Home » , » Ketika Berbohong Jadi Bumerang Dalam Pendidikan Anak

Ketika Berbohong Jadi Bumerang Dalam Pendidikan Anak

Written By Regina Kim on Rabu, 02 Mei 2012 | 05.43

Orang tua manapun pasti kesal ketika mengetahui anaknya berbohong. Padahal sebagai orang tua kita selalu mengingatkan sang anak untuk tidak berbohong. Saking gemesnya, beberapa orang tua mengganjarkan hukuman entah itu dalam bentuk fisik atau mental agar anak betul-betul kapok. Padahal ini jelas bisa mempengaruhi Pendidikan Anak kedepannya 

Tapi tahukah anda bahwa salah satu penyebab anak suka berbohong adalah karena pola asuh yang salah??? Mmmmhhhh… kira-kira kita sebagai orang tua ‘ngeh’ ngga ya salahnya dimana.
Yuk, kita kupas satu persatu supaya tidak berefek buruk pada pendidikan anak anda.

1. Orang tua memberikan contoh yang salah.

Perhatikan percakapan berikut :

Kriiiiinnngggg….. (telepon berbunyi ).

Papa : “Nak, nanti kalo yang nelpon pak Johan, bilangin yah, papa ngga ada, lagi keluar rumah?!”

Anak : “Oh, oke, pa!”

ATAU

Sang ibu dan anak yang habis jalan – jalan seharian hingga malam hari, sampai sang anak kecape’an.

Anak : “Oh iya, ma! Aku lupa, ada PR bahasa Inggris! Aduuuh!”

Ibu : “Ya udah, besok kamu bilang aja, kamu habis bantuin bapak jualan, karena warung lagi rame”

Naahh, disini secara tidak langsung orang tua membentuk kepribadian sang anak menjadi seorang pembohong dan akan mempengaruhi pendidikan anak secara mental. Anak akan berfikir, “Oh, berarti bohong itu ngga papa”.

Akibatnya anak akan terus belajar bahwa berbohong bukan suatu kesalahan.

2. Takut dimarahi.

Banyak orang tua yang langsung memarahi anaknya ketika berbohong. Walaupun ketahuan, tetap saja secara mental anak itu akan merasa down. Jangan langsung menuduhnya, “Aduh, kamu bohong terus sih!”. Tapi coba katakan baik-baik;

“Mama kok ngga ngerti ya maksud cerita kamu. Coba sini certain lebih jelas deh…”

Biasanya kalau anak itu jujur dia akan konsisten dengan ceritanya. Sikap seperti ini juga akan membuat anak lebih melunak ketimbang harus memarahinya terus-terusan.

3. Tidak memberikan jalan keluar.

Rino menyembunyikan kertas nilai ulangannya yang jelek karena takut dimarahi sang mama. Ketika sang mama menemukan kertas ulangannya yang disimpan di antara lembaran buku-buku pelajarannya, sang mama berkata, “Kamu kenapa nilainya jelek terus sih, emang ngga belajar apa!?”

Bandingkan, “Rino, mama nemuin kertas ulangan kamu nih, kok nilainya cuma 40? Kamu kalo butuh bantuan mama bilang dong, nak. Apa kamu mau dimasukin kursus aja?”

Menyalahkan anak yang mendapatkan nilai buruk sama sekali tidak akan menolong. Orang tua seharusnya lebih peka akan kekurangan anak dalam menguasai pelajaran tertentu. Karena anak cenderung mempercayai anda, jika anda selalu membantu untuk mencari jalan keluar, sehingga bisa memperkecil kemungkinan anak berbohong lagi.

Dan jangan lupa tenangkan anak ketika menghadapi ujian, “Nak, nanti kasih tau mama ya hasil ulangan kamu, mama cuma mau mastiin aja, berapa persen sih materi yang sudah kamu pelajari semalam”. Ini tidak hanya membantu anak secara mental tapi juga membantu pendidikan anak di sekolah.

4. Dunia khayal.

Jika di depan anda sang anak berbohong dengan temannya, bisa jadi dia sedang tidak berbohong tapi sedang asik dengan dunia khayalnya. Perhatikan :

Nira : “Aku di rumah punya kucing dooong, lucuuuu dehh. Bulunya lebat loohh!”

Sasha : “Aku juga ada, namanya Bonny, badannya nduuuut deh soalnya makannya banyak”

Sampai dirumah.

Mama : “Sha, tadi mama dengar kamu cerita sama Nira kita punya kucing ya? Iiiihh… kamu juga pengen punya kucing kaan? Ya udah, emang kamu maunya punya kucing yang kaya gimana?” Ingat, jangan terlalu lama membicarakan topik ini. Segera ganti dengan topik yang lain.

Perhatikan tips pendidikan anak berikut ini.

Jika anda seorang yang mudah terpancing emosi, tariklah napas dalam-dalam dan pergilah ke ruangan yang lain untuk mengalihkan emosi. Setelah reda bicarakan baik-baik.
Hukuman fisik tidak akan membuat anak jera sebaliknya malah memperburuk pendidikan anak anda dan dia akan mencari akal bagaimana supaya tidak ketahuan lagi.
Ketika mulai berbohong, arahkan dia untuk berkata jujur, “Sayang, kamu inget ngga waktu itu… tapi kamu jujur sama mama. Mama bangga banget loh sama kamu”.
Pujilah ketika anak sudah mengakui perbuatannya. Hal ini jelas berguna bagi pendidikan anak anda, bahwa berbohong adalah salah dan mengakui kesalahan adalah baik.

Tapi kalau besok – besok anak anda masih suka berbohong, inilah pendapat Elizabeth Pantley, seorang pakar pendidikan anak dan penulis buku Perfect Parenting and Kid Cooperation;

“Mengajar anak bicara jujur memang butuh banyak waktu dan kesabaran. Jadi, kalau besok atau minggu depan atau bulan depan Anda menemui situasi ini lagi, yah, begitulah anak-anak”

Demi pendidikan anak anda, sebagai orang tua selayaknya anda mengingatkan mereka tidak hanya lewat ucapan, tapi juga lewat tindakan sehari-hari agar anak lebih mudah memahami apakah hal itu benar atau salah. Semoga artikel pendidikan anak ini berguna bagi anda
Share this article :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger