Latest Post

KISAH OPTIMIS DAN PESIMIS (KISAH SINGKAT)

Written By Regina Kim on Rabu, 12 Juni 2013 | 20.35


Alkisah, sebuah perusahaan pembuat sepatu akan mengadakan ekspansi ke daerah Afrika. perusahaan lalu mengutus dua orang untuk mengadakan studi kelayakan serta masalah tenaga kerja.

Beberapa bulan kemudian, mereka pulang dengan membawa dua versi laporan yang berbeda. A:" tak ada gunanya, orang di sini tak pernah memakai sepatu." lalu laporan si B:" orang di sini tidak memiliki sepatu yang harus dipakai."

Dilain kisah, seorang nenek tua yang selalu menangis kalau menjumpai cuaca cerah dan hari hujan. ketika ditanya, ia menjawab: "Putra sulungku berdagang es dan si bungsu menjual payung. kalau cuaca cerah berarti dagangan si bungsu tak laku, sebaliknya kalau hujan, dagangan si sulung tidak laku. maka, setiap hari saya diliputi kerisauan."

"Anda salah nek! seharusnya nenek berbahagia setiap hari. bila langit cerah,dagangan es si sulung akan laku. sebaliknya kalau hujan, dagangan si bungsu akan laku. ini baru benar." Demikianlah semenjak itu, si nenek selalu bahagia, baik hari hujan maupun cuaca cerah.

RENUNGAN :
Sesungguhnya rasa optimis dan pesimis hanya permainan perasaan belaka. sama halnya dengan disuguhkan minuman setengah botol, si pesimis akan berkata: "Ah........hanya tinggal setengah botol." Tapi bagi si optimis:" Tak jelek juga, masih ada sisa setengah botol." Anda tergolong tipe manakah?

Dimanakah letak usia kehidupan manusia? (KISAH SINGKAT)


Suatu ketika, Sang Guru berjalan-jalan bersama para siswaNya. Menyadari kehidupan manusia yang bersifat tidak kekal, maka bertanyalah Sang Guru kepada para siswaNya, "Dimanakah letak usia kehidupan manusia?"

"Dalam kehidupan sehari-hari," jawab salah seorang siswa. "Anda belum menyadarinya." Jawab Sang Guru.

"Pada sesuap nasi", ujar yang lainnya. "Anda juga belum menyadarinya," kata Sang Guru.

"Terletak pada hembusan nafasnya,"jawab siswa terakhir. "Ehm ...... sungguh benar! Anda telah menyadarinya," balas Sang Guru sambil memanggutkan kepala. Selanjutnya Sang Guru menghimbau siswa-siswaNya agar semakin tekun didalam melatih diri untuk mencapai kemajuan bathin.

RENUNGAN :
Ternyata hidup ini hanya tergantung dalam tarikan nafas. Begitu nafas dihembuskan tanpa dapat dihirup kembali, berarti pergilah manusia menemui ajalnya. Pergunakanlah hidup ini dengan berbuat kebajikan, tanpa melewatinya dengan sia-sia. Lebih-lebih jangan bermalas-malasan yang berarti menanam benih yang buruk.

FALSAFAH KAKEK TUA (KISAH SNGKAT)


Tampak seorang kakek tua sedang bersusah payah menggali tanah menanam tumbuhan persik di halaman rumahnya. kebetulan lewat seorang pemuda dan bertanya: "Hai, Pak Tua! Usia anda sudah begitu lanjut, untuk apa lagi bersusah payah membuang tenaga dengan menanam pohon kecil itu, jangankan untuk menikmati hasilnya, untuk melihat pohon itu tumbuh besar mungkin tidak sempat."

Kemudian kakek itu berdiri sembari mengelap peluh dengan tangannya. Dengan roman penuh kewibawaan beliau berkata: "Anak muda, anda belum memahami makna hidup yang paling esensi. saya menanam pohon ini bukanlah hanya semata untuk diriku tapi anak dan teman-teman saya masih sempat bernaung di bawah pohon rindang ini kelak. saat saya sudah meninggal, cucu cucuku nantinya sudah dapat mengecap buahnya yang berlimpah ruah. Masihkah anda mengatakan jerih payahku tak berguna?"

RENUNGAN:
Pepatah : "Yang tua menanam, yang muda menikmati hasilnya. Atau, yang tua merintis jalan, yang muda menapakinya."
Hidup yang paling bermakna adalah turut memikirkan kelangsungan generasi. Kendati hidup hanya puluhan tahun, tapi memiliki nilai yang kekal. Bagaikan membakar sebatang kayu, begitu kayu pertama habis terlalap diikuti lagi oleh kayu kedua. Walau kayu kedua bukan merupakan kayu pertama, tapi yang pertama tetap bertanggung jawab untuk yang kedua, sehingga kontinuitas api tetap berlangsung. Demikian pula dalam kehidupan manusia ini.

KAKEK BERUSIA 4 TAHUN (KISAH SINGKAT)


Alkisah seorang kakek tua yang telah beruban dan gigi yang tanggal. Suatu hari, ada seseorang bertanya kepadanya, "kakek, berapa usia anda sekarang?"
" empat tahun," jawab sang kakek.
"jangan bercanda, kakek sudah tampak begitu tua penuh dengan uban, bagaimana mungkin bisa berusia 4 tahun. Menurut saya, usia kakek hampir memasuki 80 tahun."
"Ah, sungguh disesalkan! kendati usia hampir memasuki 80 tahun, tapi selama tenggang waktu yang begitu panjang ini, saya lewati penuh kehampaan. selama 4 tahun belakangan ini, saya baru menginsafi hukum kebenaran dan terpanggil di dalam membina diri dengan melayani penderitaan umat. 4 tahun ini saya hidup bermakna dan berbahagia, maka saya katakan usiaku baru 4 tahun," jawab sang kakek.

RENUNGAN:
Manusia sekalipun hidup dalam usia panjang, tapi penuh kehampaan, bukankah lebih baik seperti seorang kakek tua yang berusia hampir 80 tahun, tapi hidup bermakna untuk 4 tahun.
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger