Pada zaman dahulu, di China berdirilah sebuah kerajaan yang sangat makmur. Kerajaan Fee Ling namanya. Kerajaan itu di perintah oleh seorang Kaisar yang arif dan bijaksana.
Kaisar juga sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya.
Berkat kepemimpinannya, seluruh rakyat hidup dengan aman dan tentram. Saat itu Kaisar mempunyai seorang putra yang masih sangat kecil. Anak itu adalah anak satu-satunya, yang kelak akan menggantikan tahta ayahandanya. Ia bernama Pin Hwa. Oleh rakyat Pin Hwa sering dipanggil dengan sebutan Pangeran Kecil. Walaupun masih kecil, sang pangeran telah mewarisi sifat-sifat ayahnya yang cerdik dan bijaksana. Agar kelak dia dapat memerintah kerajaan dengan baik, maka oleh ayahnya dia disuruh belajar pada seorang guru yang bijaksana di negerinya.
Setiap kali jika Pangeran Kecil pergi belajar,di dekat danau tempat dia selalu lewat, dilihatnya seorang pengail tua yang sedang mengail di danau. Pada suatu hari seperti biasanya, dilihatnya pengail tua itu sedang mengail. Pangeran Kecil memberanikan diri untuk bertanya.
“Hai, Pak Tua! Apakah yang sedang Anda kerjakan di situ?” Mendengar sapaan itu, si pengail tua menjawab, “Kalau kamu sudah tau apa yang saya lakukan, mengapa harus bertanya lagi?”
Pangeran Kecil kemudian mendekatinya. Di sana dilihatnya bahwa pengail Pak Tua itu tanpa ada umpannya dan mata kailnya.
Maka dengan penuh keheranan bertanyalah Pangeran Kecil, “Wah, Pak Tua! Bagaimana mungkin Anda dapat memperoleh ikan, jika pancing Anda tidak ada umpan dan mata kailnya?”
“Hai, anak muda!” jawab Pak Tua.
“Jika kamu benar-benar menginginkannya, hal itu tentu bisa terjadi!”
Pangeran Kecil kemudian pergi tanpa banyak bertanya. Waktu terus berlalu.Pada suatu hari seperti biasanya, sang Pangeran akan pergi belajar. Di dekat danau, Pangeran bertemu lagi dengan pengail tua itu. Melihat Pangeran Kecil, pengail tua itu berkata, “Anak muda! Ketauilah, kamu hanya dikarunia usia yang sangat pendek. Hanya sampai usia 15 tahun saja!”
Belum sempat Pangeran Kecil bertanya, pengail tua itu sudah pergi. Pangeran Kecil duduk terpaku di situ, merenungkan hal yang akan terjadi pada dirinya. Pada hari itu ia membatalkan niatnya untuk belajar.Dan pulanglah dia ke istana. Di istana diceritakannya semua yang baru dialaminya kepada ayahanda Kaisar. Mendengar cerita itu, Kaisar bersabda pada kepada Pangeran Kecil.
“Anakku, semua yang kau ceritakan itu, pastilah benar adanya. Dan seperti katamu, Pak Tua itu juga mengatakan bahwa jika kamu benar-benar menginginkan suatu hal, maka itu akan terjadi. Berarti jika kamu ingin berumur panjang, pastilah ada jalannya. Oleh karena itu kembalilah engkau ke pengail tua itu. Dan bertanyalah kepadanya!”
Maka Pangeran Kecil pergi mencari pengail tua itu. Tak berapa lama kemudian Pangeran Kecil menemukan pengail itu. “Wahai Pak Tua,” kata Pangeran.
“Tolonglah saya! Bagaimana caranya agar umur saya diperpanjang?”
Setelah berdiam sesaat Pak Tua itu pun menjawab, “Pergilah engkau ke Gunung Chang. Di puncak gunung itu ada 2 orang yang sedang bermain catur. Kedua orang itu adalah Shih dan Sheh, dewa kelahiran dan dewa kematian. Mintalah kepada mereka. Tapi jangan menunggu sampai permainan mereka selesai. Sebab permainan itu akan memakan waktu 6 tahun! Pergilah ke sana dengan membawa botol arak!”
Setelah mengucapkan terima kasih,maka kembalilah Pangeran Kecil keisatana. Ia ceritakan semua yang dikatakan pengail tua itu kepada ayahandanya. “Sebaiknya, sekarang juga kau pergi Gunung Chang. Jangan lupa kau bawa perbekalanmu!” sabda Kaisar.
Setelah mengadakan persiapan, maka berangkatlah Pangeran Kecil ke Gunung Chang sendiri. Perjalanan ke puncak Gunung Chang tidaklah mudah. Banyak rintangan yang dijumpainya. Namun karena tekadnya sudah bulat, akhirnya dia mencapai puncak gunung itu. Disana dilihatnya kedua dewa Shih dan Sheh sedang bermain catur.
Pangeran meletakkan kedua botol arak itu di dekat mereka. Langsung saja arak itu diminum oleh kedua dewa itu. Sedang diri Pangeran Kecil tidak mereka perdulikan sama sekali. Kemudian Pangeran Kecil berlutut ke tanah sambil memohon, “Dewa Shih dan Sheh, tolonglah hambamu ini! Dewa Shih dan Sheh, tolonglah hambamu ini!…”
Pangeran Kecil terus saja berkata berulang-ulang. Hingga Dewa Sheh merasa kesal dan berkata, “Shih, coba tanyakan apa yang dinginkan anak itu!”
Kemudian kedua dewa menoleh pada Pangeran Kecil, “Anak kecil, apa yang kau inginkan disini?” tanya Dewa Shih.
“Dewa Shih dan Sheh, tolonglah agar saya dapat berumur panjang,” mohon Pangeran Kecil.
“Oh, hanya itu,” kata Dewa Sheh.
“Dengarlah umurmu tidak hanya 15 tahun. Umurmu akan aku tambah hingga menjadi 150 tahun!”
“Terima kasih Dewa Sheh!” kata Pangeran Kecil.
“Nah, sekarang pulanglah!” kata kedua dewa itu.
Maka pulanglah Pangeran Kecil ke istana dan langsung menemui ayahnya. Diceritakan apa yang dialaminya kepada sang Kaisar. Sang Kaisar pun merasa bahagia. Dan sejak itu pula Pangeran Kecil tidak pernah lagi berjumpa dengan pengail tua itu. Beberapa tahun kemudian, setelah ayahandanya mangkat. Pangeran Kecil Pin Hwa menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Kaisar. Ia pun memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.
Home »
Kisah Tiongkok
» Pangeran Kecil Yang Meminta Berumur Panjang
Pangeran Kecil Yang Meminta Berumur Panjang
Written By Regina Kim on Selasa, 26 Juni 2012 | 03.35
Label:
Kisah Tiongkok
Diberdayakan oleh Blogger.
Posting Komentar