Latest Post

Pengorbanan Sang Ibu Kijang

Written By Regina Kim on Selasa, 30 Agustus 2011 | 17.25


Seorang raja telah membiasakan diri memakan daging kijang setiap hari, sehingga tanpa daging kijang hidupnya tidak bergairah. Karena itu maka setiap hari berburu kijang dengan panahnya. Dalam perburuan itu para petani selalu dipaksa turut serta membantu, sehingga lama-kelamaan merasa keberatan, karena bagai mereka hal itu membuang waktu yang tidak berguna.

Para petani kemudian mengusulkan kepada raja, bahwa mereka akan mengusahakan suatu lapangan yang dipagar, dimana kelak kijang-kijang hasil buruan akan dikumpulkan. Dengan jalan demikian maka para petani tidak usah membuang waktu dengan sia-sia.

Raja setuju usul petani tersebut, maka kijang-kijang dari hutan dikumpulkan pada satu tempat. Tiap-tiap hari raja datang ke lapangan tersebut untuk memburu dan membunuh seekor kijang. Tentu saja tiap-tiap hari semua kijang di lapangan itu merasa gelisah apabila raja datang dengan panahnya. Maka pemimpin mereka, seekor kijang kencana, datang menghadap raja dengan usul, agar tiap-tiap hari raja mengambil saja seekor kijang untuk dibunuh di dapur istana. Dengan cara demikian maka kijang-kijang di lapangan tidak lagi menyaksikan siksaan terhadap kawan mereka. Raja setuju dan tiap-tiap hari seekor kijang diambil dibawa ke dapur istana untuk disembelih di sana.

Pada suatu hari jatuh giliran pada kijang yang sedang mengandung, yang dalam waktu singkat akan melahirkan anaknya. Kijang tersebut menghadap pimpinannya, kijang kencana, untuk meminta penundaan waktu, sampai anak yang dikandungnya lahir dan cukup kuat untuk hidup sendiri. Kijang kencana dapat menyetujui permintaan itu, dan sebagai gantinya ia menunjuk dirinya sendiri.

Ketika raja mendengar hal ini, ia sangat kagum dan karenanya ingin mengetahui apakah yang mendorong kijang kencana mau mengorbankan diri sendiri; maka dipanggilnya kijang kencana menghadap.

Kijang kencana tatkala ditanya menjelaskan bahwa soal pengorbanan memang jadi pokok kewajiban tiap-tiap makhluk hidup dalam masyarakat masing-masing. "Akan tetapi, antara pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan untuk sesama hidup, tidak ada yang dapat mengimbangi pengorbanan seorang ibu untuk anaknya. Seperti cinta seorang ibu kepada anaknya dan dengan senang hati mengorbankan segala-galanya dengan penuh cinta kasih, demikian pula O Sri Baginda, hendaknya tuan memimpin dan melindungi rakyat tuan".

Sri baginda raja merasa terharu dan tergugah hatinya, sehingga sejak hari itu beliau berjanji tidak akan memakan daging kijang lagi. Kemudian raja memerintahkan agar semua kijang di lapangan dilepas kembali ke hutan. Kijang kencana mengajukan usul lagi: "Apa manfaatnya ya Baginda raja, para kijang dilepas kembali ke hutan, jika jiwa mereka belum terjamin keselamatannya?"

Maka raja memerintahkan kepada segenap rakyat di negeri itu untuk tidak membunuh binatang. Atas perintah itu maka para petani mengajukan keberatannya, karena khawatir tanaman mereka dapat dirusak oleh binatang-binatang. Berdasarkan keputusan jalan tengah, maka petani diharuskan membuat pagar bagi tanaman mereka. Di luar pagar itu binatang tidak akan diganggu, tetapi binatang-binatang juga tidak dapat mengganggu tanaman milik petani di dalam pagar.

Kesimpulan:

Kita hidup dalam masyarakat bersama-sama dengan manusia yang lain. Kita tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan masyarakat, darimana kita merupakan salah satu anggotanya. Untuk sementara memang kita dapat melepaskan diri dari lingkungan masyarakat dengan bertapa atau istirahat, tetapi tidak lepas dari masyarakat hidup kita, baik berupa hak maupun kewajiban-kewajiban terhadap sesama.

Kewajiban terpenting ialah didasarkan atas kesadaran, bahwa masyarakat itu bukan monopoli kita sendiri, bukan hak milik kita sendiri, bahkan sebaliknya kita menjadi hak milik masyarakat.

Dari kesadaran itu timbul kewajiban kita yang pertama: menolong sesama manusia dalam masyarakat. Pertolongan ini dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk dan corak ; misalnya dokter menolong orang sakit, guru mendidik anak dan sebagainya. Pendek kata, segala pertolongan merupakan pengorbanan dari pihak yang memberikan, pengorbanan berupa waktu, uang atau jenis pertolongan lain pada kesempatan yang berbeda. Untuk dapat memberikan pertolongan kepada sesama manusia, syarat utama adalah bahwa baik jasmani maupun jiwa batinnya harus kuat dan sehat. Orang yang sakit tidak mungkin menolong orang lain.

Agama Buddha melarang orang menyiksa badannya sendiri. Orang sakit jiwa tidak berguna untuk menolong orang lain, maka jiwa harus pula dipelihara dengan baik dengan selalu menunjukkan jiwa itu ke jurusan ke atas (jurusan zenith). Apakah artinya? Manusia merupakan dwitunggal. Di satu pihak ia berdiri sebagai anggota masyarakat, di lain pihak ia merupakan suatu perseorangan yang mempunyai jiwa dan pikiran bebas.

Jika jiwa dan pikiran ini dikotori dengan, misalnya membaca buku-buku yang membahayakan jiwa dan pikiran, maka jiwa dan pikiran ditarik ke bawah, ditarik ke jurusan bumi. Maka di samping kaki menjurus ke dunia, juga kepala berada diantara kaki. Manusia yang demikian ini, jika akan menolong masyarakat, justru merupakan racun baginya. Mengapa? Karena ia selalu akan mementingkan segala sesuatu yang mempunyai hubungan erat dengan dunia, harta benda, uang dan lain sebagainya.

Memikirkan soal dan masalah-masalah memang tidak dilarang oleh agama Buddha, bahkan hal itu dianjurkan asalkan jiwa dan pikiran menuju jurusan atas, ke jurusan zenith, yakni bahwa kita selalu sadar bahwa kekayaan-kekayaan duniawi berharga, namun hanya untuk sementara waktu dan tidak untuk selamanya.

Tegasnya, segala kekayaan duniawi tidak dapat digunakan lagi jika kita sudah meninggal dunia, kecuali, jika dalam kehidupan kita, kita gunakan kekayaan-kekayaan itu untuk cita-cita yang mulia dan tinggi.

Baru, jika baik badan kasar maupun jiwa, terjamin dengan benar maka akan bermanfaatlah pertolongan manusia itu dalam masyarakat. Dalam hal ini, tepatlah istilah pengorbanan untuk sesama manusia, yang tidak bersifat sebagai suatu pemborosan. Contoh yang mulia menegenai pengorbanan yang diucapkan oleh Sang Buddha, ialah pengorbanan sang ibu demi keselamatan dan kepentingan anaknya.

(Sumber : Aneka Cerita Buddhis 1, dikutip dari Majalah Buddhis Indonesia)

Oleh : Artikel Buddhis


3 Jenis Pikiran Kita

Menarik mengamati perkataan dari Eleanor Roosevelt, mantan Presiden USA yang mengatakan : "Small Minds discuss people, Average Minds discuss events, Great Minds discuss ideas".

“Pikiran Kecil membicarakan orang. Pikiran Sedang membicarakan peristiwa. Pikiran Besar membicarakan gagasan”.Maka sebagai akibatnya ...

PIKIRAN KECIL akan menghasilkan GOSIP.

PIKIRAN SEDANG akan menghasilkan PENGETAHUAN.PIKIRAN BESAR akan menghasilkan SOLUSI.

Ketiga jenis pikiran ini ada di dalam setiap otak kita. Pikiran mana yang lebih mendominasi kita, begitulah apa yang dihasilkannya.Kalau setiap saat otak kita dipenuhi oleh Pikiran Kecil, maka kita akan selalu asyik dengan urusan orang lain, namun tidak menghasilkan apa-apa, kecuali perseteruan. Tetapi bila Pikiran Besar yang mendominasi, maka ia akan aktif menemukan terobosan baru.

