Latest Post
00.33
Boneka anjing kecil itu memang sungguh lucu dan menggemaskan. Dengan dibekali dua baterai di dalamnya, ia bisa bergerak ke depan dan ke belakang sambil mengeluarkan suara yang rada unik. Lehernya yang fleksibel, bisa bergerak manggut manggut dan matanya yang dapat bersinar sinar seiring dengan suara dan gerakannya membuat ia menjadi mainan yang sangat disukai Shanza yang masih berumur hampir empat bulan itu. Harganya pun terbilang sangat murah. Hanya dengan uang satu lembar lima puluh ribuan Rupiah, kita sudah dapat membawa pulang mainan tersebut sampai ke rumah.
Sebenarnya boneka anjing kecil itu bukanlah satu satunya barang jualan yang dijajakan di lantai dasar sebuah mall di Jakarta Selatan tersebut. Ada banyak mainan mainan lain, di antaranya adalah boneka kelinci yang berdiri dan dapat menggerak gerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan lucunya sambil diiringi suara suara yang unik juga. Dua jenis mainan ini nampaknya menjadi primadona bagi Shanza sampai sampai ia tidak mau berhenti memandangi boneka yang bergerak gerak tersebut. Dan kami pun menjadi tertarik untuk membeli dan membawa boneka anjing tersebut ke rumah.
Sesampai di rumah, walaupun dalam suasana capek dan sudah lumayan malam, boneka anjing kembali dimainkan. Kontan, suasana rumah seakan menjadi heboh dan larut dalam kegembiraan melihat mimik muka Shanza yang tersenyum-senyum dan memandangi boneka tersebut dengan rasa aneh dan seperti penasaran. Kami sekeluarga tidak henti hentinya menertawakan setiap kejadian yang lucu dan langka tersebut. Tawa semakin pecah ketika Shanza menendang boneka yang berjalan menghampiri kakinya sampai sampai boneka tersebut terguling tidak berdaya. Saking senangnya sampai sampai kami tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukan pukul 21.30.
RENUNGAN :
Kisah tadi adalah sekelumit contoh bahwa untuk menjadi bahagia, kita sebenarnya tidak perlu menunggu suatu momentum yang khusus dan besar seperti mendapat hadiah undian, kenaikan gaji, pangkat, jabatan, atau ketika berhasil memiliki rumah baru, mobil baru, atau pencapaian pencapaian lainnya. Sejatinya setiap orang dapat menjadi bahagia kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Namun demikian, seringkali kita sendirilah yang menjadikan kondisi-kondisi yang sedang kita alami sebagai penghalang menggapai kebahagiaan tersebut. Status rumah yangmasih ngontrak lah, rumah masih sempit lah, masih pegawai rendahan lah, penghasilan kecil pas pasan lah, belum punya mobil lah, belum memiliki anak lah, anak-anak masih pada bandel lah, gaji tidak naik naik lah, jabatan tidak dipromosi lah, dan banyak kondisi kondisi lain yang seolah olah menjadi penghalang untuk menjadi bahagia. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa hal-hal di atas adalah sangat penting bagi setiap orang, namun menjadikannya sebagai penghalang kebahagiaan adalah sikap yang kurang tepat.
Keputusan untuk menjadi bahagia sebenarnya ada di tangan kita sendiri. Seperti apa yang disampaikan oleh Benjamin Franklin di atas, bahwa kebahagiaan sangat tergantung dari pengaturan-pengaturan di dalam batin/pikiran kita dan bukan tergantung dari hal hal di luar kita. Jadi sekali lagi, putuskanlah untuk menjadi bahagia sekarang juga. Perbanyaklah "mainan mainan kebahagiaan" di dalam diri dan keluarga kita yang membuat kita senantiasa bersyukur atas karunia Tuhan. Dan untuk menjadi orang yang bersyukur dan bahagia, fokuslah pada apa saja yang sudah kita miliki, bukan pada apa apa yang belum kita miliki.
KISAH BONEKA ANJING KECIL
Written By Regina Kim on Jumat, 31 Juli 2015 | 00.33
Boneka anjing kecil itu memang sungguh lucu dan menggemaskan. Dengan dibekali dua baterai di dalamnya, ia bisa bergerak ke depan dan ke belakang sambil mengeluarkan suara yang rada unik. Lehernya yang fleksibel, bisa bergerak manggut manggut dan matanya yang dapat bersinar sinar seiring dengan suara dan gerakannya membuat ia menjadi mainan yang sangat disukai Shanza yang masih berumur hampir empat bulan itu. Harganya pun terbilang sangat murah. Hanya dengan uang satu lembar lima puluh ribuan Rupiah, kita sudah dapat membawa pulang mainan tersebut sampai ke rumah.
Sebenarnya boneka anjing kecil itu bukanlah satu satunya barang jualan yang dijajakan di lantai dasar sebuah mall di Jakarta Selatan tersebut. Ada banyak mainan mainan lain, di antaranya adalah boneka kelinci yang berdiri dan dapat menggerak gerakan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan lucunya sambil diiringi suara suara yang unik juga. Dua jenis mainan ini nampaknya menjadi primadona bagi Shanza sampai sampai ia tidak mau berhenti memandangi boneka yang bergerak gerak tersebut. Dan kami pun menjadi tertarik untuk membeli dan membawa boneka anjing tersebut ke rumah.
Sesampai di rumah, walaupun dalam suasana capek dan sudah lumayan malam, boneka anjing kembali dimainkan. Kontan, suasana rumah seakan menjadi heboh dan larut dalam kegembiraan melihat mimik muka Shanza yang tersenyum-senyum dan memandangi boneka tersebut dengan rasa aneh dan seperti penasaran. Kami sekeluarga tidak henti hentinya menertawakan setiap kejadian yang lucu dan langka tersebut. Tawa semakin pecah ketika Shanza menendang boneka yang berjalan menghampiri kakinya sampai sampai boneka tersebut terguling tidak berdaya. Saking senangnya sampai sampai kami tidak sadar bahwa waktu sudah menunjukan pukul 21.30.
RENUNGAN :
Kisah tadi adalah sekelumit contoh bahwa untuk menjadi bahagia, kita sebenarnya tidak perlu menunggu suatu momentum yang khusus dan besar seperti mendapat hadiah undian, kenaikan gaji, pangkat, jabatan, atau ketika berhasil memiliki rumah baru, mobil baru, atau pencapaian pencapaian lainnya. Sejatinya setiap orang dapat menjadi bahagia kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Namun demikian, seringkali kita sendirilah yang menjadikan kondisi-kondisi yang sedang kita alami sebagai penghalang menggapai kebahagiaan tersebut. Status rumah yangmasih ngontrak lah, rumah masih sempit lah, masih pegawai rendahan lah, penghasilan kecil pas pasan lah, belum punya mobil lah, belum memiliki anak lah, anak-anak masih pada bandel lah, gaji tidak naik naik lah, jabatan tidak dipromosi lah, dan banyak kondisi kondisi lain yang seolah olah menjadi penghalang untuk menjadi bahagia. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa hal-hal di atas adalah sangat penting bagi setiap orang, namun menjadikannya sebagai penghalang kebahagiaan adalah sikap yang kurang tepat.
Keputusan untuk menjadi bahagia sebenarnya ada di tangan kita sendiri. Seperti apa yang disampaikan oleh Benjamin Franklin di atas, bahwa kebahagiaan sangat tergantung dari pengaturan-pengaturan di dalam batin/pikiran kita dan bukan tergantung dari hal hal di luar kita. Jadi sekali lagi, putuskanlah untuk menjadi bahagia sekarang juga. Perbanyaklah "mainan mainan kebahagiaan" di dalam diri dan keluarga kita yang membuat kita senantiasa bersyukur atas karunia Tuhan. Dan untuk menjadi orang yang bersyukur dan bahagia, fokuslah pada apa saja yang sudah kita miliki, bukan pada apa apa yang belum kita miliki.
Label:
kisah Bijak
Diberdayakan oleh Blogger.