Latest Post

KISAH SANG IRI HATI

Written By Regina Kim on Rabu, 30 Januari 2013 | 21.34


Ada seorang pemecah batu yang melihat seorang kaya. Iri dengan kekayaan orang itu, tiba-tiba ia berubah menjadi orang kaya. Ketika ia sedang bepergian dengan keretanya, ia harus memberi jalan kepada seorang pejabat. Iri dengan status pejabat itu, tiba-tiba ia berubah menjadi seorang pejabat.

Ketika ia meneruskan perjalanannya, ia merasakan panas terik matahari. Iri dengan kehebatan matahari, tiba-tiba ia berubah menjadi matahari. Ketika ia sedang bersinar terang, sebuah awan hitam menyelimutinya. Iri dengan selubung awan, tiba-tiba ia berubah menjadi awan. Ketika ia sedang berarak di langit, angin menyapunya. Iri dengan kekuatan angin, tiba-tiba ia berubah menjadi angin.

Ketika ia sedang berhembus, ia tak kuasa menembus gunung. Iri dengan kegagahan gunung, tiba-tiba ia berubah menjadi gunung. Ketika ia sedang bertengger, ia melihat ada orang yang memecahnya. Iri dengan orang itu, tiba-tiba ia terbangun sebagai pemecah batu. Ternyata itu semua hanya mimpi si pemecah batu. Karena kita semua saling terkait dan saling tergantung, tidak ada yang betul-betul lebih tinggi atau lebih rendah. Kehidupan ini baik-baik saja kok... sampai Anda mulai membanding-bandingkan.

Kata Sang Guru: "Rasa berkecukupan adalah kekayaaan terbesar." Pengejaran keuntungan, ketenaran, pujian, dan kesenangan bersifat tiada akhir karena roda kehidupan terus berputar, silih berganti dengan kerugian, ketidaktenaran, celaan, dan penderitaan. Inilah delapan kondisi duniawi yang senantiasa mengombang-ambingkan kita sepanjang hidup.

RENUNGAN:
Kebahagiaan terletak pada kemampuan untuk mengembangkan pikiran dengan seimbang, tidak melekat terhadap delapan kondisi duniawi. Boleh-boleh saja kita menjadi kaya dan terkenal, namun orang bijaksana akan hidup tanpa kemelekatan terhadap delapan kondisi duniawi. Kebahagiaan sejati tidaklah terkondisi oleh apa pun. Be Happy!

KISAH PRIA PENCARI KAYU BAKAR (Diam Pada Saat Yang Tepat)


Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki miskin yang mencari nafkahnya hanya dengan mengumpulkan kayu bakar lalu menjualnya di pasar. Hasil yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan. Bahkan, kadang-kadang tak mencukupi kebutuhannya. Tetapi, ia terkenal sebagai orang yang sabar.

Pada suatu hari, seperti biasanya dia pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Setelah cukup lama dia berhasil mengumpulkan sepikul besar kayu bakar. Ia lalu memikulnya di pundaknya sambil berjalan menuju pasar. Setibanya di pasar ternyata orang-orang sangat ramai dan agak berdesakan. Karena khawatir orang-orang akan terkena ujung kayu yang agak runcing, ia lalu berteriak, "Minggir... minggir! kayu bakar mau lewat!."

Orang-orang pada minggir memberinya jalan dan agar mereka tidak terkena ujung kayu. Sementara, ia terus berteriak mengingatkan orang. Tiba-tiba lewat seorang bangsawan kaya raya di hadapannya tanpa mempedulikan peringatannya. Kontan saja ia kaget sehingga tak sempat menghindarinya.Akibatnya, ujung kayu bakarnya itu tersangkut di baju bangsawan itu dan merobeknya. Bangsawan itu langsung marah-marah kepadanya, dan tak menghiraukan keadaan si penjual kayu bakar itu. Tak puas dengan itu, ia kemudian menyeret lelaki itu ke hadapan hakim. Ia ingin menuntut ganti rugi atas kerusakan bajunya.

Sesampainya di hadapan hakim, orang kaya itu lalu menceritakan kejadiannya serta maksud kedatangannya menghadap dengan si lelaki itu. Hakim itu lalu berkata, "Mungkin ia tidak sengaja." Bangsawan itu membantah. Sementara si lelaki itu diam saja seribu bahasa. Setelah mengajukan beberapa kemungkinan yang selalu dibantah oleh bangsawan itu, akhirnya hakim mengajukan pertanyaan kepada lelaki tukang kayu bakar itu. Namun, setiap kali hakim itu bertanya, ia tak menjawab sama sekali, ia tetap diam. Setelah beberapa pertanyaan yang tak dijawab berlalu, sang hakim akhirnya berkata pada bangsawan itu, "Mungkin orang ini bisu, sehingga dia tidak bisa memperingatkanmu ketika di pasar tadi."

Bangsawan itu agak geram mendengar perkataan hakim itu. Ia lalu berkata,"Tidak mungkin! Ia tidak bisu wahai hakim. Aku mendengarnya berteriak dipasar tadi. Tidak mungkin sekarang ia bisu!" dengan nada sedikit emosi."Pokoknya saya tetap minta ganti," lanjutnya.

Dengan tenang sambil tersenyum, sang hakim berkata, "Kalau engkau mendengar teriakannya, mengapa engkau tidak minggir?" Jika ia sudah memperingatkan, berarti ia tidak bersalah. Anda yang kurang memperdulikan peringatannya."

Mendengar keputusan hakim itu, bangsawan itu hanya bisa diam dan bingung. Ia baru menyadari ucapannya ternyata menjadi bumerang baginya. Akhirnya ia pun pergi. Dan, lelaki tukang kayu bakar itu pun pergi. Ia selamat dari tuduhan dan tuntutan bangsawan itu dengan hanya diam.

Kisah Dr.Flemming (Kisah hukum tabur tuai)


Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan di tengah hutan,tiba-tiba ia mendengar jeritan minta tolong.

Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengan dia sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang, semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok.

Pemuda yang pertama tadi hendak sekuat tenaga memberikan pertolongannya, dengan susah payah pemuda yang terperosok itu dapat di selamatkan.Pemuda yang pertama memapah pemuda yang terperosok ini pulang kerumahnya.

Ternyata rumah si pemuda kedua sangat bagus, besar, megah, dan mewah. Ayah pemuda ini sangat berterima kasih atas pertolongan yang diberikan kepada anaknya, dan hendak memberikan uang, pemuda yang pertama ini menolak pemberian tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain yang dalam kesusahan.

Sejak kejadian ini mereka menjalin persahabatan. Si pemuda pertama adalah seorang yang miskin, sedangkan si pemuda kedua adalah bangsawan yang kaya raya. Si pemuda yang miskin ini mempunyai cita-cita untuk menjadi dokter, namun ia tidak mempunyai biaya untuk kuliah.

Tetapi,ada seorang yang murah hati, yaitu ayah dari pemuda bangsawan itu. Ia memberi beasiswa sampai akhirnya meraih gelar dokter.

Pemuda miskin yang menjadi dokter ini ini kemudian dikenal dengan nama Dr. Fleming. Penemu obat Penisilin.

Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang, ia terluka parah sehingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karena infeksi.

Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi. Para dokter mendengar tentang penisilin penemuan Dr.Fleming dan mereka menyuntik dengan penisilin yang merupakan obat penemuan baru.

Berangsur-angsur demam akibat infeksi itu reda dan si pemuda bangsawan akhirnya sembuh.Pemuda bangsawan yang berkarir di militer ini dikenal dunia dengan nama Winston Churchill.

Perdana Menteri Inggris yang termasyhur itu.Fleming menabur kebaikan dan menuai kebaikan pula.

Ia menjadi dokter.Fleming menemukan penisilin yang akhirnya menolong jiwa Churchil.

PESAN BIJAK DARI BEBERAPA MACAM BUAH-BUAHAN (Wise Message From All Kind Of Fruits)


Jadilah seperti jagung, jangan seperti jambu monyet.Jagung membungkus bijinya yang banyak,sedangkan jambu monyet memamerkan bijinya yang cuma satu-satunya.
Artinya : Jangan suka pamer kelebihan... kaya' jambu mete punya satu biji aja sombong

Jadilah seperti durian, jangan seperti kedondong Walaupun luarnya penuh kulit yang tajam, tetapi dalamnya lembut dan manis. hmmmm, beda dengan kedondong, luarnya mulus, rasanya agak asem dan di dalamnya ada biji yang berduri.
Artinya : Don't judge the Book by it's cover..

Jadilah seperti bengkoang.Walaupun hidup dalam kompos sampah, tetapi umbi isinya putih bersih.
Artinya : Jagalah hatimu jangan kau nodai.

Jadilah seperti tandan pete, bukan seperti tandan rambutan.Tandan pete membagi makanan sama rata ke biji
petenya, semua seimbang, tidak seperti rambutan..ada yang kecil ada yang gede.
Artinya : Selalu adil dalam bersikap.

Jadilah seperti cabe.Makin tua makin pedas.
Artinya : Makin tua makin bijaksana.*oh sangkain bandot tua makin tua makin menjadi jadi hohoho...*

Jadilah seperti buah kelapa Selain buahnya, semua bagian pohon kelapa mulai dari batang, ranting, daunnya bisa bermanfaat bagi siapa saja
Artinya : Berikan yang terbaik dan bermanfaat bagi semua orang.

KISAH 2 ORANG INDIA DI PEGUNUNGAN HIMALAYA (HUKUM TABUR TUAI)


Ada dua orang India sedang mengarungi badai salju di pegunungan Himalaya. Mereka berjalan dengan susah payah karena udara yang sangat dingin terasa sampai ke sumsum tulang dan terpaan angin dingin juga menambah beratnya perjalanan mereka. Di tengah perjalanan tiba-tiba mereka bertemu dengan seorang laki-laki yang tergeletak di pinggir jalan. Karena kasihan melihat keadaan orang itu, orang India yang pertama berkata kepada temannya, " Orang ini masih hidup. Kasihan sekali kalau dia dibiarkan tergeletak di sini, dia pasti akan meninggal, mari kita tolong dia." Tapi temannya menjawab," Bagaimana kita bisa menolongnya kalau membawa diri sendiri saja sudah sangat susah di tengah badai seperti ini. Kalau kau ingin membawanya, silahkan, tapi aku tidak akan menolongmu."

Maka orang yang pertama dengan sangat susah payah memanggul tubuh orang yang tak berdaya itu sedangkan temannya lebih dulu melanjutkan perjalanan sendirian. Orang India yang pertama memang pada awalnya merasa perjalannya sangat berat karena beratnya tubuh orang yang dipanggulnya itu, tapi lama kelamaan ia tidak terlalu merasa kedinginan lagi karena kehangatan tubuh orang yang dipanggulnya itu juga menjalar ke tubuhnya, maka ia terus berjalan dengan pelan-pelan.

Kemudian di tepi perjalanan, dia melihat satu orang lagi yang tergeletak di tengah jalan, ketika ia memperhatikan lebih dekat orang itu sudah meninggal dunia dan dia adalah teman seperjalanannya tadi. Jadi karena tidak tahan terhadap cuaca yang sangat dingin itu, temannya itu akhirnya meninggal dunia karena kedinginan, sedangkan ia tertolong oleh panas tubuh orang yang ditolongnya itu.

RENUNGAN:
Dalam kehidupan ini kadang kita selalu berpikir untuk diri kita sendiri saja kekurangan apalagi harus menolong orang lain, itulah yang selalu dialami semua orang bila merasa diri selalu kekurangan. Maka dari itu buatlah kita selalu positif thinking dan segala sesuatunya akan menjadi indah dan hidup kita bahagia tanpa ada rasa kekurangan. (control your mind)

STATUE OF LIFE (PATUNG KEHIDUPAN)

Written By Regina Kim on Rabu, 23 Januari 2013 | 03.49


Suatu ketika, hiduplah seorang pematung. Pematung ini, bekerja pada seorang raja yang masyhur dengan tanah kekuasaannya. Wilayah pemerintahannya sangatlah luas. Hal itu membuat siapapun yang mengenalnya, menaruh hormat pada raja ini. Sang pematung, sudah lama sekali bekerja pada raja ini. Tugasnya adalah membuat patung-patung yang diletakkan menghiasi taman-taman istana. Pahatannya indah, karena itulah, ia menjadi kepercayaan raja itu sejak lama.Ada banyak raja-raja sahabat yang mengagumi keindahan pahatannya saat mengunjungi taman istana.

Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar. Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya. Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah. Patung-patung keluarga raja akan di letakkan di tengah taman istana, sementara patung prajurit dan pembantunya akan diletakkan disekeliling taman. Baginda ingin, patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya. Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam. Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai. Sang Raja kemudian datang memeriksatugas yang di perintahkannya. "Bagus. Bagus sekali," ujar sang Raja."Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri, untuk melengkapi monumen ini."

Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali. Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri. Namun sayang,pahatannya tak halus. Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi.Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus, kalau hanya untuk diletakkan di luar taman. Patung itu akan lebih sering terkena hujan dan panas, ucapnya dalam hati, pasti, akan cepat rusak. Waktu yang dimintapun telah usai. Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung. Ia pun puas.

Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya.Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku? Padahal, akuingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku. Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya, dan menempatkan mu bersama patung prajurit yang lain di depan sana. Menyesal dengan perrbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah. Patung dirinya, hanya bisa hadir di depan, terkena panas dan hujan, seperti harapan yang dimilikinya.

RENUNGAN:
Dear All, seperti apakah kita menghargai diri sendiri? Seperti apakah kita bercermin pada diri kita? Bagaimanakah kita menempatkan kebanggaan atas diri kita? Ada kalanya memang, ada orang-orang yang selalu pesimis dengan dirinya sendiri. Mereka, kerap memandang rendah kemuliaan yang mereka miliki. Namun, apakah kita mau dimasukkan ke dalam bagian itu. Saya percaya, tak banyak orang yang menghendaki dirinya mau dimasukkan sebagai orang yang pesimis. Kita akan lebih suka menjadi orang yang bernilai lebih. Sebab,Tuhan pun menciptakan kita tak dengan cara yang main-main. Tuhan menciptakan kita dengan kemuliaan mahluk yang sempurna.

Dan teman, sesungguhnya, kita sedang memahat patung diri kita saat ini. Tapi patung seperti apakah yang sedang kita buat? Patung yang kasar, yang tak halus pahatannya, ataukah patung yang indah, yang memancarkan kemuliaan-Nya? Patung yang bernilai mahal, yang menjadi hiasan Memang, tak ada yang tahu akan ditempatkan dimana patung-patung diri kita kelak. Karena hanya Tuhan lah Maha Tahu. Karenanya, bentuklah patung-patung itu dengan indah. Pahatlah dengan halus, agar kita bisa ditempatkan ditempat yang terbaik, di sisi-Nya. Poleslah setiap sisinya dengan kearifan budi, dan kebijakan hati, agar memancarkan keindahan.Susuri setiap lekuknya dengan kesabaran, dan keikhlasan. Pahatan yang kita torehkan saat ini, akan menentukan tempat kita di akhirat kelak. Bentuklah "patung" diri Anda dengan indah!

KISAH ORANG KAYA DAN ORANG MISKIN BERTEMU DISURGA


Alkisah, di suatu negeri pernah hidup seorang kaya raya, yang rajin beribadah dan beramal. Meski kaya raya, ia tak sombong atau membanggakan kekayaannya. Kekayaannya digunakan untuk membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dantetangga-tetangganya yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya. Di musim paceklik, ia membagikan bahan pangan dari kebunnya yang berhektar-hektar kepada banyak orang yang kesusahan. Salah satu yang sering dibantu adalah seorang tetangganya yang miskin.

Dikisahkan, sesudah meninggal, berkat banyaknya amal,si orang kaya ini pun masuk surga. Secara tak terduga,di surga yang sama, ia bertemu dengan mantan tetangganya yang miskin dulu. Ia pun menyapa. "Apa kabar, sobat! Sungguh tak terduga, bisa bertemu kamu di sini," ujar si kaya."Mengapa tidak? Bukankah Tuhan memberikan surga pada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa memandang kaya dan miskin?" jawab si miskin. "Jangan salah paham, sobat. Tentu saja aku paham,Tuhan Maha Pengasih kepada semua umat-Nya tanpa memandang kaya-miskin. Cuma aku ingin tahu, amalanapakah yang telah kau lakukan sehingga mendapat karunia surga ini?" "Oh, sederhana saja. Aku mendapat pahala atas amalanmembangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya...."

"Bagaimana itu mungkin?" ujar si kaya, heran."Bukankah waktu di dunia dulu kamu sangat miskin. Bahkan seingatku, untuk nafkah hidup sehari-hari saja kamu harus berutang kanan-kiri?" "Ucapanmu memang benar," jawab si miskin. "Cuma waktu di dunia dulu, aku sering berdoa: Oh, Tuhan! Seandainya aku diberi kekayaan materi seperti tetanggaku yang kaya itu, aku berniat membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara,kerabat dan tetangga yang miskin dan banyak amal lainnya. Tapi apapun yang kau berikan untukku, aku akan ikhlas dan sabar menerimanya."

"Rupanya, meski selama hidup di dunia aku tak pernah berhasil mewujudkannya, ternyata semua niat baikku yang tulus itu dicatat oleh Tuhan. Dan aku diberi pahala, seolah-olah aku telah melakukannya. Berkat semua niat baik itulah, aku diberi ganjaran surga ini dan bisa bertemu kamu di sini," lanjut si miskin.

RENUNGAN:
Maka perbanyaklah niat baik dalam hati Anda. Bahkan jika Anda tidak punya kekuatan atau kekuasaan untuk mewujudkan niat baik itu dalam kehidupan sekarang,tidak ada niat baik yang tersia-sia di mata Tuhan.

KISAH ANJING YANG RAKUS


Ada seekor anjing yang terasa bingung saking laparnya, seharian penuh tidak mendapatkan makanan. Saat senja tiba, akhirnya dengan penuh gairah ia melihat sepotong daging yang lezat di atas tanah, ia bergegas menggondol daging itu dan berlari ke tempat tinggalnya. Dalam hati dia merenung "sungguh beruntung sekali, di luar dugaan bisa mendapatkan daging besar ini, saya harus menikmati dengan sepuasnya."

Sambil berjalan ia berpikir, dan tanpa disadari tiba di sebuah sungai, jika sudah melewati jembatan kecil berarti tempat tinggalnya sudah dekat, berpikir sampai di situ ia lantas menggigit lebih erat lagi daging itu, dan berjalan di atas jembatan penyeberangan. Ia berjalan dengan sangat hati-hati, ketika sampai di tengah jembatan, tanpa sengaja ia memandang ke sungai, dan begitu melihat ke sungai bukan main kagetnya, ia melihat ada seekor anjing di sungai itu, menggondol sepotong daging yang besar dan sedang menatapnya. Dalam hati ia mulai berpikir "wah, daging yang digondolnya itu tampaknya lebih besar dibanding daging saya ini! Jika saya sedikit lebih galak terhadapnya, siapa tahu mungkin ia akan melepaskan daging itu dan lari!"

Makin dipikir ia semakin gembira, lalu mulai galak terhadap anjing di sungai itu. Namun, anehnya, anjing itu sepertinya tidak takut sedikit pun terhadapnya. Ia memelototkan mata, dan anjing itu juga memelototkan matanya; ia berbalik, anjing itu juga berbalik, ia menghentakkan kaki, anjing itu juga ikut menghentakkan kakinya. Akhirnya, ia benar-benar marah, dalam hati berpikir "lebih baik aku menggigitnya, ia pasti akan lari, dengan begitu aku bisa mendapatkan daging itu," lalu, ia membuka moncongnya dan menggonggong dengan keras "Auh. auh.auh..."

Begitu ia membuka moncongnya, daging dalam gigitannya lalu tiba-tiba terjatuh ke sungai, menghancurkan tubuh anjing yang berada di sungai itu, dan dalam sekejap tenggelam di dalam air lenyap tak berbekas. Percikan air yang dalam menghancurkan semua mimpi si anjing yang rakus ini, dan ia baru menyadari bahwa ternyata anjing itu adalah bayangan dirinya dalam air. Lalu
dengan sedih ia menangis "kalau tahu begini aku tidak akan sedemikian rakus, namun kini, saya harus menahan lapar lagi, ke mana aku harus mencari makan?"

RENUNGAN:
Banyak orang ingin bisa hidup dengan lebih baik, harus mendapatkan lebih banyak, maka disadari atau tidak dapat mencelakakan kepentingan orang lain, tidak puas dengan apa yang sudah diperolehnya. Bahkan ada yang tak segan-segan merampas barang milik orang lain. Anjing yang rakus ini demi untuk mendapatkan sepotong daging lebih banyak, malah kehilangan makanan lezatnya, lantas apa yang hilang pada manusia yang rakus? Persaudaraan, persahabatan, hati nurani atau ketenangan hati? Ya, ini semua baru merupakan harta benda yang paling berharga dalam kehidupan! Hargailah semua yang kita miliki, tidak memaksakan sesuatu yang tidak bisa diperoleh, jangan karena rakus lantas malah kehilangan sesuatu yang sudah ada. "Kalau memang milik kita, pasti akan kita miliki, kalau bukan jangan memaksakan kehendak", orang yang tahu menikmati hidup apa adanya, itulah orang yang benar-benar kaya.

THINK SIMPLE (BERPIKIR SEDERHANA)


Terpetik sebuah kisah, seorang pemburu berangkat ke hutan dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya dia berkhayal mau membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau jaring penyerat, tetapi menunggu di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang- binatang buruan. Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar besar kesiangan terbang hinggap di atas pohon kecil tepat di depan si pemburu. Dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya, kelelawar itu pasti bisa diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir, "untuk apa merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya dia dibanding dengan seekor rusa besar yang saya incar?"

Tidak lama berselang, seekor kancil lewat. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, pemburupun mulai siaga penuh,tetapi ternyata, ah... kijang. Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat, sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak, Rusa!!!" sehingga rusanya pun kaget dan lari terbirit-birit sebelum sang pemburu menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa membawa apa-apa.

RENUNGAN:
Banyak orang yang mempunyai idealisme terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami. Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh sesuatu yang berharga. Tidak jarang orang orang seperti itu menelan pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Demikian juga dengan seseorang yang mengidamkan pasangan hidup, yang mengharapkan seorang gadis cantik atau perjaka tampan yang alim, baik, pintar dan sempurna lahir dan batin, harus puas dengan tidak menemukan siapa-siapa

Kisah tentang KEBAHAGIAAN

Written By Regina Kim on Jumat, 18 Januari 2013 | 02.01


Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi, percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini. Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo. Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap.

Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, aku menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya. Saya menyukainya, katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing. Pak, Anda kan belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut, kataku. Hal itu t idak ada hubungannya, dia menjawab. Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diaturtapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya.

Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur. Aku punya sebuah pilihan; aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhku yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tid ur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi. Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan.

Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan di bank. Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan. Jadi,nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita. Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya. Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia:

1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Lebih mencintai Tuhan, diri sendiri dan sesama.
5. Give more and expect less.

Jangan lupa untuk memberikan pesan ini kepada sahabat-sahabatmu, terutama mereka yang telah mengisi bank kenanganmu.. ..

Such as good thought to be more appreciate the life..

KISAH ALEXANDER THE GREAT


Alexander The Great, atau yang dikenal juga dengan nama Iskandar Zulkarnain, adalah raja Romawi yang sangat terkenal dengan kepemimpinannya. Berikut adalah salah satu cerita mengenai kepemimpinannya. Suatu waktu Alexander The Great memimpin pasukannya melintasi gurun pasir yang panas dan kering. Setelah hampir dua minggu berjalan, ia dan pasukannya kelelahan dan hampir mati karena kehausan. Tetapi Alexander tetap memimpin pasukannya untuk terus berjalan penuh semangat.

Pada siang yang terik, dua orang pasukannya datang menemui Alexander dengan membawa semangkuk air yang mereka ambil dari sebuah kolam air yang telah kerontang. Kolam air itu kering dan hanya ada sedikit air yang tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh pasukan. Melihat hal ini, Alexander membuang air itu ke gurun pasir. Sang Raja berkata, "Tidak ada gunanya bagi seseorang untuk minum di saat banyak orang sedang kehausan!"

RENUNGAN:
Demikianlah kepemimpinan itu. Anda tidak bisa memperlakukan orang-orang anda hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan anda. Anda harus menunjukkan ketulusan dan keteguhan diri anda dengan sama-sama merasakan apa yang orang-orang anda rasakan.

Pencapaian terbesar apa yang membuat kalian bahagia?


Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang menarik. Seorang Pak Guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas. Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan.

" Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah di sini. Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuat kalian bahagia ? Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini ?" Murid-murid tampak saling pandang.

Terdengar suara lagi dari Pak Guru, " Ya, ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidup kalian ..." Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan Pak Guru itu menunjuk pada seorang murid.

" Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui ? Berbagilah dengan teman-temanmu ..." Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid, " Seminggu yang lalu, adalah saat-saat yang sangat besar buat saya. Orang tua saya, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang saya impikan selama ini." Matanya berbinar, tangannya tampak seperti sedang menunggang sesuatu. " Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa mengalahkan kebahagiaan itu !"

Pak Guru tersenyum. Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya. Maka, terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir. Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah mobil. Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri. Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki gunung. Semuanya bercerita tentang hal-hal besar yang mereka temui dan mereka dapatkan. Hampir semua telah bicara,hingga terdengar suara dari arah belakang. " Pak Guru ... Pak, saya belum bercerita." Rupanya, ada seorang anak di pojok kanan yang luput dipanggil.

Matanya berbinar. Mata yang sama seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar yang mereka punya. " Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua," ujar Pak Guru kepada murid berambut lurus itu. " Apa hal terbesar yang kamu dapatkan ?"ujar Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali." Keberhasilan terbesar buat saya, dan juga buat keluarga saya adalah ... saat nama keluarga kami tercantum dalam Buku Telepon yang baru terbit 3 hari yang lalu."

Sesaat senyap. Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu. Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar cerita itu. Dari sudut kelas, ada yang berkomentar, " Ha ? Saya sudah sejak lahir menemukan nama keluarga saya di Buku Telepon.

Buku Telepon ? Betapa menyedihkan ... hahaha ..." Dari sudut lain, ada pula yang menimpali, " Apa tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam itu ?" Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan. Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan. " Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya.

Silahkan teruskan, Nak ..."

Anak berambut lurus itu pun kembali angkat bicara. " Ya, memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah saya dapatkan. Dulu, Papa saya bukanlah orang baik-baik. Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah. Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa di kejar polisi." Matanya tampak menerawang.Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan.

" Tapi, kini Papa telah berubah. Dia telah mau menjadi Papa yang baik buat keluarga saya. Sayang, semua itu tidak butuh waktu dan usaha.Tak pernah ada Bank dan Yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat bekerja. Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat Papa saya.

Dan kini, Papa berhasil. Bukan hanya itu, Papa juga membeli sebuah rumah kecil buat kami. Dan kami tak perlu berpindah-pindah lagi." " Tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluarga saya ada di Buku Telepon ? Itu artinya, saya tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan Papa untuk terus berlari. Itu artinya, saya tak perlu lagi kehilangan teman-teman yang saya sayangi.

Itu juga berarti, saya tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang dingin. Dan itu artinya, saya, dan juga keluarga saya, adalah sama derajatnya dengan keluarga-keluarga lainnya."

Matanya kembali menerawang. Ada bulir bening yang mengalir. " Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang saya dapatkan nanti ..." Kelas terdiam.

Pak Guru tersenyum haru. Murid-murid tertunduk. Mereka baru saja menyaksikan sebuah fragmen tentang kehidupan. Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan kebahagiaan. Mereka juga belajar satu hal : " Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan orang lain.

Sekecil apapun ...Sebesar apapun ..."

Kisah Kelinci yang Sakti


Seekor kelinci sedang duduk santai di tepi pantai, Tiba tiba datang seekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya. Lalu kelinci itu berkata : "Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci, Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang."

Sang Rubah jantan merasa tertantang, "Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku ?"

Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Sepuluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha rubah dan melahapnya dengan nikmat. Sang Kelinci kembali bersantai, sambil memakai kaca mata hitam dan topi pantai.

Tiba tiba datang se-ekor serigala besar yang hendak memangsanya. Lalu kelinci berkata : "Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci,Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang." Sang serigala merasa tertantang, " Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku ?" Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Lima belas menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha serigala dan melahapnya dengan nikmat.

Sang kelinci kembali bersantai, Sambil memasang payung pantai dan merebahkan diri diatas pasir. Tiba tiba datang se-ekor beruang besar yang hendak memangsanya. Lalu kelinci berkata :" Kalau memang kamu berani, hayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci,Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang. "Sang Beruang merasa tertantang, " Dimanapun jadi, Masa sih kelinci bisa menang melawan aku ?"

Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Tiga puluh menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam Setangkai paha Beruang dan melahapnya dengan nikmat. Pohon kelapa melambai lambai, Lembayung senja sudah tiba, habis sudah waktu bersantai, Sang Kelinci melongok kedalam lubang kelinci, sambil melambai "Hai, keluar, sudah sore, besok kita teruskan !!"

Keluarlah se-ekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya. Sambil menguap Harimau berkata " Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang Dan saya tidak perlu berlari mengejar kencang."

RENUNGAN:
Winner selalu berfikir mengenai kerja sama, sementara Looser selalu berfikir bagaimana menjadi tokoh yang paling berjaya.

Bila Hidupmu Tinggal Sebulan, Apa Yang Kamu Lakukan?


Mendengar judul tadi, apa yang muncul di dalam benak anda? Takut. Sedih. Bingung. Marah. Tertawa saja. Menganggap pertanyaan itu ngaco. Semua itu adalah reaksi yang mungkin sekali muncul saat memikirkan jawaban pertanyaan itu. Sebelumnya, yuk kita dengar opini dari beberapa wanita berikut ini...

"Beribadah sepuasnya..." kata Nana. Menurutnya, apalagi sih yang bisa dilakukan manusia bila sudah tahu tugasnya di dunia akan segera berakhir? Yang terpenting mungkin ya mendekatkan diri pada Allah, meminta ampunan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.

Sedangkan Fina, seorang ibu yang penyayang lebih ingin keliling dunia dengan orang yang disayangi. "Selain itu aku juga ingin mengunjungi panti jompo dan panti asuhan serta berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang kurang beruntung," pungkasnya.

Jawaban yang cukup berbeda dan unik datang dari Alin, "kalau aku ingin menyatakan perasaan pada seseorang yang selama ini terpending," katanya sambil tertawa. Sebuah keberanian yang saat ini mungkin sedang dikumpulkannya, namun tak cukup untuk membuat seseorang tahu tentang apa yang disimpan di dalam hatinya."

Sekarang, giliranmu menjawabnya. Apa? Apa yang akan kamu lakukan jika tiba-tiba kamu tahu hidupmu tinggal sebulan? Well, yang jelas seketika mungkin hidupmu akan berubah drastis jika hal ini terjadi. Seperti beberapa jawaban yang sudah diungkapkan di atas. Ada yang akan lebih mendekatkan diri kepada Allah, karena biasanya kalau sudah BBM-an atau Facebookan barangkali, jadi lupa waktu beribadah. Apalagi, kalau topiknya sudah soal si anu yang tertangkap selingkuh. Wah... sungguh topik yang sayang sekali dipending untuk dibahas. Alhasil, ibadah menjadi nomer dua, dan bergosip menjadi nomer satu. Ada pula yang ingin keliling dunia bersama orang yang dicintai, yang mungkin saat ini waktunya banyak tersita oleh pekerjaan.

Jarang sekali bisa membagi waktu dengan keluarga dan anak-anak. Apabila anak kesulitan dalam hal pelajaran, mudah saja, cukup memanggil guru privat dan semua akan menjadi beres. Padahal, anak lebih membutuhkan kehadiran orang tua yang bisa membimbing dan menyemangatinya belajar.

Lain cerita dengan yang ingin mengungkapkan perasaan pada seseorang. Selama ini, apa yang dirasakan selalu disimpan di dalam hati. Takut diungkapkan. Entah karena takut ditolak, takut hubungan tidak akan berhasil, atau ketakutan-ketakutan lain yang sebenarnya terbentuk oleh pikiran sendiri. Lihat saja, betapa banyak hal yang sebenarnya ingin dilakukan bila tahu hidup akan berakhir. Kesemuanya adalah hal yang baik, bukan?

Sekarang bayangkan. Bila semua hal itu dilakukan sekarang, alangkah indahnya dunia. Orang akan berkata "hidup itu sungguh bahagia." Tak ada lagi anak-anak yang kekurangan perhatian dan cinta orang tuanya. Tak ada lagi cinta dalam hati yang disimpan sekian lama, kemudian menyesal. Tak ada lagi pasangan kekasih yang bertengkar karena waktunya dicuri oleh pekerjaan dan kesibukan.

Tak ada lagi tempat ibadah yang penuh hanya di hari-hari rayanya saja. Tak ada lagi orang yang mencuri hanya demi sebatang rokok. Tak ada lagi orang yang melakukan kekerasan pada orang yang dicintainya.

Dear All,
kita bisa melakukannya sekarang. Tanpa harus tahu berapa lama lagi kita hidup. Kita hanya butuh satu hal saja, kemauan! Tak perlu menunggu untuk tahu hidupmu tinggal sebulan atau sekian hari. Lakukan hal-hal baik yang telah lama ingin kau lakukan. Termasuk memberikan pelukan dan ciuman hangat pada orang-orang terkasih di dalam hidupmu. Mari, kita mulai dari sekarang.

Kisah Hati Seekor Tikus

Written By Regina Kim on Senin, 14 Januari 2013 | 03.27


Seekor tikus merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada kucing. Ia lalu menemui seorang penyihir sakti untuk meminta tolong. Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah si tikus menjadi seekor kucing. Namun setelah menjadi kucing, kini ia begitu ketakutan pada anjing.

Kembalilah menemui penyihir sakti yang kemudian mengubahnya menjadi seekor anjing.

Tak lama setelah menjadi anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada singa. Sekali lagi penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor singa. Apa yang terjadi?

Kini ia sangat ketakutan pada pemburu. Ia mendatangi lagi si penyihir sakti meminta agar diubah menjadi pemburu. Kali ini si penyihir sakti menolak keinginan itu sambil berkata, "Selama kau masih berhati tikus, tak peduli bagaimana pun bentukmu, kautetaplah seekor tikus yang pengecut"

RENUNGAN:

Ya..! Kita adalah apa yang ada di dalam hati kita. Bentuk luar, tingkahlaku, dan lain-lain hanyalah tempelan yang dapat menyembunyikan "kita"yang sejati.

(inspired by: Anthonny De Mello)

KISAH SANG KRIMINAL


Suatu ketika di Negara Eropa, seorang kriminal buronan negara berhasil tertangkap. Sang kriminal adalah buronan kelas kakap yang telah melakukan banyak sekali kejahatan, perampokan, pembunuhan, terorisme dan tidaklah terhitung daftarnya. Pengadilan Negara menjatuhkan vonis hukuman mati kepadanya dan mereka mulai mendiskusikan hukuman apa yang akan mereka berikan kepada sang kriminal. Mereka memilih beberapa alternatif, diantaranya hukuman gantung, hukuman tembak, kursi listrik, ruang beracun, dll.

Pada saat diskusi tersebut berlangsung, seorang ilmuwan mencadangkan suatu metode baru sebagai percobaan untuk memberi vonis hukuman mati, suatu metode yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Mereka pun mendengarkan ide tersebut dan akhirnya mereka pun menyetujui ide tersebut dan membiarkan sang ilmuwan melakukan riset terhadapnya. Sang kriminal dimasukkan kedalam suatu ruangan dan dibaringkan dengan tubuh terikat. Matanya ditutup dan dibisikkan

"Kamu akan segera dihukum mati! dengan metode terbaru maka urat nadi di pergelanganmu akan kami potong dan darahmu akan segera menetes. Kamu tidak akan merasa sakit karena teknologi yang kami gunakan sangat canggih. Darahmu akan menetes perlahan-lahan dan akan membiarkan dirimu mendengar suara tetesannya. Secara perlahan kamu akan kehabisan darah dan tubuhmu akan melemah, detak jantungmu semakin perlahan.. semakin lemah.. sampai akhirnya kamu akan mati !"

Mereka pun kemudian eksekusi, sang kriminal mulai merasakan potongan di pergelangan tangan kanannya, segera ia merasakan aliran darahnya menetes.. tes..tes... suara tetesan tersebut membuatnya tahu bahwa dia semakin kehilangan darah.. dan tubuhnya semakin lemah.. sampai jantungnya berdetak semakin perlahan.. dan tragisnya diapun mati.

Ironisnya... walaupun sang kriminal tersebut mati. Dia tidak sempat menyadari bahwa percobaan yang dilakukan terhadapnya bukanlah teknologi canggih untuk memotong pergelangannya. Tetapi.. yang mereka lakukan hanyalah.. mengambil sepotong es dingin yang tajam.. kemudian digunakannya potongan tersebut melewati pergelangannya yang sesungguhnya tidak memotong apapun!

Sang kriminal, yang dibuat percaya bahwa pergelangannya telah dipotong, mengikuti semua sugesti palsu yang dikatakan oleh sang ilmuwan. Walaupun yang dikatakan palsu, tetapi sugesti tersebut menjadi 'kenyataan' karena sang kriminal memang mempercayainya!

RENUNGAN:
Dalam otak kita, ada sesuatu yang dinamakan alam bawah sadar, dan apapun yang kita berikan kedalamnya, akan menjadi kenyataan! Tubuh kita akan mempercayai informasi apapun, walaupun itu palsu! Jika kita mempercayainya, maka tubuh kita akan bereaksi seolah-olah itu adalah kenyataan. Sama juga dengan kehidupan, Jika Anda menonton TV yang membentuk pikiran Anda dengan hal-hal yang tidak berguna setiap harinya... maka diri andapun menjadi pribadi yang tidak berguna.

Karena itu, jika Anda menginginkan hal yang terbaik segera isilah pikiran Anda dengan hal-hal positif.. Jika ingin kaya.. isilah otak Anda dengan kekayaan.. Jika ingin sukses, isilah pikiran Anda dengan kesuksesan.

Kisah pembelajaran dari Ikan Sapu-sapu


Sudah satu minggu ini ikan sapu-sapu ku meninggal dunia. Sejak saat dia meninggalkan akuariumku, baru tiga hari saja tidak dibersihkan, lumut pasti akan bermunuculan di akuarium kesayanganku. Aku tidak ada waktu untuk membersihkan lumut-lumut itu dan juga tidak ada waktu untuk membeli ikan sapu-sapu yang baru. Suatu hari kudapati lumut sudah memenuhi kaca bagian dalam akuariumku. Aku berpikir, ini tidak bisa dibiarkan. Keindahan ikan-ikan koki ku akan tersembunyi jika lumut-lumut itu kurelakan tumbuh dengan sehatnya menemani mereka. Ikan-ikan sapu-sapu, bisa menjadi solusi untuk membantuku membersihkan lumut- lumut itu. Sapu-sapu adalah ikan yang makanan utamanya adalah lumut dalam akuarium atau kolam ikan.

Di sela-sela sempitnya waktuku, sepulang kerja kuluangkan waktu untuk mampir ke toko ikan dekat rumahku. Aku berkeliling mencari ikan hitam yang tidak menarik dan berkulit kasar itu. Akhirnya kutemukan satu ikan sapu-sapu yang tidak begitu suram kulitnya, walaupun tetap tidak indah dipandang mata dan tetap saja kulitnya akan kasar. "Berapa Pak, harganya?" tanyaku pada si penjual ikan itu. "Tujuh ratus lima puluh rupiah, Mbak," jawab si penjual itu. Segera kusodorkan uang dan setelah itu langsung ku tapakkan kakiku menuju rumah.

Ikan sapu-sapu itu lalu aku cemplungkan ke dalam akuarium. Dengan sigap dan bagai habis lepas dari kurungan ikan itu langsung meliuk- liuk. Dan ... betapa senangnya dia menemukan sebuah sisi kaca yang penuh dengan lumut. Ikan itu langsung menempel di kaca penuh lumut

tersebut. Tidak peduli dengan ikan-ikan kokiku yang seakan sedang mengerumuni ikan sapu-sapu itu untuk berkenalan.Lagi-lagi karena tidak ada waktu, ikan itu memang hanya kucemplungkan dulu tanpa kubersihkan akuariumnya. Pikirku weekend nanti pasti aku ada waktu.

Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor, kusempatkan menyapa ikan-ikan kokiku. Wow, pagi ini mereka tampak begitu indah .... Tapi bukankah memang ikan kokiku itu warnanya indah. Ehhh ... tapi kok lain ya? Warnanya bukan saja indah, tapi begitu bersinar. Terus kuamati ikan-ikan kokiku dengan sirip mereka yang panjang bagaikan kain sutera yang berkibar-kibar seolah ditiup angin. Terus kuperhatikan mereka karena terlalu indah bagiku untuk kutinggalkan.

Saat pandanganku tertuju di pojok akuariumku, ada seekor ikan hitam yang tidak bersinar sama sekali. Dia seolah sedang menepi dalam dunianya sendiri dan takut untuk bergabung dengan koki-koki indah itu. Aku tersadar .... Ya, ikan-ikan kokiku terlihat begitu indah dan bersinar bukan karena ikan-ikan itu yang berubah, tetapi keadaan di sekitar merekalah yang berubah. Lumut-lumut yang membuat kaca akuariumku buram sudah lenyap! Ya, lenyap! Kaca akuariumku kembali bening sehingga ikan-ikan indahku terlihat semakin indah. Ikan yang tidak menarik yang kubeli kemarin dengan harga murah itu telah melahap habis lumur-lumut itu. Memang untuk itulah ikan itu kubeli, tetapi aku tidak tahu akan mendapat ketakjuban yang luar biasa seperti ini.

Kupandangi kembali ikan hitam yang sedang menyendiri itu. Dia yang tidak menarik itu telah membuat sesuatu yang indah untukku pagi ini. Ikan sapu-sapu sangatlah tidak menarik. Dia tidak punya kelebihan fisik yang dapat dibanggakan. Harganya pun sangat murah. Tetapi, Tuhan memberikan kelebihan luar biasa pada dia. Dia dapat membersihkan permukaan kaca yang begitu kotor menjadi bening kembali. Itulah yang membuat ikan sapu-sapu begitu dicari-cari oleh siapa saja yang ingin akuarium atau kolam ikannya terbebas dari lumut.

Aku ingat diriku. Begitu banyak protesku pada Tuhan karena merasa aku tidak memiliki kelebihan dari segala sisi. Tuhan memakai ikan kecil itu untuk menyadarkan aku, "Kuciptakan dirimu bukan untuk hal yang tidak berguna. Kau ada di dunia ini karena kau berarti bagi-Ku, untuk melakukan hal-hal besar bagi-Ku!" Aku masih terpaku di depan akuariumku. Aku masih menatap ikan kecil yang tidak menarik itu. Aku seperti menatap diriku. Hari ini Tuhan memberikan aku pelajaran indah dari seekor ikan. Hari ini, Tuhan tidak ingin aku semakin tenggelam dalam pencarian arti hidupku di dunia ini.

Aku berarti bagi-Nya, aku berharga bagi-Nya. Dalam pandangan mata aku memang tidak semenarik mereka yang ada di sekelilingku, tetapi ada hal istimewa yang Tuhan berikan padaku, dan aku yakin itu akan jadi berkat bagi banyak orang, karena Tuhan yang menganugerahkannya. Aku beranjak dari depan akuariumku. Jam di tanganku sudah menunjukkan waktu untuk segera berangkat ke kantor. Semangatku menapaki hari-hari ke depan kembali menyala. Kuucapkan syukur untuk semua pelajaran indah ini.

Terima kasih Tuhan! Terima kasih ikan sapu-sapu ku!

BEBERAPA KISAH BAHWA TERNYATA HIDUP BIJAK ITU SEDERHANA


Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.

Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik." Ibu menjawab: "Mengapa?"
Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah."

Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur." Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."

Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?" Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah." Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi." Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana."

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku." Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah." Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?" Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja

STORY ABOUT HUSBAND SHOP (TOKO MENJUAL CALON SUAMI)


Sebuah toko yang menjual suami baru saja dibuka di kota New York dimana wanita dapat memilih suami.
Diantara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut.

"Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI" Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan sebuah calon kelompok suami. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai lelaki tersebut. Bagaimanapun, ini adalah semacam jebakan.

Kamu dapat memilih lelaki di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan syarat tidak bisa turun ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko..Lalu, seorang wanita pun pergi ke toko "suami" tersebut untuk mencari suami..

Di lantai 1 terdapat tulisan seperti ini : Lantai 1 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan

Wanita itu tersenyum, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 2 terdapat tulisan seperti ini : Lantai 2 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, dan senang anak kecil

Kembali wanita itu naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 3 terdapat tulisan seperti ini : Lantai 3 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil dan cakep banget.

'' Wow'', tetapi pikirannya masih penasaran dan terus naik.

Lalu sampailah wanita itu di lantai 4 dan terdapat tulisan

Lantai 4 : Lelaki di lantai ini yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget dan suka membantu pekerjaan rumah.

''Ya ampun !'' Dia berseru, ''Aku hampir tak percaya''

Dan dia tetap melanjutkan ke lantai 5 dan terdapat tulisan seperti ini:

Lantai 5 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil,cakep banget,suka membantu pekerjaan rumah, dan memiliki rasa romantis.

Dia tergoda untuk berhenti tapi kemudian dia melangkah kembali ke lantai 6 dan terdapat tulisan seperti ini:

Lantai 6 : Anda adalah pengunjung yang ke 4.363.012. Tidak ada lelaki di lantai ini.Lantai ini hanya semata-mata bukti untuk wanita yang tidak pernah puas.

Terima kasih telah berbelanja di toko "Suami". Hati-hati ketika keluar toko dan semoga hari yang indah buat anda.

KISAH SANG ALKEMI


Pernahkah anda mendengar istilah Alkemi? Alkemi dikenal sebagai sebuah ilmu yang mampu mengubah besi menjadi emas. Dalam banyak kisah, beberapa orang menganggapnya sebagai sebuah sihir belaka, tetapi yang lain percaya bahwa ilmu itu benar-benar ada. Dan, siapa yang tak tergiur untuk bisa menguasai ilmu alkemi? Hanya dengan kemampuan alkemi, ia bisa mengubah besi menjadi emas dan tentu menjadi kaya-raya. Alkisah, di sebuah negara di Timur ada seorang Raja yang hendak mencari orang yang benar-benar mengerti tentang alkemi. Sudah banyak orang datang pada Raja, tetapi ketika diuji, mereka ternyata tidak mampu mengubah besi menjadi emas.

