Latest Post
02.20
Dalam sejarah kebudayaan tiongkok, jaman raja yang berbudi luhur dan bijaksana, seperti Raja Yao, Raja Sun dan Raja Ie menjadi cerita yang sangat terkenal dan tercatat dalam s
ejarah, karena Raja-Raja Agung itu begitu memperhatikan rakyat jelata dan mengatur negara dengan demikian baiknya, terutama memberikan suri teladan melalui sikap perbuatannya yang mulia.
Salah satu Raja bijaksana itu adalah Raja Sun yang terkenal dengan Maha Baktinya. Ayahnya bernama Ku Sou. Meskipun Sun terlahir sama dengan anak- anak lainnya, tetapi dia membawa satu kelainan, yaitu memiliki 2 titik ditengah- tengah biji hitam matanya.
Sun bernasib kurang baik, karena ibunya meninggal dunia tidak lama setelah melahirkannya, Ayahnya pun menikah lagi, tapi memang malang si Sun kecil, karena ayahnya seorang yang kurang perhatian dan sembrono, sehingga orang-orang desa menjulukinya sebagai ”orang buta”, artinya seolah-olah tidak melihat kejadian di sekelilingnya. Dan Sun sepeninggal ibunya sering mendapatkan kemarahan dan pukulan dari sang ayah tapi Sun tetap hormat dan patuh padanya, demikianlah nasib malang Sun, karena ibu tirinya tidak sayang dan malahan bersikap kejam padanya. Ibu tiri sering menyalahkan dan memfitnah Sun yang baik hati dan lugu itu sehingga membuat sang ayah yang pun ikut memarahi dan menghukumnya dengan pukulan-pukulan yang terkadang membuat badannya luka dan memar, hingga dikurung dalam kamar, tidak diberi makan dan minum. Lalu Sun pun berpikir ”ayah sudah agak tua, badannya mulai lemah dan ibu seorang wanita yang tidak sesuai untuk pekerjaan kasar, kalau saya meninggalkan mereka, siapa yang membantu bercocok tanam di ladang? Dan akhirnya Sun memilih tidak meninggalkan ayah dan ibu tirinya, meski menyadari betul bakal menemui banyak penderitaan dari orang tua, terutama ibu tirinya.
Tidak lama kemudian, ibu tirinya melahirkan seorang anak laki-laki, yang diberi nama Cuo Siang. Setelah memiliki anak kandung sendiri, ibu tiri tetap saja tidak merubah sikapnya terhadap Sun dan malahan sesudah Cuo Siang mulai agak dewasa, makin bertambah penderitaan Sun, karena adik tiri ini juga bersikap suka mempermainkan dan menghinanya. Meskipun mendapatkan perlakuan yang sewenang-wenang dari ibu tirinya, juga ayahnya yang seakan-akan tidak memperdulikan, Sun tetap bersikap hormat dan berusaha melayani kedua orang tuanya dan juga tidak benci pada adik tirinya.
Melalui beberapa kali usaha dari ibu dan adik tirinya yang mencoba mencelakakannya, Sun akhirnya menghindar sebentar dan mengungsi kekaki gunung Li dan bercocok tanam disana, Karena sifatnya yang luhur dan sikap bakti pada orang tuanya yang sedemikian besar, meskipun mendapatkan perlakuan sebaliknya dan ditambah perbuatan jahat dari adik tirinya, Sun masih tetap tidak berubah dan membalas dengan kebaikan. Maka dikatakan hawa kemuliaan yang demikian seolah-olah menembus Langit dan Bumi.
Saat Sun di sawah, tidak sangka banyak yang datang bersahabat dengannya dan malahan membantunya. Ada gajah besar yang muncul dan bersahabat dengannya, dengan belalainya membantu menebarkan bibit-bibit, begitu juga para petani di kaki gunuang Li secara sukarela membantunya.
Saat itu Raja Yao yang memimpin negeri itu sudah hampir 70 tahun lamanya merasa sudah waktunya menyerahkan kedudukan Raja kepada penerus selanjutnya. Raja Yao adalah Raja yang amat bijaksana, dia tidak langsung mewariskan tahta kepada anak- anaknya karena ia menginginkan seseorang yang benar-benar mempunyai kemampuan mengatur negara dan juga mempunyai kebajikan yang besar sedangkan anak-anaknya sendiri disadarinya kurang memenuhi persyaratan itu, lalu Raja Yao mengumpulkan pejabatnya untuk di pilih menjadi penggantinya namun para pejabat mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan seperti itu, maka Raja Yao berkata, “kalau memang kalian semua begitu merendah, mengatakan tidak memenuhi syarat, coba carikan seorang yang benar-benar mempunyai kemampuan dan kebajikan untuk mengatur negeri ini”, demikian Raja Yao meminta para pejabat dan orang-orang sekelilingnya untuk mencari orang yang dapat menggantikannya.
Para pejabat akhirnya bersepakat mengusulkan, kami dengar ada seorang yang bernama Sun, meskipun ibu dan adik tirinya jahat terhadapnya, tapi dia tidak benci dan dendam malahan bersikap baik terhadap adik dan begitu berbakti pada ayah ibunya, orang yang demikian bisa memikul tanggung jawab besar karena mempunya jiwa besar. Raja Yao sesudah mendengar itu, memutuskan untuk mengirim orang menyelidiki kebenarannya. Sesudah memastikan bahwa Sun benar-benar seorang yang berkebajikan, maka Raja Yao menikahkan dua orang putrinya yaitu E Huang dan Ni Ing menjadi Isteri Sun dan bahkan juga mengutus 9 putranya untuk membantu Sun sambil terus menyelidiki kemampuan Sun.
Semua orang desa begitu senang mendengar Sun mendapatkan kepercayaan dan tugas dari Raja, tetapi hanya ibu dan adik tirinya yang jahat merasa sangat tidak senang dan iri hati. Mereka berdua kemudian merencanakan muslihat untuk mencelakakan Sun. Suatu hari, Sang ibu tiri memanggil Sun, “atap dari gudang rusak, cobalah di perbaiki”. Meskipun Sun sekarang mempunyai kedudukan dan beristerikan putri raja, tapi karena rasa baktinya yang besar dia tidak menolak kemauan ibu tirinya tersebut.
Sebelum memperbaiki atap bocor, Sun memberitahukan hal ini kepada isterinya dan isterinya berpikir bahwa ini pasti siasat jahat untuk mencelakakan Sun, maka sang istri memberikan sepasang caping yang besar dan lebar sebagai persiapan, saat Sun sedang berada di atas atap memperbaiki atap, adik tirinya dengan diam-diam menyulut api disekeliling gudang dan sebelumnya sudah mengangkat pergi tangga yang dipakai Sun, kebakaran besar pun terjadi, saat lidah api mulai menjilat ke atap tempat Sun sedang bekerja, Sun kebingungan. Dalam keadaan kritis dia teringat 2 caping besar yang dibekali istrinya, dan segeralah melompat turun dengan dua caping besar yang diikatkan pada sepasang tangannya, sehingga kedua caping menahan laju jatuhnya, akhirnya ia hanya luka-luka ringan saja.
Adik dan ibu tirinya yang jahat begitu mengetahui Sun selamat, merasa tambah benci dan segera merencanakan kejahatan lain untuk mencelakakan Sun lagi, Sun pun dipanggil kembali, ”sumur di rumah tertimbun banyak batu- batuan, Ayo diangkat dan digali lebih dalam lagi”, ujar sang ibu tiri. Maka Sun kembali dengan patuh mau mengerjakan pesan ibunya, tetapi sebelum pergi sang istri yang bijaksana kembali menyadari rencana jahat ini dan membekali Sun dengan satu kapak besar dan berpesan,begitu masuk kedalam sumur, cepat-cepat menggali sebuah lubang disamping sumur kering itu dan ketika adik tiri tidak melihatnya dan mengira Sun sedang giat –giatnya menggali sumur, beberapa saat kemudian adik tirinya melemparkan batu-batuan kedalam sumur, dengan harapan mengubur hidup-hidup kakak tirinya yang baik hati lalu ia segera melaporkan kemenangan ini kepada ibunya.
Sun benar-benar seorang yang berkebajikan sehingga Dewa dan Malaikat pun selalu melindungi, karena saat adik tirinya menumpahkan batuan kedalam sumur, pada saat itu lubang disamping sumur selesai digali dan ia buru-buru masuk kedalalm lubang itu untuk berlindung. Bebatuan itu tidak mengenai dirinya dan dia selamat dari kecelakaan yang direncanakan itu, meski demikian Sun tetap tidak membenci atau membalas dendam pada ibu dan adik tirinya.
Beberapa kali saat Raja Yao memberikan tugas kenegaraan kepadanya, Sun yang arif dan berhati mulia selalu dapat mengemban tugas demi tugas dengan baik dan akhirnya Raja Yao mewariskan kedudukan Raja kepada Sun, Sun yang sudah menjadi Raja tetap menghormati dan bakti pada ayah dan ibu tirinya begitu juga dengan adik tirinya , karena kebajikan Sun ini sehingga akhirnya membuat ibu dan adik tiri yang tadinya berhati licik dan jahat menjadi menyesal dan bertobat, Sun memerintah negara dan rakyat dengan amat baiknya, sehingga negara makmur rakyat bahagia. Raja Sun sendiri akhirnya terkenal sebagai salah satu dari Raja- Raja bijaksana yang tersohor didalam sejarah Tiongkok dan juga mendapat julukan “ Raja Sun yang maha bakti”.
Demikianlah kemuliaan seorang anak manusia yang hidup penuh kasih, berbakti pada kedua orang tua, berjiwa besar dan luas bagai samudera, tidak memikirkan diri sendiri dan selalu ingin membahagiakan orang lain hingga akhirnya menjadi Raja yang sangat penuh kasih dan berkebajikan.
Kisah Raja Sun - Raja Berbakti yang Menggugah “Langit dan Bumi”
Written By Regina Kim on Jumat, 30 November 2012 | 02.20
Dalam sejarah kebudayaan tiongkok, jaman raja yang berbudi luhur dan bijaksana, seperti Raja Yao, Raja Sun dan Raja Ie menjadi cerita yang sangat terkenal dan tercatat dalam s
ejarah, karena Raja-Raja Agung itu begitu memperhatikan rakyat jelata dan mengatur negara dengan demikian baiknya, terutama memberikan suri teladan melalui sikap perbuatannya yang mulia.
Salah satu Raja bijaksana itu adalah Raja Sun yang terkenal dengan Maha Baktinya. Ayahnya bernama Ku Sou. Meskipun Sun terlahir sama dengan anak- anak lainnya, tetapi dia membawa satu kelainan, yaitu memiliki 2 titik ditengah- tengah biji hitam matanya.
Sun bernasib kurang baik, karena ibunya meninggal dunia tidak lama setelah melahirkannya, Ayahnya pun menikah lagi, tapi memang malang si Sun kecil, karena ayahnya seorang yang kurang perhatian dan sembrono, sehingga orang-orang desa menjulukinya sebagai ”orang buta”, artinya seolah-olah tidak melihat kejadian di sekelilingnya. Dan Sun sepeninggal ibunya sering mendapatkan kemarahan dan pukulan dari sang ayah tapi Sun tetap hormat dan patuh padanya, demikianlah nasib malang Sun, karena ibu tirinya tidak sayang dan malahan bersikap kejam padanya. Ibu tiri sering menyalahkan dan memfitnah Sun yang baik hati dan lugu itu sehingga membuat sang ayah yang pun ikut memarahi dan menghukumnya dengan pukulan-pukulan yang terkadang membuat badannya luka dan memar, hingga dikurung dalam kamar, tidak diberi makan dan minum. Lalu Sun pun berpikir ”ayah sudah agak tua, badannya mulai lemah dan ibu seorang wanita yang tidak sesuai untuk pekerjaan kasar, kalau saya meninggalkan mereka, siapa yang membantu bercocok tanam di ladang? Dan akhirnya Sun memilih tidak meninggalkan ayah dan ibu tirinya, meski menyadari betul bakal menemui banyak penderitaan dari orang tua, terutama ibu tirinya.
Tidak lama kemudian, ibu tirinya melahirkan seorang anak laki-laki, yang diberi nama Cuo Siang. Setelah memiliki anak kandung sendiri, ibu tiri tetap saja tidak merubah sikapnya terhadap Sun dan malahan sesudah Cuo Siang mulai agak dewasa, makin bertambah penderitaan Sun, karena adik tiri ini juga bersikap suka mempermainkan dan menghinanya. Meskipun mendapatkan perlakuan yang sewenang-wenang dari ibu tirinya, juga ayahnya yang seakan-akan tidak memperdulikan, Sun tetap bersikap hormat dan berusaha melayani kedua orang tuanya dan juga tidak benci pada adik tirinya.
Melalui beberapa kali usaha dari ibu dan adik tirinya yang mencoba mencelakakannya, Sun akhirnya menghindar sebentar dan mengungsi kekaki gunung Li dan bercocok tanam disana, Karena sifatnya yang luhur dan sikap bakti pada orang tuanya yang sedemikian besar, meskipun mendapatkan perlakuan sebaliknya dan ditambah perbuatan jahat dari adik tirinya, Sun masih tetap tidak berubah dan membalas dengan kebaikan. Maka dikatakan hawa kemuliaan yang demikian seolah-olah menembus Langit dan Bumi.
Saat Sun di sawah, tidak sangka banyak yang datang bersahabat dengannya dan malahan membantunya. Ada gajah besar yang muncul dan bersahabat dengannya, dengan belalainya membantu menebarkan bibit-bibit, begitu juga para petani di kaki gunuang Li secara sukarela membantunya.
Saat itu Raja Yao yang memimpin negeri itu sudah hampir 70 tahun lamanya merasa sudah waktunya menyerahkan kedudukan Raja kepada penerus selanjutnya. Raja Yao adalah Raja yang amat bijaksana, dia tidak langsung mewariskan tahta kepada anak- anaknya karena ia menginginkan seseorang yang benar-benar mempunyai kemampuan mengatur negara dan juga mempunyai kebajikan yang besar sedangkan anak-anaknya sendiri disadarinya kurang memenuhi persyaratan itu, lalu Raja Yao mengumpulkan pejabatnya untuk di pilih menjadi penggantinya namun para pejabat mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan seperti itu, maka Raja Yao berkata, “kalau memang kalian semua begitu merendah, mengatakan tidak memenuhi syarat, coba carikan seorang yang benar-benar mempunyai kemampuan dan kebajikan untuk mengatur negeri ini”, demikian Raja Yao meminta para pejabat dan orang-orang sekelilingnya untuk mencari orang yang dapat menggantikannya.
Para pejabat akhirnya bersepakat mengusulkan, kami dengar ada seorang yang bernama Sun, meskipun ibu dan adik tirinya jahat terhadapnya, tapi dia tidak benci dan dendam malahan bersikap baik terhadap adik dan begitu berbakti pada ayah ibunya, orang yang demikian bisa memikul tanggung jawab besar karena mempunya jiwa besar. Raja Yao sesudah mendengar itu, memutuskan untuk mengirim orang menyelidiki kebenarannya. Sesudah memastikan bahwa Sun benar-benar seorang yang berkebajikan, maka Raja Yao menikahkan dua orang putrinya yaitu E Huang dan Ni Ing menjadi Isteri Sun dan bahkan juga mengutus 9 putranya untuk membantu Sun sambil terus menyelidiki kemampuan Sun.
Semua orang desa begitu senang mendengar Sun mendapatkan kepercayaan dan tugas dari Raja, tetapi hanya ibu dan adik tirinya yang jahat merasa sangat tidak senang dan iri hati. Mereka berdua kemudian merencanakan muslihat untuk mencelakakan Sun. Suatu hari, Sang ibu tiri memanggil Sun, “atap dari gudang rusak, cobalah di perbaiki”. Meskipun Sun sekarang mempunyai kedudukan dan beristerikan putri raja, tapi karena rasa baktinya yang besar dia tidak menolak kemauan ibu tirinya tersebut.
Sebelum memperbaiki atap bocor, Sun memberitahukan hal ini kepada isterinya dan isterinya berpikir bahwa ini pasti siasat jahat untuk mencelakakan Sun, maka sang istri memberikan sepasang caping yang besar dan lebar sebagai persiapan, saat Sun sedang berada di atas atap memperbaiki atap, adik tirinya dengan diam-diam menyulut api disekeliling gudang dan sebelumnya sudah mengangkat pergi tangga yang dipakai Sun, kebakaran besar pun terjadi, saat lidah api mulai menjilat ke atap tempat Sun sedang bekerja, Sun kebingungan. Dalam keadaan kritis dia teringat 2 caping besar yang dibekali istrinya, dan segeralah melompat turun dengan dua caping besar yang diikatkan pada sepasang tangannya, sehingga kedua caping menahan laju jatuhnya, akhirnya ia hanya luka-luka ringan saja.
Adik dan ibu tirinya yang jahat begitu mengetahui Sun selamat, merasa tambah benci dan segera merencanakan kejahatan lain untuk mencelakakan Sun lagi, Sun pun dipanggil kembali, ”sumur di rumah tertimbun banyak batu- batuan, Ayo diangkat dan digali lebih dalam lagi”, ujar sang ibu tiri. Maka Sun kembali dengan patuh mau mengerjakan pesan ibunya, tetapi sebelum pergi sang istri yang bijaksana kembali menyadari rencana jahat ini dan membekali Sun dengan satu kapak besar dan berpesan,begitu masuk kedalam sumur, cepat-cepat menggali sebuah lubang disamping sumur kering itu dan ketika adik tiri tidak melihatnya dan mengira Sun sedang giat –giatnya menggali sumur, beberapa saat kemudian adik tirinya melemparkan batu-batuan kedalam sumur, dengan harapan mengubur hidup-hidup kakak tirinya yang baik hati lalu ia segera melaporkan kemenangan ini kepada ibunya.
Sun benar-benar seorang yang berkebajikan sehingga Dewa dan Malaikat pun selalu melindungi, karena saat adik tirinya menumpahkan batuan kedalam sumur, pada saat itu lubang disamping sumur selesai digali dan ia buru-buru masuk kedalalm lubang itu untuk berlindung. Bebatuan itu tidak mengenai dirinya dan dia selamat dari kecelakaan yang direncanakan itu, meski demikian Sun tetap tidak membenci atau membalas dendam pada ibu dan adik tirinya.
Beberapa kali saat Raja Yao memberikan tugas kenegaraan kepadanya, Sun yang arif dan berhati mulia selalu dapat mengemban tugas demi tugas dengan baik dan akhirnya Raja Yao mewariskan kedudukan Raja kepada Sun, Sun yang sudah menjadi Raja tetap menghormati dan bakti pada ayah dan ibu tirinya begitu juga dengan adik tirinya , karena kebajikan Sun ini sehingga akhirnya membuat ibu dan adik tiri yang tadinya berhati licik dan jahat menjadi menyesal dan bertobat, Sun memerintah negara dan rakyat dengan amat baiknya, sehingga negara makmur rakyat bahagia. Raja Sun sendiri akhirnya terkenal sebagai salah satu dari Raja- Raja bijaksana yang tersohor didalam sejarah Tiongkok dan juga mendapat julukan “ Raja Sun yang maha bakti”.
Demikianlah kemuliaan seorang anak manusia yang hidup penuh kasih, berbakti pada kedua orang tua, berjiwa besar dan luas bagai samudera, tidak memikirkan diri sendiri dan selalu ingin membahagiakan orang lain hingga akhirnya menjadi Raja yang sangat penuh kasih dan berkebajikan.
Label:
Kisah Tiongkok
02.13
Sudahkah Anda Bersyukur . . ??
IF YOU STRESS AND HOPELESS OR LOSS SPIRIT THINK ABOUT ... (jika anda stress dan putus asa / khilangan spirit, cobalah simak hal2 berikut ini . . .
If you think you are unhappy, look at them (jika anda berfikir bahwa anda adalah orang yg tdk bahagia, cobalah melihat pd kondisi mereka2 ini):
If you think your salary is low, how about her? (jika anda berfikir bahwa gaji anda rendah/ sedikit, bagaimana dgn anak perempuan yatim ini?):
If you think you don't have many friends... (jika anda berfikir bahwa anda tidak punya byk teman, … cobalah melihat pd kondisi mereka2 ini)..
When you feel like giving up, think of this man (Saat anda merasa ingin menyerah dgn kondisi diri, pikirkanlah Bpk tua ini):
If you think you suffer in life, do you suffer as much as he does? (jika anda berfikir bahwa anda adalah orang yg menderita dlm hidup, apakah penderitaan anda seperti yg diderita Bpk ini?):
If you complain about your transport system, how about them? (jika anda mengeluhkan system transportasi yg tersedia, Bagaimana dgn mereka ini?):
If your society is unfair to you, how about her? (Jika masyarakat anda tidak adil terhadap anda, Bagaimana dgn nenek jompo ini?):
Enjoy life how it is and as it comes (Nikmati saja kehidupan ini seperti apa adanya).
Things are worse for others and is a lot better for us (Banyak hal buruk yg dialami orang lain, dan lebih banyak hal2 yg lebih baik yg kita alami).
There are many things in your life that will catch your eye but only a few will catch your heart.... (Ada banyak hal dalam hidup yg menarik perhatian anda, tapi hanya sedikit yg akan menyentuh hati anda).
Pursue those... (Maka kejarlah itu)
Apakah belajar menjengkelkan anda?
Tidak Bagi anak2 afrika ini !
Benci makan sayuran?
Mereka di Afrika mati kelaparan karena tidak memperoleh makan!
Apakah kepedulian ortu anda melelahkanmu?
Anak2 afrika malah tidak mendapat kepedulian.
Bosan dgn game yg sama? Anak2 Afrika tidak punya pilihan game lainnya...
Seseorang memberimu sepatu merk Adidas, yg katanya lebih baik dari pada merk Nike ? Anak2 Afrika hanya punya 1 merk sepatu !
Tidakkah bersyukur bisa tidur dikasur empuk? Mereka di Afrika tidak berharap bisa bangun tidur kembali!
