Alkisah ada 1 keluarga selalu mengalami keributan dari suami isteri, lalu mencoba datang menghadap kepada Master Zen untuk meminta pencerahan.
Sang Istri berkata:
“Master, kami sudah lama menikah, anakpun sudah besar-besar, tetapi rumah tangga kami selalu dirundung masalah, keributan dan ketidakcocokan selalu terjadi setiap hari, Saya sebagai istri ingin bercerai dengan suami saya, dan hendak mencari pasangan hidup yang baru, mohon pencerahan dari Master.”
Sang Suami tidak mau kalah berkata:
“Master yang bijaksana, bagaimana saya tidak sabar, setiap hari perlakuan istri saya berkata kasar, tidak peduli dengan keadaan saya sebagai kepala keluarga, saya dengan tulus mencari nafkah demi semua keperluan rumah tangga dan anak-anak tercinta, saya selalu setia walau berat dengan setiap hari karena tuntutan istri yang selalu dirundung kekurangan dan kekurangan untuk biaya hidup, saya juga ingin bercerai, bagaimana pendapat Master?”
Master Zen berkata:
”Apapun keputusan yang kalian ambil, SEMUA HANYA AKAN MENJADI PENYESALAN, Silakan pulang dan Hidup Bahagia”
Mereka tidak puas, dan berkata: ”Mengapa demikian?”
Master Zen pun berkata:
”Bila saya menyetujui kalian bercerai, maka kamu sebagai isteri, akan menderita, setiap saat bermandikan air mata PENYESALAN, selama ini telah hidup bersama dengan suka duka, membesarkan anak dengan susah payah, karena hal-hal NEGATIF yang selalu terlihat melupakan hal yang POSITIF dari suamimu kemudian bercerai dan harus menghadapi segala persoalan sendiri, mengerjakan semua sendiri, kamu akan selalu menyalahkan diri sendiri.
Kamu selalu akan berpikir tentang semua kekuranganmu dan akan MENYESALI perceraian ini, mengapa dahulu tidak mau berubah, mengapa tidak lebih sabar menghadapi istri dan memaafkan semua kesalahannya, mengapa tidak mencoba memperbaiki hubungan ini dan memberikan perhatian yang lebih kepadanya.”
”Kamu sebagai istri, mungkin akan memperoleh kebahagiaan yang baru dengan pilihanmu sendiri, selama belum terjadi masalah baru, maka semua akan terlihat baik-baik saja, benarkah?
Semua kondisi kehidupan memiliki dua sisi positif dan negatif, begitu muncul persoalan-persoalan dalam hidupmu yang baru, apakah kau tetap bahagia?
Apakah tidak akan muncul PENYESALAN? Mengapa telah mengecewakan orang yang kau telah nikahi dan menemanimu selama ini, meninggalkan anak demi kepuasan sesaat, masalah yang sama akan kembali hadir, dan masalahmu akan menjadi bertambah, kekecewaan dan penyesalahan akan muncul di hari tuamu, melihat sikap benci yang terpancar dari anak-anakmu terhadap kamu, Jadi PENYESALAN pasti akan ada.
”Bila aku mencegah kalian untuk tidak BERCERAI, maka PENYESALAN pun akan ada, karena kalian akan pulang sekarang, dan kemudian hari akan terulang semua hal yang sama, dan kalian akan menyalahkan saya karena tidak mencegah kalian untuk bercerai, Kalian tetap tidak akan puas, karena dalam pikiran kalian hanya ada KATA CERAI, tidak ada kata BERUBAH bahkan kata CINTA pun telah lenyap dari pikiran kalian, dan yang pasti kalian tetap hidup dalam KETIDAKPUASAN, dan tidak ada jalan keluarnya”
”PULANGLAH DENGAN BAHAGIA!”
Kesimpulan :
”Kebanyakan orang TIDAK PUAS dengan apa yang telah DIPILIHNYA”
”Ketika kalian memilih seseorang untuk menjadi pendamping hidup kalian, tentu melewati proses yang tidak mudah, bila semua berjalan baik-baik saja, hidup kalian akan bahagia, tetapi begitu muncul segala macam masalah, maka pikiran yang muncul adalah SEANDAINYA…., SEHARUSNYA…., BILA PADA AWALNYA… semua akan membawa ingatan kalian pada pilihan yang dulu telah tersedia.
Dan kalian akan menyalahkan keadaan, menyalahkan kondisi, menyalahkan diri sendiri. Mengapa memilihnya tidak memilih yang satunya?”
”Sama seperti memilih membeli barang dari tersedianya pilihan, ketika kita mengambil keputusan untuk membelinya, dan kemudian terjadi KETIDAKPUASAN, maka akan segera berpikir seandainya dulu saya memilih yang satunya.”
Padahal bila kita memilih pilihan yang lain itu sendiri, belum tentu juga bahagia, pasti akan kembali terulang hal yang sama, karena pada dasarnya sifat KETIDAKPUASAN itu selalu ada dalam pikiran kita.”
”Yang salah bukan pilihannya, yang salah adalah PIKIRAN dan SIFAT orang yang memilihnya, yang tidak pernah memiliki rasa PUAS dan BERSYUKUR dengan apa yang telah didapatkannya.
Dari pada memilih lagi, lebih baik menjaga apa yang telah ada, merawat yang telah terjalin, dan memperbaiki sesuatu yang perlu diperbaiki.”
”Jadi Pulanglah dengan BAHAGIA, atau Kembalilah bersama-sama membina RUMAH TANGGA YANG BAHAGIA. Saranku CARILAH KEBAHAGIAAN bukan PENDERITAAN.”
Semua kembali pada penilaian masing-masing, kebijaksanaan masing-masing, seorang Master Zen yang hebat sekalipun tidak dapat menentukan kebahagiaan anda, karena anda sendiri yang dapat membuat diri anda BAHAGIA.