Sebuah kehadiran berdiri di belakang mu, yang kau kenali tanpa kau lihat, yang kau rasa tanpa kau sentuh, dan yang kau hirup kegagahannya tanpa memeluknya; dan kemudian kau menghadapnya tanpa berputar.
Dan kau rasakan getaran di dinding dada mu, pipa nafas mu menyempit karenanya, yang berirama dengan kedalaman suara damai-nya,yang berbicara kepada hati mu ...
Wahai Hati Yang Mencari,
ini yang aku undangkan kepada mu, bahwa Masa yang baru ini harus kau masuki dengan kekuatan yang damai.
Cegahlah semua bibit kelemahan untuk menyertai mu dalam memasuki tahun yang masih bersih, segar, dan indah ini.
Yakinilah, Bila engkau memulainya dengan kelemahan, engkau akan mengakhirinya dengan kekecewaan.
Tahun ini sebetulnya sangat berserah kepada mu. Semangatnya adalah semangat mu,kekuatannya adalah kekuatan mu,
dan keindahannya mengambil semua bahan pembentuknya dari keindahan hati mu.
Bila hati mu mencari,
Janganlah engkau membatasi apa yang dapat Tuhan lakukan untuk mu. Apakah engkau berdoa? Karena doa mu adalah permintaan mu.
Apakah doa mu?
Bila engkau meyakini bahwa Tuhan kita adalah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Kaya, dan Yang Maha Menjawab Permintaan, Mengapakah engkau meminta yang kecil-kecil? Sadarkah engkau bahwa dengan menakar permintaan mu, engkau sebenarnya telah bertindak seolah-olah membatasi kewenangan Tuhan?
Sadarkah kau, bahwa engkau seolah melarang Tuhan untuk menyejahterakan dan membahagiakan mu – lebih baik dari yang sedikit engkau takarkan bagimu dalam permintaan kecil mu itu? Janganlah engkau membatasi apa yang dapat Tuhan lakukan untuk mu. Tugas mu adalah meminta, maka minta-lah. Kemudian pantaskanlah diri mu bagi jawaban dari permintaan mu itu.
Ingatlah bahwa
Sebuah kualitas tidak bisa lepas dari kualitas sebelumnya. Sebuah tahun yang utuh, seperti apa pun yang utuh – memiliki awal, tengah, dan akhir. Tetapi, yang sering kau lupakan adalah bahwa yang tengah itu adalah sebuah proses yang bergantung kepada kualitas tindakan mu, untuk menjadikan akhir-nya juga berkualitas.
Setiap tahun memiliki awalan, tetapi tidak satu pun dari tahun-tahun itu yang mampu kembali ke awalnya. Tidak juga kau.
Engkau tidak akan bisa mencoba kembali hidup di dalam masa lalu mu, tanpa melukai kualitas kehidupan mu hari ini. Tidak ada yang dapat kau lakukan kepada hal-hal yang telah menjadi ‘tadi’, atau yang ‘kemarin’, apalagi yang ‘dulu’.
Engkau juga tidak akan mampu mencoba hidup di dalam impian masa depan mu – sebagai cara untuk melarikan diri dari masa kini mu, tanpa mengabaikan kualitas kehidupan mu hari ini. Seandainya saja engkau mengetahui, bahwa engkau tidak akan mampu mengabaikan kehidupan, karena kehidupan telah mulai menelantarkan mu pada tanda pertama bahwa engkau tidak menghormati kehidupan.
Sekarang, sadarilah bahwa
Setiap hari adalah awal dari kehidupan baru mu. Semua yang ada awalnya menuju kepada akhirnya. Maka pastikanlah bahwa akhir yang sedang kau tuju adalah sebuah akhir yang baik - dengan memastikan bahwa engkau memulai tahun yang baru ini, sebagaimana engkau harus memulai apa pun - yaitu dengan awal yang baik.