Are you still complaining? (Apakah anda masih juga mengeluh?)
Observe around you and be thankful for all that you have in this transitory lifetime …(Lihat sekelilingmu, dan bersyukurlah atas apa yg kamu punyai dlm hidup yg hanya persinggahan singkat ini...)
We are fortunate, we have much more than what we need to be content. (Kita masih beruntung, kita punya banyak hal melebih yg kita butuhkan).
Lets try not to feed this endless cycle of consumerism and immorality in which this “modern and advanced” society forgets and ignores the two thirds of our brothers and sisters... (Mari kita mencoba untuk tidak meneruskan siklus tak berujung dari konsumerisme dan kebejatan moral di masyarakat "modern dan maju" ini yg melupakan dan mengabaikan dua pertiga dari saudara-saudara kita).
If you think you are unhappy, look at them (jika anda berfikir bahwa anda adalah orang yg tdk bahagia, cobalah melihat pd kondisi mereka2 ini):
If you think your salary is low, how about her? (jika anda berfikir bahwa gaji anda rendah/ sedikit, bagaimana dgn anak perempuan yatim ini?):
If you think you don't have many friends... (jika anda berfikir bahwa anda tidak punya byk teman, … cobalah melihat pd kondisi mereka2 ini)..
When you feel like giving up, think of this man (Saat anda merasa ingin menyerah dgn kondisi diri, pikirkanlah Bpk tua ini):
If you think you suffer in life, do you suffer as much as he does? (jika anda berfikir bahwa anda adalah orang yg menderita dlm hidup, apakah penderitaan anda seperti yg diderita Bpk ini?):
If you complain about your transport system, how about them? (jika anda mengeluhkan system transportasi yg tersedia, Bagaimana dgn mereka ini?):
If your society is unfair to you, how about her? (Jika masyarakat anda tidak adil terhadap anda, Bagaimana dgn nenek jompo ini?):
Enjoy life how it is and as it comes (Nikmati saja kehidupan ini seperti apa adanya).
Things are worse for others and is a lot better for us (Banyak hal buruk yg dialami orang lain, dan lebih banyak hal2 yg lebih baik yg kita alami).
There are many things in your life that will catch your eye but only a few will catch your heart.... (Ada banyak hal dalam hidup yg menarik perhatian anda, tapi hanya sedikit yg akan menyentuh hati anda).
Pursue those... (Maka kejarlah itu)
Apakah belajar menjengkelkan anda?
Tidak Bagi anak2 afrika ini !
Benci makan sayuran?
Mereka di Afrika mati kelaparan karena tidak memperoleh makan!
Apakah kepedulian ortu anda melelahkanmu?
Anak2 afrika malah tidak mendapat kepedulian.
Bosan dgn game yg sama? Anak2 Afrika tidak punya pilihan game lainnya...
Seseorang memberimu sepatu merk Adidas, yg katanya lebih baik dari pada merk Nike ? Anak2 Afrika hanya punya 1 merk sepatu !
Tidakkah bersyukur bisa tidur dikasur empuk? Mereka di Afrika tidak berharap bisa bangun tidur kembali!
Are you still complaining? (Apakah anda masih juga mengeluh?)
Observe around you and be thankful for all that you have in this transitory lifetime …(Lihat sekelilingmu, dan bersyukurlah atas apa yg kamu punyai dlm hidup yg hanya persinggahan singkat ini...)
We are fortunate, we have much more than what we need to be content. (Kita masih beruntung, kita punya banyak hal melebih yg kita butuhkan).
Lets try not to feed this endless cycle of consumerism and immorality in which this “modern and advanced” society forgets and ignores the two thirds of our brothers and sisters... (Mari kita mencoba untuk tidak meneruskan siklus tak berujung dari konsumerisme dan kebejatan moral di masyarakat "modern dan maju" ini yg melupakan dan mengabaikan dua pertiga dari saudara-saudara kita).
Label:
motivasi diri
01.53
Buat apa susah ....., Buat apa susah...., lebih baik kita bergembira. Buat apa susah...., lebih baik kita bergembira. Kekasihku apa yang kau risaukan, kerjamu hanya melamun saja. tak berguna kau bersedih ha
ti, tertawalah....sayang.
Kekasihku apa yang kau pikirkan. Hidup ini hanya sementara. Tak berguna kau bersedih hati. Percayalah sayang..........
Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu Koes Plus yang berjudul "Buat Apa Susah".
Hidup sudah susah, buat apa dibikin tambah susah. Hidup memang bukan mudah tetapi sebenarnya hidup itu adalah indah jika kita sendiri berpikiran demikian. Hidup susah karena kita sendiri yang membuat susah. Semuanya berawal dari pikiran yang negatif. Berlanjut ke tindakan negatif. dan pasti akan berakibat negatif juga.
Beberapa orang membiarkan dirinya larut dan hanyut dalam pikiran negatifnya, entah karena ucapan atau tindakan dari orang sekitarnya sehingga merasuki dirinya dan menciptakan image yang negatif. akibatnya mereka tidak mampu mengalihkan pikiran dan perhatian mereka kepada hal yang positif.
Setiap dari kita pasti pernah mengalami masa-masa sulit, masa susah, banyak masalah baik di pekerjaan maupun didalam keluarga. tetapi hanya sedikit dari kita yang bisa bangkit kembali. sebagian merasa down, demotivasi dll. dan akhirnya melakukan perbuatan negatif kepada orang lain sehingga efek negatif tidak hanya dalam dirasakan oleh diri sendiri tetapi juga kepada orang lain dalam komunitas tersebut.
Oleh karena itu kita tidak boleh membiarkan kondisi negatif berlarut-larut. Kita harus bangkit dan mampu mengubah sesuatu dalam hidup kita ini dari negatif menjadi positif. kita harus bisa memberikan inspirasi untuk mengubah hidup jadi indah.
apapun yang terjadi, apapun yang kita hadapi, kita selalu mempunyai pilihan. Kita selalu bisa memilih yang baik dan benar. Jika kita menganggap hidup ini indah, maka akan hidup ini akan terasa indah. semua tergantung kita, memilih utk tersenyum atau cemberut???
Memilih untuk tertawa atau menangis??? Bersyukur atau Mengeluh??? bahagia atau bersedih???
pada suatu acara hiburan untuk karyawan kemarin, kita mendengar salah satu dari teman kita menyanyikan lagu " Jangan Menyerah" dari D.Massiv.
kalo kita resapi dari lirik yang dinyanyikan itu sebenarnya menyimpan makna yang luar biasa untuk memotivasi kita dalam menjalani hidup kita ini.
salah satu baitnya sbb:
"tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesali segala yang tlah terjadi.
kita pasti pernah, dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak ada artinya lagi.
syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah.
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik"
Jangan menyerah, Jangan Menyerah 3x...............
ada suatu cerita nyata yang menginspirasi kita ....
Derek Redmond (atlet inggris) yang mengikuti lomba lari cepat 400 meter dalam olimpiade Bercelona. Pada saat menempuh jarak 150 meter. Derek merasakan sakit pada kakinya, ia merasakan seperti terbakar. Ia terdiam ditempat. dan ditinggal lawan-lawannya. tak ingin menyerah walaupun sudah tertinggal, ia bertekad menyelesaikan lomba. dengan rasa sakit yang luar biasa dia mencoba berlari terus mencapai garis finish. akhirnya tetap bisa mencapai garis finish. Lebih dari 65.000 penonton berdiri memberikan tepuk tangan dan penghargaan yang luar biasa bagi dirinya atas usaha yang dia lakukan.
dalam keadaan yang sangat sulit untuk mencapai finish, dia tidak menyerah dan berusaha utk menyelaikan perlombaan. Ada sesuatu yang indah dirasakan oleh Derek.
walaupun keadaan yang sulit, kita ternyata masih bisa mendapatkan yang indah dalam hidup ini..
LAGU KOES PLUS : BUAT APA SUSAH
Buat apa susah ....., Buat apa susah...., lebih baik kita bergembira. Buat apa susah...., lebih baik kita bergembira. Kekasihku apa yang kau risaukan, kerjamu hanya melamun saja. tak berguna kau bersedih ha
ti, tertawalah....sayang.
Kekasihku apa yang kau pikirkan. Hidup ini hanya sementara. Tak berguna kau bersedih hati. Percayalah sayang..........
Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu Koes Plus yang berjudul "Buat Apa Susah".
Hidup sudah susah, buat apa dibikin tambah susah. Hidup memang bukan mudah tetapi sebenarnya hidup itu adalah indah jika kita sendiri berpikiran demikian. Hidup susah karena kita sendiri yang membuat susah. Semuanya berawal dari pikiran yang negatif. Berlanjut ke tindakan negatif. dan pasti akan berakibat negatif juga.
Beberapa orang membiarkan dirinya larut dan hanyut dalam pikiran negatifnya, entah karena ucapan atau tindakan dari orang sekitarnya sehingga merasuki dirinya dan menciptakan image yang negatif. akibatnya mereka tidak mampu mengalihkan pikiran dan perhatian mereka kepada hal yang positif.
Setiap dari kita pasti pernah mengalami masa-masa sulit, masa susah, banyak masalah baik di pekerjaan maupun didalam keluarga. tetapi hanya sedikit dari kita yang bisa bangkit kembali. sebagian merasa down, demotivasi dll. dan akhirnya melakukan perbuatan negatif kepada orang lain sehingga efek negatif tidak hanya dalam dirasakan oleh diri sendiri tetapi juga kepada orang lain dalam komunitas tersebut.
Oleh karena itu kita tidak boleh membiarkan kondisi negatif berlarut-larut. Kita harus bangkit dan mampu mengubah sesuatu dalam hidup kita ini dari negatif menjadi positif. kita harus bisa memberikan inspirasi untuk mengubah hidup jadi indah.
apapun yang terjadi, apapun yang kita hadapi, kita selalu mempunyai pilihan. Kita selalu bisa memilih yang baik dan benar. Jika kita menganggap hidup ini indah, maka akan hidup ini akan terasa indah. semua tergantung kita, memilih utk tersenyum atau cemberut???
Memilih untuk tertawa atau menangis??? Bersyukur atau Mengeluh??? bahagia atau bersedih???
pada suatu acara hiburan untuk karyawan kemarin, kita mendengar salah satu dari teman kita menyanyikan lagu " Jangan Menyerah" dari D.Massiv.
kalo kita resapi dari lirik yang dinyanyikan itu sebenarnya menyimpan makna yang luar biasa untuk memotivasi kita dalam menjalani hidup kita ini.
salah satu baitnya sbb:
"tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesali segala yang tlah terjadi.
kita pasti pernah, dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini tak ada artinya lagi.
syukuri apa yang ada, hidup adalah anugrah.
Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik"
Jangan menyerah, Jangan Menyerah 3x...............
ada suatu cerita nyata yang menginspirasi kita ....
Derek Redmond (atlet inggris) yang mengikuti lomba lari cepat 400 meter dalam olimpiade Bercelona. Pada saat menempuh jarak 150 meter. Derek merasakan sakit pada kakinya, ia merasakan seperti terbakar. Ia terdiam ditempat. dan ditinggal lawan-lawannya. tak ingin menyerah walaupun sudah tertinggal, ia bertekad menyelesaikan lomba. dengan rasa sakit yang luar biasa dia mencoba berlari terus mencapai garis finish. akhirnya tetap bisa mencapai garis finish. Lebih dari 65.000 penonton berdiri memberikan tepuk tangan dan penghargaan yang luar biasa bagi dirinya atas usaha yang dia lakukan.
dalam keadaan yang sangat sulit untuk mencapai finish, dia tidak menyerah dan berusaha utk menyelaikan perlombaan. Ada sesuatu yang indah dirasakan oleh Derek.
walaupun keadaan yang sulit, kita ternyata masih bisa mendapatkan yang indah dalam hidup ini..
Label:
motivasi diri
01.43
Beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah tahun 2000, saya berkunjung ke kota Pontianak, teman saya mengajak saya memancing kepiting. Bagaimana cara memancing kepiting ? Kami menggunakan sebatang bambu dan mangkaitkan tali ke batang bambu itu. Diujung lain tali, kami mengikat sebuah batu kecil, lalu kami mengayun bambu agar batu diujung tali terayun menuju kepiting yang kami incar. Kami menggangu kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar kepiting marah, kalau itu berhasil maka kepiting itu akan mengigit tali atau batu itu dengan geram. Capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat, sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor kepiting gemuk yang sedang marah.
Kami tinggal mangayun bambu secara perlahan agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar yang sudah kami isi dengan air mendidih, yang telah kami persiapkan sebelumnya. Kami celupkan kepiting yang sedang murka dan sangat marah itu kedalam wajan tersebut. Seketika itu juga, kepiting melepaskan gigitan dan tubuhnya menjadi merah. Tidak lama kemudian, kami bisa menikmati kepiting rebus yang sangat lezat. Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, dan kegeramannya atas gangguan yang kami lakukan melalui sebatang bambu, seutas tali, dan sebuah batu kecil.
Banyak teori yang mengungkapkan, "Marah" adalah perilaku yang membuat kita lelah, karena ketika marah kita menggunakan 44 otot muka, dan tersenyum menggunakan 17 otot muka, sehingga, dapat diartikan dengan kegiatan "Marah" akan membuat kita mudah lelah dengan membuang-buang energi dan semakin lelah dengan asupan pikiran yang negatif akan keadaan, kondisi dan ahirnya membuat kita menjadi stress.... dan teori itu mengajak kita untuk terus tersenyum. Hal ini sangat tepat dan perlu dijadikan acuan bagaimana mengubah pola hidup kita dengan terus tersenyum. Namun apakah ini satu-satunya alasan : "Kenapa harus menghindari marah ??"
Para pembaca yang terus memiliki Spirit yang positif, dari cerita memancing kepiting yang ada diatas, kita dapat menarik sebuah makna dan pesan yang sangat mendalam, kenapa kita harus menghindari yang namanya "Marah"
Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, kehilangan kepercayaan sosial, bahkan kehilangan segalanya karena "Marah". Jadi, kalau Anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil maupun batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dengan melakukan berpikir jernih sejenak saja antara 2-3 detik, tarik nafas panjang dan dalaaaam......dengan menghilangkan murka dan amarah anda, maka banyak hal dan energi positif yang akan masuk dalam pikiran anda dan pastinya banyak waktu dan energi yang bisa termanfaatkan dengan baik, maka akan semakin meningkatkan kualitas hidup kita menjadi semakin berhasil dan sukses....
Ahirnya, dengan murka dan amarah yang tertunda dan mereda, maka anda akan terlepas dari Wajan Panas yang dapat menghancurkan masa depan anda...
Inilah inti dari : Kenapa harus menghindari "Marah"
Why must avoid the "Angry" (Kenapa harus menghindari "Marah")
Beberapa tahun yang lalu, kalau tidak salah tahun 2000, saya berkunjung ke kota Pontianak, teman saya mengajak saya memancing kepiting. Bagaimana cara memancing kepiting ? Kami menggunakan sebatang bambu dan mangkaitkan tali ke batang bambu itu. Diujung lain tali, kami mengikat sebuah batu kecil, lalu kami mengayun bambu agar batu diujung tali terayun menuju kepiting yang kami incar. Kami menggangu kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar kepiting marah, kalau itu berhasil maka kepiting itu akan mengigit tali atau batu itu dengan geram. Capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat, sehingga kami leluasa mengangkat bambu dengan ujung tali berisi seekor kepiting gemuk yang sedang marah.
Kami tinggal mangayun bambu secara perlahan agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar yang sudah kami isi dengan air mendidih, yang telah kami persiapkan sebelumnya. Kami celupkan kepiting yang sedang murka dan sangat marah itu kedalam wajan tersebut. Seketika itu juga, kepiting melepaskan gigitan dan tubuhnya menjadi merah. Tidak lama kemudian, kami bisa menikmati kepiting rebus yang sangat lezat. Kepiting itu menjadi korban santapan kami karena kemarahannya, dan kegeramannya atas gangguan yang kami lakukan melalui sebatang bambu, seutas tali, dan sebuah batu kecil.
Banyak teori yang mengungkapkan, "Marah" adalah perilaku yang membuat kita lelah, karena ketika marah kita menggunakan 44 otot muka, dan tersenyum menggunakan 17 otot muka, sehingga, dapat diartikan dengan kegiatan "Marah" akan membuat kita mudah lelah dengan membuang-buang energi dan semakin lelah dengan asupan pikiran yang negatif akan keadaan, kondisi dan ahirnya membuat kita menjadi stress.... dan teori itu mengajak kita untuk terus tersenyum. Hal ini sangat tepat dan perlu dijadikan acuan bagaimana mengubah pola hidup kita dengan terus tersenyum. Namun apakah ini satu-satunya alasan : "Kenapa harus menghindari marah ??"
Para pembaca yang terus memiliki Spirit yang positif, dari cerita memancing kepiting yang ada diatas, kita dapat menarik sebuah makna dan pesan yang sangat mendalam, kenapa kita harus menghindari yang namanya "Marah"
Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, kehilangan kepercayaan sosial, bahkan kehilangan segalanya karena "Marah". Jadi, kalau Anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil maupun batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan dengan melakukan berpikir jernih sejenak saja antara 2-3 detik, tarik nafas panjang dan dalaaaam......dengan menghilangkan murka dan amarah anda, maka banyak hal dan energi positif yang akan masuk dalam pikiran anda dan pastinya banyak waktu dan energi yang bisa termanfaatkan dengan baik, maka akan semakin meningkatkan kualitas hidup kita menjadi semakin berhasil dan sukses....
Ahirnya, dengan murka dan amarah yang tertunda dan mereda, maka anda akan terlepas dari Wajan Panas yang dapat menghancurkan masa depan anda...
Inilah inti dari : Kenapa harus menghindari "Marah"
Label:
motivasi diri
01.32
Grand Hill, seorang pemain bola basket proffesional yang terkenal di Amerika Serikat berkomentar tentang jadwalnya berlatihan selama tidak ada pertandingan, Saya tidak da
pat libur berlatih selama 1 minggu, sebab sehari saja libur, keahlian saya sepertinya berkurang.
Dalam buku The Gospel According to Starbucks, Leonard Sweet menuliskan kisah Ed Faubert, seorang ahli pencicip kopi ternama. Ia sangat peka akan cita rasa kopi. Jika diberi secangkir kopi, ia akan segera dapat menjelaskan segala hal tentang kopi itu secara rinci. Bahkan dengan mata tertutup, ia mampu mengetahui asal kopi yang dicicipinya, ketinggian dan lokasi tanamnya. Kepekaan tersebut terbentuk oleh latihan Dan pengalaman terus menerus.
Latihan adalah factor yang tidak kalah penting agar kita menjadi berhasil. Orang yang memiliki bakat tetapi kurang atau tidak pernah berlatih tentu tidak akan menjadi siapa-siapa. Sementara orang yang sebenarnya terlahir tanpa sebuah potensi tetapi terus menerus belajar, mengasah diri, mencoba sesuatu strategi yang baru, bereksperiment justru akan menjadi seorang yang mahir.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk terus menerus belajar dan belajar setiap harinya, bisa melalui buku-buku, artikel, majalah, berita ditelevisi, pengalaman dari para senior dan sebagainya
Belajar adalah hal yang kita lakukan seumur hidup.
Proses belajar baru akan berhenti ketika kita tiba di liang kubur.
Para professional yang sudah ahli pun masih berlatih dan belajar untuk meningkatkan kinerja mereka.
Latihan membuat kita pandai dan meningkatkan kemampuan.
Dari real inspirasi diatas, apakah selama ini kita masih terus belajar atau berhenti belajar??.
Mungkin kebanyakan dari kita sedang berhenti belajar, ada beberapa macam alasan salah satunya adl:
Yang pertama kita masih terjebak rutinitas pekerjaan sehari-hari. tidak ada waktu dll
Yang Kedua kita tidak mau menerima informasi terbaru, menutup diri, karena kita merasa ilmu yang kita miliki sudah cukup banyak.
(“ingat diatas langit masih ada langit”)
Yang ketiga mungkin kita sudah merasa sudah cukup tua sehingga tidak perlu belajar lagi,karena mungkin kita punya pemikiran belajar itu kan kewajiban masa anak-anak,Yang keempat kita memang sudah malas belajar dan berkembang. Dan masih banyak lain.
Dunia kita semakin tumbuh berkembang dan memiliki masalah-masalah yang kompleks, mungkin dulu dengan cara yang sederhana kita bisa dengan mudah memproduksi pakaian, kurang ada pesaing.
namun semakin lama keinginan buyer juga semakin berkembang, semakin banyak kompleksitas yang harus kita lakukan. Para pesaing juga semakin banyak, mereka juga berlomba-lomba utk maju.
Jika kita berhenti belajar dan berhenti tumbah sedangkan pesaing dan dunia lain terus tumbuh berkembang maka kita semakin lama akan ditinggalkan.
Kita perlu selalu memperbaiki diri dari hari kehari, jika tidak, kita akan tersingkir dari arena persaingan hidup. Untuk menjamin masa depan, pastikan kita terus menerus melatih diri untuk menjadi yang terdepan. Ingatlah suatu saat pesaing anda akan menjadi
Atasan anda.
“Setiap hari dalam keadaan apapun, belajarlah untuk terus berkembang”
-Emile Couse-
“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan”
“Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu”.
(Mario Teguh )
apakah selama ini kita masih terus belajar atau berhenti belajar??
Grand Hill, seorang pemain bola basket proffesional yang terkenal di Amerika Serikat berkomentar tentang jadwalnya berlatihan selama tidak ada pertandingan, Saya tidak da
pat libur berlatih selama 1 minggu, sebab sehari saja libur, keahlian saya sepertinya berkurang.
Dalam buku The Gospel According to Starbucks, Leonard Sweet menuliskan kisah Ed Faubert, seorang ahli pencicip kopi ternama. Ia sangat peka akan cita rasa kopi. Jika diberi secangkir kopi, ia akan segera dapat menjelaskan segala hal tentang kopi itu secara rinci. Bahkan dengan mata tertutup, ia mampu mengetahui asal kopi yang dicicipinya, ketinggian dan lokasi tanamnya. Kepekaan tersebut terbentuk oleh latihan Dan pengalaman terus menerus.