PIKIRAN KECIL senang menggunakan kata tanya “SIAPA”,

PIKIRAN SEDANG senang menggunakan kata: “ADA APA”, sedangkanPIKIRAN BESAR selalu memanfaatkan kata tanya: “MENGAPA” dan “BAGAIMANA”.

Dalam melihat satu peristiwa yang sama, misalnya jatuhnya buah apel dari pohonnya, akan cenderung ditanggapi berbeda.

Si PIKIRAN KECIL akan tertarik dengan pertanyaan : “SIAPA SIH YANG KEMARIN KEJATUHAN BUAH APEL?”

Si Pikiran Sedang akan bertanya: “APAKAH SEKARANG BERARTI SUDAH MULAI MUSIM PANEN BUAH APEL ?”Sedangkan Si PIKIRAN BESAR : “MENGAPA BUAH APEL ITU JATUH KE BAWAH, BUKANNYA KE ATAS?”.

Dan pikiran yang terakhir itulah yang konon mengisnpirasi SIR ISAAC NEWTON menemukan TEORI GRAVITASInya yang terkenal. Tidak ada satupun prestasi atau karya di dunia ini yang dihasilkan oleh Pikiran Kecil.

Di samping itu, ketiga jenis pikiran ini juga mempunyai ‘MAKANAN’ FAVORIT yang berbeda.

Si PIKIRAN KECIL biasanya senang melahap TABLOID, INFOTAINMENT, KORAN MERAH

si PIKIRAN SEDANG amat berselera dengan KORAN BERITA,si PIKIRAN BESAR memilih BUKU-BUKU/ ARTIKEL yang membangkitkan INSPIRASI.

Saran Kehidupan


1. KETIKA AKAN MENIKAH
Jgn lah mencari isteri, tp carilah ibu bagi anak² kita.

Jgn lah mencari suami, tp carilah ayah bagi anak² kita.

2. KETIKA MELAMAR

Anda bkn sdg meminta kpd org tua si gadis, tp meminta kpd TUHAN melalui wali si gadis.

3. KETIKA MENIKAHAnda berdua bkn menikah di hadapan negara, ttp menikah di hadapan TUHAN.

4. KETIKA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGASadarilah bahwa jalan yg akan dilalui tdk melalui jalan bertabur bunga, ttp juga semak belukar yg penuh onak & duri.

5. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENGJgn saling berlepas tangan, tp sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.

6. KETIKA TELAH MEMILIKI ANAKJgn bagi cinta anda kpd suami/isteri dan anak Anda, ttp cintailah isteri atau suami Anda 100% & cintai anak² Anda masing² 100%.

7.KETIKA ANDA ADALAH SUAMIBoleh bermanja² kpd isteri tetapi jgn lupa utk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda.

8.KETIKA ANDA ADALAH ISTERITetaplah berjalan dgn gemulai & lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

9.KETIKA MENDIDIK ANAKJgn prnah berpikir bahwa org tua yg baik adalah org tua yg tdk prnah marah kpd anak, krn org tua yg baik adalah org tua yg jujur kpd anak.

10.KETIKA ANAK BERMASALAHYakinilah bahwa tdk ada seorang anakpun yg tdk mau bekerjasama dgn org tua, yg ada adalah anak yg merasa tdk didengar oleh org tuanya.

11.KETIKA ADA 'PIL/ Pria Idaman LainJgn diminum, cukuplah suami sbg obat.

12.KETIKA ADA 'WIL/ Wanita Idaman LainJangan dituruti, cukuplah isteri sbg pelabuhan hati.

13.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGAPilihlah potret keluarga sekolah yg berada dlm proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

14.KETIKA INGIN LANGGENG & HARMONIS

GUNAKANLAH FORMULA 7K☑
Ketakutan akan Tuhan☑
Kasih sayang☑
Kesetiaan☑
Komunikasi dialogis☑
Keterbukaan☑
Kejujuran☑ 

Kesabaran

Best HUsband Ever


Ini adalah kisah nyata di kehidupanku
Seorang suami yg kucintai yang kini telah tiada
Begitu besar pengorbanan seorang suamiku pada keluargaku
Begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku
Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.

Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah,tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah.
Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku,tak mengerti aku,dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.
Tapi kini aku tahu.
Semua ucapanku selama ini salah.dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada.
Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya.
Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.
Dia berkata, “ setiap kali kami ajak dia makan siang,mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali,alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, “ aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang.lalu bagaimana aku bisa makan siang.” Saat itu tertegun,aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga,tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”
Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat.

Teringat akan amarahku pada suamiku,aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan,dia tak pernah peduli pada anak kita. Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi, “ perusahaan kecil CV.Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera. Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa,kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran. Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin,sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu.”
Membaca itu,benar2 baru kusadari.betapa suamiku menyayangi putraku.betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.

Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, “ ibu capai?istirahat dulu saja”
Dengan kasar kukatakan, “ ya jelas aku capai,semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak,urus cucian,masak,ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik.”
Sungguh,bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya.tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami. Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku.
“pak kenapa cari klinik yang termurah?saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula”
Dan suamiku menjawab, “ tak usahlah terlalu mahal. Aku cukup saja aku ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas.”
Tuhan..Maafkan hamba Tuhan,hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini. Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada.

Saya menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang saya lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa. Hanyalah penyesalan dan tak merubah apa-apa.
Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari.
Banggalah pada suamimu,karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.
Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana.
Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu.
Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar.
Dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.

Teruntuk suamiku.
Maafkan aku sayang.
Terlambat sudah kata ini ku ucapkan.
Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu.
Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu.
Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu.
Aku bangga padamu,aku sayang padamu

‎Renungan Pagi

Written By Regina Kim on Senin, 29 Agustus 2011 | 03.09

Tidak ada manusia yang baik terus selama 1.000 hari

Tidak ada bunga yang mekar terus selama 100 hari

Waktu ada harus ingat waktu tidak ada

Waktu tidak ada jangan memaksakan kehendak

Lima godaan, Kemewahan, Harta, Nama, Kehormatan, Kecantikan

Membuat umat manusia sibuk siang dan malam

sehingga lupa siang dan malam

sehingga lupa membina diri sepanjang hidup

Saat ajal tiba penuh dengan penderitaan

baru mengeluh kepada TUHAN

Harta adalah cermin yang menyesatkan manusia

Kecantikan adalah halangan untuk pembinaan diri

Pada saat bertemu di alam baka, harta dan kecantikan pun punah

Teringat masa kecil naik kuda kayu

sekejab mata rambut sudah beruban

Apa arti uang melimpah ruah

Bertemu di alam baka dua tangan kosong belaka

Tiada manusia panjang umur ratusan tahun

Untuk apa memikirkan rencana ribuan tahun

Anak cucu punya nasib keberuntungan masing-masing

jangan jadi kuda atau sapi untuk anak cucu


Sakit yang diderita roh, tidak ada obatnya

Sakit yang diderita badan, kita bisa urus

Sakit akibat guna-guna

bisa diobati oleh para dewa & TUHAN

Sakit pada nasib

kita mohon Tuhan untuk mengobatinya

Umat manusia lahir, tua, sakit, menderita dan mati

Waktu datang tidak sadar

Waktu pergi tidak terduga

Waktu miskin ingin kaya

Setelah kaya berpikir culas

Ribuan tahun kejahatan keculasan yang utama

Ribuan kebaikkan berbakti yang utama

Kebaikkan dan kejahataan pasti ada balasnya

Datangnya cepat atau lambat

Secepatnya percaya kepada karma

Kekuasaan bisa digunakan untuk Kejahatan

Tapi apabila tidak dilakukan artinya Kebajikkan

Tenaga bisa digunakan untuk kebajikkan

Tetapi apabila tidak digunakan artinya kejahatan

Bila melakukan kebajikkan pasti bisa keluar dari lima unsur

Emas, Kayu, Api, Air, Tanah

Artinya kembali ke tempat asal

Yang lahir dulu, mati dulu

Yang mati dulu, lahir dulu

Lahir - Mati, Mati - Lahir

Tiada habisnya

Maka secepatnya kembalikan hati kepada TUHAN

Agar bisa lepas dari REINKARNASI.

Kisah Rubah dan anggur.

Written By Regina Kim on Minggu, 28 Agustus 2011 | 08.31



Suatu ketika, ada seekor rubah melihat kebun anggur yang penuh dengan anggur yang ranum sekali.

Namun ia terlalu gemuk untuk menerobos pagar. Jadi ia berpuasa selama tiga hari tiga malam untuk merampingkan diri.

Dan akhirnya dia bisa menerobos pagar juga. Di dalam dia memakan buah anggur dengan lahap sampai kenyang.

Namun, saat waktunya pulang, badannya sudah jadi gemuk kembali dan ia tak bisa melalui sela sela pagar lagi.

Jadi ia mengulangi siasat lamanya lagi. Ia tidak makan selama tiga hari tiga malam. Akhirnya ia keluar juga, tapi perutnya lapar seperti sebelumnya.

*Bukankah hidup ini begitu juga...? kita lahir telanjang dan tak membawa apa apa ketika mati. Hanya perbuatan baik yang memberi manfaat bagi kemanusiaanlah yang layak dipuji setelah seseorang mati. Kita tak dapat membawa serta ketenaran atau kekayaan yang merupakan hasil pengejaran seumur hidup kita...

Inipun akan berlalu



Seorang petani kaya mati meninggalkan kedua putranya. Sepeninggal ayahnya, kedua putra ini hidup bersama dalam satu rumah. Sampai suatu hari mereka bertengkar dan memutuskan untuk berpisah dan membagi dua harta warisan ayahnya. Setelah harta terbagi, masih tertingal satu kotak yang selama ini disembunyikan oleh ayah mereka.

Mereka membuka kotak itu dan menemukan dua buah cincin di dalamnya, yang satu terbuat dari emas bertahtakan berlian dan yang satu terbuat dari perunggu murah. Melihat cincin berlian itu, timbullah keserakahan sang kakak, dia menjelaskan, “Kurasa cincin ini bukan milik ayah, namun warisan turun-temurun dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, kita harus menjaganya untuk anak-cucu kita. Sebagai saudara tua, aku akan menyimpan yang emas dan kamu simpan yang perunggu.”

Sang adik tersenyum dan berkata, “Baiklah, ambil saja yang emas, aku ambil yang perunggu.” Keduanya mengenakan cincin tersebut di jari masing-masing dan berpisah. Sang adik merenung, “Tidak aneh kalau ayah menyimpan cincin berlian yang mahal itu, tetapi kenapa ayah menyimpan cincin perunggu murahan ini?” Dia mencermati cincinnya dan menemukan sebuah kalimat terukir di cincin itu: INI PUN AKAN BERLALU. “Oh, rupanya ini mantra ayah…,” gumamnya sembari kembali mengenakan cincin tersebut.

Kakak-beradik tersebut mengalami jatuh-bangunnya kehidupan. Ketika panen berhasil, sang kakak berpesta-pora, bermabuk-mabukan, lupa daratan. Ketika panen gagal, dia menderita tekanan batin, tekanan darah tinggi, hutang sana-sini. Demikian terjadi dari waktu ke waktu, sampai akhirnya dia kehilangan keseimbangan batinnya, sulit tidur, dan mulai memakai obat-obatan penenang. Akhirnya dia terpaksa menjual cincin berliannya untuk membeli obat-obatan yang membuatnya ketagihan.

Sementara itu, ketika panen berhasil sang adik mensyukurinya, tetapi dia teringatkan oleh cincinnya: INI PUN AKAN BERLALU. Jadi dia pun tidak menjadi sombong dan lupa daratan. Ketika panen gagal, dia juga ingat bahwa: INI PUN AKAN BERLALU, jadi ia pun tidak larut dalam kesedihan. Hidupnya tetap saja naik-turun, kadang berhasil, kadang gagal dalam segala hal, namun dia tahu bahwa tiada yang kekal adanya. Semua yang datang, hanya akan berlalu. Dia tidak pernah kehilangan keseimbangan batinnya, dia hidup tenteram, hidup seimbang, hidup bahagia.

inilah hidup sebagai manusia seperti rumput di padang yang mati dan berganti setiap waktu. Relasi bisa datang dan pergi tanpa pernah bisa berhenti. Kemanusiaan yang terbatasi oleh banyak hal. semuanya pasti akan berlalu. ada waktu untuk mencintai. ada waktunya.

Tukang Ramal yang Menangis



Terdapatlah seorang wanita tua yang disebut dengan "Tukang ramal yang menangis". Ia menangis jika hujan turun, ia menangis jika hujan tak turun

Satu hari seseorang bertanya padanya : "Nek apa yang nenek sedihkan?"

"saya punya dua orang anak perempuan. Yang sulung menjual sepatu, yang muda menjual payung"

"Jika cuaca baik, saya sedih memikirkan anak perempuan yang menjual payung. Payungnya pasti tidak laku"

"Jika hujan turun, yang sulung pasti gagal menjual sepatu. Orang tak akan ke toko sepatu jika hujan turun. Sedih aku"

Kemudian orang tersebut berkata "Jika cuaca baik, putri sulung nenek akan berhasil menjual sepatunya, dan jika turun hujan, payung putri nenek yang satunya pasti laku"

"eh, benar begitu?"

Sejak saat itu, "Tukang ramal yang menangis" tidak lagi menangis, ia tersenyum terus hari hujan atau panas

note : mendekati hati adalah mendekati kebuddhaan, apakah sesuatu itu menyenangkan atau tidak, tergantung dari sisi mana kita memandangnya

Hiu kecil dan Ikan Salmon



Untuk masakan Jepang, kita tahu bahwa ikan salmon akan lebih enak utk dinikmati jika ikan tsb masih dalam keadaan hidup saat hendak diolah utk disajikan.
Jauh lebih nikmat dibandingkan dgn ikan salmon yg sdh diawetkan dgn es.

Itu sebabnya para nelayan selalu mmasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dlm perjalanan menuju daratan salmon2 tsb tetap hidup.

Meski demikian pada kenyataannya byk salmon yg mati di kolam buatan tsb.

Bagaimana cara mereka menyiasatinya?
Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil dikolam tsb.
Ajaib !! Hiu kecil tsb ?memaksa? salmon2 itu terus bergerak agar jgn sampai dimangsa.
Akibatnya jumlah salmon yg mati justru menjadi sangat sedikit !!

Diam membuat kita mati ! Bergerak membuat kita hidup !
Barangkali kurang lebih itulah pesan moral yg dpt kita tangkap dari gambaran diatas.

Apa yg membuat kita diam?
Saat tdk ada masalah dlm hidup dan saat kita berada dlm zona nyaman.

Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena. Begitu terlenanya sehingga kita tdk sadar bahwa kita telah mati.
Ironis, bukan?

Apa yg membuat kita bergerak?
Masalah, Pergumulan dan Tekanan Hidup.
Saat masalah datang secara otomatis naluri kita membuat kita bergerak aktif dan berusaha mengatasi semua pergumulan hidup itu

Disaat saat seperti itu biasanya kita akan ingat Tuhan dan berharap kpd Tuhan. Tdk hanya itu, kita menjadi kreatif, dan potensi diri kitapun menjadi berkembang luar biasa !!

Ingatlah bahwa kita akan bisa belajar byk dlm hidup ini bukan pada saat keadaan nyaman, tapi justru pada saat kita menghadapi badai hidup.

Itu sebabnya syukurilah ?hiu kecil? yg terus memaksa kita utk bergerak dan tetap survive !

Masalah hidup adalah baik, karena itulah yg membuat kita terus bergerak?

‎~Berdamai dengan sakit~

Written By Regina Kim on Jumat, 26 Agustus 2011 | 19.53

Ada orang di Australia Barat yang bekerja di pertambangan.ia mulai bekerja pada malam hari, selalu di giliran malam,sendirian, untuk menanam bahan peledak di sana. Ia adalah ahli dalam hal peledak. Ia akan pergi ke dalam tambang memasang peledak, dan memicu peledak hingga meledak. Pagi harinya pekerja lain akan datang untuk mengais puing dan biji tambang,memasukkan ke truk untuk diangkut ke permukaan. lni adalah pekerjaan yang begitu berbahaya, hingga ia melakukannya sendirian pada malam hari ketika tak seorang pun bekerja. ia mengatakan bahwa hari itu ia telah memiliki firasat bahwa sesuatu akan terjadi malam itu, namun ia tetap pergi bekerja. la memeriksa baik-baik peledaknya, semuanya beres, seharusnya tidak berbahaya. Namun setelah memasang peledak, sebelum ia memasang alat picunya, mendadak ia mendengar suara dari arah belakangnya. ltu adalah salah satu kereta tambang. Seseorang rupanya Iupa memasang rem pada kereta ini dan kini kereta Ini menggelinding ke arahnya. la mengatakan bahwa pekerjaannya memasang peledak itu sebegitu rapinya hingga tak ada ruang untuk melompat meloloskan diri. Kereta itu menghantamnya tanpa bisa dihindarkan! Meskipun ia terlempar hingga jatuh ke rel, namun ia tak bisa merasakan kakinya. Ternyata kereta itu memutus kakinya. Ia terbaring di sana pada tengah malam dan perlu waktu beberapa Jam sebelum kelompok glliran kerja pertama menemukannya. ketika terbaring di sana, la mengatakan bahwa itu adalah salah satu perasaan paling menakjubkan yang pernah ia alami dalam hidupnya. Ia mengalami apa yang disebut pengalaman religius, karena ia melepas rasa nyerinya yang begitu dahsyat. Ketika mereka menemukannya, mereka membawanya ke rumah sakit, dan ia bertahan hidup. Ia mengatakan bahwa salah satu pekerja yang mengunjunginya belakangan adalah orang yang lalai memasang rem kereta. Ia melihat pekerja itu hilir mudik di selasar rumah sakit, takut masuk karena merasa begitu bersalah. Ia memanggil pekerja itu, ”Tidak apa-apa. Tidak masalah sama sekali. Malah aku ingin berterima kasih karena kamu memberiku pengalaman yang menakjubkan itu!' Hal ini begitu membingungkan pekerja yang lalai tadi. Ia bukannya masuk malah melarikan diri.Pekerja tambang ini berterima kasih kepada pekerja lalai tadi,yang telah memberinya pengalaman yang senilai dengan sebuah kaki: pengalaman melepas. Begitulah bagaimana kadang kita bisa menghadapi penyakit: melepas! Tentu ada hal yang bisa kita lakukan misalnya minum obat atau berolahraga, atau apa pun, kita bisa melakukan itu. Namun berdamailah dengan penyakit itu, selidikilah, amatilah. Jika tak sembuh juga, dan membawa kematian, itu pun oke juga. Bagian dari penyakit, bagian dari rasa takut akan penyakit itu, adalah rasa takut bahwa penyakit itu akan membawa kita pada kematian dan kita takut akan hal itu!

~Sumber dari Buku Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2-Ajahn Brahm~

Uang dan Batu

 
Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.


Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.


Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama.


Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.


Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan "batu" kepada kita.

‎~Sedikit ttg cowok~

Written By Regina Kim on Kamis, 25 Agustus 2011 | 18.16

Mungkin, kalian para wanita berfikir bahwa kami slalu menginginkan wanita hanya berdasar fisik saja, cantik,seksi, elegan, imut.

Tapi taukah kalian itu hanya kriteria awal saja?

Memang pada awalnya kami mendekati kalian karena faktor itu,tapi saat sdh masuk jenjang pacaran, kami jauh memilih hati kalian daripada fisik kalian.

Kami setuju dengan pendapat kalian bahwa wanita mana yg ga matre.tapi kalau dari awal kalian sudah
menunjukan kematrean kalian, kami akan berpikir 2 kali.sebab kita kaum cowo yg membiayai biaya shoping dan hidup kalian..hehe

Kalian jg bekata : co itu egois, ga perhatian, co lbh mengutamakan kerja daripada wanitanya...

Mari kita sederhanakan...

Wanita mana yg ga mau hidupnya bahagia..!
Wanita mana yg mau melarat..?

Dan pria mana yg tega melihat wanitanya menderita..!

Taukah kalian, kami mengutamakan kerja demi anak istri di masa depan..? Supaya kalian hidup bahagia..inilah bentuk perhatian kita sesungguhnya.

Mungkin kalian berpikir kita akan meninggalkanmu saat tua, karna suda ga cantik! Tapi pria itu juga punya perasaan ga hanya logika!sebab dari kalianlah kami punya keturunan.kalian yg kasih kami suport dan perhatian.kecantikan itu ga abadi, tapi perhatian dan kasih sayang yg abadi!
Ingat kah kalian? Saat kalian pergi, kami slalu berkata.
-kalo sudah sampe kasi tau ya
-hati2 d jalan
-jaga diri, bla bla..
Walau singkat, itu adalah bentuk perhatian kami dari lubuk hati yg terdalam yg hendak mengatakan..
I LOVE U..

Kami memang mengunakan logika..itu kodrat kami..tp bukan brarti kami tidak berprasaan..

kami tetap berusaha menjaga kalian dgn spnuh hati..walau kadang kami terkesan kaku
Kami tidak menuntut macam2, hanya perhatian...

kami hanya ingin yg terbaik untuk kalian..karena sebenarnya bersama kalian sudah cukup membahagiakan kami...

"Tanpa kalian kami bukanlah apa2"

Yg setuju send donk ke org laen .

Wafatnya sang cangkir


Siapakah dia?

Kitagaki pejabat Kyoto, pergi ke Vihara Tokufu di Kyoto untuk mengunjungi Keichu kepala vihara tersebut

Saat Kitagaki datang, murid Keichu yang datang menyambutnya, Kitagaki memintanya untuk menyampaikan kepada Keichu bahwa Kitagaki seorang pejabat Kyoto minta bertemu dengan Guru Keichu,

Murid : Guru, Kitagaki pejabat dari Kyoto minta bertemu,
Keichu : Suruh dia pulang, saya tak kenal pejabat manapun

Murid tersebut pun kembali dan menyampaikan pesan gurunya kepada Kitagaki
Murid : Guru saya meminta anda pulang saja karena ia tak kenal pejabat manapun

Kitagaki terkejut, lalu berkata "kalau begitu, tolong sampaikan bahwa Kitagaki ingin bertemu"

Murid tersebut pun menyampaikannya sekali lagi kepada Keichu,
tak lama Keichu keluar "Oh kamukah itu Kitagaki?Mari duduk didalam"

note : kemahsyuran, status, dan kekayaan cenderung membesarkan ego orang, akibatnya orang dibawa menyimpang seperti pengembara yang tersesat dan tak bisa kembali

~6 Jawaban Bijak~

Written By Regina Kim on Rabu, 24 Agustus 2011 | 23.47


Seorang biksu berkumpul dgn umat-umatnya, lalu beliau mengajukan 6 pertanyaan :

Pertanyaan 1 : Apa yg PALING DEKAT dgn diri kita di dunia ini ?
Umatnya ada yg menjawab : "orang tua", "biksu", "teman", "kerabatnya".
Yg paling dekat dgn kita adalah "kematian". Sebab kematian adalah PASTI adanya...

Pertanyaan 2 : Apa yg PALING JAUH dari diri kita di dunia ini ?
Umatnya ada yg menjawab : "negara Cina", "bulan", "matahari".
Yg paling benar adalah “masa lalu". Siapa pun kita, bagaimana pun kita dan betapa kayanya kita... tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita hrs menjaga hari ini, hari2 yg akan datang...

Pertanyaan 3 : Apa yg PALING BESAR di dunia ini ?
Umatnya ada yg menjawab "gunung", "bumi", "matahari".
Yg plg besar dr yg ada di dunia ini adalah"nafsu"... Banyak manusia menjadi celaka krn menuruti hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi karena itu kita hrs hati2 dgn hawa nafsu ini...

Pertanyaan 4 : "Apa yg PALING BERAT di dunia ini ?".
Di antara umatnya ada yg menjawab : "baja", "besi", "gajah", ...
Yg paling berat adalah "memegang janji"...

Pertanyaan 5 : "Apa yg PALING RINGAN di dunia ini ?"
Ada yg menjawab "kapas","angin", "debu", "daun2an"
Yg paling ringan di dunia ini adalah"Meninggalkan Ibadah"...

Lalu pertanyaan 6 : "Apakah yg PALING TAJAM di dunia ini ?.
Umatnya menjawab dgn serentak... "Pedang !"
Yg paling tajam adalah "lidah manusia" karena melalui lidah, manusia dgn mudahnya menyakiti hati, melukai perasaan...

~HUKUM KARMA~

Elang dan Srigala menjadi sahabat baik, supaya ikatan persahabatan mereka menjadi lebih akrab, mereka memutuskan tinggal bersama. Oleh sebab itu elang memilih sebuah pohon besar dan membuat sarangnya diatas pohon tersebut, sedangkan srigala tinggal disemak-semak dibawah pohon besar ini.
Mereka berdua membangun keluarga masing-masing dan melahirkan anak-anak mereka.

Pada suatu hari ketika srigala sedang pergi mencari makan, elang yang sedang kehabisan makanan, terbang turun ke semak-semak dibawah pohon dan menangkap anak srigala yang masih kecil dijadikan santapan elang sekeluarga. Ketika srigala pulang ke rumah, mengetahui ini semua adalah perbuatan elang, dia sangat sedih kehilangan anak-anaknya, tetapi hal yang paling ia sesalkan adalah karena dia sendiri tidak dapat terbang diatas langit sehingga tidak dapat mengejar dan membalas dendam kepada elang yang terbang diatas langit.