Wahai Hati Yang Mencari,
Aku mendengar awal dari bisikan-bisikan kesungguhan baru mu; maka berketetapanlah setelah engkau memutuskan, karena Apa pun yang dimulai dengan kebaikan, akan dimuliakan dengan ujian.
Tetapi engkau sering melihat ujian itu sebagai penyulit bagi perjalanan mu.Ujian itu adalah pemulia bagi mu - bila engkau tulus menerima hukum bahwa upaya adalah pengubah nasib. Kesulitan adalah pengundang bagi upaya yang lebih berkualitas.
Sehingga sebetulnya, bila dalam upaya mu – engkau menemui kesulitan, itu berarti bahwa engkau berhak bagi hasil yang lebih baik daripada yang tadinya engkau tuju; dan para malaikat menghadiahkan kesulitan agar engkau mengupayakan cara-cara yang lebih baik - untuk mencapai yang lebih baik daripada yang tadinya ingin kau capai.
Dan karena Tuhan tidak akan memberikan kepada mu ujian yang berada di luar kemampuan mu untuk menyelesaikannya, dan bila engkau tulus mempercayai Beliau – engkau akan menghibahkan diri mu dalam pekerjaan-pekerjaan menghamba yang mengubah nasib mu.
Tetapi kemudian dalam desah nafas ragu mu, engkau mengingatkan diri mu bahwa kemampuan mu kecil. Lalu seolah engkau sedang berkhotbah, lancar bicara mu merincikan semua alasan mengapa engkau tidak berhak bagi impian-impian yang lebih besar daripada yang bisa dicapai dengan kemampuan kecil mu.
Dan untuk hati mu yang lemah dan melemahkan itu, aku katakan ini kepada mu, bahwa Tuhan kita – sebagai kekasih mu,akan mencukupkan sekecil-kecilnya kemampuan mu untuk menyelesaikan sebesar-besarnya pekerjaan mu.
Bila bukan itu yang Beliau lakukan untuk kekasih-Nya, lalu untuk apakah engkau disebut kekasih Tuhan?
Maka lengkapkanlah upaya mu untuk mengkekasihkan diri mu kepada Tuhan.
Untuk itu,
Apakah yang sudah kau lakukan untuk membahagiakan Tuhan mu ? Apakah selama ini engkau mencari yang membahagiakan mu, dengan cara-cara yang mengabaikan kebahagiaan Tuhan ? Apakah ada kebahagiaan yang tidak datang dari suka cita Tuhan atas sikap, pikiran, dan tindakan mu?
Maka camkanlah ini,
Bila hanya untuk kesenangan – hal-hal yang palsu bisa saja mencukupi; tetapi bila untuk kebahagiaan – engkau tidak bisa menghindari yang benar. Dalam pengertian baik mu, Engkau dapat mengubah apa pun yang selama ini kau kerjakan untuk diri mu yang hasilnya subur bagi keluhan itu – menjadi pekerjaan untuk membahagiakan Tuhan, yang hasilnya adalah upah yang memuliakan dari Beliau.
Apakah kau sadari bahwa
Semua upah adalah upah yang berasal dari persetujuan Tuhan.
Apakah kau sadari bahwa tidak ada orang yang bisa membayar mu kurang atau lebih dari yang telah diijinkan Tuhan untuk kau terima?
Bila engkau memperhatikan,
Tuhan Yang Maha Kaya telah menjadikan beberapa orang di antara kita untuk menjadi juru bayar bagi kita.
Maka janganlah engkau marah kepada juru bayar yang membayar mu kurang, karena keputusan mengenai jumlah yang kau terima kurang itu - ada dalam keputusan di langit.
Dan janganlah juga engkau berlebihan dalam pujian dan terima kasih mu kepada juru bayar yang membayar mu lebih, karena keputusan mengenai jumlah yang kau terima lebih itu - juga ada dalam keputusan di langit.
Bila ada di hati mu perasaan seperti engkau sedang diperlakukan tidak adil, berbicaralah dengan Kekasih mu Yang Maha Pengasih itu.
