Banyak orang yang ingin mengetahui masa depan. Sebagian orang begitu tak sabarnya menanti apa yang akan terjadi,
karena itu mereka mulal mencari jasa dukun dan peramal. Saya punya peringatan bagi Anda mengenai para peramal: jangan percaya pada peramal yang miskin! Para biksu yang berlatih medltasi dianggap sebagal peramal yang Hebat, tetapi biasanya mereka tidak gampang diajak bekerja sama. Suatu hari, seorang umat yang telah lama menjadi murid Ajahn Chah meminta sang guru besar untuk meramal masa depannya. Ajahn Chah menolak biksu yang baik tidak ramal-meramal.Tetap si murid berkukuh. Dia mengingatkan Ajahn Chah berapa kali sudah Dia memberi derma makanan, berapa banyak dana yang telah dia sumbangkan untuk wihara, dan bagaimana dia menyopiri Ajahn Chah dengan mobil dan biayanya sendiri, mengabaikan keluarga dan pekerjaannya sendiri. Ajahn Chah melihat bahwa orang itu terus bersikeras memohon untuk diramal,jadi dia berkata untuk sekall ini saja dia akan membuat perkecualian terhadap peraturan bahwa biksu tidak boleh meramal. "Mana tanganmu? Sini kulihat telapakmu!” Si murid sangat senang. Ajahn Chah belum pernah membaca telapak tangan murid lainnya. lni spesial. Lagi pula, Ajahn Chah dianggap sebagai orang suci yang punya kemampuan batin yang hebat. Apa pun yang dikatakan oleh Ajahn Chah akan terjadi, pasti akan terjadi. Ajahn Chah menelusuri garis garis telapak tangan si murid dengan jarinya. Setiap beberapa saat, dia bicara sendiri,
"Ooh, ini menarik” atau "Ya, ya, ya" atau "Luar biasa’( Si murid yang malang itu risau dalam penantiannya. Ketika Ajahn Chah selesai, dia melepaskan tangan si murid dan berkata kepadanya, "Murid, berikut ini adalah keadaan masa depanmu!” "Ya, ya," kata si murid dengan cepat. "Dan saya tak pernah salah!"tambah Ajahn Chah.
"Saya tahu, saya tahu. Jadi, bagaimana nasib masa depan saya?" tanya si murid dengan penasaran memuncak.
”Masa depanmu akan tak pasti!" ujar Ajahn Chah. Dan dia tidak Salah.
Posting Komentar