Latihan adalah factor yang tidak kalah penting agar kita menjadi berhasil. Orang yang memiliki bakat tetapi kurang atau tidak pernah berlatih tentu tidak akan menjadi siapa-siapa. Sementara orang yang sebenarnya terlahir tanpa sebuah potensi tetapi terus menerus belajar, mengasah diri, mencoba sesuatu strategi yang baru, bereksperiment justru akan menjadi seorang yang mahir.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk terus menerus belajar dan belajar setiap harinya, bisa melalui buku-buku, artikel, majalah, berita ditelevisi, pengalaman dari para senior dan sebagainya
Belajar adalah hal yang kita lakukan seumur hidup.
Proses belajar baru akan berhenti ketika kita tiba di liang kubur.
Para professional yang sudah ahli pun masih berlatih dan belajar untuk meningkatkan kinerja mereka.
Latihan membuat kita pandai dan meningkatkan kemampuan.
Dari real inspirasi diatas, apakah selama ini kita masih terus belajar atau berhenti belajar??.
Mungkin kebanyakan dari kita sedang berhenti belajar, ada beberapa macam alasan salah satunya adl:
Yang pertama kita masih terjebak rutinitas pekerjaan sehari-hari. tidak ada waktu dll
Yang Kedua kita tidak mau menerima informasi terbaru, menutup diri, karena kita merasa ilmu yang kita miliki sudah cukup banyak.
(“ingat diatas langit masih ada langit”)
Yang ketiga mungkin kita sudah merasa sudah cukup tua sehingga tidak perlu belajar lagi,karena mungkin kita punya pemikiran belajar itu kan kewajiban masa anak-anak,Yang keempat kita memang sudah malas belajar dan berkembang. Dan masih banyak lain.
Dunia kita semakin tumbuh berkembang dan memiliki masalah-masalah yang kompleks, mungkin dulu dengan cara yang sederhana kita bisa dengan mudah memproduksi pakaian, kurang ada pesaing.
namun semakin lama keinginan buyer juga semakin berkembang, semakin banyak kompleksitas yang harus kita lakukan. Para pesaing juga semakin banyak, mereka juga berlomba-lomba utk maju.
Jika kita berhenti belajar dan berhenti tumbah sedangkan pesaing dan dunia lain terus tumbuh berkembang maka kita semakin lama akan ditinggalkan.
Kita perlu selalu memperbaiki diri dari hari kehari, jika tidak, kita akan tersingkir dari arena persaingan hidup. Untuk menjamin masa depan, pastikan kita terus menerus melatih diri untuk menjadi yang terdepan. Ingatlah suatu saat pesaing anda akan menjadi
Atasan anda.
“Setiap hari dalam keadaan apapun, belajarlah untuk terus berkembang”
-Emile Couse-
“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan”
“Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan kecepatan apapun itu”.
(Mario Teguh )
Label:
motivasi diri
01.21
Dalam kehidupan yang mempunyai beragam kejadian dan makna hidup, pernahkan kita merasa atau mengalami yang namanya “Dilempar Batu”? Jika ya, pernahkah kita memaknai sakitnya “Dilempar Batu”? Jika belum pernah atau tidak, apakah kita yakin tidak ada “Lemparan batu” sedikitpun dalam usia kehidupan kita ? Kemudian apakah kita mau “Dilempar Batu” ?
Bagi para pembaca yang pernah mendapatkan “Lemparan Batu” paling -paling kata yang muncul diawal adalah : “Aduh!!!”, “Waaaoooo!!!!”. Apalagi “Lemparan Batu” itu mengenai kepala, tidak bisa bayangkan lagi kata-kata yang keluar. Lalu setelahnya, apa yang bisa dimaknai ?? Refrensi dalam artikel ini mungkin bisa membuat kita memaknai arti dari “Lemparan Batu”
SETELAH sekian jam dilanda gempa yang cukup dahsyat, kota Pensylvenia di Amerika Serikat mengalami porak poranda yang cukup hebat. Oleh sebab itu, pemerintah setempat merencanakan untuk segera memulihkan kota. Suatu saat, mandor bangunan yang memimpin renovasi pemulihan kota berjalan-jalan sambil melakukan pengawasan terhadap pekerjaan perbaikan kota tersebut. Saking asyiknya berjalan, sang mandor lupa bahwa beberapa langkah didepannya terbentang kabel listrik beraliran tinggi yang siap merenggut nyawanya.
Pekerja yang beberapa meter dibelakangnya melihat bahaya yang mengancam sang mandor, mereka pun melihat bahaya yang mengancam sang mandor, mereka pun kemudian mencoba untuk mengingatkannya dengan berteriak. Namun, teriakannya nyaris tak terdengar ditelan suara deru mesin dan traktor yang ada disekitar tempat itu. Demi menyelamatkan madornya, pekerja tersebut mengambil batu kecil dan melemparkannya kearah kepala sang mandor hingga berdarah. Mandor kaget dan marah sambil melihat ke belakang, mencari siapa yang telah melempar kepalanya.
Begitu sang mandor menoleh ke belakang, pekerja yang melemparnya tadi langsung angkat tangan dan menunjuk kearah kaki sang mandor, apa yang dilihatnya membuat sang mandor shock dan kaget luar biasa, karena dua langkah kedepan kakinya akan menyentuh kabel listrik yang bertegangan tinggi. Untung ada pekerja yang melemparkan batu kearah kepalanya untuk mengingatkan bahwa ada bahaya besar yang siap mengancam. Kepala sang mandor memang berdarah, namun nyawanya tertolong.
RENUNGAN:
TERKADANG, dalam kehidupan ini telinga kita sudah terlalu kebal terhadap suara-suara peringatan yang bertujuan membawa kita kearah kehidupan yang lebih baik. Popularitas, ambisi, kesombongan, kekayaan dan segala kompetensi yang dimiliki sering membutakan nurani dan menumpulkan ketajaman pendengaran kita terhadap alunan musik instropeksi yang merdu.
Ada kalanya seseorang harus “Dilempar batu” dulu untuk memosisikannya kembali agar tidak terjerumus lebih jauh. Seorang rekan terpaksa harus berurusan dengan pengadilan akibat cara memaksukan barang yang dilakukannya tidak prosedural. Seorang saudara harus bolak-balik check up akibat sistem metabolisme tubuhnya yang sudah tidak seimbang.
Beberapa contoh “lemparan batu” itu ternyata membuat instrospeksi yang mendalam untuk memposisikan kembali apa arti hidup dan tujuan bekerja yang sebenarnya. Itulah sebabnya setiap “lemparan batu” sebaiknya dimaknai sebagai bagian dari pengembangan kualitas diri yang optimal, sekalipun lingkungan memaknai sebagai kegagalan, kejatuhan, maupun kehancuran.
JADI, Bukan peristiwa terkena “Lemparan batu” adalah yang terpenting, namun respon terhadap peristiwa itulah yang dapat memunculkan intisari pemaknaan hidup yang sesungguhnya. Tanpa “Lemparan batu”, yakni ketika laboratorium Thomas Alva Edison terbakar, mungkin saat ini kita masih hidup dalam kegelapan. Kolonel Sanders pun mengalami “Lemparan batu” bertubi-tubi berupa penolakan, hingga sekarang kita bisa menikmati gurihnya Kentucky Fried Chicken.
Bagi mereka, lebih penting melakukan yang benar daripada melakukan dengan benar.Ketika hari ini kita mendengar suara yang mengalunkan instrospeksi merdu maupun merasakan “lemparan batu” yang begitu terasa menyakitkan, akankah dimaknai sebagai dari dinamika hidup atau sebagai kejadian yang harus dihindari ?
"Life Is Choice” (Hidup adalah pilihan), demikian klaim seorang filsuf. Tidak mengherankan, karena kita sebenarnya dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diputuskan, cepat atau lambat. Memaknai setiap “lemparan batu” pun merupakan suatu pilihan. Kita yang memilih mau menjadi pegawai produktif atau tidak. Kita pula dihadapkan hendak menjadi pemimpin yang melayani atau dilayani. Hingga pilihan yang tidak kalah pentingnya adalah mau menjadi manusia yang berguna atau tidak, sebab salah satu anugerah besar yang diberikan Sang Pencipta pada manusia adalah The Power Of Choice (Kekuatan untuk memilih). Selamat memilih jalan menuju pemaknaan hidup yang optimal!
"Apa yang terjadi didepan kita, maupun di belakang kita sesungguhnya merupakan persoalan kecil dibandingkan dengan apa yang ada didalam diri kita" (Oliver Holmes)
APAKAH KITA MAU DILEMPAR BATU?
Dalam kehidupan yang mempunyai beragam kejadian dan makna hidup, pernahkan kita merasa atau mengalami yang namanya “Dilempar Batu”? Jika ya, pernahkah kita memaknai sakitnya “Dilempar Batu”? Jika belum pernah atau tidak, apakah kita yakin tidak ada “Lemparan batu” sedikitpun dalam usia kehidupan kita ? Kemudian apakah kita mau “Dilempar Batu” ?
Bagi para pembaca yang pernah mendapatkan “Lemparan Batu” paling -paling kata yang muncul diawal adalah : “Aduh!!!”, “Waaaoooo!!!!”. Apalagi “Lemparan Batu” itu mengenai kepala, tidak bisa bayangkan lagi kata-kata yang keluar. Lalu setelahnya, apa yang bisa dimaknai ?? Refrensi dalam artikel ini mungkin bisa membuat kita memaknai arti dari “Lemparan Batu”
SETELAH sekian jam dilanda gempa yang cukup dahsyat, kota Pensylvenia di Amerika Serikat mengalami porak poranda yang cukup hebat. Oleh sebab itu, pemerintah setempat merencanakan untuk segera memulihkan kota. Suatu saat, mandor bangunan yang memimpin renovasi pemulihan kota berjalan-jalan sambil melakukan pengawasan terhadap pekerjaan perbaikan kota tersebut. Saking asyiknya berjalan, sang mandor lupa bahwa beberapa langkah didepannya terbentang kabel listrik beraliran tinggi yang siap merenggut nyawanya.
Pekerja yang beberapa meter dibelakangnya melihat bahaya yang mengancam sang mandor, mereka pun melihat bahaya yang mengancam sang mandor, mereka pun kemudian mencoba untuk mengingatkannya dengan berteriak. Namun, teriakannya nyaris tak terdengar ditelan suara deru mesin dan traktor yang ada disekitar tempat itu. Demi menyelamatkan madornya, pekerja tersebut mengambil batu kecil dan melemparkannya kearah kepala sang mandor hingga berdarah. Mandor kaget dan marah sambil melihat ke belakang, mencari siapa yang telah melempar kepalanya.
Begitu sang mandor menoleh ke belakang, pekerja yang melemparnya tadi langsung angkat tangan dan menunjuk kearah kaki sang mandor, apa yang dilihatnya membuat sang mandor shock dan kaget luar biasa, karena dua langkah kedepan kakinya akan menyentuh kabel listrik yang bertegangan tinggi. Untung ada pekerja yang melemparkan batu kearah kepalanya untuk mengingatkan bahwa ada bahaya besar yang siap mengancam. Kepala sang mandor memang berdarah, namun nyawanya tertolong.
RENUNGAN:
TERKADANG, dalam kehidupan ini telinga kita sudah terlalu kebal terhadap suara-suara peringatan yang bertujuan membawa kita kearah kehidupan yang lebih baik. Popularitas, ambisi, kesombongan, kekayaan dan segala kompetensi yang dimiliki sering membutakan nurani dan menumpulkan ketajaman pendengaran kita terhadap alunan musik instropeksi yang merdu.
Ada kalanya seseorang harus “Dilempar batu” dulu untuk memosisikannya kembali agar tidak terjerumus lebih jauh. Seorang rekan terpaksa harus berurusan dengan pengadilan akibat cara memaksukan barang yang dilakukannya tidak prosedural. Seorang saudara harus bolak-balik check up akibat sistem metabolisme tubuhnya yang sudah tidak seimbang.
Beberapa contoh “lemparan batu” itu ternyata membuat instrospeksi yang mendalam untuk memposisikan kembali apa arti hidup dan tujuan bekerja yang sebenarnya. Itulah sebabnya setiap “lemparan batu” sebaiknya dimaknai sebagai bagian dari pengembangan kualitas diri yang optimal, sekalipun lingkungan memaknai sebagai kegagalan, kejatuhan, maupun kehancuran.
JADI, Bukan peristiwa terkena “Lemparan batu” adalah yang terpenting, namun respon terhadap peristiwa itulah yang dapat memunculkan intisari pemaknaan hidup yang sesungguhnya. Tanpa “Lemparan batu”, yakni ketika laboratorium Thomas Alva Edison terbakar, mungkin saat ini kita masih hidup dalam kegelapan. Kolonel Sanders pun mengalami “Lemparan batu” bertubi-tubi berupa penolakan, hingga sekarang kita bisa menikmati gurihnya Kentucky Fried Chicken.
Bagi mereka, lebih penting melakukan yang benar daripada melakukan dengan benar.Ketika hari ini kita mendengar suara yang mengalunkan instrospeksi merdu maupun merasakan “lemparan batu” yang begitu terasa menyakitkan, akankah dimaknai sebagai dari dinamika hidup atau sebagai kejadian yang harus dihindari ?
"Life Is Choice” (Hidup adalah pilihan), demikian klaim seorang filsuf. Tidak mengherankan, karena kita sebenarnya dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diputuskan, cepat atau lambat. Memaknai setiap “lemparan batu” pun merupakan suatu pilihan. Kita yang memilih mau menjadi pegawai produktif atau tidak. Kita pula dihadapkan hendak menjadi pemimpin yang melayani atau dilayani. Hingga pilihan yang tidak kalah pentingnya adalah mau menjadi manusia yang berguna atau tidak, sebab salah satu anugerah besar yang diberikan Sang Pencipta pada manusia adalah The Power Of Choice (Kekuatan untuk memilih). Selamat memilih jalan menuju pemaknaan hidup yang optimal!
"Apa yang terjadi didepan kita, maupun di belakang kita sesungguhnya merupakan persoalan kecil dibandingkan dengan apa yang ada didalam diri kita" (Oliver Holmes)
Label:
motivasi diri
01.14
Di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua, tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin. suatu hari hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup dengan kencang. Rumah tersebut bocor dan sarang laba-labanya pun rusak. Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. setelah berhasil naik, laba-laba berusaha membuat sarangnya kembali yang rusak, namun ketika sudah mulai membuat sarang, sarangnya rusak kembali. begitu seterusnya. Laba-laba tidak menyerah begitu saja ketika sarangnya rusak dan mencoba membangun kembali.
ada 3 orang kakak beradik yang menyaksikan tingkah laku laba-laba tersebut. Anak pertama memberikan komentar : nasibku sama dengan laba-laba tersebut, meskipun aku sudah berusaha sekuat tenaga terus menerus tetapi hasilnya masih tetap nol. sia-sia belaka! memang beginilah nasibku. Meskipun sudah berusaha sekuat tenaga apapun hasilnya tidak bisa berubah
anak kedua berkomentar: laba-laba itu bodoh sekali. kenapa tidak mencari jalan lain. tidak perlu bersusah payah untuk menghadapinya. lebih baik lewat jalan pintas saja.
lain halnya dengan pendapat anak ketiga, melihat kegigihan laba-laba tersebut, hatinya tergugah. dia berkomentar : Laba-laba ini begitu kecil, tetapi memiliki semangat yang luar biasa! dalam hal keuletan dan ketabahan. aku harus belajar dari semangat laba-laba ini. beberapa kali sarangnya rusak, namun dengan kegigihannya, laba-laba tetap semangat utk membangun sarangnya kembali.
RENUNGAN:
Cerita diatas memang sangat realistis dan sungguh inspiratif sekali. Sudut pandang yang berbeda dalam melihat persoalan yang terjadi akan melahirkan penanganan yang berbeda. Cara pandang anak pertama memperlihatkan sikap sosok yang tanpa motivasi, tanpa target hidup yang pasti, pasrah, mudah putus asa, dan bergantung pada apa yang disebut dengan nasib. ini adalah salah satu perspektif yang paling menghambat langkah seseorang untuk meraih keberhasilan. Jika kita menganut sudut pandang demikian maka dijamin keberhasilan akan jauh dari kita.
Cara pandang anak kedua menunjukkan tanda-tanda sebuah pribadi yang oportunis dan pragmatis. Dalam menghadapi masalah dan persoalan, pilihan yang ditempuhnya adalah menghindari atau lari dari persoalan. Jika toh harus menghadapinya maka yang ditempuhnya adalah ditempuhnya jalan pintas dan menghalalkan segala cara asalkan tujuannya tercapai. Bukannya mencari pemecahan dengan kreatifitas dan kecerdasan. Jika setiap rintangan kita bersikap demikian, maka dipastikan mental kita akan menjadi lemah, rapuh, dan besar kemungkinan menjadi "Raja Tega"
dan untuk cara pandang anak ke tiga itu menunjukkan semangat juang yang tinggi. Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
setiap persoalan adalah sebuah batu penguci yang harus dipecahkan dan dihadapi dengan penuh keberanian.
Kita harus membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul sebagai sesuatu yang wajar dan harus dihadapi, bukan menghindar atau melarikan diri dari masalah.
Sesungguhnya, kualitas kematangan mental seseorang dibangun dari fondasi banyaknya hambatan. masalah, kelemahan, dan problem kesulitan yang dihadapi. dan jelas sekali dengan bekal kegigihan, ketabahan, dan usaha yang konsisten utk memperbaiki diri kedepannya merupakan kunci sukses kita untuk mencapai tujuan (goal) yang kita targetkan. hasil yang dicapaipun akan berkualitas dan membanggakan.
"Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus kita miliki.Dengan bekal kegigihan dan usaha yang konsisten, kesuksesan yang kita peroleh pasti berkualitas dan membanggakan"
KISAH SEMANGAT LABA-LABA
Di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua, tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin. suatu hari hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup dengan kencang. Rumah tersebut bocor dan sarang laba-labanya pun rusak. Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. setelah berhasil naik, laba-laba berusaha membuat sarangnya kembali yang rusak, namun ketika sudah mulai membuat sarang, sarangnya rusak kembali. begitu seterusnya. Laba-laba tidak menyerah begitu saja ketika sarangnya rusak dan mencoba membangun kembali.
ada 3 orang kakak beradik yang menyaksikan tingkah laku laba-laba tersebut. Anak pertama memberikan komentar : nasibku sama dengan laba-laba tersebut, meskipun aku sudah berusaha sekuat tenaga terus menerus tetapi hasilnya masih tetap nol. sia-sia belaka! memang beginilah nasibku. Meskipun sudah berusaha sekuat tenaga apapun hasilnya tidak bisa berubah
anak kedua berkomentar: laba-laba itu bodoh sekali. kenapa tidak mencari jalan lain. tidak perlu bersusah payah untuk menghadapinya. lebih baik lewat jalan pintas saja.
lain halnya dengan pendapat anak ketiga, melihat kegigihan laba-laba tersebut, hatinya tergugah. dia berkomentar : Laba-laba ini begitu kecil, tetapi memiliki semangat yang luar biasa! dalam hal keuletan dan ketabahan. aku harus belajar dari semangat laba-laba ini. beberapa kali sarangnya rusak, namun dengan kegigihannya, laba-laba tetap semangat utk membangun sarangnya kembali.
RENUNGAN:
Cerita diatas memang sangat realistis dan sungguh inspiratif sekali. Sudut pandang yang berbeda dalam melihat persoalan yang terjadi akan melahirkan penanganan yang berbeda. Cara pandang anak pertama memperlihatkan sikap sosok yang tanpa motivasi, tanpa target hidup yang pasti, pasrah, mudah putus asa, dan bergantung pada apa yang disebut dengan nasib. ini adalah salah satu perspektif yang paling menghambat langkah seseorang untuk meraih keberhasilan. Jika kita menganut sudut pandang demikian maka dijamin keberhasilan akan jauh dari kita.
Cara pandang anak kedua menunjukkan tanda-tanda sebuah pribadi yang oportunis dan pragmatis. Dalam menghadapi masalah dan persoalan, pilihan yang ditempuhnya adalah menghindari atau lari dari persoalan. Jika toh harus menghadapinya maka yang ditempuhnya adalah ditempuhnya jalan pintas dan menghalalkan segala cara asalkan tujuannya tercapai. Bukannya mencari pemecahan dengan kreatifitas dan kecerdasan. Jika setiap rintangan kita bersikap demikian, maka dipastikan mental kita akan menjadi lemah, rapuh, dan besar kemungkinan menjadi "Raja Tega"
dan untuk cara pandang anak ke tiga itu menunjukkan semangat juang yang tinggi. Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
setiap persoalan adalah sebuah batu penguci yang harus dipecahkan dan dihadapi dengan penuh keberanian.
Kita harus membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul sebagai sesuatu yang wajar dan harus dihadapi, bukan menghindar atau melarikan diri dari masalah.
Sesungguhnya, kualitas kematangan mental seseorang dibangun dari fondasi banyaknya hambatan. masalah, kelemahan, dan problem kesulitan yang dihadapi. dan jelas sekali dengan bekal kegigihan, ketabahan, dan usaha yang konsisten utk memperbaiki diri kedepannya merupakan kunci sukses kita untuk mencapai tujuan (goal) yang kita targetkan. hasil yang dicapaipun akan berkualitas dan membanggakan.
"Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus kita miliki.Dengan bekal kegigihan dan usaha yang konsisten, kesuksesan yang kita peroleh pasti berkualitas dan membanggakan"
Label:
Fabel
02.24
Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hanga
t dan enak rasanya!"
"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"
"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."
RENUNGAN:
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.
KISAH ANAK KECIL PENJUAL KUE
Written By Regina Kim on Rabu, 28 November 2012 | 02.24
Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hanga
t dan enak rasanya!"
"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."
Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"
"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."
RENUNGAN:
Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.
Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.