Suatu ketika seorang menteri berkata pada Raja bahwa di sebuah desa terdapat seseorang yang hidup sederhana dan bersahaja. Orang-orang di sana mengatakan bahwa ia menguasai ilmu alkemi. Segera saja Raja mengirimkan utusan untuk memanggil orang itu. Sesampainya di istana, Raja mengutarakan maksudnya ingin mempelajari ilmu alkemi. Raja akan memberikan apa yang diminta oleh orang itu. Tetapi apa jawab orang desa itu, "Tidak. Saya tidak mengetahui sedikit pun ilmu yang Baginda maksudkan."

Raja berkata, "Setiap orang memberitahu aku bahwa engkau mengetahui ilmu itu." "Tidak, Baginda," jawabnya bersikeras. "Baginda mendapatkan orang yang keliru." Raja mulai murka dan mengancam. "Dengarkan baik-baik!" kata Raja. "Bila kau tak mau mengajariku ilmu itu, aku akan memenjarakanmu seumur hidup." "Apa pun yang Baginda hendak lakukan, lakukanlah. Baginda mendapatkan orang yang keliru" "Baiklah. Aku memberimu waktu enam minggu untuk memikirkannya. Dan, selama itu kau akan dipenjara. Jika pada akhir minggu ke enam kau masih berkeras hati, aku akan memenggal kepalamu."

Akhirnya orang itu dimasukkan ke dalam penjara. Setiap pagi Raja datang ke penjara dan bertanya, "Apakah kau telah berubah pikiran? Maukah kau mengajariku alkemi? Kematianmu sudah dekat, berhati-hatilah. Ajari aku pengetahuan itu." Orang itu selalu menjawab, "Tidak Baginda. Carilah orang lain. Carilah orang lain yang memiliki apa yang Baginda inginkan, saya bukanlah orang yang Baginda cari."

Setiap malam ada seorang pelayan yang melayani orang itu dalam penjara. Pelayan itu berkata bahwa Raja mengirimnya untuk melayani orang itu sebaik-baiknya. Pelayan itu menyapu lantai serta membersihkan ruangan penjara itu. Pelayan itu juga selalu mengantarkan makanan dan minuman untuk orang itu, memberikan simpati kepadanya, melakukan apa saja yang diminta oleh orang itu, dan bekerja apa saja selayaknya seorang pelayan. Pelayan itu selalu menanyakan, "Apakah anda sakit? Apakah ada sesuatu yang dapat saya lakukan untuk anda? Apakah anda lelah? Bolehkah saya membersihkan tempat tidur anda? Maukah anda bila saya mengipasi anda hingga anda tertidur, udara di sini panas sekali." Dan, segala sesuatu yang bisa pelayan itu lakukan, maka ia lakukan saat itu juga.

Hari terus belalu. Dan, kini tinggal satu hari lagi sebelum kepala orang itu dipenggal. Pagi hari Raja mengunjungi dan berkata, "Waktumu tinggal sehari. Ini kesempatan bagimu untuk menyelamatkan nyawamu sendiri." Tetapi orang itu tetap saja berkata, "Tidak Baginda. Yang Baginda cari bukanlah hamba." Pada malam hari, sebagaimana biasa pelayan itu datang. Orang itu memanggil pelayan itu untuk duduk dekat dirinya kemudian diletakkan tangannya di bahu pelayan itu dan berkata, "Wahai orang yang malang. Wahai pelayan yang malang. Engkau telah berlaku sunguh baik terhadap diriku. Kini aku akan membisikkan di telingamu sebuah kata tentang alkemi. Sebuah kata yang akan membuatmu mampu mengubah besi menjadi emas."

Pelayan itu berkata, "Aku tak tahu apa yang kau maksudkan dengan alkemi. Saya hanya ingin melayani anda. Saya sungguh sedih bahwa besok anda akan dihukum mati. Itu sungguh mengoyak hatiku. Saya harap saya bisa memberikan jiwa saya untuk menyelamatkan anda. Seandainya saya bisa, sungguh saya sangat bersyukur."

Sang alkemi menjawab, "Lebih baik aku mati daripada memberikan ilmu alkemi ini kepada orang yang tidak layak menerimanya. Ilmu yang baru saja aku berikan kepadamu dalam simpati, dalam penghargaan, dan dalam cinta, tak akan kuberikan kepada Raja yang akan mengambil nyawaku besok. Mengapa demikian? Karena engkau pantas menerimanya, sedangkan Raja itu tidak."

Esok harinya, Raja memanggil sang alkemi dan memberikan peringatan terakhir. "Ini adalah kesempatan terakhirmu. Kau harus mengajariku ilmu alkemi, bila tidak lehermu harus dipenggal." Sang alkemi menjawab, "Tidak Baginda, anda mendapatkan orang yang keliru." Raja pun, "Baiklah. Aku putuskan kau untuk bebas, karena kau telah memberikan alkemi itu padaku." Sang alkemi keheranan, "Kepadamu? Saya tidak memberikannya pada Baginda Raja. Saya telah memberikannya pada seorang pelayan." "Tahukah kau, bahwa orang yang melayanimu setiap malam adalah aku," jawab sang Raja.

Renungan:
Banyak orang menginginkan emas dalam hidupnya dengan mempelajari alkemi. Tetapi saat ia mencapai tujuannya, bukan emas yang ia temukan, justru ia sendiri menjadi emas itu.

KISAH ULAT DAN DAUN HIJAU


Telah 2 musim hujan berlalu sehingga di mana-mana tampak pepohonan menghijau. Keliatan seekor ulat di antara dedaunan yg menghijau bergoyang-goyang di terpa angin. ''Apa kabar daun hijau'' katanya .....

Tersentak daun hijau menoleh kearah suara yg datang. ''Ohh...kamu ulat , badanmu keliatan kurus dan kecil...mengapa ?'' tanya daun hijau. ''Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku , bolehkan engkau membantuku sahabat ? '' kata ulat kecil. ''Tentu....tentu, dekatlah kemari ,'daun hijau berpikir ' Jika aku memberikan sedikit saja daunku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau . Hanya saja aku akan keliatan berlobang-lobang...tapi tak apalah .''

Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju ke daun hijau. Setelah makan dengan kenyang ulat berterima kasih kepada daun hijau yg telah merelakan sebagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yg penuh kasih dan pengorbanan itu , ada rasa puas di dalam diri daun hijau . Sekali pun tubuhnya kini berlobang di sana sini namun ia bahagia dapat melakukan sesuatu bagi ulat kecil yg lapar. Tidak lama berselang ketika musim panas datang daun hijau menjadi kering dan berubah warna . Akhirnya ia jatuh ketanah di sapu orang dan dibakar .

RENUNGAN:
Apa yg berarti di kehidupan kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama ? Nahh......akhirnya semua yg ada akan mati bagi sesamanya yg tidak menutup mata ketika sesamanya dalam kesukaran. Yang tidak membelakangi dan seolah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak meminta tolong. Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak melupakan kepentingan diri sendiri .

Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi orang lain memang tidak mudah, tetapi indah. Ketika berkorban diri kita sendiri menjadi seperti daun hijau yg berlobang namun sebenarnya itu tidak mempengaruhi kehidupan kita, kita akan tetap hijau ...Tuhan akan tetap memberkati dan memelihara kita.

KISAH 3 PINTU KEBIJAKSANAAN


Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yg pemberani, trampil dan pintar. Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana. "Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku" Sang Pangeran meminta. "Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir", ujar Pertapa."Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui 3 pintu. Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu. Sekarang pergilah sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya. Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata "UBAHLAH DUNIA"

"Ini memang yang kuinginkan" pikir sang Pangeran. "Karena di dunia ini ada hal-hal yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku" Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian lainnya menentangnya.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali. "Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?" Tanya sang Pertapa "Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat klakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku" jawab Pangeran "Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang diluar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya" dan sang Pertapa menghilang.

Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan "UBAHLAH SESAMAMU" "Ini memang keinginanku" pikirnya. "Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi" Dan kemudian ia mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka. Ini menjadi pertarungannya yang kedua.

Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa. "Apa yang engkau pelajari kali ini?" "Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tersebut dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar" "Engkau benar" Kata sang Pertapa. "Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri. Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang & bahagia dan bersyukur pula pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi.

Karena melalui mereka lah, Kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kau tempuh" Kembali sang Pertapa menghilang. Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga "UBAHLAH DIRIMU" "Jika memang diriku sendiri lah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya" . Ia berkata pada dirinya sendiri. Dan ia memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak sempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.

Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali. "Kini apa yang engkau pelajari ?" "Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan dan ada yang tidak bisa saya ubah" "Itu bagus" ujar sang pertapa. "Ya" lanjut Pangeran, "tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semuai ini ? Kapan saya bisa tenang ? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini !" "Itu adalah pelajaranmu berikutnya" ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh".

Dan ia pun menghilang. Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi "TERIMALAH DIRIMU".
pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu tsb. "Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta" katanya pada dirinya sendiri. Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya.

Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa mengadili, tanpa mencerca dirinya sendiri. Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata "Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat." "Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan" , ujar Pertapa. "Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua"

Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya "TERIMALAH SESAMAMU"
Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya. Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi bisa melihat ketidaksempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya. Ia bertemu sang Pertapa kembali, "Aku belajar" ujarnya "Bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari merela. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya. "Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa, "Sekarang pergilah ke Pintu Pertama"

Dan di belakang Pintu Pertama , ia melihat tulisan "TERIMALAH DUNIA" "Sungguh aneh" ujarnya pada dirinya sendiri "Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya". Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukan dan ia ubah. Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya. Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya?

Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa : "Apa yang engkau pelajari sekarang ?". "Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa Jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka dunia pun kelihatannya muram.

Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja. Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat. "Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa. "Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia" Sang pertapa pun menghilang. Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.

KISAH KEJADIAN BURUK YANG MEMBAWA BERKAH


Ada dongeng cina kuno tentang seorang lelaki tua yang pandangan hidupnya sangat berbeda dari orang lainnya disebuah desa.Orang itu memiliki seekor kuda dan pada suatu hari kuda tersebut minggat. Tetangganya datang dan merasa prihatin kepadanya atas kejadian yang menimpanya itu.

Jawabannya mengejutkan mereka " Tapi bagaimana kalian tau kejadian ini jelek?" Ia bertanya. Beberapa hari kemudian kudanya kembali, malah bersama dengan dua ekor kuda liar. Kini lelaki tua itu memiliki 3 ekor kuda.

Pada saat itu, para tetangganya memberikan ucapan selamat atas nasib baiknya itu. "Tapi bagaimana kalian tahu kejadian ini bagus?". Katanya pula. Dan esoknya ketika putranya sedang mencoba menunggangi salah satu kuda liar itu, dia terpelanting dan patah tulang kakinya.Lagi-lagi tetangganya berdatangan menghibur pak tua atas kemalangan yang menimpa putranya.

"Tapi bagaimana kalian tau kejadian itu jelek?". Ia menimpali. Sejak saat itu, para tetangganya memutuskan tak akan memperdulikan dan tak ingin berurusan dengannya.

Akan tetapi kemudian datanglah jenderal melalui desa itu dan mengajak semua kaum muda yang berbadan tegab untuk maju kemedan perang dan putra lelaki itu tIdak ikut serta karena tubuhnya tak memungkinkan.

RENUNGAN:
Kita semua akan menuju kehidupan yang jauh lebih tenteram, jika berlaku sabar melalui segala keadaan yang terjadi. Bahkan mungkin akan tersinggung dan tertekan kenangan pahit bila teringat kembali, namun kejadian itu mungkin bermanfaat dalam kehidupan anda kelak.

Barangkali saat menoleh kebelakang, anda akan tampak bahwa pengalaman itu justru yang membangkitkan kemajuan. Pengalaman itu membuat anda lebih "Anda" yang sekarang. Tanpa pengalaman lama yang dibenci, anda tak akan memperoleh kepribadian seperti sekarang.

KISAH SEORANG BURUH


Aku bukan orang yang suka menguping percakapan orang lain. Tapi pada suatu malam, sewaktu aku melintasi halaman rumah kami, aku ternyata melakukannya. Istriku sedang berbicara kepada anak bungsu kami selagi ia duduk di lantai dapur. Jadi aku berhenti untuk mendengarkan di luar pintu belakang. Sepertinya ia mendengar beberapa anak menyombongkan pekerjaan ayah mereka. Bahwa semuanya para eksekutif hebat .....

lalu mereka bertanya pada Bob, anak kami,"Papamu memiliki karier bagus macam apa ?" mulailah mereka bertanya.

Bob menggumam perlahan sambil memalingkan muka,"Ia hanya seorang buruh". Istriku yang baik menunggu sampai mereka semua pergi,lalu memanggil masuk putra kami. Katanya, "Mama ingin bicara sama kamu, Nak"seraya mencium pipinya yang berlesung pipit."Kamu bilang, papamu hanya seorang buruh,dan apa yang kamu katakan itu betul.

Tapi Mama ragu, apakah kamu tahu apa artinya yang sebenarnya, jadi Mama akan menjelaskan padamu."

"Dalam seluruh industri yang membuat negeri kita hebat Dalam semua toko dan warung dan truk yang menarik muatan setiap hari....Setiap kali kamu melihat rumah baru dibangun, ingatlah, anakku.

Diperlukan seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan besar itu!""Kalau semua bos meninggalkan meja mereka dan libur selama setahun. Roda industri masih bisa berjalan - berputar dengan cepat.

Jika orang seperti papamu berhenti bekerja, industri itu tak bisa berjalan. Perlu seorang buruh biasa untuk menyelesaikan pekerjaan besar itu!"Aku menelan air mata dan berdeham saat memasuki pintu.

Mata putra kecilku berbinar gembira saat ia melompat dari lantai.Ia memelukku sambil berkata, "Hai, Pa, aku bangga jadi anak Papa ....Karena Papa adalah satu dari orang-orang istimewa yang menyelesaikanpekerjaan besar."

Ed Peterman, Chicken Soup for the Soul---

RENUNGAN:
hargailah semua pekerjaan orang lain biarpun itu hanya seorang buruh/kuli atau tukang apapun itu.

Kisah Kesabaran Petani Bambu Cina

Written By Regina Kim on Rabu, 09 Januari 2013 | 04.23


Konon, di daratan Cina, ada tanaman yang namanya bambu Cina. Dua kali sehari, setiap pagi sebelum matahari terbit dan sore hari sesudah matahari terbenam, si petani bambu Cina, harus menyiram bibit bambu cina yang ditaruh di dalam pot-pot. Selama 6 tahun pertama, setiap hari, penyiraman harus dilakukan dengan setia, kalau tidak maka tanaman ini tidak akan pernah
tumbuh dan pasti mati. Jadi tidak ada hari-hari absen untuk menyiram atau tanaman ini akan mati dan tidak pernah tumbuh.

Maka si petani ini melakukan kewajibannya dengan setia selama 6 tahun pertama kehidupan si tanaman bambu Cina. Ia mengasihi tanaman ini dan sungguh-sungguh percaya, suatu hari ia akan bangga dengan tanamannya. Bagi orang yang tidak mengerti karakter dari tanaman bambu Cina, tentu akan mengira betapa gilanya si petani bambu Cina ini. Menyiram pot-pot yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Memang, tidak ada tanda-tanda kehidupan yang keluar dari pot-pot ini. Selama 6 tahun pertama, tidak ada yang tumbuh yang dapat dilihat dari permukaan tanah di pot tersebut.

Tetapi,...... sesudah tahun ke 6 berakhir, maka.... keluarlah tunasnya dari tanaman bambu Cina dan dalam waktu 6 bulan, tanaman bambu Cina ini akan mempunyai ketinggian yang lebih tinggi dari tanaman di sekitarnya. Inilah keindahan dari tanaman bambu Cina. Ia menjulang lebih tinggi dari tanaman disekelilingnya.

RENUNGAN:
Dalam hidup, terkadang kita menemui kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi dengan sikap sabar dan tawakal, seperti petani bambu Cina ini.

Bila Kita Semakin Tergesa-gesa, Semakin Lambat


Seorang pemuda ingin menguasai ilmu pedang. Ia mendengar ada guru ilmu pedang yang sangat kesohor dan tak pernah terkalahkan. Guru itu kini menjadi pertapa dan tinggal di puncak gunung tinggi. Karena tekadnya begitu tinggi, ia lalu melakukan perjalanan jauh, mendaki gunung terjal tempat guru ilmu pedang itu bertapa.

Akhirnya ia menemukan guru ilmu pedang yang tampak tua, kurus namun penuh wibawa. "Guru, ijinkan hamba belajar ilmu pedang dari guru." Sang Guru mengangguk-angguk.
Tanya anak muda, "Jika hamba belajar dengan tekun, berapa lama waktu yang diperlukan agar bisa menguasai ilmu pedang?" Jawab guru, "Hemm, barangkali sepuluh tahun"

Tanya anak muda, "Guru, ayah hamba sudah tua dan hamba harus merawatnya. Hamba tak bisa meninggalkannya lama-lama. Jika hamba berlatih lebih giat lagi, berapa lama saya bisa berhasil?" Jawab guru, "Hemm, kalau begitu, bisa jadi dua puluh tahun."

Anak muda ini terkejut mendengar jawaban gurunya. Keringatnya mulai bercucuran. Ia bertanya penuh keheranan, "Tadi guru menyebut sepuluh tahun, lalu dua puluh tahun. Begini saja guru, hamba bersedia melakukan apa saja, menempuh jalan sesulit apa pun, asal saya dapat menguasainya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Berapa lama waktu yang saya perlukan?" Jawab guru sambil terkekeh-kekeh, "Kalau yang ini, kau akan memerlukan tiga puluh tahun."

RENUNGAN:
Sabarlah dalam mencapai tujuan. Jangan bebani langkah dengan hal-hal selain tujuan kita. Mereka yang terburu-buru dan bernafsu mengharapkan hasil, cenderung tidak mendapatkan apa pun pada akhirnya.

TAHUKAH ANDA?


Tahukah anda kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah orang yang sangat lemah dan butuh pertolongan?

Tahukah anda kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi oranglain adalah justru orang yang sangat butuh seseorang untuk melindunginya?

Tahukah anda kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah :Aku cinta kamu, maaf dan tolong aku

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian warna merah lebih yakin kepada dirinya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian kuning adalah orang yang menikmati kecantikannya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian hitam adalah orang yang ingin tidak diperhatikan dan butuh bantuan dan pengertian anda?

Tahukah anda kalau anda menolong seseorang, pertolongan tersebut dikembalikan dua kali lipat?

Tahukah anda bahwa lebih mudah mengatakan perasaan anda dalam tulisan dibandingkan mengatakan kepada seseorang secara langsung?

Tapi tahukah anda bahwa hal tsb akan lebih bernilai saat anda mengatakannya dihadapan orang tsb?

Tahukah anda kalau anda memohon sesuatu dengan keyakinan, keinginan anda tsb pasti dikabulkan?

Tahukah anda bahwa anda bisa mewujudkan impian anda, spt jatuh cinta, menjadi kaya, selalu sehat, jika anda memintanya dengan keyakinan, dan jika anda benar2 tahu, anda akan terkejut dengan apa yang bisa anda lakukan.

Tapi jangan percaya semua yang saya katakan, sebelum anda mencobanya sendiri, jika anda tahu seseorang yang benar2 butuh sesuatu yg saya sebutkan diatas, dan anda tahu anda bisa menolongnya, anda akan melihat bahwa pertolongan tsb akan dikembalikan dua kali lipat.

Hari ini, bola PERSAHABATAN ada dilapangan anda, kirim ini kepada orang yang benar2 sahabat anda (termasuk saya jika saya juga sahabat).

Juga,jangan merasa kecewa jika tidak ada seseorang yang mengirimkannya kembali kepada anda, anda akan mengetahui bahwa anda akan tetap menjaga bola untuk orang lainnya

Makna Kehidupan


Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat, mungkin kamu tidak akan pernah mulai. Mulailah sekarang...mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya.

Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai, tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya.

Perkawinan memang memiliki banyak kesusahan, tetapi kehidupan lajang juga memiliki suka-duka. Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah, dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya.

Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya. Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah hati seorang wanita.

Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga Persahabatan sejati layaknya kesehatan,nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya.

Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatimu dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya. Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga kita.Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan, tapi jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain... tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu.

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah. Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.

Karena semua manusia itu baik kalau kamu bisa melihat kebaikannya dan menyenangkan kalau kamu bisa melihat keunikannya tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.

Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan, kegunaannya terletak pada penerapan yang benar,orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal, sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.

Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja, tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta.Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.

Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.

Kamu tak bisa mengubah masa lalu....tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan.

Bila Kamu mengisi hati kamu ....dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri.

Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti kamu sudah berada dijalan yang benar menuju sukses.

Kisah Tiga Orang Tuli Dan Guru Bisu


Pada suatu ketika, hiduplah seorang penggembala miskin. Setiap hari ia menggiring domba-dombanya ke bukit mencari rumput segar. Dari sana ia memandangi desa tempat ia tinggal bersama keluarganya. Ia tuli, tetapi itu tak jadi masalah baginya. Suatu hari istrinya lupa mengirim bungkusan makan siangnya; juga tidak menyuruh anak mereka untuk membawakannya. Sampai tengah hari kiriman itu tidak datang juga. Si penggembala itu berpikir, "Aku akan pulang dan mengambilnya. Aku tidak dapat berdiam di sini sepanjang hari tanpa sepotong makanan." Namun ia tidak dapat meninggalkan domba-dombanya. Tiba-tiba ia memperhatikan seorang pemotong rumput di tepi bukit. Ia menghampirinya dan berkata, "Saudaraku, tolong jaga domba-dombaku ini dan awasi jangan sampai tersesat atau berkeliaran. Aku akan kembali ke desa karena istriku begitu bodoh lupa mengirim makan siangku."

Ternyata pemotong rumput itu juga tuli. Ia tidak mendengar satu kata pun yang diucapkan, dan sama sekali salah paham terhadap maksud si penggembala. Katanya, "Mengapa aku harus memberi rumput untuk ternakmu? Sedangkan aku sendiri memiliki seekor sapi dan dua ekor kambing di rumah. Tidakkah kau lihat, aku ini harus pergi jauh demi mencari rumput bagi ternak-ternakku. Tidak, tinggalkan aku. Aku tidak ada urusan dengan orang sepertimu yang hanya ingin enaknya sendiri mengambil milikku yang cuma sedikit ini." Ia menggerakkan tangannya dan tertawa kasar. Si penggembala tidak mendengar apa yang dikatakan oleh si pemotong rumput. Katanya, "Oh, terima kasih kawan, atas kebaikkan dan kesediaanmu. Aku akan segera kembali. Semoga keselamatan dan berkah tercurah atas dirimu. Engkau telah meringankan bebanku." Ia segera berlari ke desa menuju gubuknya yang sederhana. Di sana ia mendapati istrinya sakit demam dan sedang dirawat oleh para istri tetangga.

Kemudian, si penggembala itu mengambil bungkus makanan dan berlari kembali ke bukit. Ia menghitung domba-dombanya dengan cermat. Semuanya masih lengkap seperti semula. Ia lalu melihat si pemotong rumput masih sibuk memotong rumput segar. Si penggembala ini berkata pada dirinya sendiri, "Ah, betapa luar biasa pribadi si pemotong rumput ini. Benar-benar dapat dipercaya. Ia sudah menjaga domba-dombaku agar tidak terpencar bahkan tidak mengharapkan terima kasih dariku. Aku akan memberinya domba pincang ini. Sebenarnya domba pincang ini akan kusembelih sendiri, namun biarlah aku berikan pada si pemotong rumput itu agar bisa jadi makan malam yang lezat bagi keluargnya. Ia pun memanggul domba pincang yang dimaksud di atas bahunya, menuruni bukit dan berteriak pada si pemotong rumput, "Wahai saudaraku!, ini hadiah dariku, karena engkau telah menjaga domba-dombaku selama aku pergi. Istriku yang malang menderita demam, itulah mengapa ia tidak mengirimkan aku makan siang. Pangganglah domba ini untuk makan malammu nanti malam; lihat domba ini kakinya pincang dan memang akan aku sembelih!" Tetapi disisi lain, si pemotong rumput tidak mendengar kata-katanya dan berteriak marah, "Penggembala busuk! Aku tidak tahu apapun yang terjadi selama kau pergi. Jadi jangan salahkan aku atas kaki pincang dombamu! Sedari tadi aku sibuk memotong rumput, dan tidak tahu mengapa hal itu terjadi! Pergilah, atau aku akan memukulmu!"

Si penggembala itu amat heran melihat sikap marah si pemotong rumput, tetapi ia tidak dapat mendengarkan apa yang dikatakannya. Tiba-tiba ada seorang melintas di antara mereka dengan menunggang seekor kuda yang bagus. Si penggembala menghentikan si penunggang kuda itu dan berkata, "Tuan penunggang kuda yang mulia, aku mohon katakan padaku apa yang diucapkan oleh pemotong rumput itu. Aku ini tuli, dan tidak tahu mengapa ia menolak pemberianku berupa seekor domba ini, malah marah-marah seperti itu." Si penggembala dan si pemotong rumput mulai saling berteriak pada si penunggang kuda untuk menjelaskan kemauannya masing-masing. Si penunggang kuda itu turun dan menghampiri mereka. Ternyata penunggang kuda itu pun sama tulinya. Ia tidak mendengar apa-apa yang kedua orang itu katakan. Justru, ia ini sedang tersesat dan hendak bertanya dimana dirinya saat ini. Tetapi ketika melihat sikap keras dan mengancam dari ke dua orang itu, akhirnya ia berkata, "Benar, benar, saudara. Aku telah mencuri kuda ini. Aku mengakui, tetapi aku tidak tahu kalau itu milik kalian. Maafkan aku, karena aku tidak dapat menahan diriku dan bertindak mencuri." "Aku tidak tahu apa-apa tentang pincangnya domba ini!" teriak pemotong rumput.

"Suruh ia mengatakan padaku mengapa pemotong rumput itu menolak pemberianku, " desak i penggembala, "aku hanya ingin memberikannya sebagai penghargaan tanda terima kasihku." "Aku mengaku mengambil kuda. Aku akan kembalikan kuda ini. "kata penunggang kuda," tapi aku tuli, dan tidak tahu siapa di antara kalian pemilik sesungguhnya kuda ini." Pada saat itu, dari kejauhan, tampak seorang guru tua berjalan. Si pemotong rumput lari menghampirinya, menarik jubah lusuhnya dan berkata, "Guru yang mulia, aku seorang tuli yang tidak mengerti ujung pangkal apa yang dibicarakan oleh kedua orang ini. Aku mohon kebijaksanaan anda, adili dan jelaskan apa yang mereka teriakkan." Namun, si Guru tua ini bisu dan tidak dapat menjawab, tapi ia mendatangi mereka dan memandangi ketiga orang tuli tersebut dengan penuh selidik. Sekarang ketiga orang tuli itu menghentikan teriakan mereka. Guru itu memandangi sedemikian lama dan dengan tajam, satu per satu hingga ketiga orang itu merasa tidak enak. Matanya yang hitam berkilauan menusuk ke dalam mata mereka, mencari kebenaran tentang persoalan tersebut, mencoba mendapatkan petunjuk dari situasi itu.

Tetapi ketiga orang tuli itu mulai merasa takut kalau-kalau guru tua itu menyihir mereka atau mengendalikan kemauan mereka. Tiba-tiba si pencuri kuda meloncat ke atas kuda dan memacunya kencang-kencang. Begitu juga si penggembala, segera mengumpulkan ternaknya dan menggiringnya jauh ke atas bukit. Si pemotong rumput tidak berani menatap mata guru tua itu, lalu ia mengemasi rumputnya ke dalam kantong dan mengangkatnya ke atas bahu dan berjalan menuruni bukit pulang ke rumahnya. Guru tua itu melanjutkan perjalanannya, berpikir sendiri bahwa kata-kata merupakan bentuk komunikasi yang tidak berguna, bahwa orang mungkin lebih baik tidak pernah mengucapkannya!
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger