita punyai itu melekat ke dalam batin kita, menjadi milik batin kita sehingga kita tidak mau atau enggan berpisah dengannya, karena perpisahan mendatangkan rasa sakit di dalam batin kita. Karena itu kita harus belajar hidup tanpa memiliki apapun juga. Kalau apa yang kita punyai itu hilang atau mengecewakan kita hal itu tidak berbekas apa-apa karena tidak ada kemelekatan dengan batin kita. Yang memiliki segalanya itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang juga menjadi pencipta dan Pemberi segalanya kepada kita. Kita hanya sekedar meminjam saja dan pada saatnya yang telah ditentukan oleh-Nya, Dia akan mengambilnya kembali apa yang dipinjamkan-Nya kepada kita. Inilah yang dinamakan hidup bebas, bebas dari pada kemelekatan berarti pula bebas dari pengaruh nafsu-nafsu daya rendah yang selalu ingin mempengaruhi kita.
Home »
Kisah-kisah spiritual
» TENTANG KEBAHAGIAAN
TENTANG KEBAHAGIAAN
Written By Regina Kim on Selasa, 28 Februari 2012 | 20.58
Label:
Kisah-kisah spiritual
Diberdayakan oleh Blogger.
Posting Komentar