Label:
kisah Bijak
02.08
Bong Chandra, pemuda usia 24 tahun ini dikenal sebagai “Motivator Termuda di Asia”. Ia berhasil menjadi seorang milyader di usia yang sangat muda, tentu saja hal tersebut membuatnya menjadi ido
la banyak orang. Namun siapa sangka bahwa perjalanannya menuju kesuksesan ternyata penuh liku. Berikut adalah wawancara tim Solusi Life dengan Bong Chandra.
Bagaimana sih ceritanya hingga Anda bisa sukses seperti sekarang ini?
Saya dibesarkan di keluarga yang biasa saja. Orangtua saya seorang pengusaha. Namun saya dibesarkan dalam keadaan penuh kelemahan. Dalam artian yang pertama adalah kelemahan fisik. Waktu saya lahir, saya terkena penyakit flek paru-paru. Jadi waktu kecil saya suka kejang. Akhirnya hal itu membuat tubuh saya sangat kurus, dan hal tersebut membuat saya tidak percaya diri dan kuper.
Hingga pada tahun 1998, pada saat saya kelas 6 SD Indonesia mengalami krisis ekonomi dan kerusuhan. Salah satu yang kena adalah pabrik papa saya. Papa saya bankrupt, sehingga mulai dari kelas 6 SD sampai 2 SMA saya hidup sangat kekurangan.
Saya juga melihat bagaimana ayah saya dari punya pabrik, kerja dengan mesin, kebetulan pabrik kue, jadi buat adonan kue sendiri. Bagaimana keringatnya, bagaimana beliau masuk ke pasar-pasar basah, panas, pada hal usia beliau sudah 50 tahun lebih saat itu.
Saya seringkali juga hanya makan seadanya, dan juga hutang sana dan hutang sini. Bahkan seringkali kalau saya terima telephone di rumah diminta bilang papi ngga ada, mami ngga ada. Karena yang telephone adalah penagih hutang. Listrik dan telephone kami juga sering di putus.
Masa-masa paling pahit bagi saya adalah saat kami sekeluarga harus mengumpulkan uang-uang receh yang ada di sudut-sudut jendela, pojok-pojok lemari. Uang receh bisa buat apa sih? Tapi saking berharganya uang-uang receh itu bisa kami buat bayar listrik atau telephone.
Bagaimana dengan prestasi di sekolah?
Saya tidak punya prestasi sama sekali (di sekolah – red). Seringkali saya hanya fotokopi buku pelajaran karena tidak mampu beli buku baru. Saya hampir tidak naik kelas waktu SMA kelas 2 semester pertama. Raport saya merah 11 pelajaran dari 13 mata pelajaran. Saya menangis, saya sedih sekali. Itu adalah titik paling rendah dalam hidup saya.
Ternyata Bong Chandra pun pernah merasa iri…
Wajar, namanya juga anak muda waktunya aktualisasi diri. Mereka bisa punya handphone baru, saya ngga bisa. Mereka bisa pergi sama keluarganya, saya ngga bisa.
Saat itu ada teman saya yang ngga ada jemu-jemunya menjenguk saya, bukan karena saya sakit, tapi untuk mengajak saya ke gereja. Waktu itu ngga tahu kenapa saya merasa ini saat yang tepat. Akhirnya saya putuskan untuk ke gereja. Di sana saya sadar bahwa selama ini saya masih mengandalkan kekuatan saya sendiri.
Kadang saya bertanya, untuk apa sih Tuhan ciptakan kesulitan. Kenapa Tuhan ciptakan masa-masa down. Akhirnya saya menemukan (jawabannya), ternyata kalau tidak ada masa-masa sulit, tidak ada masa down, manusia akan mengandalkan dirinya sendiri, itu yang saya yakini yang dulunya saya belum yakin.
Ketika mengalami masa sulit, manusia sudah tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri, tidak bisa mengandalkan orangtuanya, orang lain, maka manusia mulai mencari satu pribadi, itulah yang saya alami.
Sekali lagi hidup ini seperti permainan catur. Kita baru bisa majukan pionnya kalau kita majukan pionnya. Karena kalau kita majukan pion, satunya hanya diam kan tidak bisa. Jadi kita berharap sepenuhnya pada Tuhan, tapi kita harus berusaha jadi yang terbaik. Jadi dua keseimbangan ini yang menjadi paradigma yang baru ketika saya mengenal Tuhan.
Berlahan Bong mulai bangkit..
Yang membuat saya bangkit adalah orang-orang yang saya cintai. Yaitu orangtua saya, adik, pasangan saya dan lain sebagainya. Jadi yang membuat saya bangkit adalah alasan yang kuat, karena saya percaya motivasi terbesar bukanlah ketika kita berjuang untuk diri kita sendiri tapi berjuang untuk orang lain. Saya berkomitmen untuk tidak egois lagi. Dalam arti, saya siap bayar harganya. Dulunya saya nyaman, diam di rumah. Kemudian sudah uangnya terbatas, malah habiskan uangnya ke warnet. Main game, sama teman-teman main basket. Saya bilang, mulai hari ini saya tidak mau egois berpikir untuk diri saya, dan saya mau bangkit, bukan untuk saya tapi untuk mereka.
Demi keluarganya Bong rela bekerja keras..
Saya pernah gonta-ganti pekerjaan, dari pertama serabutan. Saya jualan baju, saya jual parfum, apapun yang bisa saya jual. Saya punya prinsip, lebih baik susah sekarang.
Dan saya bersyukur, karena keluarga kami bankrut dan kami punya keterbatasan, jadi keluarga kami sangat dekat. Yang kedua adalah saya bersyukur, karena hidup saya dari kecil sudah sulit, saya jadi anak yang tidak manja.
Jadi saya balik, dari awalnya saya iri sama teman-teman saya, teman-teman saya harus iri sama saya. Karena apa? Karena mereka tidak mengalami kesulitas yang saya rasakan. Karena mereka tidak mengalami kesulitan, mereka tidak tumbuh sekeras saya.
Kerasnya tekad Bong itulah yang membuat ia tidak pernah menyerah. Berbagai bisnis seperti MLM dan event organizer ia jalani. Untung dan rugi juga silih berganti. Namun ia tidak pernah putus asa.
Di bisnis property inilah Bong Chandra berhasil mencapai kesuksesannya. Ia berhasil menjadi milyader di usia muda dan berhasil mewujudkan impian orangtuanya untuk ke luar negeri. Saat dipuncak keberhasilannya, ia ingin orang lain berhasil juga. Karena itulah ia menjadi seorang motivator. Apa yang menjadi kepuasan Bong saat ia menjadi motivator?
Paling puas adalah saat saya mendapatkan email, atau mendapat mention di twitter saya yang mengatakan hidupnya berubah, mereka jadi memiliki semangat lagi. Pernah saya mendapat email dari orang yang dulu katanya pernah dibilang hampir gila sama orang-orang, dan akhirnya mereka bisa temukan jati diri yang baru. Ada yang pernah hampir bunuh diri, saya bisa bantu mereka. Itulah salah satu yang membuat saya senang memberi motivasi.
Apa arti kesuksesan bagi Bong Chandra?
Buat saya sukses adalah saya bisa menjadi lebih baik dari yang kemarin, itulah yang pertama. Yang kedua, sukses adalah ketika kita bisa mengalahkan diri sendiri. Dalam artian, manusia itu Tuhan kasih potensi yang sangat luar biasa. Jika manusia itu tidak bisa melawan dirinya sendiri maka potensinya akan terhambat. Sukses adalah ketika kita bisa menggunakan talenta yang Tuhan kasih, kita develop sehingga kita bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Prinsip-prinsip apa yang dijalankan Bong Chandra dalam bisnisnya?
Yang pertama adalah prinsip kebenaran, dalam arti kita tidak boleh kompromi. Yang kedua adalah kerjasama.
kisah bong chandra (motivator termuda diasia)
Bong Chandra, pemuda usia 24 tahun ini dikenal sebagai “Motivator Termuda di Asia”. Ia berhasil menjadi seorang milyader di usia yang sangat muda, tentu saja hal tersebut membuatnya menjadi ido
la banyak orang. Namun siapa sangka bahwa perjalanannya menuju kesuksesan ternyata penuh liku. Berikut adalah wawancara tim Solusi Life dengan Bong Chandra.
Bagaimana sih ceritanya hingga Anda bisa sukses seperti sekarang ini?
Saya dibesarkan di keluarga yang biasa saja. Orangtua saya seorang pengusaha. Namun saya dibesarkan dalam keadaan penuh kelemahan. Dalam artian yang pertama adalah kelemahan fisik. Waktu saya lahir, saya terkena penyakit flek paru-paru. Jadi waktu kecil saya suka kejang. Akhirnya hal itu membuat tubuh saya sangat kurus, dan hal tersebut membuat saya tidak percaya diri dan kuper.
Hingga pada tahun 1998, pada saat saya kelas 6 SD Indonesia mengalami krisis ekonomi dan kerusuhan. Salah satu yang kena adalah pabrik papa saya. Papa saya bankrupt, sehingga mulai dari kelas 6 SD sampai 2 SMA saya hidup sangat kekurangan.
Saya juga melihat bagaimana ayah saya dari punya pabrik, kerja dengan mesin, kebetulan pabrik kue, jadi buat adonan kue sendiri. Bagaimana keringatnya, bagaimana beliau masuk ke pasar-pasar basah, panas, pada hal usia beliau sudah 50 tahun lebih saat itu.
Saya seringkali juga hanya makan seadanya, dan juga hutang sana dan hutang sini. Bahkan seringkali kalau saya terima telephone di rumah diminta bilang papi ngga ada, mami ngga ada. Karena yang telephone adalah penagih hutang. Listrik dan telephone kami juga sering di putus.
Masa-masa paling pahit bagi saya adalah saat kami sekeluarga harus mengumpulkan uang-uang receh yang ada di sudut-sudut jendela, pojok-pojok lemari. Uang receh bisa buat apa sih? Tapi saking berharganya uang-uang receh itu bisa kami buat bayar listrik atau telephone.
Bagaimana dengan prestasi di sekolah?
Saya tidak punya prestasi sama sekali (di sekolah – red). Seringkali saya hanya fotokopi buku pelajaran karena tidak mampu beli buku baru. Saya hampir tidak naik kelas waktu SMA kelas 2 semester pertama. Raport saya merah 11 pelajaran dari 13 mata pelajaran. Saya menangis, saya sedih sekali. Itu adalah titik paling rendah dalam hidup saya.
Ternyata Bong Chandra pun pernah merasa iri…
Wajar, namanya juga anak muda waktunya aktualisasi diri. Mereka bisa punya handphone baru, saya ngga bisa. Mereka bisa pergi sama keluarganya, saya ngga bisa.
Saat itu ada teman saya yang ngga ada jemu-jemunya menjenguk saya, bukan karena saya sakit, tapi untuk mengajak saya ke gereja. Waktu itu ngga tahu kenapa saya merasa ini saat yang tepat. Akhirnya saya putuskan untuk ke gereja. Di sana saya sadar bahwa selama ini saya masih mengandalkan kekuatan saya sendiri.
Kadang saya bertanya, untuk apa sih Tuhan ciptakan kesulitan. Kenapa Tuhan ciptakan masa-masa down. Akhirnya saya menemukan (jawabannya), ternyata kalau tidak ada masa-masa sulit, tidak ada masa down, manusia akan mengandalkan dirinya sendiri, itu yang saya yakini yang dulunya saya belum yakin.
Ketika mengalami masa sulit, manusia sudah tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri, tidak bisa mengandalkan orangtuanya, orang lain, maka manusia mulai mencari satu pribadi, itulah yang saya alami.
Sekali lagi hidup ini seperti permainan catur. Kita baru bisa majukan pionnya kalau kita majukan pionnya. Karena kalau kita majukan pion, satunya hanya diam kan tidak bisa. Jadi kita berharap sepenuhnya pada Tuhan, tapi kita harus berusaha jadi yang terbaik. Jadi dua keseimbangan ini yang menjadi paradigma yang baru ketika saya mengenal Tuhan.
Berlahan Bong mulai bangkit..
Yang membuat saya bangkit adalah orang-orang yang saya cintai. Yaitu orangtua saya, adik, pasangan saya dan lain sebagainya. Jadi yang membuat saya bangkit adalah alasan yang kuat, karena saya percaya motivasi terbesar bukanlah ketika kita berjuang untuk diri kita sendiri tapi berjuang untuk orang lain. Saya berkomitmen untuk tidak egois lagi. Dalam arti, saya siap bayar harganya. Dulunya saya nyaman, diam di rumah. Kemudian sudah uangnya terbatas, malah habiskan uangnya ke warnet. Main game, sama teman-teman main basket. Saya bilang, mulai hari ini saya tidak mau egois berpikir untuk diri saya, dan saya mau bangkit, bukan untuk saya tapi untuk mereka.
Demi keluarganya Bong rela bekerja keras..
Saya pernah gonta-ganti pekerjaan, dari pertama serabutan. Saya jualan baju, saya jual parfum, apapun yang bisa saya jual. Saya punya prinsip, lebih baik susah sekarang.
Dan saya bersyukur, karena keluarga kami bankrut dan kami punya keterbatasan, jadi keluarga kami sangat dekat. Yang kedua adalah saya bersyukur, karena hidup saya dari kecil sudah sulit, saya jadi anak yang tidak manja.
Jadi saya balik, dari awalnya saya iri sama teman-teman saya, teman-teman saya harus iri sama saya. Karena apa? Karena mereka tidak mengalami kesulitas yang saya rasakan. Karena mereka tidak mengalami kesulitan, mereka tidak tumbuh sekeras saya.
Kerasnya tekad Bong itulah yang membuat ia tidak pernah menyerah. Berbagai bisnis seperti MLM dan event organizer ia jalani. Untung dan rugi juga silih berganti. Namun ia tidak pernah putus asa.
Di bisnis property inilah Bong Chandra berhasil mencapai kesuksesannya. Ia berhasil menjadi milyader di usia muda dan berhasil mewujudkan impian orangtuanya untuk ke luar negeri. Saat dipuncak keberhasilannya, ia ingin orang lain berhasil juga. Karena itulah ia menjadi seorang motivator. Apa yang menjadi kepuasan Bong saat ia menjadi motivator?
Paling puas adalah saat saya mendapatkan email, atau mendapat mention di twitter saya yang mengatakan hidupnya berubah, mereka jadi memiliki semangat lagi. Pernah saya mendapat email dari orang yang dulu katanya pernah dibilang hampir gila sama orang-orang, dan akhirnya mereka bisa temukan jati diri yang baru. Ada yang pernah hampir bunuh diri, saya bisa bantu mereka. Itulah salah satu yang membuat saya senang memberi motivasi.
Apa arti kesuksesan bagi Bong Chandra?
Buat saya sukses adalah saya bisa menjadi lebih baik dari yang kemarin, itulah yang pertama. Yang kedua, sukses adalah ketika kita bisa mengalahkan diri sendiri. Dalam artian, manusia itu Tuhan kasih potensi yang sangat luar biasa. Jika manusia itu tidak bisa melawan dirinya sendiri maka potensinya akan terhambat. Sukses adalah ketika kita bisa menggunakan talenta yang Tuhan kasih, kita develop sehingga kita bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Prinsip-prinsip apa yang dijalankan Bong Chandra dalam bisnisnya?
Yang pertama adalah prinsip kebenaran, dalam arti kita tidak boleh kompromi. Yang kedua adalah kerjasama.
Label:
Kisah-kisah Sukses
01.58
Jangan pernah meremehkan sebuah panggilan hati, meski itu bertentangan dengan apa yang menjadi sikap keseharian kita! Itulah yang terjadi pada sosok Martha Tilaar. Barangkali, me
lihat kiprah perempuan yang masih terlihat segar di usia yang tak lagi muda ini pasti kita membayangkan masa mudanya tak bakal jauh dari urusan seputar kecantikan? Pastilah ia berhubungan erat dengan keelokan, keanggunan, dan kemolekan ala kraton Jawa yang terbentuk baik dari sikap maupun penampilan.
Ternyata, masa muda perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937 ini jauh dari kesan cantik dan anggun. Malah, ia tumbuh jadi gadis tomboy, lincah, bahkan bandel. Ia sangat tidak suka merawat diri jika dibandingan dengan saudara-saudaranya. Bayangkan, hobinya main layang-layang dan berenang di sungai! Karena itu, kulitnya jauh dari kesan mulus dan bahkan rambutnya pun memerah. Ibunda Martha muda sering menegur dirinya agar berpenampilan layaknya seorang perempuan.
Masa remajanya, Martha mengambil kuliah jurusan sejarah di IKIP Negeri Jakarta. Sejak lulus tahun 1962, ia kemudian mengajar sejarah. Profesinya sebagai guru membuat dirinya makin sering diperingatkan sang bunda untuk berpenampilan lebih layak di depan murid-murid. Akhirnya, ia lantas dipaksa untuk ikut les kecantikan. Konon, diantar sang ibu ia belajar tata kecantikan ke Titi Purwosoenoe. Rupanya, di sinilah jiwa perempuan Martha terpanggil. Entah siapa yang memengaruhi, atau entah itu merupakan panggilan hati, Martha mulai jatuh cinta dengan dunia kecantikan.
Maka, saat sebuah kesempatan menghampirinya, Martha pun menyempatkan diri belajar kecantikan di Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Saat itu, ia mengikuti tugas belajar suaminya ke Amerika. Dari hasil pendidikannya, ia kemudian membuka praktik salon. Ia terjun ke lapangan sendirian untuk mempromosikan usahanya. Mulai dari masuk kampus-kampus, hingga mendatangi ibu-ibu yang ikut suami tugas di sana. Martha juga menyempatkan diri melamar bekerja sebagai salesgirl produk kosmetika Avon. Setiap sore ia keluar masuk asrama mahasiswa dan mengetuk pintu untuk lalu berteriak lantang, "Avon Calling!"
Dari sini, jiwa wirausahanya terus bergolak. Maka, sekembalinya ke Indonesia, ia pun memutuskan membuka salon. Karena belum mempunyai rumah sendiri, garasi rumah orangtuanya jadi laboratorium usaha yang ia beri nama "Martha Salon". Di sebuah ruangan berukuran 6x4 meter daerah Menteng Jakarta itu, tepat pada tanggal 3 Januari 1970, menjadi hari bersejarah penentu arah hidup Martha Tilaar. Di sana, ia mulai membuat produk-produk kecantikan dari bahan alam dengan nama Sariayu Martha Tilaar, merek yang jika diartikan "Sarinya Wong Ayu".
Dari garasi itulah, perjalanan bisnis Martha Tilaar teruji dengan berbagai hal. Meski produknya mulai diterima oleh banyak orang, ia sempat ditolak saat hendak menyewa beberapa mal dan plaza terkemuka di Jakarta. Produknya dianggap tidak memiliki image berkelas.
Martha Tilaar lantas menjawab tantangan tersebut dengan mendirikan Puri Ayu Martha Tilaar pada kisaran Mei 1995. Tepatnya di daerah Kuningan Jakarta Selatan, ia membuat gerai jamu dan kosmetika Sariayu. Berkat perjuangannya, gerai tersebut mampu berkembang dan bahkan punya cabang di kota-kota besar lain di Indonesia. Usaha yang kini dinamai Martha Tilaar Group berkembang dengan sekitar 11 anak perusahaan dan mampu mempekerjakan setidaknya 6000-an orang.
Kini, dengan kesuksesannya, ia mendirikan Yayasan Martha Tilaar untuk mendidik kaum perempuan tentang kecantikan. Yayasan ini bertujuan mendidik kaum perempuan agar mempunyai keterampilan tentang kecantikan hingga bisa jadi modal saat terjadi krisis seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).
RENUNGAN:
Kisah perjuangan Martha Tilaar dari nol hingga menjadi sukses luar biasa patut diteladani oleh siapa saja. Kekuatan tekad untuk mendobrak tantangan yang ada adalah inspirasi bahwa siapapun yang mau berusaha dan berjuang, pasti akan menemukan jalan keberhasilan.
Kisah Martha Tilaar: Membangun Istana Kecantikan Dari Garasi
Jangan pernah meremehkan sebuah panggilan hati, meski itu bertentangan dengan apa yang menjadi sikap keseharian kita! Itulah yang terjadi pada sosok Martha Tilaar. Barangkali, me
lihat kiprah perempuan yang masih terlihat segar di usia yang tak lagi muda ini pasti kita membayangkan masa mudanya tak bakal jauh dari urusan seputar kecantikan? Pastilah ia berhubungan erat dengan keelokan, keanggunan, dan kemolekan ala kraton Jawa yang terbentuk baik dari sikap maupun penampilan.
Ternyata, masa muda perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937 ini jauh dari kesan cantik dan anggun. Malah, ia tumbuh jadi gadis tomboy, lincah, bahkan bandel. Ia sangat tidak suka merawat diri jika dibandingan dengan saudara-saudaranya. Bayangkan, hobinya main layang-layang dan berenang di sungai! Karena itu, kulitnya jauh dari kesan mulus dan bahkan rambutnya pun memerah. Ibunda Martha muda sering menegur dirinya agar berpenampilan layaknya seorang perempuan.
Masa remajanya, Martha mengambil kuliah jurusan sejarah di IKIP Negeri Jakarta. Sejak lulus tahun 1962, ia kemudian mengajar sejarah. Profesinya sebagai guru membuat dirinya makin sering diperingatkan sang bunda untuk berpenampilan lebih layak di depan murid-murid. Akhirnya, ia lantas dipaksa untuk ikut les kecantikan. Konon, diantar sang ibu ia belajar tata kecantikan ke Titi Purwosoenoe. Rupanya, di sinilah jiwa perempuan Martha terpanggil. Entah siapa yang memengaruhi, atau entah itu merupakan panggilan hati, Martha mulai jatuh cinta dengan dunia kecantikan.