Tidak berapa lama kemudian, perbuatan jahat elang segera mendapat balasan, hukum karma berlaku. Pada suatu hari, ada sekelompok orang yang sedang berdamawisata memanggang seekor kambing guling, melihat hal tersebut elang terbang kebawah dan mencuri sepotong daging kambing guling yang masih berapi, membawanya pulang kesarangnya, pada saat ini angin berhembus dengan kencang, membawa terbang ranting kayu bakar yang masih berapi, dahan-dahan dan daun-daun kering yang berada didalam sarang segera menyala, bayi-bayi elang yang berada didalam sarang segera terpanggang mati dan terjatuh kesemak-semak dibawah pohon, srigala segera lari ke semak-semak untuk menyantap daging panggang tersebut.
=======================
Kebanyakan orang ketika berbuat jahat terhadap orang lain, selalu lupa akan menyebabkan akibat apakah terhadap diri sendiri. Didalam cerita diatas, elang yang menghianati teman akhirnya juga menerima hukum karma akibat perbuatannya. Mencelakakan orang lain berarti mencelakakan diri sendiri.

Cincin emas.

 
Seorang pemuda mendatangi Zen-sei dan bertanya, "Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk banyak tujuan lain."

Sang Guru hanya tersenyum. Ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, "Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?" Melihat cincin Zen-sei yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, "Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu." Zen-sei lalu berkata, "Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zen-sei dan melapor, "Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zen-sei, sambil tetap tersenyum arif, berkata, "Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zen-sei dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, "Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zen-sei tersenyum simpul sambil berujar lirih, "Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya "para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar" yang menilai demikian. Namun tidak bagi "pedagang emas".

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya dan itu butuh proses. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas "

Pegawai Bego

Guru Zen Jepang Gudo dan Daigu diundang untuk menemui seorang pegawai tinggi yang tertarik pada Zen.

Gudo : Bapak bijak sejak dari sananya dan mempunyai kemampuan sejak lahir untuk belajar zen.

Omong kosong! Orang goblok ini boleh saja berkedudukan tinggi, tetapi ia tak tahu apapun tentang zen.

Pegawai Tinggi: Setelah mendengar pandangan Anda berdua yang terhormat, saya kira saya tahu apa yang mesti saya lakukan.

Akhirnya, bukannya membangun Vihara untuk Gudo, pegawai tinggi itu mendirikannya untuk Daigu
dan balajar zen darinya.

Daigu tidak peduli bahwa ia sedang menghadapi seorang pegawai tinggi dan berkata jujur dan langsung dan karenanya terhormat. Tidak terpengaruh oleh bentuk luar dan tidak menyembunyikan kebaikan atau kejahatan di dalam hati inilah cara untuk dekat pada zen.

Memburu dua kelinci



Suatu hari di sebuah kuil, beberapa biksu sedang berlatih kungfu (bela diri dari Cina) di halaman kuil. Selesai latihan, seorang biksu mendatangi gurunya, dan bertanya, 'guru, saya ingin meningkatkan keahlian beladiri saya. Sambil belajar beladiri dengan guru, saya ingin belajar beladiri dengan guru lain juga. Bagaimana pendapat guru tentang ini?'

Sang guru hanya menjawab dengan sebuah kalimat, 'pemburu yang mengejar dua ekor kelinci secara bersamaan malah akan kehilangan keduanya'

Moral:
Mengejar dan mencari banyak ilmu dan pengetahuan adalah hal yang bagus dan malah dianjurkan. Namun kita juga harus menyadari batasan kemampuan kita. Apakah kita mampu menyerap secara maksimal dua atau lebih ilmu dan pengetahuan yang kita kejar secara bersamaan? Cobalah untuk fokus kepada satu pengetahuan dulu, ketika sudah menguasai baru fokus ke pengetahuan berikutnya. Hasilnya akan lebih maksimal, walaupun memakan waktu lebih lama.

ssssttt saya ga bicara apapun loh..



Suatu hari 4 orang praktisi zen yang bersahabat sedang berjalan bersama. Lalu salah satu dari mereka mengajukan ide untuk bermeditasi bersama, malam itu. Semuanya setuju. 'Tapi kita harus buat kesepakatan. Supaya meditasinya berjalan dan khidmat (khusyu), tidak boleh ada yang berbicara atau menimbulkan bunyi berisik apapun, setuju?'. Semuanya menyetujuinya.

Malam itu, seperti dijanjikan, mereka berkumpul di rumah salah satu praktisi untuk bermeditasi bersama, dengan ditemani sebatang lilin kecil.

Tiba2 angin kencang bertiup, dan memadamkan lilin kecil tersebut.

Praktisi 1: Oh tidak, lilinnya sudah mati tertiup angin....
Praktisi 2: sssstttt, bukannya kita dilarang berbicara apa2?
Praktisi 3: Mengapa kalian berdua melanggar kesepakatan kita?!?!?!
Praktisi 4: Hehehe, hanya saya yang tidak melanggar kesepakatan

Moral:
Betapa mudahnya kita 'menyoroti' kesalahan dan kelemahan orang lain, dan betapa sulitnya kita 'bercermin' kesalahan dan kelemahan diri kita sendiri. Bercermin tentang kesalahan dan kelemahan diri sendiri, adalah langkah pertama dalam proses pengembangan diri sendiri, menuju hasil yang lebih baik. Kalau langkah pertamanya saja sulit kita laksanakan, bagaimana kita mau gembar-gembor bahwa kita sedang 'berkembang' atau 'mengejar nilai kehidupan yang lebih baik' ???

Mencari Jawaban : Beban hidup


Suatu hari, seorang pemuda yang gagah namun penampilannya dekil dan bajunya compang-camping mendatangi guru Zen Wu Ji. Katanya, 'guru, saya datang dari jauh dan telah menempuh perjalanan yang sangat jauh dan berat. Saya kesepian, menderita dan sangat letih. Sepatu saya sudah sobek dan badan saya penuh luka. Ini semua saya lakukan demi mencari jawaban atas penderitaan saya. Kenapa saya belum menemukan cahaya petunjuk sedikit pun?'.

Sang guru Zen melihat pemuda ini membawa sebuah buntelan besar. 'apa isi buntelanmu itu?', tanya si guru. Jawab si pemuda, 'isinya sangat penting bagi saya. Di dalamnya ada barang2 yang mengingatkan saya pada setiap tangisan, ratapan, dan air mata saya. Benda2 ini menjadi penyemangat saya dalam menempuh perjalanan berat mencari jawaban ini'. 'Baik, sekarang ikutlah denganku', kata si guru Zen.

Mereka berjalan sebentar dan tiba di tepi sebuah sungai kecil. Di tepi sungai itu ada sebuah perahu sampan kecil. Si guru naik ke atas sampan tsb. 'naiklah', ajak si guru pada pemuda itu. Si pemuda itu pun naik ke atas sampan, dan mereka menyeberangi sungai tsb. Ketika sampai di seberang, mereka berdua turun dari sampan ke tepian. Kata si guru Zen, 'kita sudah sampai. Sekarang pikullah sampan ini, dan kita akan melanjutkan perjalanan kita'. Pemuda itu kaget dan protes, 'tapi sampan ini begitu berat, mana kuat saya memikulnya?'. 'benar sekali katamu itu. Ketika kita menyeberangi sungai, sampan ini sangat berguna dan besar artinya bagi kita. Namun ketika sudah siap meneruskan perjalanan kita berikutnya, sampan ini hanya akan menjadi beban saja. Kita harus meninggalkannya di tepi sungai, kalau tidak sampan ini hanya akan memberatkan langkah kita'.

'Begitu juga dengan kehidupan kita. Penderitaan, kesepian, kegagalan, tangisan, air mata, dan bencana, semuanya sangat berguna dalam kehidupan kita. Semua itu membuat kita tabah dan kuat menghadapi tantangan hidup di masa depan. Namun pada saat kita ingin melangkah maju, kalau kita tidak melepaskan hal2 tersebut, maka hal2 tersebut hanya akan menjadi beban langkah kita. Letakkanlah beban itu! Kehidupan akan menjadi lebih ringan.