Di hadapan Tuhan,engkau akan menemukan arti kebebasan yang sebenarnya. Di hadapan Beliau engkau terbebaskan dari semua batasan dan kungkungan. Bila kebingungan dan kesedihan mu memantaskan diri mu untuk sebuah tangisan yang rintihannya rendah dan dalam, … maka menangislah dengan jujur di hadapan Tuhan mu.
Bila masih ada kepalsuan di dalam hati mu, engkau akan bertahan dan tidak mengijinkan diri mu menangis. Tetapi, bila di hadapan Tuhan pun engkau masih berpura-pura, kepada siapa kah engkau dapat berlaku jujur?
Dalam kesedihan dan kegembiraan, ketulusan mu selalu dekat dengan air mata mu. Walaupun pandangan mu terburamkan oleh air mata, sebetulnya hati mu mengerti bahwa Beliau tersenyum penuh kasih menantikan ketulusan hati mu. Tidak ada tangisan yang lebih indah daripada tangisan mu yang telah berserah. Tangisan mu adalah pembuka dari semua kepura-puraan dan kepalsuan mu. Derai tangis mu adalah tanda bahwa engkau telah lama membawa beban berat yang seharusnya telah lama kau serahkan kepada Tuhan mu.
Serahkanlah semua beban mu. Beliau sangat tersanjung menerima semua beban mu; itu sebabnya Beliau kau sebut sebagai Tuhan mu. Beliau telah meminta mu untuk menyerahkan beban mu kepada-Nya, bahkan sebelum engkau mengerti permintaan; tetapi entah mengapa engkau berlaku seperti engkau tidak membutuhkan bantuan.
Tuluslah dalam rembukan mu dengan Tuhan. Engkau tidak dapat keluar dari pertemuan yang tulus dengan Tuhan mu, tanpa menjadi pribadi yang baru, yang lebih baik.
Wahai Hati Yang Mencari, Berserahlah …
Tugas mu adalah melakukan yang terbaik dari yang bisa kau lakukan. Apa pun dampak dan hasil dari upaya mu, ada dalam kewenangan Tuhan mu. Bukan bakat mu, bukan kepandaian mu, dan bukan modal mu yang mengundang Beliau untuk menghadiahi mu dengan kemuliaan dan kelimpahan; tetap kesungguhan mu untuk menatapkan sikap mu ke arah-arah kebaikan, kesungguhan mu untuk mencemerlangkan pikiran mu untuk menemukan pintu-pintu kebaikan, dan kesungguhan mu untuk menetapkan tindakan mu di jalan-jalan kebaikan.
Tidakkah engkau memikirkan,bahwa Jalan-jalan kebaikan adalah jalan Tuhan.Dan bila engkau berjalan di jalan kebaikan, engkau berjalan bersama Tuhan. Maka, berketetapanlah setelah engkau memutuskan untuk bersikap baik, berpikiran baik, dan untuk bertindak yang baik; lalu,
Wahai Hati Yang Mencari,
Setia lah kepada yang benar, karena Apa pun yang dimulai dengan keburukan, akan diperbaiki dengan kesulitan.
Tuhan Yang Maha Memelihara tidak akan membiarkan kita berlaku salah tanpa diingatkan bahwa kita perlu memperbaiki diri. Kesulitan yang dihadiahkan kepada pribadi yang baik – sebagai cara untuk lebih memuliakannya; juga dihadiahkan kepada pribadi yang sedang salah – sebagai cara untuk membuatnya membenci keburukan dan merindukan kedamaian dari berlaku dalam kebaikan. Lalu, dengan pengertian ini – apakah engkau masih membenci kesulitan?
Apakah engkau masih merasa pantas untuk mengeluh? Sekarang, tersenyumlah bersama ku,Bukankah pengertian ini semakin memperdalam cinta kita kepada Tuhan? Bukankah sekarang – lebih mudah bagi mu untuk bersabar?
Sudah jelaskah bagi mu sekarang, bahwa kesabaran itu bukanlah sifat, tetapi akibat? Bila engkau mengerti, engkau akan bersabar.
Bila engkau bersabar, engkau akan dikasihi Tuhan; karena kesabaran mu datang dari pengertian mu, dan pengertian mu datang dari keberserahan mu kepada Tuhan. Maka berketetapanlah setelah engkau memutuskan,
karena Di awal dari masa-masa yang kejelasannya masih terselubung,tugas mu adalah untuk memulai.
Janganlah engkau tercegah dari memulai sesuatu yang baik, hanya karena belum lengkap pengetahuan mu tentang hal itu. Lakukanlah, karena di dalam melakukannya itu lah engkau akan dibuat mengetahui.
Dan di dalam melakukannya itu lah, para malaikat akan meletakkan yang kau cari - di hadapan langkah mu, agar engkau menemukannya.
Sehingga sebetulnya, Wahai Hati Yang Mencari,
Tidak ada kuasa mu untuk menemukan, kecuali di buat menemukan.Engkau tidak akan mampu menemukan yang kau cari, tanpa dibuat menemukan yang kau cari. Maka jadikanlah diri mu pribadi yang diutamakan, agar diutamakan penemuan-penemuan mu.
Yang sekarang harus kau mengerti dengan lebih baik, adalah tujuan dari pengutamaan mu. Engkau diutamakan agar engkau menjadi Peneladan Kebaikan, Penganjur Kebaikan, dan menjadi Pengharus Kebaikan.
Di dalam pengertian itulah terurutkan tempat-tempat naik mu. Dan engkau tidak akan dinaikkan tanpa pemeliharaan untuk menjadi yang berwenang di tempat-tempat tugas mu.
Maka mulailah di masa yang baru ini, untuk menjadi Peneladan Kebaikan, untuk kemudian naik menjadi Penganjur Kebaikan, dan kemudian untuk menjadi Pengharus kesetiaan kepada Kebaikan.
Kemudian sadarilah,
bahwa dalam tugas mu sebagai Pengharus Kebaikan – engkau tidak terbebaskan dari keharusan untuk tetap menjadi Peneladan Kebaikan, karena tanpanya – engkau tidak akan bertenaga sebagai Penganjur Kebaikan,
dan kehilangan kepantasan untuk menjadi Pengharus Kebaikan.
Wahai Hati Yang Mencari,
Karena tidak ada kebaikan yang sekecil apa pun yang tidak tercatat bagi pengenalan yang adil, maka Tuhan mu tidak akan menyia-nyiakan upaya mu untuk menjadikan diri mu bernilai. Bila engkau tulus dalam pencarian mu, dan tidak menghalangi sinar-sinar yang menerangi pengertian mu, engkau akan segera menyadari bahwa sebenarnya engkau sedang dalam perjalanan untuk menemukan diri mu sendiri.
Ada pribadi mulia di dalam diri mu itu.
Tetapi penampilannya sering terbelakangkan oleh kepentingan- kepentingan mu yang tidak penting, oleh kekhawatiran mu untuk upah-upah kecil, dan oleh ketakutan mu akan ketertinggalan dari orang-orang tidak jujur.
Sadarilah bahwa ketulusan mu adalah sinar yang membuat mu melihat semua penghalang kebaikan itu sebagai fatamorgana yang memperdaya.
Wahai Hati Yang Mencari,
Sebetulnya engkau sedang mencari pribadi mulia mu sendiri, yang akan kau temukan dalam derajat-derajat yang bertingkat. Dalam tahun-tahun yang meningkat di dalam kehidupan mu, tingkatkanlah nilai diri mu agar terpantaskan bagi mu kemuliaan sebagai Peneladan Kebaikan, sebagai Penganjur Kebaikan, dan sebagai Pengharus Kebaikan.
Nilai diri mu adalah alasan bagi peningkatan derajat mu.
Posting Komentar