Maka, saat sebuah kesempatan menghampirinya, Martha pun menyempatkan diri belajar kecantikan di Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Saat itu, ia mengikuti tugas belajar suaminya ke Amerika. Dari hasil pendidikannya, ia kemudian membuka praktik salon. Ia terjun ke lapangan sendirian untuk mempromosikan usahanya. Mulai dari masuk kampus-kampus, hingga mendatangi ibu-ibu yang ikut suami tugas di sana. Martha juga menyempatkan diri melamar bekerja sebagai salesgirl produk kosmetika Avon. Setiap sore ia keluar masuk asrama mahasiswa dan mengetuk pintu untuk lalu berteriak lantang, "Avon Calling!"
Dari sini, jiwa wirausahanya terus bergolak. Maka, sekembalinya ke Indonesia, ia pun memutuskan membuka salon. Karena belum mempunyai rumah sendiri, garasi rumah orangtuanya jadi laboratorium usaha yang ia beri nama "Martha Salon". Di sebuah ruangan berukuran 6x4 meter daerah Menteng Jakarta itu, tepat pada tanggal 3 Januari 1970, menjadi hari bersejarah penentu arah hidup Martha Tilaar. Di sana, ia mulai membuat produk-produk kecantikan dari bahan alam dengan nama Sariayu Martha Tilaar, merek yang jika diartikan "Sarinya Wong Ayu".
Dari garasi itulah, perjalanan bisnis Martha Tilaar teruji dengan berbagai hal. Meski produknya mulai diterima oleh banyak orang, ia sempat ditolak saat hendak menyewa beberapa mal dan plaza terkemuka di Jakarta. Produknya dianggap tidak memiliki image berkelas.
Martha Tilaar lantas menjawab tantangan tersebut dengan mendirikan Puri Ayu Martha Tilaar pada kisaran Mei 1995. Tepatnya di daerah Kuningan Jakarta Selatan, ia membuat gerai jamu dan kosmetika Sariayu. Berkat perjuangannya, gerai tersebut mampu berkembang dan bahkan punya cabang di kota-kota besar lain di Indonesia. Usaha yang kini dinamai Martha Tilaar Group berkembang dengan sekitar 11 anak perusahaan dan mampu mempekerjakan setidaknya 6000-an orang.
Kini, dengan kesuksesannya, ia mendirikan Yayasan Martha Tilaar untuk mendidik kaum perempuan tentang kecantikan. Yayasan ini bertujuan mendidik kaum perempuan agar mempunyai keterampilan tentang kecantikan hingga bisa jadi modal saat terjadi krisis seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).
RENUNGAN:
Kisah perjuangan Martha Tilaar dari nol hingga menjadi sukses luar biasa patut diteladani oleh siapa saja. Kekuatan tekad untuk mendobrak tantangan yang ada adalah inspirasi bahwa siapapun yang mau berusaha dan berjuang, pasti akan menemukan jalan keberhasilan.
Label:
Kisah Nyata
01.49
Piano punya alunan suara yang sangat indah dan bahkan bisa dijadikan semacam terapi musik untuk ketenangan jiwa. Karena itu, alat musik yang satu ini disukai banyak orang, baik anak-anak maupun or
ang dewasa. Begitu pula bagi sosok muda belia bernama Yoo Ye-Un ini. Karena kecintaannya, bocah yang baru berusia lima tahun ini seolah tak bisa lepas dari piano.
Yang lebih fantastis, ternyata Yoo adalah seorang pianis handal yang tunanetra alias tak bisa melihat, bahkan mungkin ia tak tahu wujud pianonya itu sendiri. Tapi, mengandalkan intuisi dan pendengarannya, Yoo berhasil menjadi seorang pemain piano belia layaknya manusia normal. Kondisi inilah yang membuat ratusan penonton takjub-bahkan banyak yang berlinang air mata-saat menyaksikan Yoo mendentingkan piano.
Yoo memang sangat berbeda dengan anak pada usianya. Di usianya yang masih belia-ditambah memiliki keterbatasan pengelihatan sejak lahir-Yoo mampu memainkan karya-karya spektakuler dari komponis besar seperti Mozart, Chopin, maupun Beethoven. Yang mengherankan, hanya dengan sekali mendengar, ia dapat memainkan komposisi musik tersebut dengan sangat baik.
Karena kehebatannya, sebuah acara pencarian bakat bertajuk Star King di sebuah televisi di Korea menobatkannya menjadi pemenang. Ia pun mendapatkan hadiah sebesar satu juta won atau setara dengan Rp 9,1 miliar. Yoo juga diberi julukan "Jenius Mozart berumur lima tahun". Dengan kemenangannya di ajang kontes Star King, ia kini dikenal di mana-mana. Rekamannya juga dikirimkan ke Pandora TV, sebuah situs video streaming yang memungkinkan aksinya bisa dilihat di seluruh dunia.
Kemahiran Yoo memang seperti bakat dari alam. Hal ini mengingatkan kita pada sosok Hee Ah Lee yang juga jago bermain piano, meski jari kedua tangannya hanya ada empat. Kedua sosok ini menjadi gambaran nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk tak berkarya.
Yoo sendiri menurut beberapa tulisan disebut sudah mulai bisa memainkan piano sejak usia tiga tahun. Saat itu, Park Jung Soon, ibu angkatnya sangat terkejut dengan permainan piano Yoo. Sebab, ia tak merasa pernah mengajari Yoo bermain piano.
Dalam salah satu aksinya, Yoo yang sejak kecil sudah ditinggalkan orangtua kandungnya mampu membuat penonton berlinang air mata. Saat itu ia membawakan lagu You Were Born to be Loved. Barangkali inilah tumpahan hati yang tertuang dalam sebuah dentingan piano dari seorang anak yang tak mengenal putus asa. Meski buta, ia tetap berkarya sehingga itulah yang mengundang keharuan semua yang melihatnya.
Orangtua angkat Yoo sendiri tidak menyangka akan mendapatkan reaksi yang luar biasa dari orang banyak. Kini, Yoo telah tampil di berbagai negara. Tawaran bantuan pun mengalir seperti bantuan untuk menyembuhkan mata Yoo. Sayangnya, hingga kini, operasi yang telah dilakukan belum berhasil. Sampai sekarang Yoo masih tidak dapat melihat.
Walaupun dengan keterbatasan pengelihatan, Yoo mampu membuat dunia kagum padanya. Jari-jarinya yang lentik dapat memainkan piano dengan sangat indah. Keterbatasannya tidak menjadi penghalang bagi dirinya untuk berkarya. Sebuah kemampuan dan semangat luar biasa yang dimilikinya.
Kisah Yoo Ye-eun, seorang Pianis Tunanetra
Piano punya alunan suara yang sangat indah dan bahkan bisa dijadikan semacam terapi musik untuk ketenangan jiwa. Karena itu, alat musik yang satu ini disukai banyak orang, baik anak-anak maupun or
ang dewasa. Begitu pula bagi sosok muda belia bernama Yoo Ye-Un ini. Karena kecintaannya, bocah yang baru berusia lima tahun ini seolah tak bisa lepas dari piano.
Yang lebih fantastis, ternyata Yoo adalah seorang pianis handal yang tunanetra alias tak bisa melihat, bahkan mungkin ia tak tahu wujud pianonya itu sendiri. Tapi, mengandalkan intuisi dan pendengarannya, Yoo berhasil menjadi seorang pemain piano belia layaknya manusia normal. Kondisi inilah yang membuat ratusan penonton takjub-bahkan banyak yang berlinang air mata-saat menyaksikan Yoo mendentingkan piano.
Yoo memang sangat berbeda dengan anak pada usianya. Di usianya yang masih belia-ditambah memiliki keterbatasan pengelihatan sejak lahir-Yoo mampu memainkan karya-karya spektakuler dari komponis besar seperti Mozart, Chopin, maupun Beethoven. Yang mengherankan, hanya dengan sekali mendengar, ia dapat memainkan komposisi musik tersebut dengan sangat baik.
Karena kehebatannya, sebuah acara pencarian bakat bertajuk Star King di sebuah televisi di Korea menobatkannya menjadi pemenang. Ia pun mendapatkan hadiah sebesar satu juta won atau setara dengan Rp 9,1 miliar. Yoo juga diberi julukan "Jenius Mozart berumur lima tahun". Dengan kemenangannya di ajang kontes Star King, ia kini dikenal di mana-mana. Rekamannya juga dikirimkan ke Pandora TV, sebuah situs video streaming yang memungkinkan aksinya bisa dilihat di seluruh dunia.
Kemahiran Yoo memang seperti bakat dari alam. Hal ini mengingatkan kita pada sosok Hee Ah Lee yang juga jago bermain piano, meski jari kedua tangannya hanya ada empat. Kedua sosok ini menjadi gambaran nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk tak berkarya.
Yoo sendiri menurut beberapa tulisan disebut sudah mulai bisa memainkan piano sejak usia tiga tahun. Saat itu, Park Jung Soon, ibu angkatnya sangat terkejut dengan permainan piano Yoo. Sebab, ia tak merasa pernah mengajari Yoo bermain piano.
Dalam salah satu aksinya, Yoo yang sejak kecil sudah ditinggalkan orangtua kandungnya mampu membuat penonton berlinang air mata. Saat itu ia membawakan lagu You Were Born to be Loved. Barangkali inilah tumpahan hati yang tertuang dalam sebuah dentingan piano dari seorang anak yang tak mengenal putus asa. Meski buta, ia tetap berkarya sehingga itulah yang mengundang keharuan semua yang melihatnya.
Orangtua angkat Yoo sendiri tidak menyangka akan mendapatkan reaksi yang luar biasa dari orang banyak. Kini, Yoo telah tampil di berbagai negara. Tawaran bantuan pun mengalir seperti bantuan untuk menyembuhkan mata Yoo. Sayangnya, hingga kini, operasi yang telah dilakukan belum berhasil. Sampai sekarang Yoo masih tidak dapat melihat.
Walaupun dengan keterbatasan pengelihatan, Yoo mampu membuat dunia kagum padanya. Jari-jarinya yang lentik dapat memainkan piano dengan sangat indah. Keterbatasannya tidak menjadi penghalang bagi dirinya untuk berkarya. Sebuah kemampuan dan semangat luar biasa yang dimilikinya.
Label:
Kisah Nyata
01.44
Mike Lazaridis (48 tahun) adalah seorang pengusaha sukses. Pada saat ini, oleh media cetak dan internet, ia dianggap sebagai salah satu orang paling penting dan berpengaruh bagi masyarakat dunia.
Alasannya: ia penemu BlackBerry. Bersama dengan berbagai situs jaringan sosial, BlackBerry mampu mengubah pola/kebiasaan komunikasi masyarakat dunia.
BlackBerry adalah perangkat genggam nirkabel (tanpa kabel) yang memiliki kemampuan telepon selular, ditambah fasilitas e-mail, SMS, faksimili, penjelajah internet, kamera, dan lainnya.
BlackBerry - berbekal sistem dan teknologi servernya yang unik - selalu bisa terhubung dengan internet. Jadi, dengan BlackBerrry, Anda bisa berkomunikasi sekaligus menerima/mengirim data dengan mudah...di mana saja!
**
Lazaridis adalah penduduk Waterloo, Kanada. Namun dia lahir di Istanbul, Turki. Lalu, kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun.
Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Ia menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.
Umur 12 tahun, Lazaridis mendapat penghargaan Windsor Public Library karena telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan itu. Di SMA, minatnya terhadap elektronik terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara, dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang dianggapnya sebagai motivator paling baik. Guru-gurunya di sana jugalah, yang memimpikan bergabungnya fungsi perangkat elektronik (seperti telepon genggam), komputer, dan wireless.
Tahun 1979, Lazaridis memutuskan kuliah di Universitas Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors (GM) untuk membangun display kontrol jaringan komputer. Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan perusahaan bernama Research in Motion (RIM). Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus.
RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry.
RENUNGAN:
Hal yang patut kita tiru, biarpun sudah sukses, Lazaridis tetap rendah hati dan tidak cepat puas. Ia tetap banyak belajar dan selalu melakukan riset. Maka tidak heran, ia tidak "hanya" menjadi seorang ahli teknologi. Dia juga menguasai manajemen, pemasaran, dan strategi invasi produk ke penjuru dunia! Luar biasa!
Kisah Mike Lazaridis, Si Penemu Blackberry
Mike Lazaridis (48 tahun) adalah seorang pengusaha sukses. Pada saat ini, oleh media cetak dan internet, ia dianggap sebagai salah satu orang paling penting dan berpengaruh bagi masyarakat dunia.
Alasannya: ia penemu BlackBerry. Bersama dengan berbagai situs jaringan sosial, BlackBerry mampu mengubah pola/kebiasaan komunikasi masyarakat dunia.
BlackBerry adalah perangkat genggam nirkabel (tanpa kabel) yang memiliki kemampuan telepon selular, ditambah fasilitas e-mail, SMS, faksimili, penjelajah internet, kamera, dan lainnya.
BlackBerry - berbekal sistem dan teknologi servernya yang unik - selalu bisa terhubung dengan internet. Jadi, dengan BlackBerrry, Anda bisa berkomunikasi sekaligus menerima/mengirim data dengan mudah...di mana saja!
**
Lazaridis adalah penduduk Waterloo, Kanada. Namun dia lahir di Istanbul, Turki. Lalu, kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun.
Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Ia menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.
Umur 12 tahun, Lazaridis mendapat penghargaan Windsor Public Library karena telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan itu. Di SMA, minatnya terhadap elektronik terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara, dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang dianggapnya sebagai motivator paling baik. Guru-gurunya di sana jugalah, yang memimpikan bergabungnya fungsi perangkat elektronik (seperti telepon genggam), komputer, dan wireless.
Tahun 1979, Lazaridis memutuskan kuliah di Universitas Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors (GM) untuk membangun display kontrol jaringan komputer. Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan perusahaan bernama Research in Motion (RIM). Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus.
RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry.
RENUNGAN:
Hal yang patut kita tiru, biarpun sudah sukses, Lazaridis tetap rendah hati dan tidak cepat puas. Ia tetap banyak belajar dan selalu melakukan riset. Maka tidak heran, ia tidak "hanya" menjadi seorang ahli teknologi. Dia juga menguasai manajemen, pemasaran, dan strategi invasi produk ke penjuru dunia! Luar biasa!
Label:
Kisah-kisah Sukses
01.39
Eleanor Simmonds atau Ellie adalah seorang anak Inggris. Ia mengidap penyakit achondroplasia. Akibatnya, tubuhnya tidak bisa berkembang dengan normal. Saat ini, pada usia 14 tahun, tinggi badann
ya hanya 1,23 meter, dengan berat badan 43 kilogram.
Namun, janganlah memandang remeh dirinya. Ia sangat berbakat, percaya diri, dan prestasinya LUAR BIASA! Ialah wakil termuda Inggris Raya untuk Paralimpik 2008 di Beijing, China. Paralimpik adalah kejuaraan olahraga khusus untuk orang yang cacat fisik dan penglihatan.
Ellie berlaga di lima nomor perorangan cabang olahraga renang. Berbekal impian meraih medali Paralimpik, ia harus bertanding dengan orang-orang dewasa yang usianya jauh di atasnya. Hasilnya? Ellie sukses meraih dua medali emas di nomor gaya bebas 100 meter dan 400 meter!
Bahkan, pada nomor 400 meter, Ellie berhasil mengalahkan Nyree Lewis (28 tahun) - senior sekaligus sumber inspirasinya. Karena Nyree-lah, Ellie tertarik menjadi atlet renang.
Prestasi Ellie terdengar sampai telinga Ratu Inggris Elizabeth II. Ratu berkenan memberinya penghargaan "Member of the Order of the British Empire" (MBE). MBE adalah gelar untuk kelas terbawah dalam susunan bangsawan Kerajaan Inggris Raya. Penghargaan atau gelar ini diberikan untuk warga Inggris Raya yang bisa mengharumkan nama negerinya.
Ellie menerima medali ini langsung dari tangan Ratu Elizabeth II pada Rabu, 18 Februari 2009. Betapa bangganya, Ellie! Apalagi ia menjadi orang termuda sepanjang sejarah, yang dianugerahi penghargaan MBE.
Prestasi dan penghargaan tentu membuat kehidupan Ellie dan keluarganya menjadi lebih baik.
Puaskah Ellie? Tidak! Dua pekan setelah mengukir prestasi gemilang di Beijing, dia sudah sibuk belajar di sekolah dan tentu saja, latihan renang.
"Saya latihan pagi dua jam sebelum berangkat sekolah dan dua jam lagi sepulang sekolah," ujar Ellie. "Liburnya hari Minggu saja. Saat itu saya memulihkan kondisi dan bermain dengan teman-teman." Sekadar tahu, Ellie memang sudah terbiasa dengan kerja keras. Ia mulai latihan renang sejak usia 5 tahun dan ikut lomba sejak usia 10 tahun. Baginya, renang sangat menyenangkan. Dari olahraga air inilah, semangat hidupnya membara.
Apa target besar dan menantang berikutnya? Ellie ingin menambah prestasinya di Paralimpik 2012, yang akan diadakan di London, Inggris. Ia ingin mendapat medali emas di semua nomor! "Keluarga dan teman-teman, yang tahun lalu tidak bisa datang ke Beijing, akan bisa mendukung impian saya secara langsung!
KISAH ELEANOR SIMMONDS, ANAK YANG LUAR BIASA
Eleanor Simmonds atau Ellie adalah seorang anak Inggris. Ia mengidap penyakit achondroplasia. Akibatnya, tubuhnya tidak bisa berkembang dengan normal. Saat ini, pada usia 14 tahun, tinggi badann
ya hanya 1,23 meter, dengan berat badan 43 kilogram.
Namun, janganlah memandang remeh dirinya. Ia sangat berbakat, percaya diri, dan prestasinya LUAR BIASA! Ialah wakil termuda Inggris Raya untuk Paralimpik 2008 di Beijing, China. Paralimpik adalah kejuaraan olahraga khusus untuk orang yang cacat fisik dan penglihatan.
Ellie berlaga di lima nomor perorangan cabang olahraga renang. Berbekal impian meraih medali Paralimpik, ia harus bertanding dengan orang-orang dewasa yang usianya jauh di atasnya. Hasilnya? Ellie sukses meraih dua medali emas di nomor gaya bebas 100 meter dan 400 meter!
Bahkan, pada nomor 400 meter, Ellie berhasil mengalahkan Nyree Lewis (28 tahun) - senior sekaligus sumber inspirasinya. Karena Nyree-lah, Ellie tertarik menjadi atlet renang.
Prestasi Ellie terdengar sampai telinga Ratu Inggris Elizabeth II. Ratu berkenan memberinya penghargaan "Member of the Order of the British Empire" (MBE). MBE adalah gelar untuk kelas terbawah dalam susunan bangsawan Kerajaan Inggris Raya. Penghargaan atau gelar ini diberikan untuk warga Inggris Raya yang bisa mengharumkan nama negerinya.
Ellie menerima medali ini langsung dari tangan Ratu Elizabeth II pada Rabu, 18 Februari 2009. Betapa bangganya, Ellie! Apalagi ia menjadi orang termuda sepanjang sejarah, yang dianugerahi penghargaan MBE.
Prestasi dan penghargaan tentu membuat kehidupan Ellie dan keluarganya menjadi lebih baik.
Puaskah Ellie? Tidak! Dua pekan setelah mengukir prestasi gemilang di Beijing, dia sudah sibuk belajar di sekolah dan tentu saja, latihan renang.
"Saya latihan pagi dua jam sebelum berangkat sekolah dan dua jam lagi sepulang sekolah," ujar Ellie. "Liburnya hari Minggu saja. Saat itu saya memulihkan kondisi dan bermain dengan teman-teman." Sekadar tahu, Ellie memang sudah terbiasa dengan kerja keras. Ia mulai latihan renang sejak usia 5 tahun dan ikut lomba sejak usia 10 tahun. Baginya, renang sangat menyenangkan. Dari olahraga air inilah, semangat hidupnya membara.
Apa target besar dan menantang berikutnya? Ellie ingin menambah prestasinya di Paralimpik 2012, yang akan diadakan di London, Inggris. Ia ingin mendapat medali emas di semua nomor! "Keluarga dan teman-teman, yang tahun lalu tidak bisa datang ke Beijing, akan bisa mendukung impian saya secara langsung!
Label:
Kisah Nyata
01.32
- Ma Li -
Ma Li adalah seorang balerina profesional, yang sudah membangun karirnya sejak masa kanak-kanak. Ia berasal dari Provinsi Henan, China. Sayangnya, ketika berusia 19 tahun (tahun
1996), ia mengalami kecelakaan mobil. Akibatnya, lengan kanannya harus diamputasi. Kemudian, kekasihnya pergi meninggalkannya.
Betapa bingung dan kecewanya Ma Li! Ia sempat mengurung diri di rumahnya selama berbulan-bulan. Namun, dukungan orangtua menguatkannya. Perlahan tapi pasti, ia melanjutkan hidupnya. Ia segera belajar melakukan mengurus diri dan rumahnya dengan satu lengan. Beberapa bulan kemudian, dia sudah membuka usaha, dengan mendirikan satu buah toko buku kecil.
Pada tahun 2001, Ma Li kembali ke dunia tari yang dicintainya. Ini hal yang sulit, karena dengan hanya satu lengan, ia kurang bisa menjaga keseimbangan tubuhnya - khususnya ketika melakukan gerakan berputar. Namun Ma Li tidak putus asa. Ia terus berusaha, hingga akhirnya ia bisa menyabet medali emas pada kompetisi tari khusus untuk orang-orang yang memiliki kekurangan pada fisiknya. Menurut Ma Li, di kompetisi itu, selain mendapatkan prestasi, ia juga mendapatkan dukungan dari orang-orang yang senasib dengannya. Dari situlah, ia mendapatkan dorongan motivasi dan rasa percaya diri yang lebih besar.
Pada 2002, seorang laki-laki bernama Tao Li jatuh cinta pada Ma Li. Tapi Ma Li meninggalkannya karena khawatir kejadian masa lalu yang menyakitkan terulang kembali.
Tao Li bukan pemuda yang mudah putus asa. Ia mencari Ma Li hingga ke Beijing, tempatnya meniti karir sebagai penari. Ketika bertemu kembali, pasangan ini tidak terpisahkan lagi.
Ma Li dan Tao Li sempat jatuh bangkrut saat virus SARS menyerang China (November 2002 hingga Juli 2003). Sebab, pada masa itu, semua gedung teater/seni ditutup! Namun mereka tetap berjuang dan bangkit kembali.
Setelah serangan virus SARS mereda, Tao Li mendapat izin resmi untuk menjadi agen Ma Li. Sambil berusaha mengembangkan diri dan usaha, kedua insan ini kerja sambilan sebagai pemeran figuran di berbagai lokasi syuting drama. Nah, pada suatu malam bersalju, keduanya pulang larut malam dan harus menghabiskan banyak waktu, untuk menunggu bus yang datang pada pagi hari. Agar tidak terlalu kedinginan, keduanya menari. Pada saat inilah, Tao Li mendapatkan ide untuk menciptakan tarian yang indah dan unik, tarian yang khas Ma Li. Ma Li setuju, dan mulai saat itu mereka mencari seorang penari pria (untuk menjadi pasangan menari Ma li) dan koreografer...
-Zhai Xiao Wei-
Pada umur 4 tahun, Zhai Xiao Wei sedang asyik bermain. Ia lalu mencoba memanjat sebuah traktor, lalu... terjatuh. Karena cedera berat, kaki kirinya harus diamputasi.
Beberapa saat sebelum diamputasi , ayah Xiao Wei kecil bertanya pada putranya: "Apakah kamu takut?"
"Tidak," jawab Xiao Wei. Ia kurang memahami arti amputasi.
"Kamu akan banyak mengalami tantangan dan kesulitan," kata sang ayah.
"Apakah itu tantangan dan kesulitan? Apakah rasanya enak?" tanya Xiao Wei.
Ayahnya mulai menangis. "Ya, rasanya seperti permen kesukaanmu," katanya. "Kamu hanya perlu memakannya satu persatu." Setelah itu, sang ayah berlari keluar ruangan.
Berkat dukungan orangtua dan lingkungannya, Xiao Wei tumbuh menjadi anak yang sangat optimis, periang, dan bersemangat. Kemudian, ia menjadi seorang atlet. Xiao Wei aktif di cabang olahraga lompat tinggi, lompat jauh, renang, menyelam, dan balap sepeda.
-Pertemuan Ma Li dan Zhai Xiao Wei-
Pertemuan itu terjadi pada bulan September 2005. Saat itu, Xiao Wei (21 tahun) sedang berlatih agar bisa tampil di kejuaraan balap sepeda nasional. Ma Li melihatnya dan merasa dialah partner menari yang cocok untuknya.
Ma Li berlari ke arah Xia Wei dan mengajukan berbagai pertanyaan.
"Apakah kamu suka menari?" Itulah pertanyaan pertama Ma Li.
Xiao Wei terkejut sekali. Bagaimana mungkin dia, yang hanya punya satu kaki, melakukan kegiatan seperti menari? Selain itu, Xiao Wei mengira bahwa Ma Li adalah perempuan bertubuh normal. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat saat itu Ma Li mengenakan lengan palsu dan pakaian khusus untuk menutupi cacat tubuhnya.
"Siapa namu kamu? Berapa nomor telepon kamu? Tinggal di mana?" begitulah selanjutnya pertanyaan-pertanyaan Ma Li. Xiao Wei diam saja - tidak menjawab sepatah kata pun. Maka, Ma Li memberikan selembar tiket pertunjukan tari kepada pria itu. Tawaran itu diterima.
Dua hari kemudian, Xiao Wei berdiri terpesona di gedung pertunjukan tari. Ia terkesan sekali dengan tarian yang dipersembahkan Ma Li. Akhirnya, ia setuju untuk menari balet bersama. Untuk itu, ia rela pindah ke Beijing untuk berlatih bersama Ma Li.
Selanjutnya, mereka latihan tiap hari, dari jam 8 pagi hingga 11 malam. Mulai dari melatih mimik wajah di depan cermin hingga gerakan-gerakan tari. Keduanya harus melalui masa-masa sulit, karena sebelumnya Xiao Wei tidak pernah menari. Sementara Ma Li sendiri, adalah seorang penari yang perfeksionis. Tahukah Anda, untuk mendapatkan gerakan "jatuh" yang tepat, Ma Li sampai rela dijatuhkan lebih dari 1.000 kali! Pada hari pertama berlatih "jatuh", gerakan benar yang pertama baru bisa dilakukan pada pukul 8 malam...
Apa yang terjadi berikutnya? Pada April 2007, mereka menyabet medali perak pada lomba tari "4th CCTV National Dance Competition" Pasangan Ma Li/ Zhai Xiao Wei menjadi terkenal. Tarian "Hand in Hand" menjadi inspirasi bagi banyak orang.
RENUNGAN:
Apabila mau belajar dan berusaha mengatasi kekurangan yang ada pada diri kita, dan dengan tekun mengembangkan potensi diri, kita semua pasti mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya!
KISAH BALERINA PROFESIONAL : MALI DAN ZHAI XIAO WEI
- Ma Li -
Ma Li adalah seorang balerina profesional, yang sudah membangun karirnya sejak masa kanak-kanak. Ia berasal dari Provinsi Henan, China. Sayangnya, ketika berusia 19 tahun (tahun
1996), ia mengalami kecelakaan mobil. Akibatnya, lengan kanannya harus diamputasi. Kemudian, kekasihnya pergi meninggalkannya.
Betapa bingung dan kecewanya Ma Li! Ia sempat mengurung diri di rumahnya selama berbulan-bulan. Namun, dukungan orangtua menguatkannya. Perlahan tapi pasti, ia melanjutkan hidupnya. Ia segera belajar melakukan mengurus diri dan rumahnya dengan satu lengan. Beberapa bulan kemudian, dia sudah membuka usaha, dengan mendirikan satu buah toko buku kecil.
Pada tahun 2001, Ma Li kembali ke dunia tari yang dicintainya. Ini hal yang sulit, karena dengan hanya satu lengan, ia kurang bisa menjaga keseimbangan tubuhnya - khususnya ketika melakukan gerakan berputar. Namun Ma Li tidak putus asa. Ia terus berusaha, hingga akhirnya ia bisa menyabet medali emas pada kompetisi tari khusus untuk orang-orang yang memiliki kekurangan pada fisiknya. Menurut Ma Li, di kompetisi itu, selain mendapatkan prestasi, ia juga mendapatkan dukungan dari orang-orang yang senasib dengannya. Dari situlah, ia mendapatkan dorongan motivasi dan rasa percaya diri yang lebih besar.
Pada 2002, seorang laki-laki bernama Tao Li jatuh cinta pada Ma Li. Tapi Ma Li meninggalkannya karena khawatir kejadian masa lalu yang menyakitkan terulang kembali.
Tao Li bukan pemuda yang mudah putus asa. Ia mencari Ma Li hingga ke Beijing, tempatnya meniti karir sebagai penari. Ketika bertemu kembali, pasangan ini tidak terpisahkan lagi.
Ma Li dan Tao Li sempat jatuh bangkrut saat virus SARS menyerang China (November 2002 hingga Juli 2003). Sebab, pada masa itu, semua gedung teater/seni ditutup! Namun mereka tetap berjuang dan bangkit kembali.
Setelah serangan virus SARS mereda, Tao Li mendapat izin resmi untuk menjadi agen Ma Li. Sambil berusaha mengembangkan diri dan usaha, kedua insan ini kerja sambilan sebagai pemeran figuran di berbagai lokasi syuting drama. Nah, pada suatu malam bersalju, keduanya pulang larut malam dan harus menghabiskan banyak waktu, untuk menunggu bus yang datang pada pagi hari. Agar tidak terlalu kedinginan, keduanya menari. Pada saat inilah, Tao Li mendapatkan ide untuk menciptakan tarian yang indah dan unik, tarian yang khas Ma Li. Ma Li setuju, dan mulai saat itu mereka mencari seorang penari pria (untuk menjadi pasangan menari Ma li) dan koreografer...
-Zhai Xiao Wei-
Pada umur 4 tahun, Zhai Xiao Wei sedang asyik bermain. Ia lalu mencoba memanjat sebuah traktor, lalu... terjatuh. Karena cedera berat, kaki kirinya harus diamputasi.
Beberapa saat sebelum diamputasi , ayah Xiao Wei kecil bertanya pada putranya: "Apakah kamu takut?"
"Tidak," jawab Xiao Wei. Ia kurang memahami arti amputasi.
"Kamu akan banyak mengalami tantangan dan kesulitan," kata sang ayah.
"Apakah itu tantangan dan kesulitan? Apakah rasanya enak?" tanya Xiao Wei.
Ayahnya mulai menangis. "Ya, rasanya seperti permen kesukaanmu," katanya. "Kamu hanya perlu memakannya satu persatu." Setelah itu, sang ayah berlari keluar ruangan.
Berkat dukungan orangtua dan lingkungannya, Xiao Wei tumbuh menjadi anak yang sangat optimis, periang, dan bersemangat. Kemudian, ia menjadi seorang atlet. Xiao Wei aktif di cabang olahraga lompat tinggi, lompat jauh, renang, menyelam, dan balap sepeda.
-Pertemuan Ma Li dan Zhai Xiao Wei-
Pertemuan itu terjadi pada bulan September 2005. Saat itu, Xiao Wei (21 tahun) sedang berlatih agar bisa tampil di kejuaraan balap sepeda nasional. Ma Li melihatnya dan merasa dialah partner menari yang cocok untuknya.
Ma Li berlari ke arah Xia Wei dan mengajukan berbagai pertanyaan.
"Apakah kamu suka menari?" Itulah pertanyaan pertama Ma Li.
Xiao Wei terkejut sekali. Bagaimana mungkin dia, yang hanya punya satu kaki, melakukan kegiatan seperti menari? Selain itu, Xiao Wei mengira bahwa Ma Li adalah perempuan bertubuh normal. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat saat itu Ma Li mengenakan lengan palsu dan pakaian khusus untuk menutupi cacat tubuhnya.
"Siapa namu kamu? Berapa nomor telepon kamu? Tinggal di mana?" begitulah selanjutnya pertanyaan-pertanyaan Ma Li. Xiao Wei diam saja - tidak menjawab sepatah kata pun. Maka, Ma Li memberikan selembar tiket pertunjukan tari kepada pria itu. Tawaran itu diterima.
Dua hari kemudian, Xiao Wei berdiri terpesona di gedung pertunjukan tari. Ia terkesan sekali dengan tarian yang dipersembahkan Ma Li. Akhirnya, ia setuju untuk menari balet bersama. Untuk itu, ia rela pindah ke Beijing untuk berlatih bersama Ma Li.
Selanjutnya, mereka latihan tiap hari, dari jam 8 pagi hingga 11 malam. Mulai dari melatih mimik wajah di depan cermin hingga gerakan-gerakan tari. Keduanya harus melalui masa-masa sulit, karena sebelumnya Xiao Wei tidak pernah menari. Sementara Ma Li sendiri, adalah seorang penari yang perfeksionis. Tahukah Anda, untuk mendapatkan gerakan "jatuh" yang tepat, Ma Li sampai rela dijatuhkan lebih dari 1.000 kali! Pada hari pertama berlatih "jatuh", gerakan benar yang pertama baru bisa dilakukan pada pukul 8 malam...
Apa yang terjadi berikutnya? Pada April 2007, mereka menyabet medali perak pada lomba tari "4th CCTV National Dance Competition" Pasangan Ma Li/ Zhai Xiao Wei menjadi terkenal. Tarian "Hand in Hand" menjadi inspirasi bagi banyak orang.
RENUNGAN:
Apabila mau belajar dan berusaha mengatasi kekurangan yang ada pada diri kita, dan dengan tekun mengembangkan potensi diri, kita semua pasti mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya!
Label:
Kisah Nyata
02.26
Anda pernah mendengar atau mengenal kisah tokoh yang bernama Napoleon Bonaparte?
Jika belum, Napoleon Bonaparte sering diasosiasikan sebagai jenderal perang Prancis terhebat pada zamannya. Namun, catatan hitam akan kekal
ahannya di Waterloo atas tentara Inggris yang dipimpin oleh Duke of Wellington membuat banyak orang bertanya-tanya apa yang menjadi penyebab kekalahan jenderal yang sangat disegni ini ? Beberapa wartawan bertanya, “Pak Jenderal, bisa anda ceritakan mengapa tentara Inggris mengalahkan Anda di pertempuran waterloo?
Apakah mereka memiliki tentara yang lebih kuat ?” Dari kegelapan penjara terdengar suara dingin Napoleon yang berkata “Tidak.” Wartawan itu betanya lagi dengan penuh keingintahuan, “Apakah karena mereka memiliki senajat yang canggih?” Sekali lagi Napoleon menjawab, “Tidak.” Wartawan itu bertanya lagi, “Kalau begitu, mengapa Anda kalah pada pertempuran itu?” Keheningan berlangsung cukup lama sampai akhirnya Napoleon memberikan jawaban yang patut kita simak dalam kehidupan kita. Napoleon menjawab, “ Tentara Perancis kalah dari tentara Inggris karena tentara Inggris berperang lima menit lebih lama dibandingkan tentara kami.”
Tentu cara berperang saat ini sangat berbeda jauh dibandingkan dengan zaman Napoleon. Namun, ada satu kenyataan yang tidak berubah sampai saat ini, yaitu mereka yang berperang dan mampu berjuang lebih lamalah yang akan memenangkan pertandingan.
Didalam kehidupan ini, kita sering diperhadapkan dengan hal-hal yang penuh kekecewaan dan kegagalan, dan hal-hal ini sering membatasi pandangan kita terhadap kesuksesan yang sebentar lagi sebenarnya bisa kita raih.
Permasalahan yang terjadi setiap waktu dan setiap harinya dalam perjalanan hidup ketika menjalankan tugas dan pekerjaan atapun dalam menghadapi lingkungan sosial atau hubungan profesional, seringkali kita berpikir sangaaaat.. sulit untuk menyelesaikannya dan akhirnya membuat kita berpikir....ya sudahlah...,bagaimana lagi....,memang begini keadaannya.....,mau apa lagi...., dijalani saja....Tanpa disadari dan bukan merupakan keinginan kita, namun hal ini merupakan ekspresi berpikir dari diri kita ketika menghadapi sebuah kebuntuan..
Thomas Edison bahkan mengingatkan bahwa kelemahan terbesar dari diri kita adalah ketika kita menyerah, dan cara yang paling pasti untuk meraih kesuksesan adalah dengan mencoba sekali lagi, dan terus mencoba berkali-kali...dan hadapilah hidup ini lima menit lebih lama lagi.
"Setiap kali anda berpikir ingin menyerah, ingatlah bahwa tentara Inggris bertempur lima menit lebih lama lagi."
A hero is No Braver than Anyone Else; He is Only Brave
Five Minutes Longer (Ralph Waldo Emersen)
GIVE ME 5 MINUTES
Written By Regina Kim on Selasa, 27 November 2012 | 02.26
Anda pernah mendengar atau mengenal kisah tokoh yang bernama Napoleon Bonaparte?
Jika belum, Napoleon Bonaparte sering diasosiasikan sebagai jenderal perang Prancis terhebat pada zamannya. Namun, catatan hitam akan kekal
ahannya di Waterloo atas tentara Inggris yang dipimpin oleh Duke of Wellington membuat banyak orang bertanya-tanya apa yang menjadi penyebab kekalahan jenderal yang sangat disegni ini ? Beberapa wartawan bertanya, “Pak Jenderal, bisa anda ceritakan mengapa tentara Inggris mengalahkan Anda di pertempuran waterloo?
Apakah mereka memiliki tentara yang lebih kuat ?” Dari kegelapan penjara terdengar suara dingin Napoleon yang berkata “Tidak.” Wartawan itu betanya lagi dengan penuh keingintahuan, “Apakah karena mereka memiliki senajat yang canggih?” Sekali lagi Napoleon menjawab, “Tidak.” Wartawan itu bertanya lagi, “Kalau begitu, mengapa Anda kalah pada pertempuran itu?” Keheningan berlangsung cukup lama sampai akhirnya Napoleon memberikan jawaban yang patut kita simak dalam kehidupan kita. Napoleon menjawab, “ Tentara Perancis kalah dari tentara Inggris karena tentara Inggris berperang lima menit lebih lama dibandingkan tentara kami.”
Tentu cara berperang saat ini sangat berbeda jauh dibandingkan dengan zaman Napoleon. Namun, ada satu kenyataan yang tidak berubah sampai saat ini, yaitu mereka yang berperang dan mampu berjuang lebih lamalah yang akan memenangkan pertandingan.
Didalam kehidupan ini, kita sering diperhadapkan dengan hal-hal yang penuh kekecewaan dan kegagalan, dan hal-hal ini sering membatasi pandangan kita terhadap kesuksesan yang sebentar lagi sebenarnya bisa kita raih.
Permasalahan yang terjadi setiap waktu dan setiap harinya dalam perjalanan hidup ketika menjalankan tugas dan pekerjaan atapun dalam menghadapi lingkungan sosial atau hubungan profesional, seringkali kita berpikir sangaaaat.. sulit untuk menyelesaikannya dan akhirnya membuat kita berpikir....ya sudahlah...,bagaimana lagi....,memang begini keadaannya.....,mau apa lagi...., dijalani saja....Tanpa disadari dan bukan merupakan keinginan kita, namun hal ini merupakan ekspresi berpikir dari diri kita ketika menghadapi sebuah kebuntuan..
Thomas Edison bahkan mengingatkan bahwa kelemahan terbesar dari diri kita adalah ketika kita menyerah, dan cara yang paling pasti untuk meraih kesuksesan adalah dengan mencoba sekali lagi, dan terus mencoba berkali-kali...dan hadapilah hidup ini lima menit lebih lama lagi.
"Setiap kali anda berpikir ingin menyerah, ingatlah bahwa tentara Inggris bertempur lima menit lebih lama lagi."
A hero is No Braver than Anyone Else; He is Only Brave
Five Minutes Longer (Ralph Waldo Emersen)
Label:
motivasi diri
02.13
Alkisah ada dua orang ahli biologi sedang berada di lapangan untuk mencari jejak beruang liar. Tiba-tiba, beruang liar itu keluar dari sarangnya dan tepat berada di depan mereka.
Mereka berdua memanjat pohon terdekat,
tetapi beruang mulai memanjat pohon itu lebih cepat dari mereka. Ahli biologi pertama mulai melepas sepatu bot kulit hikingnya dan menarik sepasang sepatu lari dari tas punggungnya. Ahli biologi kedua memberinya tatapan penuh kebingungan dan berkata, "Apa yang sedang kamu lakukan?"
Dia menjawab, "Aku akan menghitung ketika beruang itu mendekati kita, dan kita akan melompat turun dan lari."
Orang kedua mengatakan, "Apakah kau gila? Kita berdua tahu kamu tidak dapat berlari lebih cepat dari beruang liar dewasa?"
Orang pertama berkata, "Aku tidak perlu berlari lebih cepat dari beruang itu, aku hanya perlu berlari lebih cepat dari kamu!" dengan begitu beruang pasti akan mengejar kamu bukan aku.
RENUNGAN:
Dari cerita diatas kadang tanpa kita sadari kita tidak tahu apakah tindakan yang dilakukan oleh orang pertama adalah tindakan cerdik atau tindakan egois yaitu mengumpankan teman satu team demi keselamatannya sendiri.
Dalam sebuah pekerjaan seringkali kita menemukan beruang ganas yang mengobrak-abrik dan mengancam suasana nyaman yang kita alami. Kesolidan dan kekompakan team menjadi pertaruhannya.
Tindakan yang paling mudah kadang kita mengumpankan orang lain dan menyalahkan oranglain sementara dengan begitu kita punya kesempatan untuk melarikan diri sekencang-kencangnya bebas dari tanggungjawab.
Menurut kacamata kebaikan, Tindakan yang dilakukan oleh orang pertama itu adalah tindakan pengecut, mencari kambing hitam, mengorbankan orang lain dan mementingkan diri sendiri. Seharusnya sebagai team,mereka secara bersama-sama berusaha bekerja sama untuk berpikir, bertindak untuk bagaimana caranya untuk menghalau beruang.
Pekerjaan yang baik selalu tidak mudah, menghadapi masalah sebesar seperti menghadapi beruang tentulah tidak gampang, karena bisa jadi itu masalah hidup dan mati. Pertimbangannya ada dihati nurani atau kepentingan sesaat.
Namun sebagai team yang kompak dan solid, kita harus bisa bekerja sama untuk menghadapi beruang.
Beruang kita ibaratkan masalah yang sedang kita hadapi. Kita harus yakin dengan team akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik.
KISAH BERUANG LIAR
Alkisah ada dua orang ahli biologi sedang berada di lapangan untuk mencari jejak beruang liar. Tiba-tiba, beruang liar itu keluar dari sarangnya dan tepat berada di depan mereka.
Mereka berdua memanjat pohon terdekat,
tetapi beruang mulai memanjat pohon itu lebih cepat dari mereka. Ahli biologi pertama mulai melepas sepatu bot kulit hikingnya dan menarik sepasang sepatu lari dari tas punggungnya. Ahli biologi kedua memberinya tatapan penuh kebingungan dan berkata, "Apa yang sedang kamu lakukan?"
Dia menjawab, "Aku akan menghitung ketika beruang itu mendekati kita, dan kita akan melompat turun dan lari."
Orang kedua mengatakan, "Apakah kau gila? Kita berdua tahu kamu tidak dapat berlari lebih cepat dari beruang liar dewasa?"
Orang pertama berkata, "Aku tidak perlu berlari lebih cepat dari beruang itu, aku hanya perlu berlari lebih cepat dari kamu!" dengan begitu beruang pasti akan mengejar kamu bukan aku.
RENUNGAN:
Dari cerita diatas kadang tanpa kita sadari kita tidak tahu apakah tindakan yang dilakukan oleh orang pertama adalah tindakan cerdik atau tindakan egois yaitu mengumpankan teman satu team demi keselamatannya sendiri.
