"Wahai saudara saudara ku sekalian yang terkasih... Jika kita ingin memberi kepada sesama hendaknya kita memberikannya yang terbaik. Semua milik kita pun sebenarnya adalah milik Tuhan, kita cuma dititipkan saja,"
Beberapa saat kemudian tausiah selesai. Pemimpin umat ini dikerumuni umatnya. Disela-sela kesibukannya, ada anaknya yang hari itu ikut mendengarkan kothbah ayahnya. Senang sekali si anak mendengarkannya, namun si anak ingat bahwa ia berjanji bertemu dengan teman yang dari luar kota. Dengan segera si anak berpamit pada ayahnya.
Benar saja, belum lama ia tiba dirumahnya ternyata teman dari luar kotanya sudah tiba. Mereka ngobrol-ngobrol. Di tengah asyik mencicipi snack dan softdrink, sang teman menanyakan,
"Itu ayam jago siapa? Bagus tuh,"
Si anak bertanya,
"Emangnya kamu mau ayam jago itu?"
Dengan senang sang teman menjawab,
"Ya maulah,"
Dijawab lagi oleh si anak,
"Ya udah, ambil aja,"
Beberapa saat kemudian, sang teman berpamitan pulang. Sekembalinya dari rumah ibadah, si ayah menanyakan pada anaknya apakah tadi meliat ayam jagonya. Si anak menjawab bahwa barusan ayam jago tersebut telah diberikan pada temannya karena temannya menginginkannya.
Tiba-tiba tangan si ayah mendarat dengan keras dipipi si anak. Si anak bertanya,
"Bukankah ayah tadi ber-kothbah bahwa jika kita memberi harus yang terbaik? Semua milik Tuhan, kita pun hanya dititipkan!"
Namun dengan wajah yang tetap sangar si ayah berteriak,
"Bodoh kamu! Itu cuma kotbah! Hanya untuk kita katakan, bukan kita lakukan!"
Si anak menangis dan berlalu. Konon, sejak itu ia tidak mau mendengar kotbah ayahnya lagi.
***
RENUNGAN:
Kadang perkataan tidak sejalan dengan perbuatan.
+ komentar + 1 komentar
nice
Posting Komentar