'Sekarang letakkan tas mu di sini, dan mari kita melanjutkan perjalanan'. Si pemuda mengikuti perintah si guru, dan melanjutkan perjalanan. Beberapa jauh kemudian si guru menanyakan perasaan si pemuda ini. Jawab si pemuda, 'kini rasanya langkahku begitu ringan dan cepat. Aku baru sadar bahwa kehidupan sebenarnya bisa dijalani dengan begitu sederhana.....'

Moral:

Masa lalu tidak sama dengan masa kini dan masa depan. Masa lalu tidak terlalu penting. Yang penting adalah masa kini dan masa yang akan datang. Orang berhasil pasti pernah jatuh dan gagal dalam hidupnya, tetapi mereka tidak terus-terusan membawa beban itu di pundaknya. Jadikan masa lalu yang baik sebagai teladan, dan masa lalu yang buruk sebagai pelajaran. Namun jangan membawa-bawa masa lalu itu sendiri.

‎~Kebajikan dan Welas Asih~

Pada zaman Tiongkok Kuno ada seorang petani mempunyai seorang tetangga yang berprofesi sebagai pemburu dan mempunyai anjing-anjing yang galak dan kurang terlatih.

Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar-ngejar domba-domba petani. Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tetapi ia tidak mau peduli.
Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa kambing sehingga terluka parah.

Petani itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk pergi ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.
Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dengan hati-hati dan berkata, “Saya bisa saja menghukum pemburu itu dan memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya.
Tetapi Anda akan kehilangan seorang teman dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?”

Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.
“Baik, saya akan menawari Anda sebuah solusi yang mana Anda harus manjaga domba-domba Anda supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga Anda tetap sebagai teman.”

Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju.
Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim. Dia mengambil tiga domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada tiga anak tetangganya itu, yang mana ia menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut.
Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing pemburunya.
Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah menggangu domba-domba pak tani.
untuk mengungkapkan rasa terimakasihnya atas kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani.

Sebagai balasannya... sang petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya. Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi teman yang baik.

Sebuah ungkapan Tiongkok Kuno mengatakan, “Cara Terbaik untuk mengalahkan dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan belas kasih.

~The Power Of Dream~

Dia lahir di keluarga miskin, anak pertama dari 9 bersaudara...
Dan ayahnya hanya seorang tukang tambal ban
namun dia mempunyai mimpi setinggi langit...

Disaat kecil temannya menertawakannya karena dia miskin,
Dia drop out (DO) dari sekolahnya...

Disaat dewasa dia memulai bisnisnya, namun kemalangan terjadi...
Pabriknya hancur terkena gempa, namun dia bangkit...

Tidak lama kemudian dia berhasil membangun kembali pabriknya,
Namun bencana datang kembali...
Negaranya mengalami perang sehingga pabriknya mengalami kebangkrutan yang ke dua kali...

sehingga dia berniat menjual bisnisnya pada kompetitor namun penawarannya ditolak...
Tak lama dia jatuh sakit

Dari barang rongsokan dia memulai kembali bisnisnya..
Pelan namun pasti dia berhasil membangun kembali pabriknya.
Dan bisnisnya menjadi sukses besar...

Rongsokan dalam tangannya menjadi sebuah sepeda motor, kemudian mobil, kapal boat dan sekarang bisnisnya merambah pesawat terbang...
Mimpinya sejak kecil menjadi kenyataan...

Yah dialah Soichiro Honda, pendiri kerajaan Honda Motor...
Semua itu bisa terjadi berkat keuletan dan kerja kerasnya < serta filosofi yg kuat yaitu:

-The Power Of Dreams-

"Orang-orang hanya melihat 1% kesuksesanku, namun mereka tak melihat 99% kegagalanku"

Apa yang anda pikirkan?

Written By Regina Kim on Selasa, 23 Agustus 2011 | 19.42



Zaman dahulu kala hiduplah seorang yang pintar dan berbakat bernama Su Dong Po. Ia adalah seorang intelektual dan penyair di zaman dinasti Sung. Su Dong Po menyukai ajaran Buddha dan sering melakukan meditasi bersama temannya, seorang guru Zen bernama Fou Yin.

Suatu hari, ketika mereka selesai bermeditasi bersama, masih dalam posisi bersila, Su Dong Po bertanya kepada temannya, si guru Zen. 'Guru, dalam penglihatanmu, bagaimana rupaku sekarang?', tanya Su. Jawab si guru Zen, 'rupa anda ketika duduk bersila dengan serius mirip penampilan seorang Buddha'. Su tertawa senang sekaligus tersanjung dengan jawaban ini.

Guru Zen itu bertanya balik, 'kalau menurut anda, bagaimana rupaku sekarang?'. Su yang sudah besar kepala menjawab, 'rupa anda seperti sekumpulan kotoran yang tertumpuk jadi satu'. Walaupun jawabannya kasar, namun si guru Zen tidak protes dan tidak marah. Dia hanya diam saja.

Su yang sudah besar kepala, setiap kali bertemu orang selalu menceritakan persitiwa di atas dan mengatakan 'aku telah mengalahkan guru Zen Fou Yin yang sangat hebat'. Semua orang memuji dia.

Cerita ini akhirnya sampai ke telinga adik perempuan Su Dong Po, yaitu Su Siau Mei, yang juga seorang intelektual dan penyair terkenal. Siau Mei malah menertawakan kakaknya. 'Kak, kamu sudah kalah oleh biksu itu', kata si adik. Su Dong Po tentu saja tidak terima begitu saja kata2 adiknya. 'apa maksudmu dengan aku kalah? Mana bisa?', hardik Su Dong Po.

Siau Mei menjawab sambil tersenyum, 'dalam hati biksu itu ada Buddha, oleh sebab itu ia melihatmu seperti seorang Buddha. Sedangkan dalam hatimu penuh kotoran, maka kamu melihatnya seperti kotoran....'

Moral:

Kita adalah apa yang kita pikirkan. Kalau pikiran kita selalu negatif, maka segala sesuatu yang ada di sekitar kita akan menjadi hal yang buruk dan negatif. Dunia akan menjadi tempat yang negatif dan suram bagi kita. Sebaliknya kalau pikiran kita selalu positif, maka segala sesuatu di sekitar kita akan menjadi hal yang indah dan positif. Dunia akan menjadi tempat yang indah dan nyaman bagi kita. Karena itu untuk 'mengubah dunia', mulailah lebih dulu dengan 'mengubah pikiran' anda.

SURGA DAN NERAKA



Seorang biksu junior mendatangi gurunya. Katanya, 'guru, aku masih tidak mengerti. Dalam kitab banyak disebutkan mengenai 'surga' dan 'neraka'. Sebenarnya surga dan neraka itu ada atau tidak? Bagaimana bentuknya surga dan neraka itu?'

Sang guru menyuruhnya mengambil ember dan mengisinya dengan air sungai sampai penuh. Si biksu junior melakukan permintaan gurunya dengan penuh tanda tanya. Lalu si biksu junior kembali ke hadapan gurunya sambil menjinjing ember penuh air. 'Letakkan disitu', kata sang guru. 'Untuk apa ember air ini guru?', tanya si biksu lagi.

Kata sang guru, 'bukankah kau ingin tahu seperti apa surga dan neraka itu?'. 'Benar guru', jawab si biksu. 'Nah, kau akan menemukan surga dan neraka dalam ember air itu', jawab sang guru. Si murid yang penasaran berjongkok di depan ember, dan melihat dari dekat permukaan airnya. Tiba-tiba sang guru menenggelamkan kepala si biksu kecil ke dalam ember tersebut. Si biksu kecil meronta2 karena tidak bisa bernapas. Beberapa saat kemudian baru sang guru melepaskan kepala si biksu junior.

'Apa yang guru lakukan? Rasanya menderita sekali tenggelam dalam air itu dan tidak bisa bernapas', teriak si biksu. 'Lalu bagaimana keadaanmu sekarang?', tanya sang guru. Si biksu junior tertawa, dan berkata, 'sekarang rasanya lega sekali bisa bernapas kembali'. Kata sang guru, 'nah dalam waktu sekejap kau sudah mengelilingi surga dan neraka. Apa kau masih meragukan keberadaannya?'

Moral:

Perbedaan 'surga' dan 'neraka' sangatlah tipis. Apabila kita melihat dunia ini dari sisi positifnya, dan menikmati segala proses kehidupan kita dengan hati lapang dan senantiasa bersyukur, kehidupan ini terasa indah, nyaman dan damai, seolah di surga. Sebaliknya, kalau kita melihat dunia ini dari segala segi negatifnya, selalu menyalahkan orang lain atau keadaan, dan selalu mencari alasan dari segala permasalahan dan kegagalan kita, kehidupan kita akan penuh dengan keluhan, kesedihan, dan kesengsaraan. Masa depan kita terlihat begitu suram. Bukankah rasanya seperti hidup di neraka?

Jubah mewah



Seorang biksu dengan pakaian dekil datang memohon sumbangan ke rumah seorang saudagar kaya. Saudagar kaya itu merasa sebal dengan penampilan si biksu dan mengusirnya pergi dengan kata-kata kasar.

Beberapa hari kemudian seorang biksu besar datang dengan jubah keagamaan yang mewah dan berkilauan, memohon sedekah ke saudagar kaya tersebut. Si saudagar kaya segera menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan makanan (vegetarian tentunya) mewah untuk si biksu. Lalu ia mengajak si biksu untuk menikmati makanannya.

Si biksu menanggalkan jubah keagamaannya yang mewah, melipatnya dengan rapi dan meletakkannya di atas kursi meja makan. Katanya, 'kemarin aku datang dengan pakaian usang dan anda mengusirku. Hari ini aku datang dengan pakaian mewah, dan anda menjamuku. Tentunya makanan ini bukan untukku tapi untuk jubah ini'. Setelah berkata demikian si biksu tersebut berlalu, meninggalkan si saudagar yang kaget.

Moral: Seberapa sering kita menilai segala sesuatu dari 'kulit'nya saja? Padahal 'kulit' tidaklah sama dengan 'isi'. Bahkan seringnya 'kulit' justru berbeda jauh dengan 'isi'nya. Kulit bisa menipu, namun isinya tidaklah mungkin bisa menipu. Belajarlah melihat segala sesuatu melampaui 'kulit' dan langsung ke 'isi'.

Kisah : Xiang Tuo

Written By Regina Kim on Senin, 22 Agustus 2011 | 07.43

 
Pada zaman China kuno ada seorang anak ajaib yang sangat terkenal. Anak itu bernama Xiang Tuo. Ia sangat pintar, namun ia terkenal bukan hanya karena kepintarannya, tetapi karena Kong Zi, filsuf dari negeri China pernah belajar darinya saat usia Xiang Tuo belum genap tujuh tahun. Bahkan, Kong Zi pernah meminta Xiang Tuo menjadi gurunya.

Kong Zi pergi ke berbagai tempat dan berbagai negeri untuk mengajar. Suatu saat ketika dalam perjalanan, dari atas kereta ia menyaksikan ada tiga anak sedang bermain pasir dan membangun gunung pasir. Ia sangat tertarik menyaksikan ketiga anak itu bermain, terutama pada seorang anak yang begitu gembira dalam bermain. Anak itu sedang membuat semacam rumah yang dikelilingi benteng. Anak istimewa itu bernama Xiang Tuo.

Kereta yang ditumpangi Kong Zi harus berhenti karena Xiang Tuo bermain di jalan yang akan dilewati Kong Zi. Anak-anak itu terus bermain seolah-olah tidak ada kendaraan yang akan lewat, walau kereta Kong Zi suda ada tepat di hadapan mereka. Karena tidak ingin mengganggu kegembiraan anak-anak, Kong Zi turun dan mendekati anak-anak itu. Setelah beberapa saat Kong Zi berkata dengan lembut kepada Xiang Tuo, "Kamu bermain begitu gembira sampai tidak bisa melihat ada kereta yang mau lewat, apakah kamu tidak sadar bangunan pasirmu menghalangi jalan?"

Xiang Tuo bangkit dan balik bertanya, "Dari dulu, setahu saya, sebuah kendaraan hanya bisa melewati jalan atau mengitari sebuah kota. Di manakah ada sebuah kota khusus membuat jalan untuk sebuah kendaraan?" Kong Zi terkejut. Belum pernah seorang anak umur tujuh tahun bisa berdebat layaknya seorang ahli pikir.

Sementara anak itu terus bermain, Kong Zi berpikir. Ia lalu mendekati Xiang Tuo untuk menguji kepintarannya. "Baik, ucapanmu sungguh masuk akal dan benar. Sekarang saya ada beberapa pertanyaan, apakah kamu bisa mengingat semua pertanyaan ini dan menjawabnya dengan baik. Gunung apa yang tidak ada batunya? Kumpulan air apa yang tidak ada ikan di dalamnya? Pintu apa yang tidak bisa ditutup? Api apa yang tidak ada asapnya? Wanita macam apa yang tidak punya suami? Kapan siang hari terasa pendek? Kapan siang hari terasa panjang? Manusia apa yang tidak punya anak?" Tak terasa Kong Zi mengajukan empat puluh pertanyaan sekaligus.

Namun, Xiang Tuo mendengarkan semua pertanyaan Kong Zi. Tanpa banyak berpikir ia mulai menjawab, "Gunung pasir tidak mempunyai batu! Air minum tidak ada ikannya! Pintu yang tidak ada daun pintunya tidak bisa ditutup! Api amarah tidak ada asapnya! Siang hari terasa singkat pada musim dingin karena setelah pukul tujuh pagi baru mulai terang dan pukul empat sore sudah mulai gelap! Siang hari akan terasa lebih panjang saat musim panas, karena pukul lima pagi sudah terang dan diatas pukul delapan malam baru gelap!" Tak terasa empat puluh macam pertanyaan Kong Zi dijawabnya dengan baik dan lancar.

Semua jawaban Xiang Tuo terasa mudah bagi anak-anak sekarang, namun pada masa itu, khususnya untuk anak yang belum genap berumur tujuh tahun, itu merupakan jawaban yang luar biasa. Apa lagi, Xiang Tuo dapat mengingat semua pertanyaan itu dengan baik tanpa harus menuliskannya di buku tulis atau mencatatnya di komputer, serta dapat menjawabnya dengan urutan yang benar dan teliti. Untuk yang terakhir ini, sulit menjumpai anak sekarang bisa mengingat semua itu. Karena itu, Kong Zi mengangguk-anggukkan kepala dan berkata," Sungguh hebat dan ajaib!"

Xiang Tuo sama sekali tidak tahu bahwa yang dihadapinya adalah seorang filsuf yang sudah kesohor dan sangat disegani pada zaman itu. Xiang Tuo pun balik bertanya dengan pertanyaan yang susah dijawab dengan cepat oleh Kong Zi. Karena itu, Kong Zi berkata padanya,"Pengetahuanmu sangat luas dan dalam. Di kereta saya ada papan catur (catur China), mari ikut saya dan kita bertaruh apakah kamu bisa memenangkannya?"

Xiang Tuo sambil menggeleng-gelengkan kepala menjawab,"Aku tidak ingin bertaruh denganmu!"

Kong Zi mengernyitkan dahi dan bertanya, " Mengapa?"

Xiang Tuo menjawab, "Bertaruh adalah pekerjaan yang membosankan, karena itu tidak ada gunanya. Lagi pula bertaruh banyak ruginya daripada untungnya. Sering orang bertaruh kehilangan akal sehatnya dan tidak bisa membedakan mana yang perlu dan mana yang tidak perlu. Pendidik yang suka bertaruh akan membuatnya malas membaca buku, padahal itu penting untuk pekerjaannya. Petani yang suka bertaruh akan kurang konsentrasi untuk bercocok tanam dan hasil taninya akan jelek. Manajer yang suka bertaruh akan tidak tidak punya hati untuk menyelesaikan semua masalah kerjanya. Raja yang suka bertaruh akan mengabaikan rakyatnya!"

Kong Zi terkesima dan kagum saat mendengar semua perkataan yang menakjubkan dari Xiang Tuo. Karena itu, ia bertanya kepada Xiang Tuo, "Maukah kamu jadi guru saya?"

Sejak saat itu kepintaran dan hikmat Xiang Tuo yang tinggi terkenal ke berbagai tempat dan negeri, khususnya yang dikunjungi oleh Kong Zi. Sementara Kong Zi makin dihormati karena ia mau belajar dari seorang anak yang masih bau kencur.

-------------------

kebenaran dan pengalaman hidup bisa didapat dimana pun dan dari siapapun, tidak tergantung pada label label, pertanyaannya, jika kebenaran dan pengalaman itu datang dari musuh anda atau dari orang orang yang anda remehkan, mau kah anda dengan sukarela menerimanya?

~Jimmy Hendrix menyembuhkanQ~

Pada lain kesempatan, saya menemukan cara lain menangani
penyakit, namun bukan melalui meditasi. Ketika saya masih
mahasiswa, saya baru saja menamatkan kuliah di Cambridge,
lalu saya masuk ke Durham University di inggris Utara di jurusan
keguruan. Saya baru masuk ke asrama ketika saya mendapat
serangan flu berat. Saya tidak biasanya malas, tapi hari itu saya
benar-benar tidak bisa masuk kuliah.
Seluruh siswa di asrama itu pergi kuliah, dan sayalah satu-satunya
yang tergolek di ranjang, merasa benar—benar sakit, tidak bisa
bangkit bahkan untuk meraih secangkir teh. Merasa seperti mau 
mati, saya membatin,"Semoga malaikat maut datang ke kamarku
sekarang. Ayo datang! Datang! Datang! Ambil aku!" Saya merasa
benar-benar sakit.
Tapi ada suara ketukan di pintu, dan saya adalah Satu-Satunya
yang tertinggal di asrama itu. Saya ingin berkata, "Pergi!" Saya
tahu itu pasti bukan malaikat pencabut nyawa, sebab jika iya,
pasti sudah saya suruh masuk. Tamu itu terus mengetuk dan
mengetuk, hingga akhirnya saya bangun dan membukakan pintu.
Rupanya itu adaiah pengantar paket. Paket untuk saya, sebuah
stereo tape. Pada zaman itu,jika Anda suka musik, Anda pasti akan
punya stereo tape. Sungguh luar biasa betapa banyak pernik dan
perangkat yang harus Anda rakit agar bisa memainkan sebuah
kaset.Tidak ada ipod pada zaman itu. Stereo tape itu adalah benda
yang saya kirim dari rumah saya ke asrama ini, dan akhirnya benda
ini sampai juga!
Saya pikir, ”Wow, hebat!” Dan saya tidak menyadari apa yang
Saya lakukan karena saya begitu senang. Saya membawa paket
itu kamar saya, membongkarnya, merakitnya menjadi satu.
butuh waktu setengah jam sampai saya berhasil memasukkan
kaset pertama saya: kaset Jimmy Hendrix. Ketika alat itu mulai
memainkan lagu "Voodoo Child"; flu saya sudah lenyap total. Mata
saya kaca-kaca, namun tidak ada batuk atau ingus yang keluar
dari hidung saya.
Seperti mukjizat saja. Namun jelas sekali apa yang terjadi adalah
kebahagiaan dan kegembiraan mengalihkan batin saya dari sakit,
penyakit itu pun sembuh. Sungguh luar biasa melihat betapa
sakitnya saya sebelumnya, dan setengah jam kemudian sembuh
total. Harus saya akui, saya tidak kuliah, saya mendengarkan kaset
itu seharian. 
seperti halnya meditasi, ketika Anda merasa bahagia, tubuh Anda
rileks. Jadi kebahagiaan, kedamaian, adalah salah satu penangkal
penyakit yang hebat. Jadi, kapan pun saya membesuk pasien di
rumah sakit, saya membuat mereka tertawa, saya menceritakan
lelucon.
Sering kali hal yang kita lakukan saat membesuk orang adalah
membuat orang malah menjadl kian merana dan tambah parah
penyakitnya. Bagaimana cara membuat orang sakit makin
sengsara? Caranya, tanyakan bagaimana perasaan mereka hari
itu…

~Seputar BlackBerry~

Written By Regina Kim on Minggu, 21 Agustus 2011 | 17.40

Ada Info Bagus ni :

99% kerusakan Blackberry disebabkan karena penggunaan pelindung casing

Hasil penelitian lab RIM Canada telah membuktikan bahwa mayoritas kerusakan Blackberry diakibatkan karena penggunanya memasang pelindung seperti silicon, hard case, dan sejenisnya yg menyebabkan panas justru terperangkap didalam BB dan akibatnya komponen elektronik di dalamnya kepanasan. Hal ini makin diperparah jika pengguna mencharge BB dengan kondisi pelindung casing terpasang, karena batere yg dicharge menghasilkan panas yg bila terhambat pelepasannya akan merusak board komponen elektronik didalamnya. Komponen yang mulai rusak akan menyebabkan berbagai gejala seperti menurunnya kinerja (alias lemot) karena "memory leak" akibat chip memory yg mulai rusak kepanasan. Gejala "Hang" seperti jam pasir yg mengharuskan untuk merestart BB juga mengindikasikan jalur board komponen yg mulai rusak akibat panas.

BB seharusnya tidak membutuhkan reset/cabut batere secara berkala, bila sampai harus melakukan itu berarti komponennya mulai rusak akibat penggunaan pelindung casing.

Ketika diwawancari, manajer teknis RIM, Timothy Arthur, mengatakan bahwa penggunaan pelindung case sebenarnya menyalahi aturan, karena kalau memang BB memerlukan itu, dari pabriknya pasti sudah disertakan dalam box penjualannya.

Timothy menambahkan juga bahwa selain pelindung case silicon & hard case, leather case dgn kancing bermagnet juga merupakan "pembunuh" BB. Radiasi medan magnet pada kancing leather case sekalipun kecil, dapat membuat komponen elektronik didalamnya harus bekerja extra 20x lebih keras utk menembus medan magnet. BB yang ditempatkan di leather case dengan kancing bermagnet akan mengalami "penuaan dini" & mati total sebelum waktunya.

Semoga bermanfaat...

~3 Tombol Rahasia Blackberry~

1. Restart Tanpa Mengeluarkan Baterai

Setelah menginstal sebuah aplikasi atau ingin menjalankan layanan baru, biasanya ada beberapa penyesuaian. Nah, cara yang paling sering digunakan untuk menyelesaikannya adalah dengan me-restart BB Anda, kemudian mengeluarkan baterainya.

Tujuan cara ini sebenarnya untuk me-refresh memory BB dari awal. Namun kurang efektif dan terkesan ribet. Sebenarnya pun ada cara yang lebih mudah, yakni: tekan ALT + SHIFT KANAN + DELETE. Dengan cara ini Anda juga dapat menyegarkan memori dan me-reset BB tanpa buang-buang waktu.

2. Bersihkan Memori pada Event Log

Event log pada BlackBerry menunjukkan sistem apa saja yang sedang berjalan. Saat mengalami error, dengan melihat daftar event Log, pusat permasalahan dapat ditemukan. Makanya, cara ini juga dapat digunakan sebagai solusi saat BB error.

Cara untuk mengakses event Log, pertama kali Anda harus berada pada home screen. Tekan ALT disusul mengetik 'LGLG', event log pun akan segera muncul.

Anda dapat membebaskan memori yang sedang penuh tersebut untuk mempercepat BB Anda. Caranya dengan menekan HOME dan pilih 'Clear Log'.

3. Berpindah Aplikasi

Salah satu cara cepat dan efisien dalam berpindah aplikasi adalah dengan memanfaatkan ALT + ESC keyboard BB. Fungsi fitur ini sejatinya sama seperti tombol ALT + TAB pada komputer.

Saat menjalankan sebuah aplikasi, tekan dan tahan tombol ALT dan segera disusul tombol ESCAPE (logo panah kiri sebelah kanan trackball). Dengan hanya menggoyangkan trackball ke kanan dan kiri, Anda juga dapat memilih aplikasi yang diinginkan. Sedangkan untuk masuk ke aplikasi tersebut cukup hanya dengan melepas keduanya.

Selamat mencoba.

~Cara membersihkan Event Log untuk pengguna BlackBerry Storm~

Berikut cara membersihkan Event Log untuk pengguna BlackBerry Storm:
Pertama buka Option > Screen/Keyboard, pada bagian “Portrait View Keyboard” ubah ke “SureType”.
Masih tetap di Option > Screen/Keyboard, ubah salah satu shortcut Convenience Key (Left/Right terserah anda) open salah satu Convenience Key tersebut ke Virtual Keyboard.
Save semua settingan tersebut lalu kembali ke layar homescreen.
Pada layah homescreen, tekan salah satu Left/Right Convenience Key tadi yang anda gunakan sebagai shortcut ke Virtual Keyboard.
Setelah Virtual Keyboard dalam bentuk SureType tadi terbuka, klik dan tahan !?123 (Tombol sebelah kiri paling bawah) lalu ketik , 5 , 5 (Koma Lima Koma Lima) secara berurutan.
Setelah Event Log muncul, klik menu dan pilih Clear Log untuk membersihkan Event Log pada BlackBerry Storm anda.
Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : Creating Website | Kisah Motivasi Hidup | Kisah Motivasi Hidup
Copyright © 2011. Kisah Motivasi Hidup - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Kisah Motivasi Hidup
Proudly powered by Blogger