Dalam sebuah pekerjaan seringkali kita menemukan beruang ganas yang mengobrak-abrik dan mengancam suasana nyaman yang kita alami. Kesolidan dan kekompakan team menjadi pertaruhannya.
Tindakan yang paling mudah kadang kita mengumpankan orang lain dan menyalahkan oranglain sementara dengan begitu kita punya kesempatan untuk melarikan diri sekencang-kencangnya bebas dari tanggungjawab.
Menurut kacamata kebaikan, Tindakan yang dilakukan oleh orang pertama itu adalah tindakan pengecut, mencari kambing hitam, mengorbankan orang lain dan mementingkan diri sendiri. Seharusnya sebagai team,mereka secara bersama-sama berusaha bekerja sama untuk berpikir, bertindak untuk bagaimana caranya untuk menghalau beruang.
Pekerjaan yang baik selalu tidak mudah, menghadapi masalah sebesar seperti menghadapi beruang tentulah tidak gampang, karena bisa jadi itu masalah hidup dan mati. Pertimbangannya ada dihati nurani atau kepentingan sesaat.
Namun sebagai team yang kompak dan solid, kita harus bisa bekerja sama untuk menghadapi beruang.
Beruang kita ibaratkan masalah yang sedang kita hadapi. Kita harus yakin dengan team akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik.
Label:
Kisah-kisah Sukses
02.04
Dikisahkan seorang bangsawan kaya dan terhormat tinggal bersama istri dan putranya yang tampan. Sang Bangsawan setiap hari sibuk bekerja, demikian juga istrinya. Ia mempunyai berbagai kegiata
n di luar rumah sehingga putra kecilnya lebih sering ditemani oleh pengasuh. Putra bangsawan itu berusia lima tahun dan sedang tumbuh dengan segenap kenalakan dan dia mulai menggambar, mencorat-coret tanah di halaman belakan atau menggoreskan kuasnya ke berbagai permukaan yang disediakan oleh si pengasuh.
Sang Bangsawan adalah pahlawan kebanggaan kota itu. Karena jasa-jasanya membesarkan kota dan negara, maka Raja menghadiahkan sehelai kain sutera berlapis emas yang indah sekali. Suatu hari, saat si pengasuh lengah menjaga si kecil, terjadilah malapetaka. Si putra bangsawan yang melihat kain sutera emas berlapis emas yang ada diatas meja, segera menjadikannya alas untuk menggambar. Akibatnya kain sutera nan indah itu pun coreng-moreng penuh tinta hasil coretannya.
Ketika bangsawan dan istrinya tiba dirumah, dengan kegembiraan khas seorang anak, tanpa merasa bersalah sedikit pun, putra bangsawan itu memamerkan hasil coretannya di atas kain sutera emas pemberian raja.
Seketika itu sang bangsawan kaget dan meledak amarahnya. Sambil berteriak diambilnya alat pemukul.
“Dasar anak nakal, yang kamu coret-coret itu adalah sutera emas penghargaan raja!!! Rusak sudah kehormatan ayah. Tanpa berpikir panjang bangsawan itu memukuli tangan anaknya.
“ampun ayah, sakit, rengek sikecil sambil menahan sakit”
Keesokan harinya, saat si kecil dimandikan terdengar lirih suara tangis kesakitan. Pukulan Ayahnya kemarin ternyata meninggalkan luka di jarinya. Selang berapa hari putranya panas tinggi. Kemudian dibawa ke dokter, ternyata di bekas luka pukulan tadi membengkak kehitaman dan terpaksa harus di amputasi.
Setelah operasi, sang putra bilang sama ayah ibunya, jangan sedih, saya minta maaf telah membuat ayah kesal, tapi tolong Yah kembalikan tangan putra supaya putra bisa menyalami ayah untuk memohon ampun. Mendengar kata si kecil, meledaklah tangis kedua orang tuanya. Mereka sadar, penyesalan sedalam apapun tidak akan pernah mengembalikan utuh tangan anak mereka.
RENUNGAN:
Kemarahan yang tidak terkendali sesungguhnya adalah emosi yang membutakan mata hati. Tidak peduli apapun akibat dan hasilnya. Emosi yang tidak terkontrol biasanya hanya akan memperpanjang masalah. Tak jarang emosi yang berlebihan justru akan menimbulkan dampak masalah yang lain.
Tanpa kendali diri, kemarahan yang meledak-ledak, kebencian yang mengakar. Kedengkian yang mengerogoti akal sehat, dan dendam yang membara, sangat berpotensi merusak diri kita sendiri. Hubungan baik dengan sekeliling kita juga terganggu.
Hubungan dalam keluarga kita juga kadang ada masalah, begitu juga kerja sama dalam tem work kita sehari-hari, kadang ada masalah yang bisa mengakibatkan benturan antara orangtua dan anak, pimpinan dan anakbuah, atau antara pimpinan dan pimpinan. Namun yang paling penting kita tidak keluar dari focus untuk mencapai tujuan.
Emosi negatif harus kita rubah menjadi positif yang menjadi kekuatan kita. Masing-masing harus mau introspeksi diri mau menyadari kelemahan masing masing dan mau memperbaiki diri.
Ini adalah salah satu pilar yang cukup kuat untuk mensolidkan team kita menjadi team yang kuat.
“Kemarahan yang tidak terkendali sesungguhnya adalah emosi yang membutakan hati. Tidak peduli apapun akibat dan resikonya, penyesalan selalu datang belakangan"
KISAH SUTERA BERLAPIS EMAS YANG MEMBAWA PETAKA
Dikisahkan seorang bangsawan kaya dan terhormat tinggal bersama istri dan putranya yang tampan. Sang Bangsawan setiap hari sibuk bekerja, demikian juga istrinya. Ia mempunyai berbagai kegiata
n di luar rumah sehingga putra kecilnya lebih sering ditemani oleh pengasuh. Putra bangsawan itu berusia lima tahun dan sedang tumbuh dengan segenap kenalakan dan dia mulai menggambar, mencorat-coret tanah di halaman belakan atau menggoreskan kuasnya ke berbagai permukaan yang disediakan oleh si pengasuh.
Sang Bangsawan adalah pahlawan kebanggaan kota itu. Karena jasa-jasanya membesarkan kota dan negara, maka Raja menghadiahkan sehelai kain sutera berlapis emas yang indah sekali. Suatu hari, saat si pengasuh lengah menjaga si kecil, terjadilah malapetaka. Si putra bangsawan yang melihat kain sutera emas berlapis emas yang ada diatas meja, segera menjadikannya alas untuk menggambar. Akibatnya kain sutera nan indah itu pun coreng-moreng penuh tinta hasil coretannya.
Ketika bangsawan dan istrinya tiba dirumah, dengan kegembiraan khas seorang anak, tanpa merasa bersalah sedikit pun, putra bangsawan itu memamerkan hasil coretannya di atas kain sutera emas pemberian raja.
Seketika itu sang bangsawan kaget dan meledak amarahnya. Sambil berteriak diambilnya alat pemukul.
“Dasar anak nakal, yang kamu coret-coret itu adalah sutera emas penghargaan raja!!! Rusak sudah kehormatan ayah. Tanpa berpikir panjang bangsawan itu memukuli tangan anaknya.
“ampun ayah, sakit, rengek sikecil sambil menahan sakit”
Keesokan harinya, saat si kecil dimandikan terdengar lirih suara tangis kesakitan. Pukulan Ayahnya kemarin ternyata meninggalkan luka di jarinya. Selang berapa hari putranya panas tinggi. Kemudian dibawa ke dokter, ternyata di bekas luka pukulan tadi membengkak kehitaman dan terpaksa harus di amputasi.
Setelah operasi, sang putra bilang sama ayah ibunya, jangan sedih, saya minta maaf telah membuat ayah kesal, tapi tolong Yah kembalikan tangan putra supaya putra bisa menyalami ayah untuk memohon ampun. Mendengar kata si kecil, meledaklah tangis kedua orang tuanya. Mereka sadar, penyesalan sedalam apapun tidak akan pernah mengembalikan utuh tangan anak mereka.
RENUNGAN:
Kemarahan yang tidak terkendali sesungguhnya adalah emosi yang membutakan mata hati. Tidak peduli apapun akibat dan hasilnya. Emosi yang tidak terkontrol biasanya hanya akan memperpanjang masalah. Tak jarang emosi yang berlebihan justru akan menimbulkan dampak masalah yang lain.
Tanpa kendali diri, kemarahan yang meledak-ledak, kebencian yang mengakar. Kedengkian yang mengerogoti akal sehat, dan dendam yang membara, sangat berpotensi merusak diri kita sendiri. Hubungan baik dengan sekeliling kita juga terganggu.
Hubungan dalam keluarga kita juga kadang ada masalah, begitu juga kerja sama dalam tem work kita sehari-hari, kadang ada masalah yang bisa mengakibatkan benturan antara orangtua dan anak, pimpinan dan anakbuah, atau antara pimpinan dan pimpinan. Namun yang paling penting kita tidak keluar dari focus untuk mencapai tujuan.
Emosi negatif harus kita rubah menjadi positif yang menjadi kekuatan kita. Masing-masing harus mau introspeksi diri mau menyadari kelemahan masing masing dan mau memperbaiki diri.
Ini adalah salah satu pilar yang cukup kuat untuk mensolidkan team kita menjadi team yang kuat.
“Kemarahan yang tidak terkendali sesungguhnya adalah emosi yang membutakan hati. Tidak peduli apapun akibat dan resikonya, penyesalan selalu datang belakangan"
Label:
kisah Bijak
01.57
Seorang reporter mempunyai kesempatan yang sangat unik untuk mewawancarai seorang bapak tua yang masih terlihat sehat dengan usia yang mencapai 100 th.
“ Pak, apa yang menjadi rahasia anda sampai diusia 100 th
ini?”, Pak Tua itu menjawab, “ sudah bukan rahasia umum lagi, saya selalu memperhatikan apa yang saya makan, mencari aktivitas yang membuat pikiran saya tertantang, dan olah raga rutin.
Dengan penasaran reporter itu bertanya lagi, “ Tapi hal ini juga pernah saya dengar dari orang yang berusia 50 th dan ahirnya juga meninggal di usia 55 th, apa masih ada rahasia lainnya lagi?”. Pak Tua kembali menjawab setelah sejenak berpikir, “ Memang benar orang itu melakukan hal yang sama dengan apa yang saya lakukan, namun perbedaannya ia tidak melakukannya secara terus menerus.
Itulah yang mengakibatkan kegagalannya”.Di sebuah perusahaan Multinasional skala besar di Indonesia yang dalam operasional produksinya secara pasti membutuhkan power / energi listrik yang sangat besar. Perlu adanya maintenance dan kontrol yang intens agar tidak terjadi break down sehingga bisa terhindar dari loss production dan pastinya terhindar dari cost yang tinggi.
Seorang staff utility / maintenance harus memiliki motivasi dalam menjalankan pekerjaannya dengan menyediakan waktu untuk setiap hari mencatat berapa parameter dan pemakaian daya listrik perusahaan ini... dan secara terus menerus ,Ia melakukan pencatatan tanpa terlewatkan sedikitpun sesuai dengan schedule rutinnya. Mungkin juga dia bisa saja tidak melakukan pencatatan parameter tersebut karena tidak ada yang melakukan monitoring atau kontrol pada dia dan area pekerjaan ini.
Namun dengan konsistensi yang ada pada dirinya, pekerjaan ini terus dilakukannya secara konsisten, dan pada suatu waktu ia melihat ada percikan api yang terjadi di dalam panel cubicle outgoing PLN..., pekerjaan yang dilakukan pada awalnya adalah untuk mengukur parameter pemakaian listrik, menjadikannya dapat mengantisipasi adanya percikan api yang akan mengakibatkan break down pada power listrik, sehingga dapat dilakukan perbaikan awal dan tidak menimbulkan loss production dan cost yang besar atau bahaya yang sangat besar jika sampai terjadi konsleting atau kebakaran...
Dalam dua cerita diatas, kita dapat belajar bahwa untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap diri kita dan karir secara profesional, kita perlu berkomitment setiap hari mengambil tindakan yang konsisten. Kita tidak mungkin mendapatkan hasil yang luar biasa jika kita hanya bekerja keras dalam satu waktu kemudian tidak menjalankannya secara konsisten karena kita akan kehilangan momentum yang sangaaaattt penting.....
Kesuksesan seseorang bukan hanya bergantung pada langkah pertama yang ia ambil, seringkali justru langkah-langkah selanjutnya yang kemudian menjadi kebiasaanlah yang akan bertahan untuk meraih kesuksesan. Mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dan disiplin terhadap tugas yang harus diselesaikan tidak akan membuahkan hasil yang brilian dalam waktu satu hari. Namun, jika hal ini telah menjadi kebiasaan anda dan anda lakukan secara konsisten didasari oleh komitment yang kuat, maka suatu saat nanti kesuksesan akan anda raih.
“In essence, if we want to direct our lives, we must take control of our consistent. It’s not what we do once in a while that shapes our lives, but what we do consistently”. (Anthony Robbins)
RESEP RAHASIA UMUR 100 TAHUN
Seorang reporter mempunyai kesempatan yang sangat unik untuk mewawancarai seorang bapak tua yang masih terlihat sehat dengan usia yang mencapai 100 th.
“ Pak, apa yang menjadi rahasia anda sampai diusia 100 th
ini?”, Pak Tua itu menjawab, “ sudah bukan rahasia umum lagi, saya selalu memperhatikan apa yang saya makan, mencari aktivitas yang membuat pikiran saya tertantang, dan olah raga rutin.
Dengan penasaran reporter itu bertanya lagi, “ Tapi hal ini juga pernah saya dengar dari orang yang berusia 50 th dan ahirnya juga meninggal di usia 55 th, apa masih ada rahasia lainnya lagi?”. Pak Tua kembali menjawab setelah sejenak berpikir, “ Memang benar orang itu melakukan hal yang sama dengan apa yang saya lakukan, namun perbedaannya ia tidak melakukannya secara terus menerus.
Itulah yang mengakibatkan kegagalannya”.Di sebuah perusahaan Multinasional skala besar di Indonesia yang dalam operasional produksinya secara pasti membutuhkan power / energi listrik yang sangat besar. Perlu adanya maintenance dan kontrol yang intens agar tidak terjadi break down sehingga bisa terhindar dari loss production dan pastinya terhindar dari cost yang tinggi.
Seorang staff utility / maintenance harus memiliki motivasi dalam menjalankan pekerjaannya dengan menyediakan waktu untuk setiap hari mencatat berapa parameter dan pemakaian daya listrik perusahaan ini... dan secara terus menerus ,Ia melakukan pencatatan tanpa terlewatkan sedikitpun sesuai dengan schedule rutinnya. Mungkin juga dia bisa saja tidak melakukan pencatatan parameter tersebut karena tidak ada yang melakukan monitoring atau kontrol pada dia dan area pekerjaan ini.
Namun dengan konsistensi yang ada pada dirinya, pekerjaan ini terus dilakukannya secara konsisten, dan pada suatu waktu ia melihat ada percikan api yang terjadi di dalam panel cubicle outgoing PLN..., pekerjaan yang dilakukan pada awalnya adalah untuk mengukur parameter pemakaian listrik, menjadikannya dapat mengantisipasi adanya percikan api yang akan mengakibatkan break down pada power listrik, sehingga dapat dilakukan perbaikan awal dan tidak menimbulkan loss production dan cost yang besar atau bahaya yang sangat besar jika sampai terjadi konsleting atau kebakaran...
Dalam dua cerita diatas, kita dapat belajar bahwa untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap diri kita dan karir secara profesional, kita perlu berkomitment setiap hari mengambil tindakan yang konsisten. Kita tidak mungkin mendapatkan hasil yang luar biasa jika kita hanya bekerja keras dalam satu waktu kemudian tidak menjalankannya secara konsisten karena kita akan kehilangan momentum yang sangaaaattt penting.....
Kesuksesan seseorang bukan hanya bergantung pada langkah pertama yang ia ambil, seringkali justru langkah-langkah selanjutnya yang kemudian menjadi kebiasaanlah yang akan bertahan untuk meraih kesuksesan. Mengambil tindakan-tindakan yang konsisten dan disiplin terhadap tugas yang harus diselesaikan tidak akan membuahkan hasil yang brilian dalam waktu satu hari. Namun, jika hal ini telah menjadi kebiasaan anda dan anda lakukan secara konsisten didasari oleh komitment yang kuat, maka suatu saat nanti kesuksesan akan anda raih.
“In essence, if we want to direct our lives, we must take control of our consistent. It’s not what we do once in a while that shapes our lives, but what we do consistently”. (Anthony Robbins)
Label:
Kisah-kisah Sukses
00.16
Sekitar 7 tahun lalu, tepatnya tahun 2005, pria bernama Rudi Suparto ini terbang ke Amerika Serikat demi mencari uang lebih. Namun ternyata, mantan sales manager ini tak bisa mendapa
t pekerjaan yang lebih baik selain tukang cuci piring di sebuah restoran.
Awal kehidupannya di Amerika Serikat terbilang tidak mudah bagi pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur ini.
Betapa tidak, ia sebenarnya tidak bisa berbahasa Inggris.
Alhasil, hanya tukang cuci piringlah yang bisa dijadikan nafkah penghidupannya di tahun-tahun pertama di negeri Paman Sam ini. “Sedih sekali sebenarnya waktu itu. Saya tidak biasanya memegang sampah dan kotoran makanan,” kisah Rudi.
Luar biasanya, kondisi menyedihkan ini tidak membuat Rudi pantang menyerah. Justru ia menjadikan keadaannya itu sebagai bahan pelajaran sehingga pada akhirnya ia mengetahui cara memasak dan seluk beluk restoran.
Ketekunan dan kegigihannya selama beberapa tahun tersebut akhirnya menghasilkan sebuah restoran cepat saji miliknya sendiri, yang diberi nama Wok Express. Restoran ini terletak di jalan utama kompleks kasino, Las Vegas, Amerika Serikat.
Ibarat kacang yang tak lupa akan kulitnya, Rudi pun ikut membantu sesama imigran asal Indonesia. Seluruh karyawannya adalah orang Indonesia, dan hanya juru masaknya saja yang warga China.
Meski sudah memiliki kehidupan mapan di Amerika, Rudi tetap berencana untuk menghabiskan masa tuanya di Indonesia. Karena itu, ia selalu berusaha berbahasa Indonesia dengan anak-anaknya supaya bahasa ibu mereka tidak hilang.
Pencapaian Rudi Suparto ini membuktikan bahwa setiap peluh kerja keras di bidang apa pun bila ditekuni dengan niat baik dapat berbuahkan kesuksesan yang manis. Selain itu, apa yang dilakukan Rudi juga patut dicontoh. Sejauh apa pun kita melalang buana dan apalagi menuai keberhasilan di negeri orang, layaknya kita tidak melupakan kampung halaman.
KISAH NYATA : RUDI SUPARTO MENJADI TK.CUCI PIRING DI AS.
Sekitar 7 tahun lalu, tepatnya tahun 2005, pria bernama Rudi Suparto ini terbang ke Amerika Serikat demi mencari uang lebih. Namun ternyata, mantan sales manager ini tak bisa mendapa
t pekerjaan yang lebih baik selain tukang cuci piring di sebuah restoran.
Awal kehidupannya di Amerika Serikat terbilang tidak mudah bagi pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur ini.
Betapa tidak, ia sebenarnya tidak bisa berbahasa Inggris.
Alhasil, hanya tukang cuci piringlah yang bisa dijadikan nafkah penghidupannya di tahun-tahun pertama di negeri Paman Sam ini. “Sedih sekali sebenarnya waktu itu. Saya tidak biasanya memegang sampah dan kotoran makanan,” kisah Rudi.
Luar biasanya, kondisi menyedihkan ini tidak membuat Rudi pantang menyerah. Justru ia menjadikan keadaannya itu sebagai bahan pelajaran sehingga pada akhirnya ia mengetahui cara memasak dan seluk beluk restoran.
Ketekunan dan kegigihannya selama beberapa tahun tersebut akhirnya menghasilkan sebuah restoran cepat saji miliknya sendiri, yang diberi nama Wok Express. Restoran ini terletak di jalan utama kompleks kasino, Las Vegas, Amerika Serikat.
Ibarat kacang yang tak lupa akan kulitnya, Rudi pun ikut membantu sesama imigran asal Indonesia. Seluruh karyawannya adalah orang Indonesia, dan hanya juru masaknya saja yang warga China.
Meski sudah memiliki kehidupan mapan di Amerika, Rudi tetap berencana untuk menghabiskan masa tuanya di Indonesia. Karena itu, ia selalu berusaha berbahasa Indonesia dengan anak-anaknya supaya bahasa ibu mereka tidak hilang.
Pencapaian Rudi Suparto ini membuktikan bahwa setiap peluh kerja keras di bidang apa pun bila ditekuni dengan niat baik dapat berbuahkan kesuksesan yang manis. Selain itu, apa yang dilakukan Rudi juga patut dicontoh. Sejauh apa pun kita melalang buana dan apalagi menuai keberhasilan di negeri orang, layaknya kita tidak melupakan kampung halaman.
Label:
Kisah Nyata
00.01
Seorang karyawan bernama Carl Allrm menjalani kehidupan yang buram. Baginya pekerjaan adalah sebuah rutinitas yang membosankan. Bukan hanya urusan pekerjaansaja yang membuat hidupnya berantakan, begitu juga dengan kehidupan cintanya.
Ia adalah jomblo sejati, tidak memiliki kekasih yang bisa membuatnya tersenyum bahagia. Sebetulnya bukan karena dia tidak memiliki pekerjaan yang baik atau memiliki tampang pas-pasan, melainkan pola pikirnya yang negatif.
Ia selalu pesimis dalam memandang hidup. Paradigmanya itu terlihat dari sikapnya yang selalu menolak dan mengatakan tidak pada setiap ajakan dan kesempatan yang diberikan, baik oleh atasannya atau pun oleh teman-temannya. Rupanya sikap seperti itulah yang membuat karier dia tidak cemerlang, bahkan hidupnya menjadi monoton tanpa gairah.
Pada suatu hari Carl Allrm diajak (lebih tepatnya dipaksa) untuk mengikuti sebuah seminar motivasi yang diyakini bisa membuat hidupnya menjadi bergairah. Sang motivator yang memiliki banyak pengikut itu menawarkan sebuah perjanjian "aneh" yaitu harus selalu mengatakan Iya pada setiap ajakan, tawaran, atau permintaan dari siapa pun. Jika dilanggar maka hidupnya akan sial. Singkat cerita, setelah Ia selalu mengatakan iya pada setiap ajakan dan permintaan, dari mulai mengiyakan tugas lembur dari atasannya, hingga mengiyakan ajakan pesta teman-temannya. Dan memang betul, kini hidupnya berubah total menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Ya betul. Itu adalah cerita dalam film berjudul Yes Man. sebuah film komedi Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2008 dan dibintangi oleh Jim Carrey. Film ini diangkat dari kisah hidup Danny Wallace, seorang pengarang asal Inggris. Sebelum diangkat menjadi film, awalnya cerita ini ditulis dalam sebuah buku berjudul The Yes Man yang diterbitkan tahun 2005 dan ditulis sendiri oleh Danny Wallace.
Mengatakan Iya pada setiap permintaan, perintah dan ajakan memang tidak mudah karena ini menyangkut ego seseorang yang memiliki penilaian tersendiri dengan pertimbangan apakah itu menguntungkan atau merugikan diri sendiri? Nah, bicara soal kesetiaan, dalam lingkup dunia kerja kata yang pas bagi orang yang setia pada perusahaan adalah memiliki loyalitas. Loyalitas berasal dari kata dasar loyal yang berarti setia atau patuh. Istilah loyalitas ini sering didefinisikan bahwa seseorang akan disebut loyal atau memiliki loyalitasnya tinggi jika mau mengikuti apa yang diperintahkan.
Pada sekitar tahun 1995, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar Psikologi dan Neurologi, Daniel Goleman mempopulerkan konsep Kecerdasan Emosi atau yang kita kenal dengan singkatan EQ. Konsep ini menyatakan bahwa kecerdasan emosional berperan sangat penting bagi kesuksesan seseorang dalam berkarier. Salah satu ciri dari orang-orang yang memiliki kecerdasan emosi adalah mereka tidak mementingkan diri sendiri atau egois. Mereka tulus dalam melakukan tugasnya dan loyal pada perusahaannya. Dengan kata lain, seseorang yang loyal pada pimpinan dan perusahaannya, secara umum memiliki peluang lebih besar untuk sukses dibandingkan dengan mereka yang tidak loyal.
Belum lama ini saya mendapat pencerahan dari seorang guru spiritual yang mengatakan bahwa, para nabi dan orang-orang suci tidak pernah mengatakan tidak saat diminta tolong. Mereka selalu mengatakan Iya walau pun harus mengorbankan kepentingan dirinya. Mereka seperti lilin yang menerangi sekelilingnya tanpa pilih kasih atau merasa telah dimanfaatkan. Meskipun untuk itu ia harus melelehkan dirinya. Kenapa mereka melakukan itu? Karena mereka loyal pada Tuhannya. Mereka selalu ingin melayani mahluk ciptaan-Nya, baik diminta atau pun tidak. Jika Anda menjadi YES MAN! dalam pengertian seperti ini, Anda termasuk dalam katagori orang yang loyal atau setia. Anda juga tidak hanya memilki Kecerdasan Emosi melainkan juga memiliki Kecerdasan Spiritual.
YES MAN (FILM 2005)
Seorang karyawan bernama Carl Allrm menjalani kehidupan yang buram. Baginya pekerjaan adalah sebuah rutinitas yang membosankan. Bukan hanya urusan pekerjaansaja yang membuat hidupnya berantakan, begitu juga dengan kehidupan cintanya.
Ia adalah jomblo sejati, tidak memiliki kekasih yang bisa membuatnya tersenyum bahagia. Sebetulnya bukan karena dia tidak memiliki pekerjaan yang baik atau memiliki tampang pas-pasan, melainkan pola pikirnya yang negatif.
Ia selalu pesimis dalam memandang hidup. Paradigmanya itu terlihat dari sikapnya yang selalu menolak dan mengatakan tidak pada setiap ajakan dan kesempatan yang diberikan, baik oleh atasannya atau pun oleh teman-temannya. Rupanya sikap seperti itulah yang membuat karier dia tidak cemerlang, bahkan hidupnya menjadi monoton tanpa gairah.
Pada suatu hari Carl Allrm diajak (lebih tepatnya dipaksa) untuk mengikuti sebuah seminar motivasi yang diyakini bisa membuat hidupnya menjadi bergairah. Sang motivator yang memiliki banyak pengikut itu menawarkan sebuah perjanjian "aneh" yaitu harus selalu mengatakan Iya pada setiap ajakan, tawaran, atau permintaan dari siapa pun. Jika dilanggar maka hidupnya akan sial. Singkat cerita, setelah Ia selalu mengatakan iya pada setiap ajakan dan permintaan, dari mulai mengiyakan tugas lembur dari atasannya, hingga mengiyakan ajakan pesta teman-temannya. Dan memang betul, kini hidupnya berubah total menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Ya betul. Itu adalah cerita dalam film berjudul Yes Man. sebuah film komedi Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2008 dan dibintangi oleh Jim Carrey. Film ini diangkat dari kisah hidup Danny Wallace, seorang pengarang asal Inggris. Sebelum diangkat menjadi film, awalnya cerita ini ditulis dalam sebuah buku berjudul The Yes Man yang diterbitkan tahun 2005 dan ditulis sendiri oleh Danny Wallace.
Mengatakan Iya pada setiap permintaan, perintah dan ajakan memang tidak mudah karena ini menyangkut ego seseorang yang memiliki penilaian tersendiri dengan pertimbangan apakah itu menguntungkan atau merugikan diri sendiri? Nah, bicara soal kesetiaan, dalam lingkup dunia kerja kata yang pas bagi orang yang setia pada perusahaan adalah memiliki loyalitas. Loyalitas berasal dari kata dasar loyal yang berarti setia atau patuh. Istilah loyalitas ini sering didefinisikan bahwa seseorang akan disebut loyal atau memiliki loyalitasnya tinggi jika mau mengikuti apa yang diperintahkan.
Pada sekitar tahun 1995, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar Psikologi dan Neurologi, Daniel Goleman mempopulerkan konsep Kecerdasan Emosi atau yang kita kenal dengan singkatan EQ. Konsep ini menyatakan bahwa kecerdasan emosional berperan sangat penting bagi kesuksesan seseorang dalam berkarier. Salah satu ciri dari orang-orang yang memiliki kecerdasan emosi adalah mereka tidak mementingkan diri sendiri atau egois. Mereka tulus dalam melakukan tugasnya dan loyal pada perusahaannya. Dengan kata lain, seseorang yang loyal pada pimpinan dan perusahaannya, secara umum memiliki peluang lebih besar untuk sukses dibandingkan dengan mereka yang tidak loyal.
Belum lama ini saya mendapat pencerahan dari seorang guru spiritual yang mengatakan bahwa, para nabi dan orang-orang suci tidak pernah mengatakan tidak saat diminta tolong. Mereka selalu mengatakan Iya walau pun harus mengorbankan kepentingan dirinya. Mereka seperti lilin yang menerangi sekelilingnya tanpa pilih kasih atau merasa telah dimanfaatkan. Meskipun untuk itu ia harus melelehkan dirinya. Kenapa mereka melakukan itu? Karena mereka loyal pada Tuhannya. Mereka selalu ingin melayani mahluk ciptaan-Nya, baik diminta atau pun tidak. Jika Anda menjadi YES MAN! dalam pengertian seperti ini, Anda termasuk dalam katagori orang yang loyal atau setia. Anda juga tidak hanya memilki Kecerdasan Emosi melainkan juga memiliki Kecerdasan Spiritual.
Label:
Kisah-kisah Sukses
23.40
Suatu hari, Raja Wang (dari negeri Cina) berjalan masuk ke dapur. Disana dia melihat seorang koki sedang memotong sapi yang telah mati. Gerakan sang koki sangat santai dan alamiah. Begitu pisau dihujamkan
terdengar bunyi sret..sret!! Daging dan tulang sapi langsung terlepas.
Raja Wang tidak henti-hentinya memuji dan mengangguk-anggukkan kepalanya."Bagus sekali, kamu punya keahlian yang sangat tinggi" puji Raja Wang.
Koki menjawab, "ini adalah hasil pengalaman dan latihan keras selama bertahun-tahun. Pada mulanya saya melihat seekor sapi yang utuh, tidak tahu sebaiknya harus memotong darimana".
"Sekarang, saya menggunakan hati dalam menggerakkan tangan. Saya mengikuti jalur persendian dari sapi itu, karena dalam persendian sapi ada tempat kosong. Jika pisau dimasukkan kesana, maka pisau mempunyai cukup tempat untuk bergerak dan saya akan dengan mudah memotong dagingnya. Kemudian dengan gerakan ringan, daging sapi akan langsung terpotong seperti selembar karpet yang digelar di lantai. Setelah itu pisau dibersihkan dan disimpan dengan baik"
"Saya juga berusaha agar pisau saya tidak menyentuh tempat yang susah seperti otot tulang dan daging, karena selain akan menumpulkan pisau saya, hasil potongannya juga tidak akan maksimal. Meskipun demikian, setiap kali saya menemukan tempat yang susah, saya harus tetap konsentrasi, berhati-hati dan memastikan dengan tepat, baru menusukkan pisau".
"Koki yang baik menggunakan pisau untuk memotong daging sedangkan koki yang buruk menggunakan pisau untuk memotong tulang. Pisau saya sudah 19 tahun saya gunakan dan saya sudah memotong ribuan sapi dengan pisau ini dan pisau saya tetap masih tajam seperti baru diasah karena digunakan dengan tepat".
"Penjelasanmu sangat bagus, saya memperoleh logika dan pelajaran dari perkataanmu" puji Raja Wang
RENUNGAN:
cerita dalam pecakapan antara seorang Koki dan Raja tersebut, menjadi inpirasi terhadap suatu makna, bahwa pengalaman dan kerja keras selama bekerja bertahun-tahun diharapkan akan membawa makna dan pengaruh yang sangat besar terhadap seseorang sampai pada titik untuk menampilkan keahlian yang tinggi dan tertinggi serta terus menjaga konsistensi yang tinggi pula dalam menghasilkan hasil kerja yang maksimal.
Singkat kata, produktivitas dan hasil kerja maksimal, tidak akan pernah tercapai : tanpa menjiwai dengan sepenuh hati untuk melakukan pekerjaan dan profesi, tanpa melakukan sesuai aturan baku / kita biasa sebut SOP, dan tanpa pemikiran yang terus ter-segarkan oleh ide-ide dan inovasi yang berkembang, tanpa investasi dan pengorbanan untuk belajar dan mengikuti perkembangan zaman yang positif.
Sekalipun kita mendapat kesulitan dan kendala, kita terus dan terus menghadapinya dengan strategi-strategi baru untuk membuat kita berkembang dan maju serta pada akhirnya kita akan setajam pisau yang telah digunakan selama 19 tahun oleh Sang Koki Istana dan menghasilkan potongan daging yang berkualitas.
KISAH KOKI ISTANA AHLI RAJA WANG
Written By Regina Kim on Senin, 26 November 2012 | 23.40
Suatu hari, Raja Wang (dari negeri Cina) berjalan masuk ke dapur. Disana dia melihat seorang koki sedang memotong sapi yang telah mati. Gerakan sang koki sangat santai dan alamiah. Begitu pisau dihujamkan
terdengar bunyi sret..sret!! Daging dan tulang sapi langsung terlepas.
Raja Wang tidak henti-hentinya memuji dan mengangguk-anggukkan kepalanya."Bagus sekali, kamu punya keahlian yang sangat tinggi" puji Raja Wang.
Koki menjawab, "ini adalah hasil pengalaman dan latihan keras selama bertahun-tahun. Pada mulanya saya melihat seekor sapi yang utuh, tidak tahu sebaiknya harus memotong darimana".
"Sekarang, saya menggunakan hati dalam menggerakkan tangan. Saya mengikuti jalur persendian dari sapi itu, karena dalam persendian sapi ada tempat kosong. Jika pisau dimasukkan kesana, maka pisau mempunyai cukup tempat untuk bergerak dan saya akan dengan mudah memotong dagingnya. Kemudian dengan gerakan ringan, daging sapi akan langsung terpotong seperti selembar karpet yang digelar di lantai. Setelah itu pisau dibersihkan dan disimpan dengan baik"
"Saya juga berusaha agar pisau saya tidak menyentuh tempat yang susah seperti otot tulang dan daging, karena selain akan menumpulkan pisau saya, hasil potongannya juga tidak akan maksimal. Meskipun demikian, setiap kali saya menemukan tempat yang susah, saya harus tetap konsentrasi, berhati-hati dan memastikan dengan tepat, baru menusukkan pisau".
"Koki yang baik menggunakan pisau untuk memotong daging sedangkan koki yang buruk menggunakan pisau untuk memotong tulang. Pisau saya sudah 19 tahun saya gunakan dan saya sudah memotong ribuan sapi dengan pisau ini dan pisau saya tetap masih tajam seperti baru diasah karena digunakan dengan tepat".
"Penjelasanmu sangat bagus, saya memperoleh logika dan pelajaran dari perkataanmu" puji Raja Wang
RENUNGAN:
cerita dalam pecakapan antara seorang Koki dan Raja tersebut, menjadi inpirasi terhadap suatu makna, bahwa pengalaman dan kerja keras selama bekerja bertahun-tahun diharapkan akan membawa makna dan pengaruh yang sangat besar terhadap seseorang sampai pada titik untuk menampilkan keahlian yang tinggi dan tertinggi serta terus menjaga konsistensi yang tinggi pula dalam menghasilkan hasil kerja yang maksimal.
Singkat kata, produktivitas dan hasil kerja maksimal, tidak akan pernah tercapai : tanpa menjiwai dengan sepenuh hati untuk melakukan pekerjaan dan profesi, tanpa melakukan sesuai aturan baku / kita biasa sebut SOP, dan tanpa pemikiran yang terus ter-segarkan oleh ide-ide dan inovasi yang berkembang, tanpa investasi dan pengorbanan untuk belajar dan mengikuti perkembangan zaman yang positif.
Sekalipun kita mendapat kesulitan dan kendala, kita terus dan terus menghadapinya dengan strategi-strategi baru untuk membuat kita berkembang dan maju serta pada akhirnya kita akan setajam pisau yang telah digunakan selama 19 tahun oleh Sang Koki Istana dan menghasilkan potongan daging yang berkualitas.
Label:
Kisah Tiongkok
23.38
Jenderal Tian Ji sering berlomba kuda pacu melawan Raja Qi Wei Wang. Peraturan dalam perlombaan adalah kedua belah pihak harus meletakkan taruhan, dan ada 3 babak yang dipertandingkan.
Bila menang dua babak maka dia dinyatakan sebagai pemenang, namun sayangnya Tian Ji selalu kalah dalam setiap perlombaan kuda pacu.
Suatu hari dalam perlombaan, Tian Ji sekali lagi kalah dalam berlomba. Sampai di rumah, Tian Ji menceritakan kisahnya pada Sun Bin, seorang tangan kanannya. Sun Bin adalah salah satu keturunan dari ahli siasat perang Sun Wu dan dia sudah kenyang membaca buku perang dan sangat menguasai taktik perang. Sun Bin berkata, lain kali saat berlomba, izinkanlah saya melihat jalannya pertandingan. Tian Ji pun merasa sangat senang dan langsung mengizinkan. Ketika lomba berikutnya berlangsung, Sun Bin duduk di pinggir arena menonton pertandingan antara Raja Qi
dengan Tian Ji.
Babak pertama Raja Qi dan Tian Ji sama-sama mengeluarkan kuda terbaiknya, hasilnya Tian Ji kalah tipis. Babak kedua Raja Qi dan Tian Ji sama-sama mengeluarkan kuda kualitas kedua, hasilnya Tian Ji kalah beberapa langkah di belakang kuda Raja Qi. Babak ketiga, Raja Qi dan Tian Ji sama-sama mengeluarkan kuda terjeleknya, hasilnya Tian Ji tetap saja masih kalah dibanding kuda Raja Qi.
Selesai lomba kuda pacu, Sun Bin berkata kepada Tian Ji, untuk pertandingan berikutnya ikuti saran saya, saya jamin Tuan pasti menang dan pastikan Tuan meletakkan taruhan yang cukup besar nantinya.
Hari perlombaan tiba, Raja Qi dan Tian Ji sekali lagi berlomba kuda pacu. Babak pertama, Raja Qi mengeluarkan kuda terbaiknya sedangkan Sun Bin justru meminta Tian Ji mengeluarkan kuda terjeleknya dan hasilnya tentu saja Tian Ji kalah. Babak kedua, Raja Qi mengeluarkan kuda kualitas kedua, Tian Ji mengeluarkan kuda terbaiknya dan hasilnya Tian Ji menang. Babak ketiga, Raja Qi hanya punya kuda terjelek, sedangkan Tian JI masih punya kuda kualitas kedua, sehingga Tian Ji pun memenangkan babak ketiga. Hasilnya Tian Ji memang dua babak dan tentu saja dia menjadi pemenang dalam lomba kuda pacu.
RENUNGAN:
Dari cuplikan cerita ini, dapat kita tarik makna yang cukup mendalam bahwa beraktivitas untuk menghasilkan sesuatu / bekerja tidak berarti hanya mengandalkan kekuatan atau kondisi saja. Banyak orang beralasanbahwa mereka tidak bisa maju, tidak bisa berkembang dan berhasil dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja atau kehidupannya karena mereka tidak punya sumber daya yang memadai. Tidak punya buku, tidak punya komputer, tidak punya uang, tidak punya waktu, dan tidak punya ini dan itu....
Semuanya perlu taktik atau strategi dan kemauan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, bagaimana dapat difungsikan secara maksimal dan tentunya efektif dan efisien.
Mari untuk kemajuan bersama kita selalu dapat menggunakan sumber daya yang ada, memanfaatkannya sampai batas tertinggi dan mengambil keuntungan secara maksimal.
KISAH ART OF WAR SHUN BIN (SENI AHLI PERANG SHUN BIN)
Jenderal Tian Ji sering berlomba kuda pacu melawan Raja Qi Wei Wang. Peraturan dalam perlombaan adalah kedua belah pihak harus meletakkan taruhan, dan ada 3 babak yang dipertandingkan.
Bila menang dua babak maka dia dinyatakan sebagai pemenang, namun sayangnya Tian Ji selalu kalah dalam setiap perlombaan kuda pacu.
Suatu hari dalam perlombaan, Tian Ji sekali lagi kalah dalam berlomba. Sampai di rumah, Tian Ji menceritakan kisahnya pada Sun Bin, seorang tangan kanannya. Sun Bin adalah salah satu keturunan dari ahli siasat perang Sun Wu dan dia sudah kenyang membaca buku perang dan sangat menguasai taktik perang. Sun Bin berkata, lain kali saat berlomba, izinkanlah saya melihat jalannya pertandingan. Tian Ji pun merasa sangat senang dan langsung mengizinkan. Ketika lomba berikutnya berlangsung, Sun Bin duduk di pinggir arena menonton pertandingan antara Raja Qi
dengan Tian Ji.
Babak pertama Raja Qi dan Tian Ji sama-sama mengeluarkan kuda terbaiknya, hasilnya Tian Ji kalah tipis. Babak kedua Raja Qi dan Tian Ji sama-sama mengeluarkan kuda kualitas kedua, hasilnya Tian Ji kalah beberapa langkah di belakang kuda Raja Qi. Babak ketiga, Raja Qi dan Tian Ji sama-sama mengeluarkan kuda terjeleknya, hasilnya Tian Ji tetap saja masih kalah dibanding kuda Raja Qi.
Selesai lomba kuda pacu, Sun Bin berkata kepada Tian Ji, untuk pertandingan berikutnya ikuti saran saya, saya jamin Tuan pasti menang dan pastikan Tuan meletakkan taruhan yang cukup besar nantinya.
Hari perlombaan tiba, Raja Qi dan Tian Ji sekali lagi berlomba kuda pacu. Babak pertama, Raja Qi mengeluarkan kuda terbaiknya sedangkan Sun Bin justru meminta Tian Ji mengeluarkan kuda terjeleknya dan hasilnya tentu saja Tian Ji kalah. Babak kedua, Raja Qi mengeluarkan kuda kualitas kedua, Tian Ji mengeluarkan kuda terbaiknya dan hasilnya Tian Ji menang. Babak ketiga, Raja Qi hanya punya kuda terjelek, sedangkan Tian JI masih punya kuda kualitas kedua, sehingga Tian Ji pun memenangkan babak ketiga. Hasilnya Tian Ji memang dua babak dan tentu saja dia menjadi pemenang dalam lomba kuda pacu.
RENUNGAN:
Dari cuplikan cerita ini, dapat kita tarik makna yang cukup mendalam bahwa beraktivitas untuk menghasilkan sesuatu / bekerja tidak berarti hanya mengandalkan kekuatan atau kondisi saja. Banyak orang beralasanbahwa mereka tidak bisa maju, tidak bisa berkembang dan berhasil dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja atau kehidupannya karena mereka tidak punya sumber daya yang memadai. Tidak punya buku, tidak punya komputer, tidak punya uang, tidak punya waktu, dan tidak punya ini dan itu....
Semuanya perlu taktik atau strategi dan kemauan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, bagaimana dapat difungsikan secara maksimal dan tentunya efektif dan efisien.
Mari untuk kemajuan bersama kita selalu dapat menggunakan sumber daya yang ada, memanfaatkannya sampai batas tertinggi dan mengambil keuntungan secara maksimal.
Label:
Kisah Tiongkok
Diberdayakan oleh Blogger.