Latest Post
16.38
Seorang muda datang kepada seorang Guru dan bertanya, "Kira-kira saya membutuhkan berapa waktu untuk memperoleh penerangan batin?"
...
Kata Guru itu, "Sepuluh tahun." Orang muda itu terkejut. "Begitu lama?" tanyanya tidak
percaya.
Kata Guru itu, "Tidak, saya keliru. Engkau membutuhkan dua puluh tahun."
Orang muda itu bertanya, "Mengapa Guru lipatkan dua?" Guru itu berkata, "Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan tiga puluh tahun."
Beberapa orang tidak pernah belajar sesuatu karena mereka menggenggam segala sesuatu terlalu cepat. Kebijaksanaan bukanlah suatu titik sampai akan tetapi suatu cara berjalan. Kalau engkau berjalan terlalu cepat, engkau tidak akan melihat pemandangan yang indah.
Dengan tepat mengerti ke mana engkau menuju mungkin adalah cara yang paling tepat untuk tersesat. Tidak semua orang bergelandangan tersesat.
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
TIGA PULUH TAHUN UNTUK PENERANGAN BATIN
Written By Regina Kim on Jumat, 31 Desember 2010 | 16.38
Seorang muda datang kepada seorang Guru dan bertanya, "Kira-kira saya membutuhkan berapa waktu untuk memperoleh penerangan batin?"
...
Kata Guru itu, "Sepuluh tahun." Orang muda itu terkejut. "Begitu lama?" tanyanya tidak
percaya.
Kata Guru itu, "Tidak, saya keliru. Engkau membutuhkan dua puluh tahun."
Orang muda itu bertanya, "Mengapa Guru lipatkan dua?" Guru itu berkata, "Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan tiga puluh tahun."
Beberapa orang tidak pernah belajar sesuatu karena mereka menggenggam segala sesuatu terlalu cepat. Kebijaksanaan bukanlah suatu titik sampai akan tetapi suatu cara berjalan. Kalau engkau berjalan terlalu cepat, engkau tidak akan melihat pemandangan yang indah.
Dengan tepat mengerti ke mana engkau menuju mungkin adalah cara yang paling tepat untuk tersesat. Tidak semua orang bergelandangan tersesat.
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
Label:
Kisah-kisah spiritual
14.50
“Miskin dan kaya adalah nasib ” ini adalah mitos yang berlaku di dalam masyarakat, khususnya di negara berkembang. Tak terkecuali di negara kita, Indonesia.
Kita sering mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah merupakan nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, tidak mungkin berubah, karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan kaya dari “sononya”, maka usaha apa pun, bahkan kerja “seenaknya” bisa menjadikan kita sukses dan kaya.
Mitos seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti; bila kita berpendidikan rendah (hanya lulusan SMA/SMP/bahkan SD) maka spontan yang timbul di benak kita; kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.
Dengan persepsi seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup “ala kadarnya” atau sekedar hidup. Jika mitos ini dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat adil-makmur dan sejahtera.
Kemiskinan sering kali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip-pinsip hukum kesuksesan, mau membina karakteristik positif, yaitu; punya tujuan yang jelas, mau kerja keras, ulet, siap belajar, dan berjuang, maka akan terbuka kemungkinan-kemungkinan atau aktifitas-aktifitas produktif yang dapat merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya! Seperti pepatah dalam bahasa Inggris “character is destiny”, kharakter adalah nasib.
Tidak peduli bagaimana Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa, atau apa latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses!!!
Seperti kata-kata mutiara yang saya tulis; Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.
Hancurkan mitos “miskin adalah nasib saya!”
Bangun karakter dan mental sukses!!!
Karena kita adalah penentu masa depan kita sendiri!
Majikan bagi nasib kita sendiri!
Sekali lagi, coh che chi ming yuin tek cu ren. Jadilah majikan bagi nasib diri sendiri.
Apakah miskin dan kaya adalah nasib...?
Kita sering mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah merupakan nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, tidak mungkin berubah, karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan kaya dari “sononya”, maka usaha apa pun, bahkan kerja “seenaknya” bisa menjadikan kita sukses dan kaya.
Mitos seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti; bila kita berpendidikan rendah (hanya lulusan SMA/SMP/bahkan SD) maka spontan yang timbul di benak kita; kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.
Dengan persepsi seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup “ala kadarnya” atau sekedar hidup. Jika mitos ini dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat adil-makmur dan sejahtera.
Kemiskinan sering kali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip-pinsip hukum kesuksesan, mau membina karakteristik positif, yaitu; punya tujuan yang jelas, mau kerja keras, ulet, siap belajar, dan berjuang, maka akan terbuka kemungkinan-kemungkinan atau aktifitas-aktifitas produktif yang dapat merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya! Seperti pepatah dalam bahasa Inggris “character is destiny”, kharakter adalah nasib.
Tidak peduli bagaimana Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa, atau apa latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses!!!
Seperti kata-kata mutiara yang saya tulis; Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.
Hancurkan mitos “miskin adalah nasib saya!”
Bangun karakter dan mental sukses!!!
Karena kita adalah penentu masa depan kita sendiri!
Majikan bagi nasib kita sendiri!
Sekali lagi, coh che chi ming yuin tek cu ren. Jadilah majikan bagi nasib diri sendiri.
Label:
motivasi diri
03.11
Pertanyaan-pertanyaan berikut cukup menarik dan banyak menjadi bahan pemikiran para ahli. Apakah seseorang memang dilahirkan sebagai penjahat?. Sungguh adakah orang yang dilahirkan sebagai pemimpin?. Bila anda terlahir pemalu, bukankah itu berarti anda menjadi pemalu selamanya? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu juga berkembang di berbagai bidang psikologi, seperti misal, apakah intelegensi sudah ada sejak lahir – sebagai sifat bawaan si anak – atau dapat berkembang melalui pola pengasuhan yang tepat. Silang pendapat ini dikenal sebagai perdebatan “bawaan – perkembangan (nature – nurture)”. Semua jawaban yang pernah diberikan tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Namun demikian, dalam kaitannya dengan bersikap positif ini kita mengetengahkan empat asumsi yang merupakan tema pembicaraan.
- Sikap Positif bukan bawaan lahir;
– Sikap Positif bisa dipelajari;
– Sikap Positif adalah pilihan;
– Kita bisa mempraktekkan sikap positif, bisa juga tidak – itu pilihan anda.
Keempat asumsi ini penting bagi pembahasan kita, karena jika anda tidak sependapat bahwa sikap positif merupakan sesuatu yang adapat anda pilih, maka kecil kemungkinan bagi anda untuk berubah.
Bila anda masih ragu-ragu, cobalah mengerjakan latihan berikut ini:
Mungkin anda berpendapat bahwa semua ini agak ekstrim. Bila anda yakin bahwa sikap positif atau negatif adalah bawaan sejak lahir, dan kebetulan anda sendiri atau karyawan anda mempunyai sikap negatif, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat dilakukan untuk mengubahnya. Sebenarnya tidaklah demikian.
Memang faktor genetis juga berperan. Sebagian besar orang bisa menyanyi, namun sedikit sekali yang mampu melantunkan lagu sekaliber Ruth Sahanaya. Banyak orang bisa menggambar, namun hanya segelintir orang yang mampu menggambar sebagus Basuki Abdullah. Semua orang bisa berlari, namun hanya sedikit sekali yang bisa menjadi pelari kelas dunia.
Sekali pun demikian, melalui praktek dan latihan kita akan mampu menyanyi lebih baik, menggambar lebih baik atau berlari lebih cepat. Jadi dengan bersikap positif, anda akan dapat menjadi semakin baik dalam hal-hal yang anda geluti. Sebagai langkah awal, anda perlu bersikap positif pada kemungkinan terjadinya perubahan.
Sikap positif dalam manajemen merupakan suatu sifat yang dapat meningkatkan setiap atau semua bentuk kecakapan manajemen. Namun demikian, sikap positif tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu sikap positif berkaitan timbal balik dengan berbagai bentuk kecakapan manajemen.
Mari kita tutup sesi ini dengan mengandaikan anda sebagai manajer personalia yang sedang menghadapi pemogokan karyawan. Bagaimana kecakapan anda dalam menangani masalah tersebut dikaitkan dengan ciri-ciri bersikap positif yang pernah kita bahas di sesi 2? Berilah skor pada setiap ciri mulai dari
negatif hingga positif:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Sangat tidak netral———————————-Netral
2. Tidak mampu menguasai———–Mampu menguasai
3. Tidak berpikir kreatif——————-Berpikir Kreatif
4. Pesimis———————————————Optimis
5. Tidak efektif berkomunikasi—Efektif Berkomunikasi
Tentu saja kita tidak bisa memberi angka yang pasti untuk mengukur tingkat sikap positif anda. Namun, pada taraf tertentu anda harus menilai seberapa positif sikap anda pada saat ini, dan apakah ada hal yang harus diubah agar anda dapat mengingkatkan sikap positif anda. Boleh jadi anda berpikir ada indikasi yang menjadi ciri-ciri lain bersikap positif dan itu sah-sah saja. Yang penting di sini, semakin tinggi nilai yang anda berikan pada latihan di atas atau ciri-ciri lain yang anda tambahkan, maka semakin besar kemungkinannya anda dapat bersikap positif dalam manajemen anda.
Bawaan Lahir atau Bisa Dipelajari?
- Sikap Positif bukan bawaan lahir;
– Sikap Positif bisa dipelajari;
– Sikap Positif adalah pilihan;
– Kita bisa mempraktekkan sikap positif, bisa juga tidak – itu pilihan anda.
Keempat asumsi ini penting bagi pembahasan kita, karena jika anda tidak sependapat bahwa sikap positif merupakan sesuatu yang adapat anda pilih, maka kecil kemungkinan bagi anda untuk berubah.
Bila anda masih ragu-ragu, cobalah mengerjakan latihan berikut ini:
- Renungkan sejumlah aspek kehidupan anda. Berilah jawaban, apakah sikap anda sekarang ini memang karena anda terlahir demikian; atau semata-mata merupakan hasil pelajaran atau
- Pengaruh yang anda terima
- Atau merupakan campuran antara sikap bawaan lahir dan perkembangan kehidupan anda ?
- Cara anda mengambil keputusan [1] [2] [3]
- Sikap anda terhadap uang [1] [2] [3]
- Sikap anda terhadap ras [1] [2] [3]
- Pendapat anda mengenai masalah lingkungan [1] [2] [3]
- Rasa humor anda [1] [2] [3]
- Selera musik anda [1] [2] [3]
- Semangat dan energi anda [1] [2] [3]
- Surat kabar yang anda baca [1] [2] [3]
Mungkin anda berpendapat bahwa semua ini agak ekstrim. Bila anda yakin bahwa sikap positif atau negatif adalah bawaan sejak lahir, dan kebetulan anda sendiri atau karyawan anda mempunyai sikap negatif, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat dilakukan untuk mengubahnya. Sebenarnya tidaklah demikian.
Memang faktor genetis juga berperan. Sebagian besar orang bisa menyanyi, namun sedikit sekali yang mampu melantunkan lagu sekaliber Ruth Sahanaya. Banyak orang bisa menggambar, namun hanya segelintir orang yang mampu menggambar sebagus Basuki Abdullah. Semua orang bisa berlari, namun hanya sedikit sekali yang bisa menjadi pelari kelas dunia.
Sekali pun demikian, melalui praktek dan latihan kita akan mampu menyanyi lebih baik, menggambar lebih baik atau berlari lebih cepat. Jadi dengan bersikap positif, anda akan dapat menjadi semakin baik dalam hal-hal yang anda geluti. Sebagai langkah awal, anda perlu bersikap positif pada kemungkinan terjadinya perubahan.
Sikap positif dalam manajemen merupakan suatu sifat yang dapat meningkatkan setiap atau semua bentuk kecakapan manajemen. Namun demikian, sikap positif tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu sikap positif berkaitan timbal balik dengan berbagai bentuk kecakapan manajemen.
Mari kita tutup sesi ini dengan mengandaikan anda sebagai manajer personalia yang sedang menghadapi pemogokan karyawan. Bagaimana kecakapan anda dalam menangani masalah tersebut dikaitkan dengan ciri-ciri bersikap positif yang pernah kita bahas di sesi 2? Berilah skor pada setiap ciri mulai dari
negatif hingga positif:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Sangat tidak netral———————————-Netral
2. Tidak mampu menguasai———–Mampu menguasai
3. Tidak berpikir kreatif——————-Berpikir Kreatif
4. Pesimis———————————————Optimis
5. Tidak efektif berkomunikasi—Efektif Berkomunikasi
Tentu saja kita tidak bisa memberi angka yang pasti untuk mengukur tingkat sikap positif anda. Namun, pada taraf tertentu anda harus menilai seberapa positif sikap anda pada saat ini, dan apakah ada hal yang harus diubah agar anda dapat mengingkatkan sikap positif anda. Boleh jadi anda berpikir ada indikasi yang menjadi ciri-ciri lain bersikap positif dan itu sah-sah saja. Yang penting di sini, semakin tinggi nilai yang anda berikan pada latihan di atas atau ciri-ciri lain yang anda tambahkan, maka semakin besar kemungkinannya anda dapat bersikap positif dalam manajemen anda.
Label:
motivasi diri
02.45
Fred Douglas benar-benar memulai hidupnya tanpa apa-apa. Bahkan ia tidak memiliki dirinya sendiri ketika masih dalam kandungan ibunya. Sebagai anak budak belian, ia sudah dijadikan jaminan untuk melunasi hutang majikan orang tuanya.
Ia jarang bertemu ibunya kecuali pada malam hari dimana ibunya harus berjalan sejauh dua belas kilometer hanya untuk bertemu anaknya selama satu jam. Ia tidak mempunyai kesempatan belajar, karena pada jaman itu, para budak belian tidak diperbolehkan belajar menulis dan membaca.
Namun, tanpa diketahui siapa pun, ia belajar membaca dan menulis. Dalam waktu singkat, ia sudah membuat malu teman-temannya yang berkulit putih dalam hal pelajaran.
Pada usia 21 tahun, ia melarikan diri dari perbudakan dan bekerja sebagai seorang pesuruh di New York dan New Bedford. Di Mantucket, ia berpidato, mendesak dihapuskannya perbudakan. Kesan yang ditimbulkannya sedemikian baik sehingga ia diangkat menjadi agen Lembaga Anti Perbudakan di Massachussetts.
Sementara ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memberikan ceramah, ia tetap belajar. Ia kemudian dikirim ke Eropa untuk berpidato dan menjalin persahabatan dengan beberapa orang Inggris yang kemudian memberinya 750 dolar untuk menebus kebebasannya sebagai seorang budak.
Ia menerbitkan surat kabar di Rochester dan kelak memimpin New Era di Washington. Bertahun-tahun lamanya ia menjadi kepala District of Columbia dan bisa menandingi setiap orang kulit putih mana pun.
Apakah keadaan Anda lebih buruk dari Fred Douglas pada waktu dilahirkan?
(adapted from Orion Sweet Marden)
Fed Douglas Terlahir sebagai Budak
Ia jarang bertemu ibunya kecuali pada malam hari dimana ibunya harus berjalan sejauh dua belas kilometer hanya untuk bertemu anaknya selama satu jam. Ia tidak mempunyai kesempatan belajar, karena pada jaman itu, para budak belian tidak diperbolehkan belajar menulis dan membaca.
Namun, tanpa diketahui siapa pun, ia belajar membaca dan menulis. Dalam waktu singkat, ia sudah membuat malu teman-temannya yang berkulit putih dalam hal pelajaran.
Pada usia 21 tahun, ia melarikan diri dari perbudakan dan bekerja sebagai seorang pesuruh di New York dan New Bedford. Di Mantucket, ia berpidato, mendesak dihapuskannya perbudakan. Kesan yang ditimbulkannya sedemikian baik sehingga ia diangkat menjadi agen Lembaga Anti Perbudakan di Massachussetts.
Sementara ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memberikan ceramah, ia tetap belajar. Ia kemudian dikirim ke Eropa untuk berpidato dan menjalin persahabatan dengan beberapa orang Inggris yang kemudian memberinya 750 dolar untuk menebus kebebasannya sebagai seorang budak.
Ia menerbitkan surat kabar di Rochester dan kelak memimpin New Era di Washington. Bertahun-tahun lamanya ia menjadi kepala District of Columbia dan bisa menandingi setiap orang kulit putih mana pun.
Apakah keadaan Anda lebih buruk dari Fred Douglas pada waktu dilahirkan?
(adapted from Orion Sweet Marden)
Label:
Kisah Nyata
01.37
“Your successes and happiness are forgiven you only if you generously consent to share them. –
Kesuksesan dan kebahagiaan akan sangat berarti jika kau mau berbagi dengan orang lain.” Albert Camus Untuk dapat sekedar hidup, mungkin kita tidak perlu bersusah payah mencari peluang ataupun memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas dan manfaat diri kita. Namun sebagai mahluk yang paling spesial diantara mahluk ciptaan Tuhan YME, kita berkewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang berarti. Kita harus berupaya semaksimal mungkin. Sebuah pepatah bijak menyebutkan, “Find a meaningful need and fill it better than anyone else. – Kejarlah sesuatu yang bermakna, dan gunakanlah setiap peluang yang ada secara lebih baik dari siapapun.”
Ada beberapa langkah untuk menjadikan kehidupan kita menjadi lebih berarti. Langkah pertama adalah memperbesar kemauan untuk belajar. Manusia mempunyai pikiran yang luar biasa, maka gunakan pikiran tersebut untuk belajar menciptakan kemajuan-kemajuan dalam hidup. Kita dapat belajar dari berbagai hal, diantaranya adalah belajar kepada pengalaman hidup, kegagalan, kejadian sehari-hari, orang lain dan sebagainya. Maka tingkatkan terus kemauan belajar.
Langkah kedua supaya kehidupan kita lebih berati adalah mencoba melakukan sesuatu agar lebih dekat dengan impian yang diidamkan. Bekerjalah lebih keras, lebih aktif atau produktif. Langkah ini sangat efektif dalam meningkatkan kemungkinan mendapatkan uang, kekayaan atau segala sesuatu yang berharga bagi manusia.
Satu hal yang patut dijadikan pedoman bahwasanya kerja keras itu bukan semata-mata mengejar 5 P, yaitu power (kekuasaan), position (posisi), pleasure (kesenangan), prestige (kewibawaan) dan prosperity (kekayaan). Setiap usaha yang hanya berorientasi kepada lima hal tersebut memang menjamin kesuksesan atau bahkan hasil yang melimpah ruah, tetapi tidak menjamin sebuah akhir yang menyenangkan. Contohnya adalah sebuah fakta tentang delapan orang miliarder di Amerika Serikat yang berkumpul di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Illionis pada tahun 1923. Mereka adalah orang-orang yang sangat sukses, tetapi mengalami nasib tragis 25 tahun kemudian.
Salah seorang diantara mereka adalah Charles Schwab, CEO perusahaan besi baja ternama pada waktu itu, yaitu Bethlehem Steel. Tetapi Charles Schwab mengalami kebangkrutan total. Sehingga ia terpaksa berhutang untuk membiayai hidupnya selama 5 tahun sebelum meninggal. Yang kedua adalah Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Namun pria ini ternyata menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing. Orang ketiga adalah Jesse Livermore, raja saham “The Great Bear” di Wall Street. Tetapi Jesse mati bunuh diri.
Orang ke empat adalah “The Match King”, Ivar Krueger, CEO perusahaan hak cipta, yang juga mati bunuh diri. Begitu juga dengan Leon Fraser, Chairman of Bank of International Settlement, ia mati bunuh diri. Yang keenam adalah Howard Hupson, CEO perusahaan gas terbesar di Amerika Utara. Tetapi ia sakit jiwa dan dirawat di rumah sakit jiwa hingga akhir hidupnya. Arthur Cutton sebelumnya adalah pemilik pabrik tepung terbesar di dunia, tetapi ia meninggal di negri orang lain. Sedangkan Albert Fall, waktu itu ia adalah anggota kabinet presiden Amerika Serikat. Namun ia meninggal di rumahnya di Texas ketika baru saja keluar dari penjara.
Di dunia ini tidak sedikit orang yang semula sangat sukses, tetapi merana di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka. Kehidupan mereka seakan-akan tidak berarti meskipun sebelumnya sangat kaya raya. Upaya terbaik memang dapat menghasilkan kesuksesan besar, tetapi bukan berarti merupakan jaminan sebuah akhir kehidupan sebagai manusia yang penuh arti.
Karena itu langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah mengimbangi kerja keras dengan berbuat kebaikan. Seorang penulis pada abad 20-an yang berkebangsaan Perancis, André Gide, mendefinisikan kebaikan itu sebagai berikut; “True kindness presupposes the faculty of imagining as one’s own the suffering and joys of others. –
Kebaikan yang sesungguhnya adalah kemampuan merasakan penderitaan maupun kebahagiaan orang lain.”
Kerja keras yang diimbangi dengan berbuat kebaikan akan menghasilkan semangat yang tinggi untuk mendapatkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Hal itu terdorong oleh keinginan untuk dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Pada akhirnya kebaikan tersebut berpengaruh positif terhadap semangat hidup, motivasi, dan kemajuan sikap dan ekonomi. James Allen, penulis buku berjudul As a Man Thinketh mengatakan, “Pemikiran serta perbuatan baik tidak mungkin mendatangkan hasil yang buruk; pemikiran dan perbuatan buruk tidak mungkin mendatangkan hasil baik.”
Dengan belajar, bekerja keras dan berbuat kebaikan maka kita akan dapat menciptakan kehidupan yang jauh lebih berarti. Langkah-langkah sebagaimana dijelaskan diatas terbukti juga sangat efektif menjadikan kesan positif tentang diri kita tidak mudah dilupakan orang. Saya meyakini bahwa kita masih mempunyai banyak kesempatan dan potensi untuk mendapatkan kehidupan berharga itu dimanapun dan apapun pekerjaan kita.
Sumber: Make A Life, Not Merely A Living – Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup
Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup
“Your successes and happiness are forgiven you only if you generously consent to share them. –
Kesuksesan dan kebahagiaan akan sangat berarti jika kau mau berbagi dengan orang lain.” Albert Camus Untuk dapat sekedar hidup, mungkin kita tidak perlu bersusah payah mencari peluang ataupun memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas dan manfaat diri kita. Namun sebagai mahluk yang paling spesial diantara mahluk ciptaan Tuhan YME, kita berkewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang berarti. Kita harus berupaya semaksimal mungkin. Sebuah pepatah bijak menyebutkan, “Find a meaningful need and fill it better than anyone else. – Kejarlah sesuatu yang bermakna, dan gunakanlah setiap peluang yang ada secara lebih baik dari siapapun.”
Ada beberapa langkah untuk menjadikan kehidupan kita menjadi lebih berarti. Langkah pertama adalah memperbesar kemauan untuk belajar. Manusia mempunyai pikiran yang luar biasa, maka gunakan pikiran tersebut untuk belajar menciptakan kemajuan-kemajuan dalam hidup. Kita dapat belajar dari berbagai hal, diantaranya adalah belajar kepada pengalaman hidup, kegagalan, kejadian sehari-hari, orang lain dan sebagainya. Maka tingkatkan terus kemauan belajar.
Langkah kedua supaya kehidupan kita lebih berati adalah mencoba melakukan sesuatu agar lebih dekat dengan impian yang diidamkan. Bekerjalah lebih keras, lebih aktif atau produktif. Langkah ini sangat efektif dalam meningkatkan kemungkinan mendapatkan uang, kekayaan atau segala sesuatu yang berharga bagi manusia.
Satu hal yang patut dijadikan pedoman bahwasanya kerja keras itu bukan semata-mata mengejar 5 P, yaitu power (kekuasaan), position (posisi), pleasure (kesenangan), prestige (kewibawaan) dan prosperity (kekayaan). Setiap usaha yang hanya berorientasi kepada lima hal tersebut memang menjamin kesuksesan atau bahkan hasil yang melimpah ruah, tetapi tidak menjamin sebuah akhir yang menyenangkan. Contohnya adalah sebuah fakta tentang delapan orang miliarder di Amerika Serikat yang berkumpul di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Illionis pada tahun 1923. Mereka adalah orang-orang yang sangat sukses, tetapi mengalami nasib tragis 25 tahun kemudian.
Salah seorang diantara mereka adalah Charles Schwab, CEO perusahaan besi baja ternama pada waktu itu, yaitu Bethlehem Steel. Tetapi Charles Schwab mengalami kebangkrutan total. Sehingga ia terpaksa berhutang untuk membiayai hidupnya selama 5 tahun sebelum meninggal. Yang kedua adalah Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Namun pria ini ternyata menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing. Orang ketiga adalah Jesse Livermore, raja saham “The Great Bear” di Wall Street. Tetapi Jesse mati bunuh diri.
Orang ke empat adalah “The Match King”, Ivar Krueger, CEO perusahaan hak cipta, yang juga mati bunuh diri. Begitu juga dengan Leon Fraser, Chairman of Bank of International Settlement, ia mati bunuh diri. Yang keenam adalah Howard Hupson, CEO perusahaan gas terbesar di Amerika Utara. Tetapi ia sakit jiwa dan dirawat di rumah sakit jiwa hingga akhir hidupnya. Arthur Cutton sebelumnya adalah pemilik pabrik tepung terbesar di dunia, tetapi ia meninggal di negri orang lain. Sedangkan Albert Fall, waktu itu ia adalah anggota kabinet presiden Amerika Serikat. Namun ia meninggal di rumahnya di Texas ketika baru saja keluar dari penjara.
Di dunia ini tidak sedikit orang yang semula sangat sukses, tetapi merana di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka. Kehidupan mereka seakan-akan tidak berarti meskipun sebelumnya sangat kaya raya. Upaya terbaik memang dapat menghasilkan kesuksesan besar, tetapi bukan berarti merupakan jaminan sebuah akhir kehidupan sebagai manusia yang penuh arti.
Karena itu langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah mengimbangi kerja keras dengan berbuat kebaikan. Seorang penulis pada abad 20-an yang berkebangsaan Perancis, André Gide, mendefinisikan kebaikan itu sebagai berikut; “True kindness presupposes the faculty of imagining as one’s own the suffering and joys of others. –
Kebaikan yang sesungguhnya adalah kemampuan merasakan penderitaan maupun kebahagiaan orang lain.”
Kerja keras yang diimbangi dengan berbuat kebaikan akan menghasilkan semangat yang tinggi untuk mendapatkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Hal itu terdorong oleh keinginan untuk dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Pada akhirnya kebaikan tersebut berpengaruh positif terhadap semangat hidup, motivasi, dan kemajuan sikap dan ekonomi. James Allen, penulis buku berjudul As a Man Thinketh mengatakan, “Pemikiran serta perbuatan baik tidak mungkin mendatangkan hasil yang buruk; pemikiran dan perbuatan buruk tidak mungkin mendatangkan hasil baik.”
Dengan belajar, bekerja keras dan berbuat kebaikan maka kita akan dapat menciptakan kehidupan yang jauh lebih berarti. Langkah-langkah sebagaimana dijelaskan diatas terbukti juga sangat efektif menjadikan kesan positif tentang diri kita tidak mudah dilupakan orang. Saya meyakini bahwa kita masih mempunyai banyak kesempatan dan potensi untuk mendapatkan kehidupan berharga itu dimanapun dan apapun pekerjaan kita.
Sumber: Make A Life, Not Merely A Living – Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup
Label:
Kisah-kisah Sukses
06.12
Kebencian Hari Ini, Petaka Esok Hari
Written By Regina Kim on Kamis, 30 Desember 2010 | 06.12
Sahabat, percayakah anda, sebuah dendam dan kebencian yang ditebar hari ini membuahkan celaka bagi generasi mendatang? Mari kita tengok.
Berapa sering kita mendengar banyaknya korban akibat ranjau yang ditanam saat perang puluhan tahun silam. Di Rusia, Cina, Kolombia, Kamboja, Jenewa, Irak, Afganistan, negara-negara Afrika, dan lain-lain.
Ranjau-ranjau itu adalah sisa-sisa amarah, bekas-bekas angkara, dan jejak-jejak amuk, dan bekas-bekas kebencian. Kebencian atas penindasan dan ketidak adilan. Kebencian akan perilaku adikuasa.
Kita tak pernah tahu kapan semua itu akan tersapu bersih. Meski damai telah dijabattangankan, siapa bisa menjamin tak ada penyesalan di kemudian hari? Betapa mahalnya sebuah kebencian.
Hal ini mengajarkan pada kita untuk tidak hanya mempertimbangkan apa yang terjadi pada esok hari akibat perbuatan kita hari ini. Ketika kita membenci sesuatu, maka kebencian itu akan beranak pinak, dan akan kembali kepada kita sebesar kebencian yang kita tebarkan.
Mari tanyakan pada diri sendiri, buat apa kebencian ini? Adakah manfaatnya? Adakah akibat diesok hari buat diri kita dan anak cucu kita? Adakah jalan yang lebih baik? Karena ranjau-ranjau kebencian itu akan melukai orang yang membenci, juga orang yang dibenci. Dua-duanya sama-sama terluka.
Namun ada yang harus digaris bawahi, bahwa kebencian tidaklah sama dengan ketegasan sikap dalam menegakkan aturan dan batas-batas norma kehidupan. Kebencian lebih condong mengarah pada subjek, sedang ketegasan lebih mengacu pada perilaku dan perbuatan.
Semakin jauh kita memandang ke depan, semestinya semakin besar nilai perbuatan kita hari ini bagi kemanusiaan. Semakin berhati-hati dalam menentukan langkah dalam bertindak.
Salam..
Berapa sering kita mendengar banyaknya korban akibat ranjau yang ditanam saat perang puluhan tahun silam. Di Rusia, Cina, Kolombia, Kamboja, Jenewa, Irak, Afganistan, negara-negara Afrika, dan lain-lain.
Ranjau-ranjau itu adalah sisa-sisa amarah, bekas-bekas angkara, dan jejak-jejak amuk, dan bekas-bekas kebencian. Kebencian atas penindasan dan ketidak adilan. Kebencian akan perilaku adikuasa.
Kita tak pernah tahu kapan semua itu akan tersapu bersih. Meski damai telah dijabattangankan, siapa bisa menjamin tak ada penyesalan di kemudian hari? Betapa mahalnya sebuah kebencian.
Hal ini mengajarkan pada kita untuk tidak hanya mempertimbangkan apa yang terjadi pada esok hari akibat perbuatan kita hari ini. Ketika kita membenci sesuatu, maka kebencian itu akan beranak pinak, dan akan kembali kepada kita sebesar kebencian yang kita tebarkan.
Mari tanyakan pada diri sendiri, buat apa kebencian ini? Adakah manfaatnya? Adakah akibat diesok hari buat diri kita dan anak cucu kita? Adakah jalan yang lebih baik? Karena ranjau-ranjau kebencian itu akan melukai orang yang membenci, juga orang yang dibenci. Dua-duanya sama-sama terluka.
Namun ada yang harus digaris bawahi, bahwa kebencian tidaklah sama dengan ketegasan sikap dalam menegakkan aturan dan batas-batas norma kehidupan. Kebencian lebih condong mengarah pada subjek, sedang ketegasan lebih mengacu pada perilaku dan perbuatan.
Semakin jauh kita memandang ke depan, semestinya semakin besar nilai perbuatan kita hari ini bagi kemanusiaan. Semakin berhati-hati dalam menentukan langkah dalam bertindak.
Salam..
Label:
kisah Bijak
16.11
Kisah Seorang Balerina
Written By Regina Kim on Rabu, 29 Desember 2010 | 16.11
Di sebuah negara di Eropa Timur, di sebuah kota, seorang Balerina, sedang berlatih keras mempersiapkan diri untuk audisi balerina idol di negaranya. Balerina muda yang bernama Eva ini berlatih dengan penuh semangat. Hingga ketika tiba hari audisi…..
Eva menanti-nanti cemas giliran dia untuk tampil audisi. Beberapa penari lain sudah mulai tampil memperagakan kemahiran masing-masing di depan pelatih balet kenamaan yang bernama Vladimir. Eva sudah lama menantikan hal ini, tampil di depan pelatih balet kenamaan internasional, dia sudah mengidamkan untuk menjadi murid balet dari pelatih terkenal ini, Vladimir….
“Dan peserta berikutnya…kita panggilkan Eva….” terdengar suara panitia memanggil nama Eva untuk tampil ke atas panggung audisi memperagakan tarian baletnya..
Dan Eva pun bergerak maju ke depan. Setelah membungkuk hormat pada si pelatih kenamaan, Eva mulai memperagakan tarian baletnya… Satu jurus, dua jurus, tiga jurus….
Tiba-tiba si pelatih kenamaan bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan meja nya dan berjalan masuk ke ruang belakang.. Eva si penari balet, meliat si pelatih kenamaan tadi masuk ke ruang belakang, menjadi kecewa. Dia merasa kecewa, baru memperagakan sedikit tarian baletnya, si pelatih sudah meninggalkan ruangan.
Air mata menitik di pipi Eva, dia merasa si pelatih kecewa dengan tarian dia sehingga meninggalkan ruang audisi. Eva dengan air mata bergegas meninggalkan ruang audisi, dia merasakan harapan dan impian-impian dia kabur untuk menjadi penari balet terkenal pupus sudah…
Selang beberapa tahun kemudian….
Ketika Eva sedang berjalan-jalan di kotanya dengan kedua putrinya, ada suara yang menyapanya…
“Anda Eva bukan?” kata suara tadi
Eva mencari sumber suara, ketika dia menemukan sumber suara, dia terkejut sekali. Ternyata Vladimir si pelatih balet kenamaan, juri audisi balet yang pernah dia ikuti.
“Iya, saya Eva,”jawab Eva singkat. Eva teringat kekecewaan yang dia alami dulu beberapa tahun yang silam, ketika si Vladimir pelatih kenamaan ini meninggalkan dia pada saat dia baru saja tampil di audisi. Pada saat itu Eva mau menampilkan seluruh keahlian dia di bidang balerina, namun baru tiga jurus, si pelatih dan sekaligus juri audisi meninggalkannya..
“Kenapa sdri Eva tidak melanjutkan karir balerina?” tanya Vladimir. “Saya dulu mencari-cari sdri Eva beberapa kali, saya melihat potensi yang besar sekali ada pada diri sdri. Saya ingin sekali mendapatkan seseorang yang bisa saya jadikan juara balerina terkenal dari sdri Eva. Waktu itu saya hanya meliat sedikit saja tarian sdri, saya sudah tau bahwa sdri betul-betul punya bakat yang luar biasa, saya mau memberikan kartu nama saya pada sdri Eva agar bisa menghubungi saya sesudah audisi untuk pelatihan selanjutnya, namun kartu nama saya di saku saya waktu itu habis, sehingga saya terpaksa bergegas ke belakang, ke ruangan saya untuk mengambil kartu nama lagi untuk sdri, namun ketika saya kembali ke ruangan audisi, saya tidak menjumpai sdri Eva lagi.”jelas Vladimir, si pelatih tari ini…
Mendengar penjelasan ini, Eva merasakan penyesalan yang dalam. Dia dulu ternyata salah anggapan..
Nah..apa hikmah dari cerita berikut?
Cerita hikmah berikut menggambarkan bahwa kita tidak boleh terlalu cepat menyerah, tidak boleh juga berpikiran negatif.. Si Eva berpikir negatif merasa si pelatih meninggalkan dia pada saat audisi padahal si pelatih bermaksud sebaliknya..
Eva menanti-nanti cemas giliran dia untuk tampil audisi. Beberapa penari lain sudah mulai tampil memperagakan kemahiran masing-masing di depan pelatih balet kenamaan yang bernama Vladimir. Eva sudah lama menantikan hal ini, tampil di depan pelatih balet kenamaan internasional, dia sudah mengidamkan untuk menjadi murid balet dari pelatih terkenal ini, Vladimir….
“Dan peserta berikutnya…kita panggilkan Eva….” terdengar suara panitia memanggil nama Eva untuk tampil ke atas panggung audisi memperagakan tarian baletnya..
Dan Eva pun bergerak maju ke depan. Setelah membungkuk hormat pada si pelatih kenamaan, Eva mulai memperagakan tarian baletnya… Satu jurus, dua jurus, tiga jurus….
Tiba-tiba si pelatih kenamaan bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan meja nya dan berjalan masuk ke ruang belakang.. Eva si penari balet, meliat si pelatih kenamaan tadi masuk ke ruang belakang, menjadi kecewa. Dia merasa kecewa, baru memperagakan sedikit tarian baletnya, si pelatih sudah meninggalkan ruangan.
Air mata menitik di pipi Eva, dia merasa si pelatih kecewa dengan tarian dia sehingga meninggalkan ruang audisi. Eva dengan air mata bergegas meninggalkan ruang audisi, dia merasakan harapan dan impian-impian dia kabur untuk menjadi penari balet terkenal pupus sudah…
Selang beberapa tahun kemudian….
Ketika Eva sedang berjalan-jalan di kotanya dengan kedua putrinya, ada suara yang menyapanya…
“Anda Eva bukan?” kata suara tadi
Eva mencari sumber suara, ketika dia menemukan sumber suara, dia terkejut sekali. Ternyata Vladimir si pelatih balet kenamaan, juri audisi balet yang pernah dia ikuti.
“Iya, saya Eva,”jawab Eva singkat. Eva teringat kekecewaan yang dia alami dulu beberapa tahun yang silam, ketika si Vladimir pelatih kenamaan ini meninggalkan dia pada saat dia baru saja tampil di audisi. Pada saat itu Eva mau menampilkan seluruh keahlian dia di bidang balerina, namun baru tiga jurus, si pelatih dan sekaligus juri audisi meninggalkannya..
“Kenapa sdri Eva tidak melanjutkan karir balerina?” tanya Vladimir. “Saya dulu mencari-cari sdri Eva beberapa kali, saya melihat potensi yang besar sekali ada pada diri sdri. Saya ingin sekali mendapatkan seseorang yang bisa saya jadikan juara balerina terkenal dari sdri Eva. Waktu itu saya hanya meliat sedikit saja tarian sdri, saya sudah tau bahwa sdri betul-betul punya bakat yang luar biasa, saya mau memberikan kartu nama saya pada sdri Eva agar bisa menghubungi saya sesudah audisi untuk pelatihan selanjutnya, namun kartu nama saya di saku saya waktu itu habis, sehingga saya terpaksa bergegas ke belakang, ke ruangan saya untuk mengambil kartu nama lagi untuk sdri, namun ketika saya kembali ke ruangan audisi, saya tidak menjumpai sdri Eva lagi.”jelas Vladimir, si pelatih tari ini…
Mendengar penjelasan ini, Eva merasakan penyesalan yang dalam. Dia dulu ternyata salah anggapan..
Nah..apa hikmah dari cerita berikut?
Cerita hikmah berikut menggambarkan bahwa kita tidak boleh terlalu cepat menyerah, tidak boleh juga berpikiran negatif.. Si Eva berpikir negatif merasa si pelatih meninggalkan dia pada saat audisi padahal si pelatih bermaksud sebaliknya..
Label:
kisah Bijak
15.10
Pertapa dan kepiting
Suatu ketika di sore hari yang sejuk, nampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.
Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai, sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana nampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.
Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur,dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.
Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.
Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.
Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting, engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?”
“Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa mahluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab si pertapa muda.dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.
Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungutsebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.”
“Lihat, Anak muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik,tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik,yakni untuk menolong mahluk lain, tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, bukan?”
Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang paman ajarkan.”
Mempunyai sifat belas kasih, mau memperhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orang tua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, seringkali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.Semoga cerita ini bisa membawa hikmah, manfaat, motivasi ataupun menginspirasi bagi semua pembaca.
Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai, sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana nampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.
Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur,dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.
Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.
Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.
Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting, engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?”
“Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa mahluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting,” jawab si pertapa muda.dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.
Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungutsebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya.”
“Lihat, Anak muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik,tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik,yakni untuk menolong mahluk lain, tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, bukan?”
Seketika itu, si pemuda tersadar. “Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang paman ajarkan.”
Mempunyai sifat belas kasih, mau memperhatikan dan menolong orang lain adalah perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan kepada anak kita, orang tua, sanak saudara, teman, atau kepada siapa pun. Tetapi, kalau cara kita salah, seringkali perhatian atau bantuan yang kita berikan bukannya memecahkan masalah, namun justru menjadi bumerang. Kita yang tadinya tidak tahu apa-apa dan hanya sekadar berniat membantu, malah harus menanggung beban dan kerugian yang tidak perlu.Karena itu, adanya niat dan tindakan berbuat baik, seharusnya diberikan dengan cara yang tepat dan bijak. Dengan begitu, bantuan itu nantinya tidak hanya akan berdampak positif bagi yang dibantu, tetapi sekaligus membahagiakan dan membawa kebaikan pula bagi kita yang membantu.Semoga cerita ini bisa membawa hikmah, manfaat, motivasi ataupun menginspirasi bagi semua pembaca.
Label:
kisah Bijak
04.37
Kita mengenal binatang jerapah, seekor induk Jerapah melahirkan anaknya sambil berdiri dan pada saatnya bayi Jerapah akan jatuh ke tanah yang keras dari kandungan induknya.
Hal pertama yang dilakukan oleh induknya adalah berdiri di belakang anaknya dan memberikan tendangan yang cukup keras ke tubuh bayi Jerapah.
Bayi Jerapah terbangun mencoba berdiri namun masih mudah terjatuh karena kakinya yang masih lemah dan mudah goyah. Sang induk kembali bergerak ke belakang bayi Jerapah dan memberi tendangan lagi kepadanya.
Demikian berlangsung beberapa kali hingga si bayi berdiri kokoh dan mulai berjalan menuju puting susu sang induk. Mengapa? Karena induk Jerapah tahu bahwa satu-satunya peluang bagi bayinya untuk bisa bertahan hidup di hutan adalah dengan berdiri kokoh diatas kakinya sendiri. Jika tidak, akan sedemikian mudahnya dia diterkam binatang buas dan menjadi mangsa mereka.
Apakah tindakan induk jerapah adalah tindakan kasih? Sudah pasti.
Disiplin pasti bukan berarti bahwa seseorang menghajar anak-anaknya dengan ikat pinggang, itu adalah sakit jiwa.
Disiplin adalah ketegasan yang penuh kasih. Disiplin adalah bimbingan. Disiplin bersifat mencegah timbulnya permasalahan. Disiplin menghasilkan dan menyalurkan energi untuk meraih prestasi besar. Disiplin bukan tujuan yang ingin kita capai, tapi kita melakukannya untuk sebuah kepedulian.Disiplin adalah tindakan kasih. Kadangkala anda harus bersikap keras untuk kebaikan. Tidak semua operasi medis menyakitkan, tidak semua obat berasa manis, tapi kita harus menelannya.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh cinta kasih dan disiplin, pada saatnya akan menaruh rasa hormat kepada orang tua mereka.
Belajar dari Jerapah Yang Melahirkan
Kita mengenal binatang jerapah, seekor induk Jerapah melahirkan anaknya sambil berdiri dan pada saatnya bayi Jerapah akan jatuh ke tanah yang keras dari kandungan induknya.
Hal pertama yang dilakukan oleh induknya adalah berdiri di belakang anaknya dan memberikan tendangan yang cukup keras ke tubuh bayi Jerapah.
Bayi Jerapah terbangun mencoba berdiri namun masih mudah terjatuh karena kakinya yang masih lemah dan mudah goyah. Sang induk kembali bergerak ke belakang bayi Jerapah dan memberi tendangan lagi kepadanya.
Demikian berlangsung beberapa kali hingga si bayi berdiri kokoh dan mulai berjalan menuju puting susu sang induk. Mengapa? Karena induk Jerapah tahu bahwa satu-satunya peluang bagi bayinya untuk bisa bertahan hidup di hutan adalah dengan berdiri kokoh diatas kakinya sendiri. Jika tidak, akan sedemikian mudahnya dia diterkam binatang buas dan menjadi mangsa mereka.
Apakah tindakan induk jerapah adalah tindakan kasih? Sudah pasti.
Disiplin pasti bukan berarti bahwa seseorang menghajar anak-anaknya dengan ikat pinggang, itu adalah sakit jiwa.
Disiplin adalah ketegasan yang penuh kasih. Disiplin adalah bimbingan. Disiplin bersifat mencegah timbulnya permasalahan. Disiplin menghasilkan dan menyalurkan energi untuk meraih prestasi besar. Disiplin bukan tujuan yang ingin kita capai, tapi kita melakukannya untuk sebuah kepedulian.Disiplin adalah tindakan kasih. Kadangkala anda harus bersikap keras untuk kebaikan. Tidak semua operasi medis menyakitkan, tidak semua obat berasa manis, tapi kita harus menelannya.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh cinta kasih dan disiplin, pada saatnya akan menaruh rasa hormat kepada orang tua mereka.
Label:
Fabel
15.36
Sebuah Pelajaran Cinta dari Negeri Sakura
Written By Regina Kim on Selasa, 28 Desember 2010 | 15.36
Toshinobu Kubota , yang biasa dipanggil Shinji mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya di negerinya yang lama untuk mencari hidup yang lebih baik di Amerika. Ayahnya memberinya uang simpanan keluarga yang disembunyikan di dalam kantong kulit.
“Di sini keadaan sulit ,” katanya sambil memeluk putranya dan mengucapkan selamat tinggal. “Kau adalah harapan kami.”
Shinji naik ke kapal lintas Atlantik yang menawarkan transport gratis bagi pemuda-pemuda yang mau bekerja sebagai penyekop batubara sebagai imbalan ongkos pelayaran selama sebulan. Kalau Shinji menemukan emas di Pegunungan Colorado, keluarganya akan menyusul.
Berbulan-bulan Shinji mengolah tanahnya tanpa kenal lelah. Urat emas yang tidak besar memberinya penghasilan yang pas-pasan namun teratur.
Setiap hari ketika pulang ke pondoknya yang terdiri atas dua kamar, Shinji merindu kan dan sangat ingin disambut oleh wanita yang dicintainya.
Satu-satunya yang disesalinya ketika menerima tawaran untuk mengadu nasib ke Amerika adalah terpaksa meninggalkan Asaka Matsutoya sebelum secara resmi punya kesempatan mendekati gadis itu. Sepanjang ingatannya, keluarga mereka sudah lama berteman dan selama itu pula diam-diam dia berharap bisa memperistri Asaka.
Rambut Asaka yang ikal panjang dan senyumnya yang menawan membuatnya menjadi putri Keluarga Yoshinori Matsutoya yang paling cantik.
Shinji baru sempat duduk di sampingnya dalam acara perayaan pesta bunga dan mengarang alasan-alasan konyol untuk singgah di rumah gadis itu agar bisa bertemu dengannya. Setiap malam sebelum tidur di kabinnya , Shinji ingin sekali membelai rambut Asaka yang pirang kemerahan dan memeluk gadis itu. Akhirnya, dia menyurati ayahnya , meminta bantuannya untuk mewujudkan impiannya.
Kira-kira setahun kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan rencana untuk membuat hidup Shinji menjadi lengkap. Pak Yoshinori Matsutoya akan mengirimkan putrinya kepada Shinji di Amerika. Putrinya itu suka bekerja keras dan punya intuisi bisnis. Dia akan bekerja sama dengan Shinji selama setahun dan membantunya mengembangkan bisnis penambangan emas.
Diharapkan, setelah setahun itu keluarganya akan mampu datang ke Amerika untuk menghadiri pernikahan mereka.
Hati Shinji sangat bahagia. Dia menghabiskan satu bulan berikutnya untuk mengubah pondoknya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Dia membeli ranjang sederhana untuk tempat tidurnya di ruang duduk dan menata bekas tempat tidurnya agar pantas untuk seorang wanita. Gorden dari bekas karung goni yang menutupi kotornya jendela diganti dengan kain bermotif bunga dari bekas karung terigu. Di meja samping tempat tidur dia meletakkan wadah kaleng berisi bunga-bunga kering yang dipetiknya di padang rumput.
Akhirnya , tibalah hari yang sudah dinanti-nantikannya sepanjang hidup.
Dengan tangan membawa seikat bunga daisy segar yang baru dipetik , dia pergi ke stasiun kereta api. Asap mengepul dan roda-roda berderit ketika kereta api mendekat lalu berhenti. Shinji melihat setiap jendela , mencari senyum dan rambut ikal Asaka. Jantungnya berdebar kencang penuh harap, kemudian tersentak karena kecewa.
Bukan Asaka , tetapi Yumi Matsutoya kakaknya, yang turun dari kereta api. Gadis itu berdiri malu-malu di depannya, matanya menunduk. Shinji hanya bisa memandang terpana. Kemudian, dengan tangan gemetar diulurkannya buket bunga itu kepada Yumi. “Selamat datang,” katanya lirih, matanya menatap nanar. Senyum tipis meng hias wajah Yumi yang tidak cantik.
“Aku senang ketika Ayah mengatakan kau ingin aku datang ke sini,” kata Yumi, sambil sekilas memandang mata Shinji sebelum cepat-cepat menunduk lagi.
“Aku akan mengurus bawaanmu ,” kata Shinji dengan senyum terpaksa.
Bersama-sama mereka berjalan ke kereta kuda. Pak Matsutoya dan ayahnya benar. Yumi memang punya intuisi bisnis yang hebat. Sementara Shinji bekerja di tambang, dia bekerja di kantor. Di meja sederhana di sudut ruang duduk, dengan cermat Yumi mencatat semua kegiatan di tambang. Dalam waktu 6 bulan, asset mereka telah berlipat dua. Masakannya yang lezat dan senyumnya yang tenang menghiasi pondok itu dengan sentuhan ajaib seorang wanita.
Tetapi bukan wanita ini yang kuinginkan , keluh Shinji dalam hati, setiap malam sebelum tidur kecapekan di ruang duduk. Mengapa mereka mengirim Yumi ? Akankah dia bisa bertemu lagi dengan Asaka ? Apakah impian lamanya untuk memperistri Asaka harus dilupakannya ?
Setahun lamanya Yumi dan Shinji bekerja, bermain, dan tertawa bersama, tetapi tak pernah ada ungkapan cinta. Pernah sekali, Yumi mencium pipi Shinji sebelum masuk kekamarnya. Pria itu hanya tersenyum canggung. Sejak itu, kelihatannya Yumi cukup puas dengan jalan-jalan berdua menjelajahi pegunungan atau dengan mengobrol di beranda setelah makan malam.
Pada suatu sore di musim semi, hujan deras mengguyur punggung bukit, membuat jalan masuk ke tambang mereka longsor. Dengan kesal Shinji mengisi karung-karung pasir dan meletakkannya sedemikan rupa untuk membelokkan arus air. Badannya lelah dan basah kuyup, tetapi tampaknya usahanya sia-sia. Tiba-tiba Yumi muncul di sampingnya, memegangi karung goni yang terbuka. Shinji menyekop dan memasuk kan pasir kedalamnya, kemudian dengan tenaga sekuat lelaki, Yumi melemparkan karung itu ke tumpukan lalu membuka karung lainnya. Berjam-jam mereka bekerja dengan kaki terbenam lumpur setinggi lutut, sampai hujan reda. Dengan berpegangan tangan mereka berjalan pulang ke pondok.
Sambil menikmati sup panas, Shinji mendesah , “Aku takkan dapat menyelamatkan tambang itu tanpa dirimu. Terima kasih, Yumi.”
“Sama-sama,” gadis itu menjawab sambil tersenyum tenang seperti biasa, lalu tanpa berkata-kata dia masuk ke kamarnya.
Beberapa hari kemudian , sebuah telegram datang mengabarkan bahwa Keluarga Matsutoya dan Keluarga Kubota akan tiba minggu berikutnya. Meskipun berusaha keras menutup-nutupinya , jantung Shinji kembali berdebar-debar seperti dulu karena harapan akan bertemu lagi dengan Asaka. Dia dan Yumi pergi ke stasiun kereta api. Mereka melihat keluarga mereka turun dari kereta api di ujung peron.
Ketika Asaka muncul , Yumi menoleh kepada Shinji. “Sambutlah dia,” katanya.
Dengan kaget, Shinji berkata tergagap, “Apa maksudmu?”
“Shinji , sudah lama aku tahu bahwa aku bukan putri Matsutoya yang kau inginkan. Aku memperhatikan bagaimana kau bercanda dengan Asaka dalam acara Perayaan pesta bunga lalu.” Dia mengangguk ke arah adiknya yang sedang menuruni tangga kereta. “Aku tahu bahwa dia, bukan aku , yang kauinginkan menjadi istrimu.”
“Tapi…”
Yumi meletakkan jarinya pada bibir Shinji. “Ssstt,” bisiknya. “Aku mencintaimu, Shinji. Aku selalu mencintaimu. Karena itu , yang kuinginkan hanya melihatmu bahagia. Sambutlah adikku.”
Shinji mengambil tangan Yumi dari wajahnya dan menggenggamnya. Ketika Yumi menengadah, untuk pertama kalinya Shinji melihat betapa cantiknya gadis itu. Dia ingat ketika mereka berjalan-jalan di padang rumput, ingat malam-malam tenang yang mereka nikmati di depan perapian, ingat ketika Yumi membantunya mengisi karung-karung pasir. Ketika itulah dia menyadari apa yang sebenarnya selama berbulan-bulan telah tidak diketahuinya.
“Tidak, Yumi. Engkaulah yang kuinginkan.” Shinji merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya dan mengecupnya dengan cinta yang tiba-tiba membuncah didalam dadanya.
Keluarga mereka berkerumun mengelilingi mereka dan berseru-seru, “Kami datang untuk menghadiri pernikahan kalian!”
“..True love doesn’t have a happy ending , because true love never ends….”
“Di sini keadaan sulit ,” katanya sambil memeluk putranya dan mengucapkan selamat tinggal. “Kau adalah harapan kami.”
Shinji naik ke kapal lintas Atlantik yang menawarkan transport gratis bagi pemuda-pemuda yang mau bekerja sebagai penyekop batubara sebagai imbalan ongkos pelayaran selama sebulan. Kalau Shinji menemukan emas di Pegunungan Colorado, keluarganya akan menyusul.
Berbulan-bulan Shinji mengolah tanahnya tanpa kenal lelah. Urat emas yang tidak besar memberinya penghasilan yang pas-pasan namun teratur.
Setiap hari ketika pulang ke pondoknya yang terdiri atas dua kamar, Shinji merindu kan dan sangat ingin disambut oleh wanita yang dicintainya.
Satu-satunya yang disesalinya ketika menerima tawaran untuk mengadu nasib ke Amerika adalah terpaksa meninggalkan Asaka Matsutoya sebelum secara resmi punya kesempatan mendekati gadis itu. Sepanjang ingatannya, keluarga mereka sudah lama berteman dan selama itu pula diam-diam dia berharap bisa memperistri Asaka.
Rambut Asaka yang ikal panjang dan senyumnya yang menawan membuatnya menjadi putri Keluarga Yoshinori Matsutoya yang paling cantik.
Shinji baru sempat duduk di sampingnya dalam acara perayaan pesta bunga dan mengarang alasan-alasan konyol untuk singgah di rumah gadis itu agar bisa bertemu dengannya. Setiap malam sebelum tidur di kabinnya , Shinji ingin sekali membelai rambut Asaka yang pirang kemerahan dan memeluk gadis itu. Akhirnya, dia menyurati ayahnya , meminta bantuannya untuk mewujudkan impiannya.
Kira-kira setahun kemudian, sebuah telegram datang mengabarkan rencana untuk membuat hidup Shinji menjadi lengkap. Pak Yoshinori Matsutoya akan mengirimkan putrinya kepada Shinji di Amerika. Putrinya itu suka bekerja keras dan punya intuisi bisnis. Dia akan bekerja sama dengan Shinji selama setahun dan membantunya mengembangkan bisnis penambangan emas.
Diharapkan, setelah setahun itu keluarganya akan mampu datang ke Amerika untuk menghadiri pernikahan mereka.
Hati Shinji sangat bahagia. Dia menghabiskan satu bulan berikutnya untuk mengubah pondoknya menjadi tempat tinggal yang nyaman. Dia membeli ranjang sederhana untuk tempat tidurnya di ruang duduk dan menata bekas tempat tidurnya agar pantas untuk seorang wanita. Gorden dari bekas karung goni yang menutupi kotornya jendela diganti dengan kain bermotif bunga dari bekas karung terigu. Di meja samping tempat tidur dia meletakkan wadah kaleng berisi bunga-bunga kering yang dipetiknya di padang rumput.
Akhirnya , tibalah hari yang sudah dinanti-nantikannya sepanjang hidup.
Dengan tangan membawa seikat bunga daisy segar yang baru dipetik , dia pergi ke stasiun kereta api. Asap mengepul dan roda-roda berderit ketika kereta api mendekat lalu berhenti. Shinji melihat setiap jendela , mencari senyum dan rambut ikal Asaka. Jantungnya berdebar kencang penuh harap, kemudian tersentak karena kecewa.
Bukan Asaka , tetapi Yumi Matsutoya kakaknya, yang turun dari kereta api. Gadis itu berdiri malu-malu di depannya, matanya menunduk. Shinji hanya bisa memandang terpana. Kemudian, dengan tangan gemetar diulurkannya buket bunga itu kepada Yumi. “Selamat datang,” katanya lirih, matanya menatap nanar. Senyum tipis meng hias wajah Yumi yang tidak cantik.
“Aku senang ketika Ayah mengatakan kau ingin aku datang ke sini,” kata Yumi, sambil sekilas memandang mata Shinji sebelum cepat-cepat menunduk lagi.
“Aku akan mengurus bawaanmu ,” kata Shinji dengan senyum terpaksa.
Bersama-sama mereka berjalan ke kereta kuda. Pak Matsutoya dan ayahnya benar. Yumi memang punya intuisi bisnis yang hebat. Sementara Shinji bekerja di tambang, dia bekerja di kantor. Di meja sederhana di sudut ruang duduk, dengan cermat Yumi mencatat semua kegiatan di tambang. Dalam waktu 6 bulan, asset mereka telah berlipat dua. Masakannya yang lezat dan senyumnya yang tenang menghiasi pondok itu dengan sentuhan ajaib seorang wanita.
Tetapi bukan wanita ini yang kuinginkan , keluh Shinji dalam hati, setiap malam sebelum tidur kecapekan di ruang duduk. Mengapa mereka mengirim Yumi ? Akankah dia bisa bertemu lagi dengan Asaka ? Apakah impian lamanya untuk memperistri Asaka harus dilupakannya ?
Setahun lamanya Yumi dan Shinji bekerja, bermain, dan tertawa bersama, tetapi tak pernah ada ungkapan cinta. Pernah sekali, Yumi mencium pipi Shinji sebelum masuk kekamarnya. Pria itu hanya tersenyum canggung. Sejak itu, kelihatannya Yumi cukup puas dengan jalan-jalan berdua menjelajahi pegunungan atau dengan mengobrol di beranda setelah makan malam.
Pada suatu sore di musim semi, hujan deras mengguyur punggung bukit, membuat jalan masuk ke tambang mereka longsor. Dengan kesal Shinji mengisi karung-karung pasir dan meletakkannya sedemikan rupa untuk membelokkan arus air. Badannya lelah dan basah kuyup, tetapi tampaknya usahanya sia-sia. Tiba-tiba Yumi muncul di sampingnya, memegangi karung goni yang terbuka. Shinji menyekop dan memasuk kan pasir kedalamnya, kemudian dengan tenaga sekuat lelaki, Yumi melemparkan karung itu ke tumpukan lalu membuka karung lainnya. Berjam-jam mereka bekerja dengan kaki terbenam lumpur setinggi lutut, sampai hujan reda. Dengan berpegangan tangan mereka berjalan pulang ke pondok.
Sambil menikmati sup panas, Shinji mendesah , “Aku takkan dapat menyelamatkan tambang itu tanpa dirimu. Terima kasih, Yumi.”
“Sama-sama,” gadis itu menjawab sambil tersenyum tenang seperti biasa, lalu tanpa berkata-kata dia masuk ke kamarnya.
Beberapa hari kemudian , sebuah telegram datang mengabarkan bahwa Keluarga Matsutoya dan Keluarga Kubota akan tiba minggu berikutnya. Meskipun berusaha keras menutup-nutupinya , jantung Shinji kembali berdebar-debar seperti dulu karena harapan akan bertemu lagi dengan Asaka. Dia dan Yumi pergi ke stasiun kereta api. Mereka melihat keluarga mereka turun dari kereta api di ujung peron.
Ketika Asaka muncul , Yumi menoleh kepada Shinji. “Sambutlah dia,” katanya.
Dengan kaget, Shinji berkata tergagap, “Apa maksudmu?”
“Shinji , sudah lama aku tahu bahwa aku bukan putri Matsutoya yang kau inginkan. Aku memperhatikan bagaimana kau bercanda dengan Asaka dalam acara Perayaan pesta bunga lalu.” Dia mengangguk ke arah adiknya yang sedang menuruni tangga kereta. “Aku tahu bahwa dia, bukan aku , yang kauinginkan menjadi istrimu.”
“Tapi…”
Yumi meletakkan jarinya pada bibir Shinji. “Ssstt,” bisiknya. “Aku mencintaimu, Shinji. Aku selalu mencintaimu. Karena itu , yang kuinginkan hanya melihatmu bahagia. Sambutlah adikku.”
Shinji mengambil tangan Yumi dari wajahnya dan menggenggamnya. Ketika Yumi menengadah, untuk pertama kalinya Shinji melihat betapa cantiknya gadis itu. Dia ingat ketika mereka berjalan-jalan di padang rumput, ingat malam-malam tenang yang mereka nikmati di depan perapian, ingat ketika Yumi membantunya mengisi karung-karung pasir. Ketika itulah dia menyadari apa yang sebenarnya selama berbulan-bulan telah tidak diketahuinya.
“Tidak, Yumi. Engkaulah yang kuinginkan.” Shinji merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya dan mengecupnya dengan cinta yang tiba-tiba membuncah didalam dadanya.
Keluarga mereka berkerumun mengelilingi mereka dan berseru-seru, “Kami datang untuk menghadiri pernikahan kalian!”
“..True love doesn’t have a happy ending , because true love never ends….”
Label:
Kisah tentang Cinta
16.13
Ganti Kacamata Anda Sekarang!
Written By Regina Kim on Senin, 27 Desember 2010 | 16.13
Seperti yang kita ketahui, kacamata adalah alat bantu melihat yang dipasang tepat di depan mata kita. Apa yang kita lihat, tergantung dari lensa kacamata tersebut. Lensa yang tepat untuk penderita gangguan mata akan membantunya melihat lebih jelas.
Bagaimana bila kacamata tersebut saya ganti dengan kacamata hitam? Tiba-tiba segala pemandangan menjadi berwarna gelap. Padahal pemandangannya tetap sama.
Juga bukan salah mata anda. Tidak ada yang berubah, yang ada hanya “tampak” berubah. Semuanya karena kacamata anda. Ketika anda mengganti kacamata dengan yang berwarna biru atau merah, pemandangan di depan anda akan berubah pula.
Mungkin anda sudah bisa meraba apa maksud yang ingin saya sampaikan? Ya… Kacamata yang saya maksud hanya analogi dari pandangan hidup. Bagaimana cara anda memandang dunia ini. Suatu pemandangan yang sama bisa terlihat beda oleh dua orang tergantung kacamata apa yang mereka gunakan.
Bayangkan pemandangan sebuah taman. Cuacanya sejuk. Terdengar suara kicau burung. Di beberapa sudut terlihat satu dua sampah tergeletak. Di sudut lain, rumputnya sudah mulai panjang dan tampak beberapa ilalang. Hari ini taman tersebut cukup ramai. Beberapa orang berlalu lalang. Diantaranya, ada sepasang kekasih yang lewat. Dan ada seorang pria lewat sambil menatap ke arah anda.
Diantara pengunjung, ada tiga orang yang sedang duduk di bangku taman. Si A yang mengenakan kacamata hitam (berpandangan negatif) , si B yang mengenakan kacamata merah (sedang marah), dan si C yang mengenakan kacamata bening (berpikiran positif). Pemandangan itu terlihat berbeda-beda oleh mereka bertiga.
Si A melihat: Taman ini kotor sekali. Sampah berserakan dimana-mana. Rumputnya juga tidak terurus. Apa sih kerja pengelola taman ini. Sungguh tidak profesional. Suara burung ini berisik sekali. Sepasang kekasih itu sedang pamer kemesraan ya? Jangan-jangan pasangan selingkuh. Dan orang itu, ngapain liatin saya. Jangan-jangan bermaksud jahat.
Si B melihat: Taman ini kotor sekali. Sungguh membuatku tambah emosi. Burung ini lagi…berisik banget…seandainya ada senapan. Dan pasangan ini, mesra-mesaraan. Mau ngejek aku ya. Belum tau kalo aku baru putus. Heh..ini lagi..Ngapain liat-liat!! Mau nyari ribut ?! (sambil mengepalkan tinju)
Si C melihat: Wah, taman ini indah juga ya. Sejuk lagi. Suara burung itu membuat suasana nya jadi lebih enak. Ternyata hal kecil seperti ini juga bisa membuatku bahagia. Sepasang kekasih itu mesra banget. Aku jadi teringat pacarku. Orang itu, apa dia kenal aku? Mungkin hanya kebetulan menatap ke sini.
Ternyata pemandangan yang sama bisa terlihat berbeda oleh masing-masing orang. Bagi si A, semua terlihat gelap. Bagi si B, semua pemandangan itu terlihat merah, begitu panas, sepanas hatinya. Dan bagi si C ternyata pemandangan kecil itu bisa membuatnya lebih rileks dan bahagia. Bila anda sedang duduk di sana apa yang anda lihat?
Sering kali kita menatap dunia ini lewat kacamata hitam. Semuanya tampak begitu gelap, begitu buruk. Kita pun lebih mudah melontarkan komentar negatif daripada komentar positif. Pertanyaan nya apakah anda bahagia saat mengenakan kacamata hitam itu?
Kendali ada di tangan anda. Anda bisa mengganti kacamata anda, kapanpun anda mau. Cobalah memandang dunia dengan kacamata positif. Nikmati hidup anda, pekerjaan anda, keluarga anda, bahkan secangkir teh yang anda minum. Nikmati hal-hal kecil di sekitar anda, dan anda akan merasa lebih bahagia. Orang yang bahagia akan hidup lebih sehat. Dan anda akan menemukan solusi sukses anda.
Bagaimana bila kacamata tersebut saya ganti dengan kacamata hitam? Tiba-tiba segala pemandangan menjadi berwarna gelap. Padahal pemandangannya tetap sama.
Juga bukan salah mata anda. Tidak ada yang berubah, yang ada hanya “tampak” berubah. Semuanya karena kacamata anda. Ketika anda mengganti kacamata dengan yang berwarna biru atau merah, pemandangan di depan anda akan berubah pula.
Mungkin anda sudah bisa meraba apa maksud yang ingin saya sampaikan? Ya… Kacamata yang saya maksud hanya analogi dari pandangan hidup. Bagaimana cara anda memandang dunia ini. Suatu pemandangan yang sama bisa terlihat beda oleh dua orang tergantung kacamata apa yang mereka gunakan.
Bayangkan pemandangan sebuah taman. Cuacanya sejuk. Terdengar suara kicau burung. Di beberapa sudut terlihat satu dua sampah tergeletak. Di sudut lain, rumputnya sudah mulai panjang dan tampak beberapa ilalang. Hari ini taman tersebut cukup ramai. Beberapa orang berlalu lalang. Diantaranya, ada sepasang kekasih yang lewat. Dan ada seorang pria lewat sambil menatap ke arah anda.
Diantara pengunjung, ada tiga orang yang sedang duduk di bangku taman. Si A yang mengenakan kacamata hitam (berpandangan negatif) , si B yang mengenakan kacamata merah (sedang marah), dan si C yang mengenakan kacamata bening (berpikiran positif). Pemandangan itu terlihat berbeda-beda oleh mereka bertiga.
Si A melihat: Taman ini kotor sekali. Sampah berserakan dimana-mana. Rumputnya juga tidak terurus. Apa sih kerja pengelola taman ini. Sungguh tidak profesional. Suara burung ini berisik sekali. Sepasang kekasih itu sedang pamer kemesraan ya? Jangan-jangan pasangan selingkuh. Dan orang itu, ngapain liatin saya. Jangan-jangan bermaksud jahat.
Si B melihat: Taman ini kotor sekali. Sungguh membuatku tambah emosi. Burung ini lagi…berisik banget…seandainya ada senapan. Dan pasangan ini, mesra-mesaraan. Mau ngejek aku ya. Belum tau kalo aku baru putus. Heh..ini lagi..Ngapain liat-liat!! Mau nyari ribut ?! (sambil mengepalkan tinju)
Si C melihat: Wah, taman ini indah juga ya. Sejuk lagi. Suara burung itu membuat suasana nya jadi lebih enak. Ternyata hal kecil seperti ini juga bisa membuatku bahagia. Sepasang kekasih itu mesra banget. Aku jadi teringat pacarku. Orang itu, apa dia kenal aku? Mungkin hanya kebetulan menatap ke sini.
Ternyata pemandangan yang sama bisa terlihat berbeda oleh masing-masing orang. Bagi si A, semua terlihat gelap. Bagi si B, semua pemandangan itu terlihat merah, begitu panas, sepanas hatinya. Dan bagi si C ternyata pemandangan kecil itu bisa membuatnya lebih rileks dan bahagia. Bila anda sedang duduk di sana apa yang anda lihat?
Sering kali kita menatap dunia ini lewat kacamata hitam. Semuanya tampak begitu gelap, begitu buruk. Kita pun lebih mudah melontarkan komentar negatif daripada komentar positif. Pertanyaan nya apakah anda bahagia saat mengenakan kacamata hitam itu?
Kendali ada di tangan anda. Anda bisa mengganti kacamata anda, kapanpun anda mau. Cobalah memandang dunia dengan kacamata positif. Nikmati hidup anda, pekerjaan anda, keluarga anda, bahkan secangkir teh yang anda minum. Nikmati hal-hal kecil di sekitar anda, dan anda akan merasa lebih bahagia. Orang yang bahagia akan hidup lebih sehat. Dan anda akan menemukan solusi sukses anda.
Label:
Kisah-kisah Sukses
02.40
Wanita dalam sakratul maut menghadapi ajalnya. Ia tiba-tiba merasa, bahwa ia dibawa ke surga dan berdiri di muka Takhta Pengadilan.
"Siapa engkau itu?" kata suara kepadanya. "Aku ini istri lurah," jawabnya. "Aku tidak bertanya kepadamu, engkau istri siapa, tetapi engkau itu siapa?" "Aku ini ibu empat orang anak." "Aku tidak bertanya, engkau ibunya siapa, tetapi siapa engkau itu?" "Aku ini guru di sekolah." "Aku tidak menanyakan pekerjaanmu, tetapi siapa engkau itu."
Dan demikianlah seterusnya. Tidak peduli apa yang menjadi jawabannya, rupanya itu bukan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan: "Engkau itu siapa?"
"Aku ini seorang Kristen." "Aku tidak menanyakan agamamu, tetapi engkau itu siapa." "Aku ini seseorang, yang tiap hari pergi ke gereja dan selalu membantu orang miskin dan orang dalam kesulitan." "Aku tidak menanyakan perbuatanmu, tetapi siapa engkau itu."
Ia jelas gagal dalam ujian, oleh karena itu ia dikirim kembali ke dunia. Ketika sembuh dari sakitnya ia berniat menemukan siapa dia. Dan itulah yang membuat segalanya berbeda sama sekali.
Tugasmu itu berada. Tidak menjadi seseorang atau bukan apa-apa - sebab disitu ada keserakahan dan ambisi - tidak menjadi ini dan itu; - dengan demikian menjadi bersyarat - tetapi hanya ada saja.
Anthony De Mello SJ
Engkau Itu Siapa ?
Written By Regina Kim on Minggu, 26 Desember 2010 | 02.40
Wanita dalam sakratul maut menghadapi ajalnya. Ia tiba-tiba merasa, bahwa ia dibawa ke surga dan berdiri di muka Takhta Pengadilan.
"Siapa engkau itu?" kata suara kepadanya. "Aku ini istri lurah," jawabnya. "Aku tidak bertanya kepadamu, engkau istri siapa, tetapi engkau itu siapa?" "Aku ini ibu empat orang anak." "Aku tidak bertanya, engkau ibunya siapa, tetapi siapa engkau itu?" "Aku ini guru di sekolah." "Aku tidak menanyakan pekerjaanmu, tetapi siapa engkau itu."
Dan demikianlah seterusnya. Tidak peduli apa yang menjadi jawabannya, rupanya itu bukan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan: "Engkau itu siapa?"
"Aku ini seorang Kristen." "Aku tidak menanyakan agamamu, tetapi engkau itu siapa." "Aku ini seseorang, yang tiap hari pergi ke gereja dan selalu membantu orang miskin dan orang dalam kesulitan." "Aku tidak menanyakan perbuatanmu, tetapi siapa engkau itu."
Ia jelas gagal dalam ujian, oleh karena itu ia dikirim kembali ke dunia. Ketika sembuh dari sakitnya ia berniat menemukan siapa dia. Dan itulah yang membuat segalanya berbeda sama sekali.
Tugasmu itu berada. Tidak menjadi seseorang atau bukan apa-apa - sebab disitu ada keserakahan dan ambisi - tidak menjadi ini dan itu; - dengan demikian menjadi bersyarat - tetapi hanya ada saja.
Anthony De Mello SJ
Label:
Kisah-kisah spiritual
02.35
MANGKUK EMAS MILIK NAGARJUNA
Nagarjuna, seorang buddha suci yang agung, ke mana-mana pergi hampir telanjang hanya terbungkus kain
compang-camping. Anehnya ia juga membawa mangkuk dari emas yang diberikan kepadanya oleh raja yang pernah menjadi muridnya untuk tempat minta-minta.
Pada suatu malam ketika ia hendak membaringkan diri dan
tidur di antara reruntuhan sebuah biara tua, ia melihat ada
seorang pencuri yang bersembunyi di balik sebuah tiang. "Ke-sini, ambillah ini," kata Nagarjuna sambil mengacungkan mangkuk yang biasa dipakai untuk minta-minta. "Dengan demikian engkau tidak akan mengganggu saya pada waktu saya sudah tertidur."
Dengan senang hati pencuri itu merebut mangkuk itu dan pergi. Esok paginya ia kembali dengan mangkuk itu dengan suatu permohonan. Ia berkata, "Ketika engkau melepaskan mangkuk ini dengan hati yang begitu bebas tadi malam, engkau membuat saya merasa begitu miskin. Ajarilah saya untuk memperoleh kekayaan yang menumbuhkan ketidakterikatan hati yang begitu bebas."
Tidak seorang pun dapat merebut dari padamu hal yang tak pernah engkau rebut bagi dirimu sendiri.
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
compang-camping. Anehnya ia juga membawa mangkuk dari emas yang diberikan kepadanya oleh raja yang pernah menjadi muridnya untuk tempat minta-minta.
Pada suatu malam ketika ia hendak membaringkan diri dan
tidur di antara reruntuhan sebuah biara tua, ia melihat ada
seorang pencuri yang bersembunyi di balik sebuah tiang. "Ke-sini, ambillah ini," kata Nagarjuna sambil mengacungkan mangkuk yang biasa dipakai untuk minta-minta. "Dengan demikian engkau tidak akan mengganggu saya pada waktu saya sudah tertidur."
Dengan senang hati pencuri itu merebut mangkuk itu dan pergi. Esok paginya ia kembali dengan mangkuk itu dengan suatu permohonan. Ia berkata, "Ketika engkau melepaskan mangkuk ini dengan hati yang begitu bebas tadi malam, engkau membuat saya merasa begitu miskin. Ajarilah saya untuk memperoleh kekayaan yang menumbuhkan ketidakterikatan hati yang begitu bebas."
Tidak seorang pun dapat merebut dari padamu hal yang tak pernah engkau rebut bagi dirimu sendiri.
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ, Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
Label:
Kisah-kisah spiritual
02.18
Ada sebuah kisah tentang penciptaan pria & wanita. Pada saat Sang Pencipta telah selesai menciptakan pria. Ia baru menyadari bahwa Ia juga harus menciptakan wanita.
Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah,sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.
Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak,kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.
Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya tidak merana dan kesepian seorang diri.
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan, ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia. Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup dengannya’.
‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.
Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian, kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk disentuh. Aku suka akan senyumannya.
Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.
Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali
kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan
berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak
lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak
tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu.
Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’. Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.
Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti hidup ini?’.
‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.
Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan
Kisah Pria dan Wanita
Padahal semua bahan untuk menciptakan manusia sudah habis dipakai untuk menciptakan pria. Kemudian Sang Pencipta merenung sejenak, dan kemudian Ia mengambil lingkaran bulan purnama, kelenturan ranting pohon anggur, goyang rumput yang tertiup angin, mekarnya bunga, kelangsingan dari buluh galah,sinar dari matahari, tetes embun dan tiupan angin.
Ia juga mengambil rasa takut dari kelinci dan rasa sombong dari merak,kelembutan dari dada burung dan kekerasan dari intan, rasa manis dari madu dan kekejaman dari harimau, panas dari api dan dingin dari salju, keaktifan bicara dari burung kutilang dan nyanyian dari burung bul-bul, kepalsuan dari burung bangau dan kesetiaan dari induk singa.
Dengan mencampurkannya bahan semua itu, maka Sang Pencipta membentuk wanita dan memberikannya kepada pria. Pria itu merasa senang sekali karena hidupnya tidak merana dan kesepian seorang diri.
Setelah satu minggu, pria itu datang kepada Tuhan, katanya: ‘Tuhan, ciptaan-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku membuat hidupku tidak bahagia. Ia bicara tiada henti sehingga aku tidak dapat beristirahat. Ia minta selalu untuk diperhatikan. Ia mudah menangis karena hal-hal sepele. Aku datang untuk mengembalikan wanita itu kepada-Mu, karena aku tidak bisa hidup dengannya’.
‘Baiklah’, kata Sang Pencipta. Dan Ia mengambilnya kembali. Beberapa minggu kemudian, pria itu datang lagi kepada Tuhan, dan berkata, ‘Tuhan, sejak aku memberikan kembali wanita ciptaan-Mu, kini aku merana kesepian.
Tiada lagi yang memperhatikanku, tiada lagi yang menyayangiku. Aku selalu memikirkan dia, ke mana pun aku pergi, aku selalu ingat dia. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak. Aku rindu kepadanya. Di kala aku sendirian, kubayangkan wajahnya yang cantik, kubayangkan bagaimana ia menari dan menyanyi. Bagaimana ia melirik aku. Bagaimana ia bercakap-cakap dan manja kepadaku. Ia sangat cantik untuk dipandang, dan sedemikian lembut untuk disentuh. Aku suka akan senyumannya.
Tuhan, kembalikan lagi wanita itu kepadaku!’.
Sang Pencipta berkata, ‘Baiklah’. Ia memberikan wanita itu kembali
kepadanya. Tetapi, tiga hari kemudian pria itu datang lagi kepada Tuhan dan
berkata, ‘Tuhan, aku tidak mengerti. Mengapa dia memberikan lebih banyak
lagi kesusahan dari pada kegembiraan. Dia semakin menyebalkan. Aku tidak
tahan lagi dengan sikap dan tingkah lakunya. Aku berdoa kepada-Mu.
Ambillah kembali wanita itu. Aku tidak dapat lagi hidup dengannya’. Sang Pencipta balik bertanya, ‘Kamu tidak dapat hidup lagi dengannya?’.
Pria itu tertunduk malu, ia merasa putus asa. Dalam hatinya ia berkata, ‘Apa yang harus aku perbuat? Aku tidak dapat hidup dengannya, tetapi aku juga tidak dapat hidup tanpa dia. Tuhan, ajarilah aku untuk mengerti apa arti hidup ini?’.
‘Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu!’, jawab Tuhan.
Dan inilah enam kebutuhan mendasar pria dan wanita:
1. Wanita membutuhkan perhatian, dan pria membutuhkan kepercayaan.
2. Wanita membutuhkan pengertian, dan pria membutuhkan penerimaan.
3. Wanita membutuhkan rasa hormat, dan pria membutuhkan penghargaan.
4. Wanita membutuhkan kesetiaan, dan pria membutuhkan kekaguman.
5. Wanita membutuhkan penegasan, dan pria membutuhkan persetujuan.
6. Wanita membutuhkan jaminan, dan pria membutuhkan dorongan
Label:
Kisah tentang Cinta
02.08
Pada suatu ketika, di sebuah kamp.consentrasi hiduplah seorang tahanan, yang meskipun sudah dijatuhi hukuman mati tetap tidak merasa takut dan merdeka. Pada suatu hari ia tampak berada di tengah-tengah lapangan penjara sedang bermain gitar. Sejumlah besar orang berkumpul di sekelilingnya mendengarkan alunan musiknya dan di bawah pengaruh musik itu mereka pun menjadi tidak merasa takut. Ketika para pembesar penjara melihat ini, mereka melarang orang itu bermain gitar.
Akan tetapi hari berikutnya, orang itu kembali lagi di tempat yang sama, bernyanyi dan memainkan gitar dengan orang-orang yang jumlahnya lebih besar lagi. Dengan marah para penjaga menyeretnya dan memotong jari-jari tangannya.
Hari berikutnya ia kembali lagi, bernyanyi dan bermain musik sedapat-dapatnya dengan jari-jarinya yang berdarah. Kali ini orang-orang yang datang di sekelilingnya bersorak-sorai. Para penjaga menyeretnya lagi dan membanting gitarnya sampai hancur.
Pada hari berikutnya ia bernyanyi dengan segenap hatinya. Nyanyian yang sangat indah! Begitu merdu dan menyentuh hati! Orang banyak menggabungkan diri dan selama mereka bernyanyi hati mereka menjadi begitu jernih seperti hatinya dan jiwa mereka menjadi tak dapat ditaklukkan seperti jiwanya. Kali
ini penjaga begitu marah sehingga mereka memotong lidah orang itu.
Keheningan menyelimuti seluruh penjara, sesuatu yang tak terkalahkan oleh maut.
Semua orang heran, ketika pada hari berikutnya ia kembali ke tempat yang sama sambil berlenggang dan menari diiringi musik yang tidak dapat didengar oleh orang lain kecuali dia sendiri. Segera saja semua orang saling bergandengan tangan, menari di sekitar tubuhnya yang berdarah dan hancur, sementara para penjaga berdiri terpaku penuh kekaguman.
Karir Sudha Chandran, seorang penari klasik India, terhenti ketika berada di puncak ketenarannya, karena kaki kanannya harus dipotong. Sesudah ia terbiasa lagi dengan kaki tiruan, ia kembali menari. Sangat mengherankan, ia kembali sampai ke puncak ketenarannya. Ketika ditanya bagaimana ia dapat
melakukan hal itu, dengan sederhana ia menjawab, "Anda tidak membutuhkan dua kaki untuk menari."
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
KISAH MENARI TANPA KAKI
Pada suatu ketika, di sebuah kamp.consentrasi hiduplah seorang tahanan, yang meskipun sudah dijatuhi hukuman mati tetap tidak merasa takut dan merdeka. Pada suatu hari ia tampak berada di tengah-tengah lapangan penjara sedang bermain gitar. Sejumlah besar orang berkumpul di sekelilingnya mendengarkan alunan musiknya dan di bawah pengaruh musik itu mereka pun menjadi tidak merasa takut. Ketika para pembesar penjara melihat ini, mereka melarang orang itu bermain gitar.
Akan tetapi hari berikutnya, orang itu kembali lagi di tempat yang sama, bernyanyi dan memainkan gitar dengan orang-orang yang jumlahnya lebih besar lagi. Dengan marah para penjaga menyeretnya dan memotong jari-jari tangannya.
Hari berikutnya ia kembali lagi, bernyanyi dan bermain musik sedapat-dapatnya dengan jari-jarinya yang berdarah. Kali ini orang-orang yang datang di sekelilingnya bersorak-sorai. Para penjaga menyeretnya lagi dan membanting gitarnya sampai hancur.
Pada hari berikutnya ia bernyanyi dengan segenap hatinya. Nyanyian yang sangat indah! Begitu merdu dan menyentuh hati! Orang banyak menggabungkan diri dan selama mereka bernyanyi hati mereka menjadi begitu jernih seperti hatinya dan jiwa mereka menjadi tak dapat ditaklukkan seperti jiwanya. Kali
ini penjaga begitu marah sehingga mereka memotong lidah orang itu.
Keheningan menyelimuti seluruh penjara, sesuatu yang tak terkalahkan oleh maut.
Semua orang heran, ketika pada hari berikutnya ia kembali ke tempat yang sama sambil berlenggang dan menari diiringi musik yang tidak dapat didengar oleh orang lain kecuali dia sendiri. Segera saja semua orang saling bergandengan tangan, menari di sekitar tubuhnya yang berdarah dan hancur, sementara para penjaga berdiri terpaku penuh kekaguman.
Karir Sudha Chandran, seorang penari klasik India, terhenti ketika berada di puncak ketenarannya, karena kaki kanannya harus dipotong. Sesudah ia terbiasa lagi dengan kaki tiruan, ia kembali menari. Sangat mengherankan, ia kembali sampai ke puncak ketenarannya. Ketika ditanya bagaimana ia dapat
melakukan hal itu, dengan sederhana ia menjawab, "Anda tidak membutuhkan dua kaki untuk menari."
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
Label:
Kisah Nyata
01.52
My bag, setiap hari sebagian besar dari kita membawa tas kerja dalam perjalanan pergi dan pulang kantor. Terutama untuk kaum wanita, tas merupakan salah satu atribut penampilan yang penting.
Waktu libur, cobalah bongkar semua isi tas kita. Ternyata kadang sepertiga atau separuh dari isi tas itu adalah barang2 yg sdh tidak kita perlukan: struk ATM yg sdh buram, bungkus tissue, agenda/buku yg jarang dibaca, sekumpulan uang logam yg kotor, pen yg sdh macet, kumpulan tagihan kartu kredit bulan2 lalu, kertas2 brosur kadaluarsa dsbnya. Meski mungkin ringan tetapi umumnya barang2 yg tdk diperlukan itu terus menambah berat tas kita sehingga kita sebaiknya menyortir & membuang brg2 yg tdk berguna yg membebani tas kita.
My Mind, kadang mirip dgn My Bag diatas, pikiran kita (tanpa disadari) selama ini sering kita bebani dgn hal2 yg tdk perlu : penyesalan masa lalu, kecewa, jengkel, iri, egois, kurang kooperatif, perasaan tdk puas atas kondisi yg terjadi, rendah diri, konflik keluarga dan sebagainya. Pikiran2 yg tdk perlu itu akan terus membebani perjalanan hidup kita sehingga dampaknya raut wajah akan kelihatan suntuk, jutek, stress, hidup kurang nyaman dan yg parah adalah kita akan membenci hal-hal yg tak sesuai dgn kemauan kita.
Yang harus kita lakukan terhadap My Mind adalah sama dgn apa yang kita lakukan dengan My Bag diatas. Sortir & buanglah segala beban pikiran yg tdk ada manfaatnya itu. Lakukan itu tiap pagi dan ciptakan Positive Thinking di setiap pagi ketika kita bangun tidur.
Maka lihatlah... Kita akan menjalani hari ini dengan "ringan" dan menyenangkan... Have a great days!!
My bag and my mind
My bag, setiap hari sebagian besar dari kita membawa tas kerja dalam perjalanan pergi dan pulang kantor. Terutama untuk kaum wanita, tas merupakan salah satu atribut penampilan yang penting.
My Mind, kadang mirip dgn My Bag diatas, pikiran kita (tanpa disadari) selama ini sering kita bebani dgn hal2 yg tdk perlu : penyesalan masa lalu, kecewa, jengkel, iri, egois, kurang kooperatif, perasaan tdk puas atas kondisi yg terjadi, rendah diri, konflik keluarga dan sebagainya. Pikiran2 yg tdk perlu itu akan terus membebani perjalanan hidup kita sehingga dampaknya raut wajah akan kelihatan suntuk, jutek, stress, hidup kurang nyaman dan yg parah adalah kita akan membenci hal-hal yg tak sesuai dgn kemauan kita.
Yang harus kita lakukan terhadap My Mind adalah sama dgn apa yang kita lakukan dengan My Bag diatas. Sortir & buanglah segala beban pikiran yg tdk ada manfaatnya itu. Lakukan itu tiap pagi dan ciptakan Positive Thinking di setiap pagi ketika kita bangun tidur.
Maka lihatlah... Kita akan menjalani hari ini dengan "ringan" dan menyenangkan... Have a great days!!
Label:
motivasi diri
01.29
APAKAH ALLAH ADA?
Written By Regina Kim on Sabtu, 25 Desember 2010 | 01.29
"Katakan kepada saya," kata seorang ateis, "apakah Allah itu sungguh-sungguh ada?"
Jawab Sang Guru, "Jika kamu menginginkan saya sungguh-sungguh jujur, saya tidak akan menjawab."
Para murid penasaran mengapa ia tidak menjawab.
"Karena pertanyaannya tidak dapat dijawab," kata Sang Guru.
"Jadi, Guru juga ateis?"
"Tentu saja tidak. Orang ateis membuat kesalahan karena menyangkal kenyataan yang tidak mungkin dijelaskan."
Setelah diam sejenak, ia menambahkan, "Dan orang ateis membuat kesalahan karena mencoba menjelaskannya."
(Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello,Penerbit Kanisius, Cetakan 1, 1997
Jawab Sang Guru, "Jika kamu menginginkan saya sungguh-sungguh jujur, saya tidak akan menjawab."
Para murid penasaran mengapa ia tidak menjawab.
"Karena pertanyaannya tidak dapat dijawab," kata Sang Guru.
"Jadi, Guru juga ateis?"
"Tentu saja tidak. Orang ateis membuat kesalahan karena menyangkal kenyataan yang tidak mungkin dijelaskan."
Setelah diam sejenak, ia menambahkan, "Dan orang ateis membuat kesalahan karena mencoba menjelaskannya."
(Berbasa-basi Sejenak, Anthony de Mello,Penerbit Kanisius, Cetakan 1, 1997
Label:
Kisah-kisah spiritual
01.20
KISAH SERIBU LONCENG
Sebuah kuil dibangun di suatu pulau, tiga kilometer jauhnya dari pantai. Dalam kuil itu terdapat seribu lonceng. Lonceng-lonceng yang besar, lonceng-lonceng yang kecil, semuanya dibuat oleh pengrajin-pengrajin terbaik di dunia. Setiap kali angin bertiup atau taufan menderu, semua lonceng kuil serentak berbunyi dan secara terpadu membangun sebuah simponi. Hati setiap orang yang mendengarkannya terpesona.
Tetapi selama berabad-abad pulau itu tenggelam di dalam laut; demikian juga kuil bersama dengan lonceng-loncengNya.
Menurut cerita turun-temurun lonceng-lonceng itu masih terus berbunyi, tanpa henti, dan dapat didengar oleh setiap orang yang mendengarkannya dengan penuh perhatian. Tergerak oleh cerita ini, seorang pemuda menempuh perjalanan sejauh beribu-ribu kilometer. Tekadnya telah bulat untuk mendengarkan bunyi lonceng-lonceng itu. Berhari-hari ia duduk di pantai, berhadapan dengan tempat di mana kuil itu pernah berdiri, dan mendengarkan, mendengarkan dengan penuh perhatian. Tetapi yang didengarnya hanyalah suara gelombang laut yang memecah di tepi pantai. Ia berusaha mati-matian untuk menyisihkan suara gelombang itu supaya dapat mendengar bunyi lonceng. Namun sia-sia. Suara laut rupanya memenuhi alam raya.
Ia bertahan sampai berminggu-minggu. Ketika semangatnya mengendor, ia mendengarkan orang tua-tua di kampung. Dengan terharu mereka menceritakan kisah seribu lonceng dan kisah tentang mereka yang telah mendengarnya. Dengan demikian ia semakin yakin bahwa kisah itu memang benar. Dan semangatnya berkobar lagi, apabila mendengar kata-kata mereka ... tetapi kemudian ia kecewa lagi, kalau usahanya selama berminggu-minggu ternyata tidak menghasilkan apa-apa.
Akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri usahanya. Barangkali ia tidak ditakdirkan menjadi salah seorang yang beruntung dapat mendengar bunyi lonceng-lonceng kuil itu. Mungkin juga legenda itu hanya omong kosong saja. Lebih baik pulang saja dan mengakui kegagalan, demikian pikirnya. Pada hari terakhir ia duduk di pantai pada tempat yang paling disayanginya. Ia berpamitan kepada laut, langit, angin serta pohon-pohon kelapa. Ia berbaring di atas pasir, memandang langit, mendengarkan suara laut. Pada hari itu ia tidak berusaha menutup telinganya terhadap suara laut, melainkan menyerahkan dirinya sendiri kepadanya. Dan ia pun menemukan suara yang lembut dan menyegarkan di dalam gelora gelombang laut. Segera ia begitu tenggelam dalam suara itu, sehingga ia hampir tidak menyadari dirinya lagi. Begitu dalam keheningan yang ditimbulkan suara gelombang dalam hatinya.
Di dasar keheningan itu, ia mendengarnya! Dentang bunyi satu lonceng disambut oleh yang lain, oleh yang lain lagi dan oleh yang lain lagi ... dan akhirnya seribu lonceng dari kuil itu berdentangan dengan satu melodi yang agung berpadu. Dalam hatinya meluap rasa kagum dan gembira.
Jika engkau ingin mendengar lonceng-lonceng kuil, dengarkanlah suara laut.
Jika engkau ingin melihat Tuhan, pandanglah ciptaan dengan penuh perhatian. Jangan menolaknya, jangan memikirkannya.Pandanglah saja.
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
Tetapi selama berabad-abad pulau itu tenggelam di dalam laut; demikian juga kuil bersama dengan lonceng-loncengNya.
Menurut cerita turun-temurun lonceng-lonceng itu masih terus berbunyi, tanpa henti, dan dapat didengar oleh setiap orang yang mendengarkannya dengan penuh perhatian. Tergerak oleh cerita ini, seorang pemuda menempuh perjalanan sejauh beribu-ribu kilometer. Tekadnya telah bulat untuk mendengarkan bunyi lonceng-lonceng itu. Berhari-hari ia duduk di pantai, berhadapan dengan tempat di mana kuil itu pernah berdiri, dan mendengarkan, mendengarkan dengan penuh perhatian. Tetapi yang didengarnya hanyalah suara gelombang laut yang memecah di tepi pantai. Ia berusaha mati-matian untuk menyisihkan suara gelombang itu supaya dapat mendengar bunyi lonceng. Namun sia-sia. Suara laut rupanya memenuhi alam raya.
Ia bertahan sampai berminggu-minggu. Ketika semangatnya mengendor, ia mendengarkan orang tua-tua di kampung. Dengan terharu mereka menceritakan kisah seribu lonceng dan kisah tentang mereka yang telah mendengarnya. Dengan demikian ia semakin yakin bahwa kisah itu memang benar. Dan semangatnya berkobar lagi, apabila mendengar kata-kata mereka ... tetapi kemudian ia kecewa lagi, kalau usahanya selama berminggu-minggu ternyata tidak menghasilkan apa-apa.
Akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri usahanya. Barangkali ia tidak ditakdirkan menjadi salah seorang yang beruntung dapat mendengar bunyi lonceng-lonceng kuil itu. Mungkin juga legenda itu hanya omong kosong saja. Lebih baik pulang saja dan mengakui kegagalan, demikian pikirnya. Pada hari terakhir ia duduk di pantai pada tempat yang paling disayanginya. Ia berpamitan kepada laut, langit, angin serta pohon-pohon kelapa. Ia berbaring di atas pasir, memandang langit, mendengarkan suara laut. Pada hari itu ia tidak berusaha menutup telinganya terhadap suara laut, melainkan menyerahkan dirinya sendiri kepadanya. Dan ia pun menemukan suara yang lembut dan menyegarkan di dalam gelora gelombang laut. Segera ia begitu tenggelam dalam suara itu, sehingga ia hampir tidak menyadari dirinya lagi. Begitu dalam keheningan yang ditimbulkan suara gelombang dalam hatinya.
Di dasar keheningan itu, ia mendengarnya! Dentang bunyi satu lonceng disambut oleh yang lain, oleh yang lain lagi dan oleh yang lain lagi ... dan akhirnya seribu lonceng dari kuil itu berdentangan dengan satu melodi yang agung berpadu. Dalam hatinya meluap rasa kagum dan gembira.
Jika engkau ingin mendengar lonceng-lonceng kuil, dengarkanlah suara laut.
Jika engkau ingin melihat Tuhan, pandanglah ciptaan dengan penuh perhatian. Jangan menolaknya, jangan memikirkannya.Pandanglah saja.
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
Label:
Kisah-kisah spiritual
01.10
Dewa Vishnu sudah bosan mendengarkan permohonan salah seorang penyembahnya, hingga suatu ketika ia menampakkan diri di hadapannya dan berkata: 'Sudah kuputuskan, aku akan memberikan tiga hal, apa pun yang kau minta. Sesudah itu, tidak ada sesuatu pun yang akan kuberikan kepadamu lagi.'
Penyembah itu dengan gembira langsung mengajukan permohonan yang pertama. Ia meminta, agar isterinya mati sehingga ia dapat menikah lagi dengan wanita lain yang lebih baik. Permohonannya dikabulkan dengan segera.
Tetapi ketika teman-teman dan sanak saudaranya berkumpul menghadiri pemakaman isterinya, dan mulai mengenangkan kembali semua sifat baiknya, penyembah ini sadar bahwa ia telah bertindak terlampau gegabah. Saat itu ia menyadari bahwa dulu ia buta terhadap segala kebaikan isterinya. Apakah ia masih bisa menemukan wanita lain yang sebaik dia?
Maka ia memohon kepada dewa, agar menghidupkan isterinya kembali. Kini permohonannya tinggal satu lagi. Ia bermaksud tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, karena ia sudah tidak akan sempat memperbaikinya lagi. Ia bertanya kemana-mana. Beberapa kawannya menasehatinya, agar ia minta diluputkan dari kematian. Tetapi apa gunanya tetap hidup, kata kawannya yang lain, kalau badannya tidak sehat? Dan untuk apa sehat, kalau tidak punya uang? Dan apa gunanya uang kalau tidak punya sahabat?
Tahun demi tahun telah lewat dan ia belum juga dapat memutuskan apa yang harus dimintanya: hidup, kesehatan, kekayaan, kekuasaan atau cinta. Akhirnya ia menyerah dan berkata kepada dewa: 'Berkenanlah kiranya Dewa memberi nasehat, apa yang sepantasnya saya minta?'
Melihat kebingungan orang itu, Vishnu tertawa dan berkata:
'Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu.'
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
MINTALAH HATI YANG DAMAI
Penyembah itu dengan gembira langsung mengajukan permohonan yang pertama. Ia meminta, agar isterinya mati sehingga ia dapat menikah lagi dengan wanita lain yang lebih baik. Permohonannya dikabulkan dengan segera.
Tetapi ketika teman-teman dan sanak saudaranya berkumpul menghadiri pemakaman isterinya, dan mulai mengenangkan kembali semua sifat baiknya, penyembah ini sadar bahwa ia telah bertindak terlampau gegabah. Saat itu ia menyadari bahwa dulu ia buta terhadap segala kebaikan isterinya. Apakah ia masih bisa menemukan wanita lain yang sebaik dia?
Maka ia memohon kepada dewa, agar menghidupkan isterinya kembali. Kini permohonannya tinggal satu lagi. Ia bermaksud tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, karena ia sudah tidak akan sempat memperbaikinya lagi. Ia bertanya kemana-mana. Beberapa kawannya menasehatinya, agar ia minta diluputkan dari kematian. Tetapi apa gunanya tetap hidup, kata kawannya yang lain, kalau badannya tidak sehat? Dan untuk apa sehat, kalau tidak punya uang? Dan apa gunanya uang kalau tidak punya sahabat?
Tahun demi tahun telah lewat dan ia belum juga dapat memutuskan apa yang harus dimintanya: hidup, kesehatan, kekayaan, kekuasaan atau cinta. Akhirnya ia menyerah dan berkata kepada dewa: 'Berkenanlah kiranya Dewa memberi nasehat, apa yang sepantasnya saya minta?'
Melihat kebingungan orang itu, Vishnu tertawa dan berkata:
'Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu.'
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
Label:
Kisah-kisah spiritual
01.04
GURU ZEN DAN SEORANG YANG BERAGAMA KRISTEN
'Bolehkah aku membacakan beberapa kalimat dari Khotbah di Bukit?'
'Silahkan, dengan senang hati aku akan mendengarkannya,' kata Guru Zen itu.
Orang yang beragama Kristen itu membaca beberapa kalimat, lalu berhenti sejenak dan melihat Guru. Guru tersenyum dan berkata: 'Siapa pun yang pernah mengucapkan kalimat-kalimat ini, pastilah sudah mendapatkan penerangan budi.'
Orang yang beragama Kristen senang. Ia meneruskan membaca. Sang Guru menyela dan berkata: 'Orang yang mengucapkan ajaran ini, sungguh dapat disebut Penyelamat dunia!'
Orang yang beragama Kristen itu gembira ria. Ia terus membaca sampai habis. Lalu sang Guru berkata: 'Khotbah itu disampaikan oleh Seorang yang memancarkan cahaya ilahi.'
Sukacita orang yang beragama Kristen itu meluap-luap tanpa batas. Ia minta diri dan bermaksud kembali untuk meyakinkan Guru Zen itu, agar ia sendiri sepantasnya menjadi seorang yang beragama Kristen juga.
Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ia berjumpa dengan Yesus di pinggir jalan. 'Tuhan,' serunya dengan penuh semangat, 'Saya berhasil membuat orang itu mengaku bahwa Engkau adalah Tuhan.'
Jesus tersenyum dan berkata: 'Apa gunanya hal itu bagimu, selain membesarkan ego, Kristenmu?'
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
'Silahkan, dengan senang hati aku akan mendengarkannya,' kata Guru Zen itu.
Orang yang beragama Kristen itu membaca beberapa kalimat, lalu berhenti sejenak dan melihat Guru. Guru tersenyum dan berkata: 'Siapa pun yang pernah mengucapkan kalimat-kalimat ini, pastilah sudah mendapatkan penerangan budi.'
Orang yang beragama Kristen senang. Ia meneruskan membaca. Sang Guru menyela dan berkata: 'Orang yang mengucapkan ajaran ini, sungguh dapat disebut Penyelamat dunia!'
Orang yang beragama Kristen itu gembira ria. Ia terus membaca sampai habis. Lalu sang Guru berkata: 'Khotbah itu disampaikan oleh Seorang yang memancarkan cahaya ilahi.'
Sukacita orang yang beragama Kristen itu meluap-luap tanpa batas. Ia minta diri dan bermaksud kembali untuk meyakinkan Guru Zen itu, agar ia sendiri sepantasnya menjadi seorang yang beragama Kristen juga.
Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ia berjumpa dengan Yesus di pinggir jalan. 'Tuhan,' serunya dengan penuh semangat, 'Saya berhasil membuat orang itu mengaku bahwa Engkau adalah Tuhan.'
Jesus tersenyum dan berkata: 'Apa gunanya hal itu bagimu, selain membesarkan ego, Kristenmu?'
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)
Label:
Kisah-kisah spiritual
23.58
Suka ngeluh karena rasa makanan kamu gak enak? Banyak orang diluar sana yg gak bisa makan...
Kalo kamu sering mengeluh tentang apa yg kamu punya...Peng Shuilin malah gak punya kaki…
belajar itu capek ? susah? Dosennya nyebelin?... masih banyak yg gak mampu sekolah....
Nah, Sebelum kabarnya lebih buruk lagi….sadarlah
Written By Regina Kim on Jumat, 24 Desember 2010 | 23.58
Suka ngeluh karena rasa makanan kamu gak enak? Banyak orang diluar sana yg gak bisa makan...
Kalo kamu sering mengeluh tentang apa yg kamu punya...Peng Shuilin malah gak punya kaki…
belajar itu capek ? susah? Dosennya nyebelin?... masih banyak yg gak mampu sekolah....
sebel sama orang tuamu?... masih untung punya ortu.. bisa dimintain macem2....
Sering ngeluh sama anak-anak yang nakal?...Bayangin dong orang yg pengen banget punya anak tapi mandul …
Capek nyetir? Jalanan macet?....Yang ini, jalan kaki ke tempat kerja mereka pun susah banget… brani coba? so, dimana jalan menuju kebahagiaan ?
Setiap orang menginginkan kebahagiaan, tapi tidak ada orang yg tau dimana letak kebahagiaan .
Kenapa..?? Karena kita tdk tau jalannya... Tidak memiliki peta.. Bahkan lokasinya dimanapun tidak tahu...
Tau gak :
1. Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel. Perusahaan besi baja ternama, lalu bangkrut total usahanya hingga harus berhutang untuk membiayai hidupnya dan 5 tahun kemudian Ia tewas menyedihkan.
2. Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Ia menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing.
3. Jessa Livermore( Raja saham “the Great Bear”) di Wall Street, Ivan Krueger (CEO perusahaan hak cipta). Semuanya memilih kematian dengan cara bunuh diri, karena mereka memandang bahwa untuk mengakhiri penderitaan hanya bisa dilakukan dgn 1 pilihan, yaitu bunuh diri. Sungguh merupakan pola pandang dan cara fikir yang naif dari simbol bangsa yang menganut faham peradaban dan kemajuan
4. Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung terbesar di dunia. Distribusi dan bisnis tepung dlm genggamannya, harta berlimpah dan ia pun terdampar di gerbang kematian .
5. Albert Fall, anggota cabinet presiden Amerika Serikat. Beberapa masa mendekam di penjara, dan ketika pintu kebebasan dibuka, sampai ke rumah dan langsung meninggal dunia
Padahal mereka semua sebelumnya adl milyarder sukses dan terkaya di Amerika Namun di puncak singgasana suksesnya...bukan bahagia yang mereka peroleh…tapi ketragisan nilai hidup saat memasuki pintu kematian...
terbuktikan bahwa kekayaan yang melimpah bukan jaminan akhir kehidupan yang bahagia
Lalu dimana letak kebahagiaan??
Kebahagiaan ada di dalam diri setiap insan yg memiliki hati mulia dgn jiwa yg bersih..
Senyum kita bukan hanya milik kita, tapi saat kita memberi dan yg diberi merasa bahagia dgn pemberian kita, maka kebahagiaan itupun akan datang dan menjadi milik kita.
Itulah peta jalan yg harus kita temukan, so jalanlah kesana dgn penuh kesungguhan dan kesabaran, mudah-mudahan kita semua akan sampai di lokasi kebahagiaan..
Mungkin. . . kita seharusnya bertemu dengan yg salah sebelum bertemu dengan yang tepat.. so kita bisa tau mana yg benar.
Mungkin. . . memang benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya…
Mungkin. . . masa depan yg cerah selalu tergantung pada kesalahan masa lalu, kegagalan dan juga sakit hati.
Mungkin .. . . Anda harus bermimpi apa yg Anda ingin impikan, pergi kemana Anda inginkan, jadi apa yang Anda inginkan, karena Anda hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan semua hal yang Anda impikan, dan ingin lakukan.
"Hidup ini hanya perjalanan … MOMEN hari ini menjadi MEMORI esok.
Nikmati setiap saat, baik atau buruk, karena HADIAH KEHIDUPAN adalah HIDUP itu sendiri .... "
Life is a gift . .
Live it...
Enjoy it...
Celebrate it...
And fulfill it...
Cintai orang lain dgn perkataan dan perbuatanmu..
Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
karena anda menyayangi dan mencintai mereka, maka mereka menjadi CANTIK dan TAMPAN
cantik dan tampan itu muncul dari HATI…
Capek nyetir? Jalanan macet?....Yang ini, jalan kaki ke tempat kerja mereka pun susah banget… brani coba? so, dimana jalan menuju kebahagiaan ?
Setiap orang menginginkan kebahagiaan, tapi tidak ada orang yg tau dimana letak kebahagiaan .
Kenapa..?? Karena kita tdk tau jalannya... Tidak memiliki peta.. Bahkan lokasinya dimanapun tidak tahu...
Tau gak :
1. Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel. Perusahaan besi baja ternama, lalu bangkrut total usahanya hingga harus berhutang untuk membiayai hidupnya dan 5 tahun kemudian Ia tewas menyedihkan.
2. Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Ia menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing.
3. Jessa Livermore( Raja saham “the Great Bear”) di Wall Street, Ivan Krueger (CEO perusahaan hak cipta). Semuanya memilih kematian dengan cara bunuh diri, karena mereka memandang bahwa untuk mengakhiri penderitaan hanya bisa dilakukan dgn 1 pilihan, yaitu bunuh diri. Sungguh merupakan pola pandang dan cara fikir yang naif dari simbol bangsa yang menganut faham peradaban dan kemajuan
4. Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung terbesar di dunia. Distribusi dan bisnis tepung dlm genggamannya, harta berlimpah dan ia pun terdampar di gerbang kematian .
5. Albert Fall, anggota cabinet presiden Amerika Serikat. Beberapa masa mendekam di penjara, dan ketika pintu kebebasan dibuka, sampai ke rumah dan langsung meninggal dunia
Padahal mereka semua sebelumnya adl milyarder sukses dan terkaya di Amerika Namun di puncak singgasana suksesnya...bukan bahagia yang mereka peroleh…tapi ketragisan nilai hidup saat memasuki pintu kematian...
terbuktikan bahwa kekayaan yang melimpah bukan jaminan akhir kehidupan yang bahagia
Lalu dimana letak kebahagiaan??
Kebahagiaan ada di dalam diri setiap insan yg memiliki hati mulia dgn jiwa yg bersih..
Senyum kita bukan hanya milik kita, tapi saat kita memberi dan yg diberi merasa bahagia dgn pemberian kita, maka kebahagiaan itupun akan datang dan menjadi milik kita.
Itulah peta jalan yg harus kita temukan, so jalanlah kesana dgn penuh kesungguhan dan kesabaran, mudah-mudahan kita semua akan sampai di lokasi kebahagiaan..
Mungkin. . . kita seharusnya bertemu dengan yg salah sebelum bertemu dengan yang tepat.. so kita bisa tau mana yg benar.
Mungkin. . . memang benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya…
Mungkin. . . masa depan yg cerah selalu tergantung pada kesalahan masa lalu, kegagalan dan juga sakit hati.
Mungkin .. . . Anda harus bermimpi apa yg Anda ingin impikan, pergi kemana Anda inginkan, jadi apa yang Anda inginkan, karena Anda hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan semua hal yang Anda impikan, dan ingin lakukan.
"Hidup ini hanya perjalanan … MOMEN hari ini menjadi MEMORI esok.
Nikmati setiap saat, baik atau buruk, karena HADIAH KEHIDUPAN adalah HIDUP itu sendiri .... "
Life is a gift . .
Live it...
Enjoy it...
Celebrate it...
And fulfill it...
Cintai orang lain dgn perkataan dan perbuatanmu..
Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
karena anda menyayangi dan mencintai mereka, maka mereka menjadi CANTIK dan TAMPAN
cantik dan tampan itu muncul dari HATI…
Label:
motivasi diri
23.43
‘Mengapa ada beberapa orang yang mampu melewati badai cobaan paling dahsyat dalam hidupnya dan tetap berdiri tegar. Sementara beberapa lainnya selalu mengeluh, complain terus tentang setiap gangguan kecil dalam hidupnya dan akhirnya semakin terpuruk?’
Ramesh menjelaskan-nya dalam kisah yang sangat indah ini.
‘Suatu saat, hidup seorang yang sangat dipenuhi oleh roh kasih dalam hidupnya. Ketika ia meninggal, semua orang mengira bahwa manusia sepertinya pasti langsung masuk ke Surga.
Tetapi karena sesuatu dan lain hal, malaikat di Surga berbuat kesalahan. Ia kelewatan nama orang itu dan berpikir karena orang tersebut tidak terdaftar di Surga, tempatnya adalah di ‘tempat satunya lagi’ dan ia langsung mengirimnya ke Neraka!
Dan di Neraka, tidak ada yang men-cek reservasi anda. Semua yang dibuang di sana adalah penghuni abadi. Jadi begitulah, orang tersebut tinggal tanpa membantah karena ia berpikir mungkin dia belum layak untuk tinggal di surga.
Hanya seminggu kemudian, Raja Iblis pergi ke Surga. Marah-marah menuduh bahwa Kerajaan Surga telah melakukan terorisme di Neraka.
‘Ada apa?’, tanya malaikat Surga.
Sang Raja Iblis berteriak dengan murka.
“Apa maksud kalian mengirim orang ini ke Neraka. Dia benar-benar merusak tempatku. Sejak awal, dia tidak pernah membalas siapa pun yang menyakitinya. Malahan ia selalu mendengarkan, mengasihi dan menghibur yang lain. Sekarang semua penghuni di sekeliling orang ini mulai saling memeluk dan mengasihi satu dengan lainnya. Ini bukan Neraka yang ku-kehendaki. Ini orangnya aku kembalikan, aku tidak perduli. Pokoknya aku tidak bisa menerimanya di kerajaan-ku!”
Dan Ramesh menutup ceritanya dengan berkata,
“Maka hiduplah dengan penuh cinta dan kasih dalam hatimu. Sehingga apa pun yang terjadi denganmu, sampai sekalipun malaikat melakukan kesalahan dan mengirim-mu ke Neraka, Sang Iblis sendiri yang akan mengantarmu kembali ke Surga.”
Beatiful Story about Life & Struggle
Ramesh menjelaskan-nya dalam kisah yang sangat indah ini.
‘Suatu saat, hidup seorang yang sangat dipenuhi oleh roh kasih dalam hidupnya. Ketika ia meninggal, semua orang mengira bahwa manusia sepertinya pasti langsung masuk ke Surga.
Tetapi karena sesuatu dan lain hal, malaikat di Surga berbuat kesalahan. Ia kelewatan nama orang itu dan berpikir karena orang tersebut tidak terdaftar di Surga, tempatnya adalah di ‘tempat satunya lagi’ dan ia langsung mengirimnya ke Neraka!
Dan di Neraka, tidak ada yang men-cek reservasi anda. Semua yang dibuang di sana adalah penghuni abadi. Jadi begitulah, orang tersebut tinggal tanpa membantah karena ia berpikir mungkin dia belum layak untuk tinggal di surga.
Hanya seminggu kemudian, Raja Iblis pergi ke Surga. Marah-marah menuduh bahwa Kerajaan Surga telah melakukan terorisme di Neraka.
‘Ada apa?’, tanya malaikat Surga.
Sang Raja Iblis berteriak dengan murka.
“Apa maksud kalian mengirim orang ini ke Neraka. Dia benar-benar merusak tempatku. Sejak awal, dia tidak pernah membalas siapa pun yang menyakitinya. Malahan ia selalu mendengarkan, mengasihi dan menghibur yang lain. Sekarang semua penghuni di sekeliling orang ini mulai saling memeluk dan mengasihi satu dengan lainnya. Ini bukan Neraka yang ku-kehendaki. Ini orangnya aku kembalikan, aku tidak perduli. Pokoknya aku tidak bisa menerimanya di kerajaan-ku!”
Dan Ramesh menutup ceritanya dengan berkata,
“Maka hiduplah dengan penuh cinta dan kasih dalam hatimu. Sehingga apa pun yang terjadi denganmu, sampai sekalipun malaikat melakukan kesalahan dan mengirim-mu ke Neraka, Sang Iblis sendiri yang akan mengantarmu kembali ke Surga.”
Label:
Kisah-kisah spiritual
17.07
Namanya Peng Shulin dari China . Pada tahun 1995 dia mengalami kecelakaan sebuah truk sehingga mengakibatkan tubuhnya terbelah menjadi 2 bagian. Akibatnya mulai bagian pinggang hingga kaki harus dibuang, sehingga dia harus hidup hanya dengan tubuh dari pinggang ke atas.
Ada lebih 20 orang dokter spesialis yang berjuang keras menyelamatkan hidupnya pada saat itu. Dan yang pasti, menurut mereka adalah sebuah keajaiban bila Peng Shulin bisa berhasil mempertahankan hidupnya. Bagian bawah tubuhnyapun harus ditambal dengan cara mengambil kulit di bagian tubuhnya yang lain.
Penderitaan baru saja dimulai ketika Peng harus mengalami tekanan mental dan fisik yang dihadapinya. Mengapa? karena meskipun dia bisa bertahan hidup, hari-harinya harus dilalui di tempat tidur. Total 12 tahun dijalani Peng hanya di tempat tidur. Dia tidak memiliki organ tubuh bagian bawah untuk membantu menyangga tubuhnya saat hendak berjalan dengan kedua tangannya. Terapi kejiwaan harus dijalaninya dengan amat sangat sabar. Peng harus harus mempersiapkan hal terburuk yang harus dilalui untuk menjalani waktu di depannya.
Tetapi bukan Peng bila berputus asa. Senyumnya dan ketegaran hatinya yang luar biasa membuahkan hasil. Tim dokter yang selalu mengawasi perkembangannya, Pusat Penelitian Rehabilitasi China di Beijing selama ini berpikir bagaimana caranya agar Peng bisa beraktifias seperti manusia pada umumnya. Dan hasilnya, sebuah alat bantu telah diciptakan seperti yang terlihat pada gambar.
Kisah Nyata : Manusia Separuh Badan Pheng SuLin
Written By Regina Kim on Kamis, 23 Desember 2010 | 17.07
Namanya Peng Shulin dari China . Pada tahun 1995 dia mengalami kecelakaan sebuah truk sehingga mengakibatkan tubuhnya terbelah menjadi 2 bagian. Akibatnya mulai bagian pinggang hingga kaki harus dibuang, sehingga dia harus hidup hanya dengan tubuh dari pinggang ke atas.
Ada lebih 20 orang dokter spesialis yang berjuang keras menyelamatkan hidupnya pada saat itu. Dan yang pasti, menurut mereka adalah sebuah keajaiban bila Peng Shulin bisa berhasil mempertahankan hidupnya. Bagian bawah tubuhnyapun harus ditambal dengan cara mengambil kulit di bagian tubuhnya yang lain.
Penderitaan baru saja dimulai ketika Peng harus mengalami tekanan mental dan fisik yang dihadapinya. Mengapa? karena meskipun dia bisa bertahan hidup, hari-harinya harus dilalui di tempat tidur. Total 12 tahun dijalani Peng hanya di tempat tidur. Dia tidak memiliki organ tubuh bagian bawah untuk membantu menyangga tubuhnya saat hendak berjalan dengan kedua tangannya. Terapi kejiwaan harus dijalaninya dengan amat sangat sabar. Peng harus harus mempersiapkan hal terburuk yang harus dilalui untuk menjalani waktu di depannya.
Tetapi bukan Peng bila berputus asa. Senyumnya dan ketegaran hatinya yang luar biasa membuahkan hasil. Tim dokter yang selalu mengawasi perkembangannya, Pusat Penelitian Rehabilitasi China di Beijing selama ini berpikir bagaimana caranya agar Peng bisa beraktifias seperti manusia pada umumnya. Dan hasilnya, sebuah alat bantu telah diciptakan seperti yang terlihat pada gambar.
Seorang Peng Shulin yang sederhana dan selalu tersenyum dan bersyukur karena masih bisa hidup, kini sangat bergembira. Melalui terapi latihan otot-otot tangan yang diberikan, terapi dan belajar jalan, alat tersebut mampu membantunya bisa berjalan. Dan tentunya masih banyak kesulitan yang harus dihadapinya di masa mendatang.
Mungkin kita akan kagum dan terharu melihat kisah dan kehebatan Peng Shulin dalam menghadapi masa-masa tersulit dalam hidupnya. tetapi pertanyaannya adalah apakah kita bisa bertahan bila "kita" di posisi Peng Shulin? Pasti Anda sependapat dengan saya bahwa jawabannya sangat tidak mudah.
Dan itu pula yang salah satunya bisa menginspirasi kita. Ketika kita mengalami masa-masa tersulit, baik dalam hal pekerjaan, pribadi, ataupun keluarga, jangan putus asa.
"INI PUN AKAN BERLALU"
Cobalah untuk tidak menggerutu karena itu akan semakin menambah beban kita.
Lihatlah gambar Peng tersebut dan bayangkan bagaimana kira-kira Peng berjuang melawan keputus asaannya yang kehilangan separuh tubuhnya untuk selama-lamanya.
Betapa sangat menderitanya 12 tahun hidup hanya terbaring di tempat tidur dan melawan tekanan psikologis dan fisik yang besar.
Bila Peng bisa tegar dalam keadaannya sekarang, Anda juga pasti bisa.
Tersenyumlah, bersyukurlah dan berpikirlah positif.
Mari senyum ....:)
Katakan kepada diri kita "INI PUN AKAN BERLALU"
Hidup harus terus berjalan. Jangan pernah menyerah!
Kita masih mempunyai energi karma yang menopang hidup kita. Mari kita syukuri.
LANGIT TERCERAH AKAN TAMPAK SETELAH BADAI TERDAHSYAT.
SENYUMMU MEMBERIKAN SEBUAH PENGHARAPAN.
Lain kali apabila Anda mengeluh mengenai derita hidup yang dialami, ingatlah Peng Shulin.
Mungkin kita akan kagum dan terharu melihat kisah dan kehebatan Peng Shulin dalam menghadapi masa-masa tersulit dalam hidupnya. tetapi pertanyaannya adalah apakah kita bisa bertahan bila "kita" di posisi Peng Shulin? Pasti Anda sependapat dengan saya bahwa jawabannya sangat tidak mudah.
Dan itu pula yang salah satunya bisa menginspirasi kita. Ketika kita mengalami masa-masa tersulit, baik dalam hal pekerjaan, pribadi, ataupun keluarga, jangan putus asa.
"INI PUN AKAN BERLALU"
Cobalah untuk tidak menggerutu karena itu akan semakin menambah beban kita.
Lihatlah gambar Peng tersebut dan bayangkan bagaimana kira-kira Peng berjuang melawan keputus asaannya yang kehilangan separuh tubuhnya untuk selama-lamanya.
Betapa sangat menderitanya 12 tahun hidup hanya terbaring di tempat tidur dan melawan tekanan psikologis dan fisik yang besar.
Bila Peng bisa tegar dalam keadaannya sekarang, Anda juga pasti bisa.
Tersenyumlah, bersyukurlah dan berpikirlah positif.
Mari senyum ....:)
Katakan kepada diri kita "INI PUN AKAN BERLALU"
Hidup harus terus berjalan. Jangan pernah menyerah!
Kita masih mempunyai energi karma yang menopang hidup kita. Mari kita syukuri.
LANGIT TERCERAH AKAN TAMPAK SETELAH BADAI TERDAHSYAT.
SENYUMMU MEMBERIKAN SEBUAH PENGHARAPAN.
Lain kali apabila Anda mengeluh mengenai derita hidup yang dialami, ingatlah Peng Shulin.
Label:
Kisah Nyata
18.23
Sesuatu Tidak Selalu Kelihatan Sebagaimana Adanya
Written By Regina Kim on Rabu, 22 Desember 2010 | 18.23
Dua orang malaikat berkunjung ke rumah sebuah keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar dan tidak mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang tamu yang ada di rumahnya. malaikat tersebut ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil yang ada di basement. Ketika malaikat itu hendak tidur, malaikat yg lebih tua melihat bahwa dinding basement itu retak. Kemudian malaikat itu memperbaikinya sehingga retak pada dinding basement itu lenyap.
Ketika malaikat yg lebih muda bertanya mengapa ia melakukan hal itu, malaikat yg lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya". Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat di rumah seorang petani dan istrinya yang miskin tetapi sangat ramah. Setelah membagi sedikit makanan yang ia punyai, petani itu mempersilahkan kedua malaikat untuk tidur di atas tempat tidurnya.
Ketika matahari terbit keesokan harinya, malaikat menemukan bahwa petani itu dan istrinya sedang menangis sedih karena sapi mereka yang merupakan sumber pendapatan satu-satunya bagi mereka terbaring mati. Malaikat yg lebih muda merasa geram. Ia bertanya kepada malaikat yg lebih tua, "Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi? Keluarga yg pertama memiliki segalanya, tapi engkau menolong menambalkan dindingnya yg retak. Keluarga ini hanya memiliki sedikit tetapi walaupun demikian mereka bersedia membaginya dengan kita. Mengapa engkau membiarkan sapinya mati ?"Malaikat yg lebih tua menjawab, "Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya." "Ketika kita bermalam di basement, aku melihat ada emas tersimpan di lubang dalam dinding itu. Karena pemilik rumah sangat tamak dan tidak bersedia membagi hartanya, aku menutup dinding itu agar ia tidak menemukan emas itu." "Tadi malam ketika kita tidur di ranjang petani ini, malaikat maut datang untuk mengambil nyawa istrinya. Aku memberikan sapinya agar malaikat maut tidak jadi mengambil istrinya."
RENUNGAN :
"Sesuatu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya."Kadang2 itulah yang kita rasakan ketika kita berpikir bahwa sesuatu tidak seharusnya terjadi. Jika kita punya iman, kita hanya perlu percaya sepenuhnya bahwa semua hal yang terjadi adalah demi kebaikan kita. Kita mungkin tidak menyadari hal itu sampai saatnya tiba.....
Label:
fiksi
01.26
Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.
Kisah Bai Fang Li: Memberi dalam Kekurangan
Written By Regina Kim on Kamis, 16 Desember 2010 | 01.26
Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskankan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.
Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Dia melalang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.
Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.
Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.
Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.
Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.
Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.
Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.
Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.
Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana. “Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya” jawab anak itu. “Orang tuamu dimana?” tanya Bai Fang Li. “Saya tidak tahu, ayah ibu saya pemulung. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil” sahut anak itu.
Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.
Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.
Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.
Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.
Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm… tapi masih cukup bagus… gumannya senang.
Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.
“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu.
Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu Rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.
Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan” katanya dengan sendu. Semua guru di sekolah itu menangis.
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesarRMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta Rupiah jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.
Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan “Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa.”
RENUNGAN:
Kisah Bai Fang Li ini di harapkan dapat menjadi pelajaran buat kita semua untuk saling membantu sesama kita yang kesusahan, walaupun hidup serba pas-pasan tetapi tetap membantu orang tanpa pamrih dengan apapun yang bisa kita berikan. jika kamu percaya berkah itu datangnya bisa datang dari mana saja dan pahala yang setimpal akan kita dapatkan jika kita melakukan kebaikan dengan "IKHLAS".
RENUNGAN:
Kisah Bai Fang Li ini di harapkan dapat menjadi pelajaran buat kita semua untuk saling membantu sesama kita yang kesusahan, walaupun hidup serba pas-pasan tetapi tetap membantu orang tanpa pamrih dengan apapun yang bisa kita berikan. jika kamu percaya berkah itu datangnya bisa datang dari mana saja dan pahala yang setimpal akan kita dapatkan jika kita melakukan kebaikan dengan "IKHLAS".
Label:
Kisah Nyata
Diberdayakan oleh Blogger.